Anda di halaman 1dari 56

SKRIPSI

APLIKASI PROBIOTIK DENGAN KOSENTRASI YANG


BERBEDATERHADAP PERTUMBUHAN UDANG
VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei)

SURATMAN
NIM 105940057611

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
APLIKASI PROBIOTIK DENGAN KOSENTRASI YANG
BERBEDATERHADAP PERTUMBUHAN UDANG
VANNAMEI (Litopenaeus Vannamei)

SKRIPSI

Salah satu syarat untuk mempeoleh galar sarjana perikanan strata satu
(S-1)

SURARMAN
NIM 105940057611

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2015
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Aplikasi probiotik dengan kosentrasi yang berbeda terhadap


Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei)
Nama : Suratman
Stambuk : 105940057611
Program Studi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Telah Diperiksa dan Disetujui :

Pembimbing I Pembimbing II

H. Burhanuddin, S.Pi.,MP Abdul Malik,


S.Pi.,M.Si
NIBM. NIBM . 1117579

Diketahui :

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Jurusan

Ir. H. Saleh Molla, MM Murni, S.pi.,M.si


NIBM. 675040 NIBM. 889106
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI

Judul : Aplikasi probiotik dengan kosentrasi yang berbeda


terhadap
Pertumbuhan Udang Vannamei (Litopenaeus Vannamei)
Nama : Suratman
Stambuk : 105940057611
Program Studi : Budidaya Perairan

Fakultas : Pertanian

Panitia Ujian :

Nama Tanda Tangan

1. H. Burhanuddin,S.pi.,MP (.....................................)

Pembimbing I

2. Abdul Malik, S.Pi.,M.Si (.....................................)

Pembimbing II

3. Ir. Darmawati, M.Si

Penguji I

4. Dr. Abdul Haris Sambu, S.Pi.,M.Si (.....................................)

Penguji II
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berudul Aplikasi

probiotik dengan kosentrasi yang berbeda terhadap pertumbuhan udang vannamei

(litopenaeus vanname)i. adalah karya saya dengan arahan dari komisi

pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi

manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbikan

maupun tidak diterbikankan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan

dicantumkan dalam daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini

Makassar, September 2015

Suratman
105940057611
MOTTO

Ku olah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea,


kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya,
gelar sarjana kuterima, orangtua,c pun bahagia.

Jadilah seperti karang di lautan yang kuat dihantam ombak


dan kerjakanlah hal yang bermanfaat untuk diri sendiri dan orang lain,
karena hidup hanyalah sekali. Ingat hanya pada Allah
apapun dan di manapun kita berada
kepada Dia-lah tempat meminta dan memohon
..

Kupersembahkan skripsi ini


untuk Bapak dan ibu ku Serta
dan Adik-adikku tercinta
sebagai rasa hormat dan terima kasihku
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Suratman, lahir di Bima 02 April 1993, Ayah Iliyas dan Ibu Juhrah

merupakan anak ke satu dari tiga bersaudara.

Pendidikan formal yang di lalui penulis adalah Sekolah Dasar Negeri 02

Nata, tamatan 2005 kemudian melanjutkan pendidikan di Madrasa Sanawiah

Nata, tamatan pada tahun 2008 kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri

1 Palibelo, tamat pada tahun 2010 dan masuk di perguruan Tinggi pada tahun

2011. Tugas Akhir dalam Pendidikan Tinggi diselesaikan dengan Skripsi yang

berjudul “Aplikasi probiotik dengan kosentrasi yang terhadap pertumbuhan

udang vannamei (litopenaeus vannamei)”


ABSTRAK
Penggunaan probiotik sebagai upaya untuk memperbaiki lingkungan budidaya
dan menekan penyakit ternyata terbukti dapat membantu mengatasi sebagian
masalah dalam budidaya udang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kosentrasi probiotik yang tepat pada pemeliharaan udang vanannamei dan melihat
efeknya terhadap kialitas air, pertumbuhan, sintasan, dan produksi udang
vannamea. Penelitian dilakukan dengan skala laboratorium dengan menggunakan
12 akuarium yang berukuran 30 x 25 cm dengan volume air 25 liter setiap
akuarium di isi udang yang berukuran dengan padat tebar 20 ekor. Probioti di
campur denga pakan dan di beri 4 kali sehari dengan kosentrasi sesuai perlakuan
yaitu A=3 PPM, B=4 PPM, C=5 PPM dan D kontrol yang di set dalam rancangan
acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Selama pemeliharaan
udang di deri pakan sebanyak 5% dari total biomassa dengan frekuensi 4 kali/hari
hasil penelitian menujukan bahwa pemberian probiotik dengan kosentrasi yang
berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuan dan sintasan udang vannamae
walaupun tidak berpengaruh nyata terhadap kualitas air.kualitas air yang di
peroleh masih dalam kisaran yang layak untuk kehidupan udang vannamei.
Terdapat kecenrungan pertumbuhan dan sintasan lebih tinggi pada perlakuan yang
menggunakan probiotik dibandingkan kontrol.
KATA KUNCI: Probiotik, pertumbukan, sintasan , litopenaeus vannamei
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan Skripsi ini yang

berjudul “Aplikasi Probitik denngan Konsentrasi Yang Berbeda pada Prtumbuhan

Udang Vannamae (litopenaus vannamae) Di Kabupaten Barru”

Salam saerta salawat kepada sang revolusi sejati yaitu, Nabiallah

Muhammad SAW, yang telah memperjuangkan nasib umatnya dari alam

kegelapan menuju alam kebenaran dari alam kebodohan menuju alam intelektual,

sehingga kita bisa melanjutkan pendidikan kita sampai sekarang.

Keberhasilan penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan

dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama

bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing yang telah

memberikan saya dukungan dan semangat terbesar dalam menyelesaikan Skripsi

ini dan saya ucapankan terimakasih yang takterhingga pula kepada:

1. Kedua orang tua penulis, ayahnda Iliyas dan ibunda Juhrah, serta kakak-

kakak tersayang Thoha, Haedin, dan Andi serta keluarga besar kami,

terima kasih atas do’a dan dukungan baik moril maupun materil yang

sangat besar artinya bagi perjalanan hidup penulis.

2. Bapak Ir H. Saleh Molla, MM Selaku dekan Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah menyediakan sarana dan

prasarana perkuliahan.
3. H. Burhanuddin, S.Pi.,MP. selaku dosen pembimbing I, Dan Abdul Malik,

S.Pi.,M.Si. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dalam proses pembuatan Skripsi ini.

4. Seluruh Dosen di Prodi Budidaya Perairan (BDP) atas perhatian dan

bantuannya selama penulis menempuh studi.

5. Rekan-rekan satu angkatan (BDP 011), dan rekan-rekan lain-lainnya yang

telah banyak membatu penulis sehingga terselesainya Skripsi ini.

Kepada semua pihak yang telah membantu, saya tidak bisa membalas jasa
yang telah diberikan kepada saya, hanya kepada Allah jualah kami berserah diri
semoga semua apa yang telah diberikan itu mendapat imbalan yang setimbalnya.

Akhir kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya pada masa-masa
yang akan datang, semoga Allah SWT. memberi petunjuk kepada penulis dan kita
semua. Aamiin!.

WassalamualaikumWr.Wb

Makassar, September 2015

Penulis
DAFTAR ISI

SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI v
MOTTO vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii
ABSRTAK viii
KATA PENGANTAR ix
DARTAF ISI x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Udang Vannamae 5
2.2 Probioti 6
2.3 Peranan Probiotik Dalam Budidaya 8
2.4 Pengaruh Pemberian Probiotik 10
2.5 Cara penggunaan probiotik 12
III. METODE PENELITIAN 13
3.1 Waktu dan Tempat 13
3.2 Alat dan Bahan 13
3.3 Hewan Uji 14
3.4 Metode Kerja 14
3.4.1 Perlakuan Probiotik 16
3.5 Prosedur pengambilan data pertumbuhan udang vannamae 16
3.6 Parameter Yang Diamati 17
3.7 Analisis Data 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19
4.1 Pertumbuhan 19
4.2 Sintasan 21
4.3 Kualitas air 22

V. KESIMPULAN DAN SARAN 25


5.1 Kesimpulan 25
5.2 Saran 25

DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

No. Keterangan Halaman

1. Alat 13
2. Bahan 14
3. Pertumbuhan 19
4. Sintasan 2I
5. Hasil pengukuran kualitas air 23
DAFTAR GAMBAR

No. Keterangan Halaman

1. Morfologi Udang Vanamei 5


2. Tata Letak Aquarium 15
3. Grafik pertumbu 20
21
4. Grafik Sintasan
23
5. Grafik parameter kualitas air
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Teknologi budidaya udanng vannamea terus memerlukan penelitian dan

pengembangan dari waktu kewaktu. Walaupun dalam dua dasar terakhir telah

mengalami perkembangan yang sangat pesat, namun jika dibandingkan dengan

teknologi pertanian ( misalnya hortikultura ) atau peternakan ( misalnya unggas ),

teknologi budidaya udang masih sangat jauh ketinggalan, teknologi budidaya

udang baru memasuki tahap genetic mapping ( pemetaan genetika ).

Perkembangan terakhir teknologi budidaya udang difokuskan pada genetic

improvement ( perbaikan genetika ) melalui proses seleksi induk secara ketat.

Tingkat kebersihan dari penerapan teknologi budidaya udang sangat

bergantung pada tingkat penguasaan tingkat teknologi lingkungan perairan

(sebagai tempat hidup udang ) dan biologi udang itu sendiri. Lingkungan perairan

merupakan ekosistem yang sangat kompleks, yang terdiri dari komponen biotik

dan komponen abiotik. Oleh karena itu di perlukan pemahaman yang benar

tentang ekosistem perairan (tambak) sehingga dapat senantiasa menjaga

keseimbangannya. Disamping itu,pemahaman tentang biologi udang merupakan

hal yang tidak kalah penting,mulai dari anatomi,fisiologi hingga genetiknya.

Permintaan udang jenis ini sangat besar baik di pasar lokal maupun

internasional, karena memiliki keunggulan nilai gizi yang sangat tinggi serta

memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi menyebabkan pesatnya budidaya

udang vannamea. Kehadiran udang vanamea di akui sebagai penyelamat dunia

pertambakan udang di indonesia. Petambak mulai bergairah kembali begitu juga


dengan para operator pembenih udang. Operator mulai membenihkan udang

vannamea untuk memenuhi kebutuhan petambak. Awal mula pembudidayaan

udang vannamea di lakukan di Jawa Timur dan memperoleh keuntungan yang

memuaskan sehingga petambak di luar Jaa Timur sangat antusias untuk

membudidayakan terhadap udang vannamea,bahkan hampir 90% petanbak

mengganti komoditas udang windu menjadi udang vannamea.

probiotik yang mempunyai kemampuan dalam mempertahankan kualitas air

dan menghambat pertumbuhan mikroorganisme patogen guna terciptanya sistem

budidaya udang yang berkelanjutan (Khazani, 2007).

Aplikasi probiotik dalam bidang perikanan seperti budidaya udang, saat ini

sangat diperlukan karena diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada pada

tambak super intensif. Salah satu faktor yang merupakan permasalahan yang

dapat ditemukan pada budidaya udang pada tambak super intensif yaitu jumlah

limbah organik yang sangat tinggi. Limbah organik pada tambak udang super

intensif umumnya berasal dari sisa pakan, kotoran dan metabolit udang di dasar

tambak. Pada kondisi yang demikian udang tidak dapat hidup secara optimal

karena stress dan rentan terhadap serangan penyakit, sehingga perlu upaya untuk

menguranginya dan salah satu upaya adalah penggunaan probiotik (Boyd, 1989).

Walaupun probiotik sudah diketahui sangat bermanfaat untuk diaplikasikan

pada tambak ternyata pada tingkat petani tambak mengalami kesulitan dalam

pemanfaatan probiotik. Penggunaan probiotik tersebut harus sesuai petunjuk

aplikasi dan tergantung peruntukannya, sehingga akan menambah biaya produksi


karena harga bahan baku terutama untuk perbanyakan probiotik di pasaran cukup

mahal (Gunarto, dkk., 2006).

Harga probiotik yang cukup mahal dapat ditekan dengan memperbanyak atau

memfermentasi probiotik sebelum digunakan. Juga dapat ditekan dengan

mengubah media tumbuh atau media fermentasi dari bakteri probiotik dengan

menggunakan bahan baku alami di lingkungan sekitar kegiatan budidaya yang

lebih murah dan tersedia setiap saat dalam jumlah besar. Purnomo, (2004)

menjelaskan bahwa hal ini bisa ditekan dengan cara probiotik diperbanyak

terlebih dahulu menggunakan bahan-bahan tertentu (difermentasi) sehingga

mampu meningkatkan populasi bakteri probiotik.

Hasil penelitian purnomo menunjukkan bahwa penggunaan probiotik Super NB

dengan dosis 2,5 – 3,0 l/ha diberikan 1 minggu sebelum penebaran dengan selang

waktu 7-10 hari cenderung mampu meningkatkan nilai potensial redoks sedimen

tambak, mengurangi konsentrasi ammoniak dan bahan organik total (BOT) dalam

air tambak, serta mampu menekan populasi bakteri Vibrio sp. Metoda

penggunaannya adalah melalui fementasi selama 3 hari dengan media kultur

bakteri yang terdiri dari tepung ikan, katul, yeast, molase, garam dan air tawar

yang telah dimasak.

Alternatif sumber karbohidrat yang digunakan untuk pertumbuhan bakteri

probiotik dari bahan baku alamiah harus cukup banyak tersedia dan mempunyai

harga yang terjangkau oleh petani tambak. Pemilihan terhadap sumber karbohidrat

seperti dedak, katul, tepung tapioka, sagu dan sebagainya dapat digunakan sebagai

media fermentasi untuk pertumbuhan probiotik pada tambak (Purnomo, 2004).


1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh probiatik dengan

kosentrasi yang berbeda pertumbuhan udang vannamae.

Adapun kegunaan dari penulisan proposal ini agar dapat di jadikan sebagai

penambahan wawasan mahasiswa serta acuan bagi pembudidaya udang vannamae

secara super intensif dengan menggunakan probiotik untuk pertumbuhan udang

vannamae.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Udang Vanamei (Litopenaeus vannamei)

Klasifikasi udang vanamei menurut (Haliman dan Adijaya, 2007) adalah

sebagai berikut :

Phylum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Sub-kelas : Malacostraca

Sup ordo : Eucarida

Ordo : Decapoda

Sub ordo : Dendrobranchiata

Famili : Penaeidae

Genus : Penaeus

Sub genus : Litopenaeus

Spesies : Litopenaeus vannamei

Bentuk morfologi udang vanamei adalah sebagaimana yang nampak pada

gambar 1 berikut :

Gambar 1. Morfologi udang vanamei


Secara morfologi tubuh udang vanamei dibentuk kedalam dua cabang,

exopodite dan endopodite. Perut (abdomen) terdiri atas 6 ruas, dan terdapat 5

pasang kaki renang dan sepasang uropods yang membentuk kipas bersama–sama

telson. Pada ruas kepala terdapat mata majemuk yang bertangkai. Selain itu,

memiliki 2 antena yaitu: antenna I dan antenna II. Antena I dan antenulles

mempunyai dua buah flagellata pendek berfungsi sebagai alat peraba atau

penciuman. Antena II atau antenae mempunyai dua cabang, exopodite berbentuk

pipih disebut prosantema dan endopodite berupa cambuk panjang yang berfungsi

sebagai alat perasa dan peraba. Juga, pada bagian kepala terdapat mandibula yang

berfungsi untuk menghancurkan makanan yang keras dan dua pasang maxilla

yang berfungsi membawa makanan ke mandibula. Bagian dada terdiri 8 ruas,

masing-masing mempunyai sepasang anggota badan disebut thoracopoda.

Thoracopoda 1-3 disebut maxiliped berfungsi pelengkap bagian mulut dalam

memegang makanan. Thoracopoda 4-8 berfungsi sebagai kaki jalan (periopoda);

sedangkan pada periopoda 1-3 mempunyai capit kecil yang merupakan ciri khas

udang penaeidae (Widodo dan Adijaya, 2005).

2.2 Probiotik

Probiotik adalah penggunaan mikroba hidup yang menguntungkan saluran

pencernaan hewan untuk meningkatkan kesehatan inangnya. Jadi lebih difokuskan

pada hewan/inangnya. Sejalan dengan kemajuan tehnologi, probiotik juga

dimanfaatkan dalam akuakultur. Probiotik adalah penggunaan bakteri atau

mikroba menguntungkan untuk meningkatkan kesehatan ekosistem tambak,


kesehatan udang maupun meningkatkan sistem imun dari inang (udang) dan

mengendalikan/menghambat mikroba patogen.

Menurut Poernomo, A, (2004) probiotik adalah mikroorganisme yang

memiliki kemampuan mendukung pertumbuhan dan produktifitas udang.

Penerapan probiotik pada udang selain berfungsi untuk meyeimbangkan

mikroorganisme dalam pencernaan agar tingkat serapannya tinggi, probiotik juga

bermanfaat menguraikan senyawa-senyawa sisa metabolisme dalam air . Sehingga

probiotik dapat berfungsi sebagai bioremediasi, biokontrol, imunostimulan serta

memacu pertumbuhan.

Probiotik adalah mikroba yang merupakan bahan tambahan di perairan

(Moriarty, 1998). Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan

atau bakteri heterotrofik. Bakteri heterotrofik adalah bakteri yang mengkonsumsi

oksigen untuk menghasilkan karbodioksida dan amoniak pada saat proses

oksidasi. Sedangkan bakteri autrofik nitrtiying mengkonsumsi oksigen dan

karbondioksida pada saat oksidasi amoniak dengan produk akhirnya nitrat

(Moriarni, 1996).

Tujuan utama penggunaan probiotik (kultur tunggal atau multikultur), antara

lain meningkatkan kualitas air dan dasar tambak, meningkatkan kesehatan udang

dan sebagai agent hayati (biological control agents) untuk mengendalikan

berbagai penyakit pada tambak. Probiotik adalah mikroorganisme hidup non

phatogen yang diberikan pada hewan untuk perbaikan laju pertumbuhan, efesiensi

konsumsi ransum dan kesehatan hewan. Selain itu dijelaskan bahwa probiotik

adalah feed additive berupa mikroba hidup menguntungkan yang mempengaruhi


induk semang melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran

pencernaan. Probiotik dapat berupa satu atau beberapa jenis mikroorganisme

(mikroorganisme tunggal atau kultur campuran). Spesies yang sering digunakan

adalah Lactobacillus sp., Leuconoctoc sp., Pedioccus sp.,Propinibactereium sp.

dan Bacillus sp. Dari spesies ragi meliputi Saccharomyces cerevissiae dan

Candida pintolopesi, serta jamur meliputi Aspergillus niger dan Aspegillus

oryzae. Probiotik yang biasa digunakan dalam budidaya antara lain ; Bacillus

lycheniforsis (Bakteri Nitrifikasi), merubah senyawa nitrat dasar tambak menjadi

nitrit makanan plankton, bakteri Fotosintetik (Photo synthetic bacteria),

menggunakan N – anorganik untuk mengoksidasi gas H2S menjadi sulfur melalui

proses fotosintesa.

2.3 Peranan Probiotik Dalam Budidaya

Peranan bakteri probiotik sebagai kontrol biologis pada sistem budi daya

adalah (1). Menekan pertumbuhan bakteri patogen (2.) Mempercepat degradasi

bahan organik dan limbah (3). Meningkatkan ketersediaan nutrisi esensial (4).

Meningkatkan aktivitas mikroorganisme indigenus yang menguntungkan pada

tanaman, misal Mycorriza, Rhizobium dan bakteri pelarut pospat. (5). Memfiksasi

nitrogen (6.) Mengurangi pupuk dan pestisida.

Dengan adanya probiotik maka proses degradasi bahan organik pada dasar

tambak akan lancar, sehingga menghasilkan zat-zat yang bermanfaat bagi

pertumbuhan plankton. Bahan organik yang mengalami mineralisasi oleh jasad

pengurai (probiotik) akan diubah menjadi bahan anorganik seperti nitrat dan

pospat. Bahan organik ini dapat digunakan secara langsung oleh fitoplankon
dalam air untuk kelangsungan hidupnya. Fitoplankton makanan bagi zooplankto,

sehingga jumlahnya melimpah. Hal ini menyebabkan perairan tersebut menjadi

subur. Zooplankton merupakan pakan alami bagi sebagian besar larva ikan,

termasuk larva. Dengan demikian maka ketersediaan pakan alami bagi ikan akan

tetap terjaga.

Pemberian probiotik melalui lingkungan (air dan dasar tambak) bertujuan

Memperbaiki serta mempertahankan kualitas air dan dasar tambak, mengoksidasi

senyawa organic sisa pakan, kotoran udang, plankton dan organisme mati,

menurunkan senyawa metabolit beracun (ammonia, nitirt , H2S), mempercepat

pembentukan dan kestabilan plankton, menurunkan pertumbuhan bakteri yang

merugikan, penyedia pakan alami dalam bentuk flok bakteri dan menumbuhkan

bakteri pengurai. Sedangkan pemberian bakteri melalui pakan bertujuan :

Menyeimbangkan fungsi usus sehingga mampu menekan bakteri yang merugikan,

menghasilkan enzim yang membantu sistem pencernaaan makanan, mengandung

protin yang dapat dimanfaatkan oleh ikan dan udang yang memekannya, dan

meningkatkan kekebalan tubuh udang dan ikan.

Probiotik dapat dibagi 2 kelompok yaitu ; bentuk cair merupakan mikroba

dalam bentuk suspensi (inokulan tunggal maupun multikultur) antara lain

Lactobacillus, Bacillus sp, Nitrobacteria dan bentuk padat yaitu mikroba

diinokulasi (tunggal atau multikultur) dalam media carier. (Simarmata, 2006).

Hubungan Kondisi Di Tambak dengan Jenis Bakteri Probiotik:


1. Bagian Atas air dalam kondisi aerob kelompok bakteri aerob

2. Bagian Dasar Tambak Air umumnya kekurangan Oksigen (Anaerob) kelompok

bakteri anaerob

3. Fase Awal Budidaya Populasi plankton kurang pekat Bakteri perangsang

pertumbuhan plankton

4. Fase Menjelang Panen Populasi plankton pekat bakteri pengendali

pertumbuhan plankton

2.4 Pengaruh Pemberian Probiotik

Pengaruh penggunaan probiotik adalah untuk aplikasi probiotik rutin dengan

sistem sedikit ganti air mempunyai pH cenderung tinggi, NH3 dan H2S relatif

rendah, kecerahan lebih pekat, suhu, salinitas, warna air, DO, pH, memenuhi

kebutuhan hewan yang dibudidayakan. Penggunaan probiotik pada usaha

budidaya ikan dan udang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan

antibiotik, berpengaruh nyata terhadap kelangsungan hidup, pertumbuhan, FCR

dan produksi ikan serta udang.

Menurut Simarmata (2006) mekanisme penggunaan probiotik dalam

meningkatkan kualitas air, kesehatan udang dan pengendalian secara biologis

dapat diringkas sebagai berikut :

1. Menguraikan senyawa toksis (detoksifikasi) dalam ekosistem tambak,

terutama NH3 , NO2- dan H2S dan menguraikan timbunan bahan organik dan

detritus pada dasar tambak.

2. Antagonisme yaitu mikroba tersebut menghasilkan suatu senyawa yang dapat

menghambat pertumbuhan patogen.


3. Kompetisi yaitu mikroba probiotik berkompetisi dengan mikroba patogen

dalam memanfaatkan faktor tumbuh.

4. Immunostimulan yaitu mikroba probiotik meningkatkan sistem imun dari

inang atau organisme menguntungkan dalam ekosistem tambak.

5. Meningkatkan status nutrisi yaitu mikroba probiotik meningkatkan

ketersediaan hara dan penguraian hara pada inang.

Beberapa penelitian tentang penggunaan probiotik dalam budidaya udang

antara lain; hasil penelitian Widanarni bertujuan mencari bakteri pembunuh yang

alami. Ia menemukan adanya kompetisi antara Vibrio harveyi dengan bakteri

probiotik. Kondisi ini terjadi saat Vibrio harveyi hendak melekatkan diri ke tubuh

udang. Bakteri probiotik tersebut menurut Widanarti bisa diperoleh dengan cara

menapisnya (screning) dari bakteri Vibrio juga, yang jenisnya adalah probiotik

SKT-b kepanjangan dari Skeletonema. Dari hasil penelitiannya, diketahui bahwa

kelangsungan hidup larva udang windu dengan penambahan probiotik SKT-b

menjadi lebih besar (93%) dibandingkan tanpa SKT-b (68%). Penambahan

probiotik SKT-b ternyata berhasil mengurangi populasi Vibrio harveyi di saluran

pencernaan larva udang (Widanarti, 2005).

Sementara itu Murtiati dkk (2006) melakukan penelitian tentang penggunaan

probiotik pada udang galah menjelaskan bahwa kolam perlakuan dengan

biokatalisator ikan bandeng dan probiotik EM4 (B) maupun MBPI (C)

memberikan pengaruh yang baik pada peningkatan kadar oksigen terlarut, yaitu

pada kolam perlakuan ikan bandeng dan EM4 konsentrasi tertinggi mencapai 8,24

mg/l dan pada kolam perlakuan ikan bandeng dan MBPI 5,89 mg/l. Pada
penelitian yang sama diketahui juga bahwa dengan penggunaan probiotik dapat

menurunkan konsentrasi kandungan ammonia dan nitrit pada dasar tambak.

Lingkungan yang bersih bebas dari timbunan sisa-sisa penguraian bahan

organik (Ammonia, nitrit dan asam sulfida) serta kaya akan oksigen akan sangat

membantu pertumbuhan udang dan menjaga kesehatan udang selama

pemeliharaan. Tehnik aplikasi penggunaan probiotik dalam budidaya udang

biasanya dilakukan pada saat persiapan lahan. Setelah pemberian probiotik pada

saat persiapan lahan maka probiotik dapat kembali diberikan setelah benur

ditebarkan, dan sebaiknya diberikan secara rutin.

2.5 Cara Penggunaan Probiotik

Cara penggunaan probiotik adalah ; apabila diberikan di kolom air yang

aerobik sebaiknya diencerkan dulu dengan air tambak, kemudian ditebar merata

(untuk perbaikan kualitas air). Sedangkan apabila diberikan di dasar tambak,

penggunaannya dicampur dengan subtrat pembawanya misal dengan zeolit,

caranya tuang zeolit ke dalam bak plastik campur dengan probiotik, aduk hingga

merata dan tebarkan campuran tersebut di tambak terutama dibagian yang banyak

endapan lumpur. Probiotik dapat juga digunakan dengan dicampur dengan pakan

buatan, keringkan sebentar lalu menebarkan pakan tersebut.


III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Mei 2015

dilaksanakan di Balai Penelitian dan Pengembangan Daerah (Balitbangda) yang

berlokasi di kelurahan Mallawa, Kecematan Mallusetasi, Kabupaten Barru,

Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan merupakan sarana yang sangat penting

dalam menunjang kegiatan pembesaran udang vannamei.

Tabel 1. Alat dan yang digunakan selama proses budidaya


No Alat Fungsi

1. Aerator Digunakan untuk pengaktifan probiotik


2. Botol sampel Tempat air sampel
3. Drum Plastik Kultur probiotik
4. Do Meter Digunakan untuk mengukur oksigen terlarut dan
suhu
5. Ember Sebagai tempat pakan dan pengaporitan
6. Handrepraktometer Digunakan untuk mengukur salinitas
7. Kincir Digunakan untuk mengsuplai oksigen
8. Pompa Digunakan untuk pengisian dan pengeluaran air
9. pH meter Digunakan untuk mengukur Ph tanah tambak
10. Pipet tetes Mengambil sampel air
11. Pompa air Memasukkan air ke dalam akuarium
12. Akuarium Sebagai wadah budidaya
13. Timbangan Digunakan untuk menimbang pakan
14. Zero Digunakan untuk menebar probiotik
Selain peralatan maka di butuhkan beberapa bahan yang di gunakan dalam

kegiatan pemeliharaan udang vaname. Adapun bahan yang digunakan selama

proses budidaya udang vaname berlangsung dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Bahan yang digunakan pada budidaya udang vaname di tambak secara
intensif
No. Bahan Fungsi

1. Alkohol Untuk mensterilkan alat sebelum di gunakan

2. Aquades Untuk membersihkan handrapraktometer

Untuk membersihkan alat-alat yang telah


3. Air Tawar
digunakan

4. Air Laut Sebagai media budidaya

5. Bacillus.sp Untuk menekan pertumbuhan plankton

6. Pakan Buatan Sebagai pakan udang dalam proses pemeliharaan

7. Probiotik Untuk menguraikan bahan organik pada tambak

8. Udang Vaname Organisme yang dibudidayakan

3.3. Hewan uji

Hewan uji yang digunakan adalah udang vanamei yang dibudidayakan

di tambak supra intensif.

3.4 Metode Kerja

3.4.1 Perlakuan Probiotik

Rancangan penelitian adalah metode eksperimen yang akan

menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 kali

ulangan sebagai berikut :

A. Penggunaan probiotik sebanyak 3 ppm


B. Penggunaan probiotik sebanyak 4 ppm

C. Penggunaan probiotik sebanyak 5 ppm

D. Kontrol

Rancangan Percobaan :

C1 A2 B3

A1 C2 D3

C3 B2 D1

D2 B1 A3

Gambar 2. Tata letak akuarium

Persiapan wadah, media air dan sampel

Wadah/akuarium berukuran 30x30x50 cm yang akan digunakan

disterilisasi dengan menggunakan detergen, digosok dengan sikat cuci lalu

dibilas dengan air sampai bau detergen hilang. Media air yang akan

digunakan adalah air yang sudah melalui penyaringan lalu diendapkan

(Air diklorinisasi dan dinetralkan dengan Na-Thiosulfat). Selanjutnya air

dimasukkan ke dalam akuarium dan di isi masing-masing 7 ekot/akuarium.


3.4.1 Penebaran probiotik Bacillus.sp

1. Probiotik di masukkan ke dalam blong (cergen) sesuai takaran yang telah

ditentukan.

2. Probiotik diangkut ke petakan.

3. Probiotik di tuang ke dalam baskom yang di atas rakit.

4. Dan di tebar secara merata di dalam petakan.

3.5 Prosedur pengambilan data pertumbuhan udang vannamae

1. Pengukuran pH

Tekan tombol On/Off lalu dikalibrasi dengan air aquadest sampai

menunjukkan angka stabil 7 lalu dicelupkan kedalam gelas sampel air lalu

d ayung-ayungkan sampai nilai terbaca kemudian tombol On/Off ditekan

kembali untuk menghentikan operasional alat setelah itu ujung PH pen

disemprot dengan air aquadest dan dilap dengan tissu halus.

2. pengukuran DO dan suhu

Tombol On/Off ditekan untuk menyalakan alat lalu ujung tangkai

DO meter dimasukkan kedalam petakan dan tombol Mode untuk

memasukkan nilai;

a. Nilai oksigen terlarut dinyatakan dalam satuan mg/l

b. Nilai suhu air berada pada bagian bawah layar dinyatakan dalam satuan

ºc nilai dapat ditentukan ketikan nilai pada layar stabil setelah itu

tombol On/Off ditekan kembali untuk menghentikan operasional alat

lalu ujung tangkai DO meter disemprot menggunakan detol

3. pengukuran Salitas
Air aquadest diteteskan pada kaca prisma handrefraktometer

diterwang kearah matahari atau tempat yang terang, nilai salinitas adalah

batas dari warna biru dan putih jika nilai menunjukkan angka 0 lalu

dilanjutkan ke arah berikutnya. Jika tidak menunjukkan angka 0 maka

dikalibrasi dengan obeng kecil pada kotak handrefraktometer kemudian air

sampel petakan diambil dan diteteskan dikaca prisma handrefraktometer

dan diterang kearah matahari atau tempat yang terang dan hasil

pengukuran dicatat. Kaca perisma disemprot dengan air aquadest dan dilap

dengan menggunakan tissu halus.

3.6 Parameter Yang Diamati

A. Sampling Udang (pengambilan contoh)

sampling bertujuan untuk mengetahui:

1. Bobot Udang

Cara untuk mengetahui bobot udang yaitu dengan melakukan sampling

setiap seminggu sekali dengan jala lempar disterikan terlebih dahulu dalam ember

kaporit dengan bahan kimia bewarna ungu yang disebut PK selanjutnya sesudah

itu jala dilempar masuk kedalam petakan atau tambak dengan beberapa titik

tertentu seperti empat titik atau satu titk tergantung dari kondisi tambak lalu udang

yang ada di jala di masukan kedalam wadah atau baskom besar yang berisi air,

udang di saring dengan wadah kecil yang memiliki bocoran-bocoran sehingga air

udang dapat kering kemudian udang tersebut ditimbang lalu dimasukan kedalam

baskom besar berisi air udang di hitung satu persatu dalam baskom besar setelah

itu udang dimasukan ke tambak dan hasilnya dapat diketahui.


2. Jumlah Udang Yang Hidup

Dapat diketahui dengan cara melakukan sampling pada saat panen dimana

udang yang mau di panen disampling terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah

udang yang hidup dalam tambak selama masa pemeliharaan setelah udang di

panen hasil sampling yang merupakan jumlah udang yang hidup ditambak

ditambah kan dengan jumlah udang yang di panen parsial pertama dan parsial

kedua setelah itu di hasilnya baru bisa diketahui.

3.7 Analisis Data

Kelangsungan hidup diukur dengan menggunakan rumus Effendi (1979)

sebagai berikut:

Keterangan:

SR = Survival Rate / Kelangsungan hidup (%)


Nt = Jumlah udang yang hidup pada akhir penelitian
No = Jumlah udang yang hidup pada awal penelitian

Laju pertumbuhan harian (Huisman, 1987)`

(√ )

keterangan: = Laju pertumbuhan spesifik (%)


Wt = Bobot rata-rata udang waktu ke-t (g)
Wt = Bobot rata-rata udang waktu ke-0 (g)

t = Waktu pengamatan (hari)


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pertumbuhan

Data pertumbuhan selama penelitian pada semua perlakuan tersaji pada tabel

3 sebagai berikut.

PERTUMBUHAN
Rata-rarta
PERLAKUAN ULANGAN 1 2 3 4

1 0,70 1,30 1,90 2,50 1,60


A 2 0,72 1,19 1,66 2,13 1,43
3 0,66 1,07 1,48 1,89 1,28
1,34

1 0,58 1,25 1,92 2,59 1,59


B 2 0,66 1,22 1,78 2,39 1,51
3 0,64 1,22 1,78 2,38 1,51
1,53

1 0,61 1,40 2,19 2,98 1,80


C 2 0,57 1,3 2,03 2,76 1,67
3 0,60 1,38 2,16 2,49 1,66

1,71
1 0,56 0,95 1,53 1,73 1,19
D 2 0,51 0,89 1,27 1,65 1,08
3 0,52 0,86 1,15 1,41 0,99
1,09
Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan

Tabel 3. menunjukkan bahwa rata-rata pertumbuhan udang vanamei pada

penelitian ini adalah perlakuan A bobot awal 0,69 gr bobot akhir 2,17 gr,

perlakuan B bobot awal 0,63 gr bobot akhir 2,45 gr, perlakuan C bobot awal 0,59

gr bobot akhir 2,74 gr dan perlakuan D bobot awal 0,53 gr bobot akhir 1,60 gr.

Berdasarkan analisis varians menunjukkan bahwa pemberian probiotik

dengan dosis yang berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan udang


vannamei yang dibudidaya secara super intensif. Hasil uji lanjut menunjukkan

bahwa perlakuan A (dosis 3 ppm) tidak berpengaruh terhadap perlakuan B (dosis

4 ppm), dan perlakuan perlakuan D (control), tetapi berpengaruh pada perlakuan

C (dosis 5 ppm). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.

2.5

1.5

0.5

0
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D

Gambar 3. Grafik Pertumbuhan

Berdasarkan Gambar 3, grafik pertumbuhan mutlak udang vannamei

tertinggi diperoleh pada perlakuan C (dosis 5 ppm) dan terendah pada perlakuan

D (control).

Tingginya pertumbuhan mutlak udang vannamaei pada perlakuan C,

disebabkan karena perlakuan C (dosis probiotik 5 ppm) lebih tinggi dibandingkan

dengan perlakuan A (dosis probiotik 3 ppm) dan B (dosis probiotik 4 ppm) dan D

(control) sehingga bakteri probiotik jenis Bacillus sp lebih berperan, dimana

probiotik mangandung vitamin B12 dan penicillin. Selain itu, juga dapat

memproduksi enzim yang berfungsi untuk sintetik steroid dan stabilitas yang baik

dari plasmid rekombinan (Vary, 2007).


4.2 Sintasan

Hasil pengamatan sintasan selama penelitian pada semua perlakuan

sebagaimana terlihat pada tabel 4 sebagai berikut.

Tabel 4. Data sintasan udang vannamei selama penelitian pada semua perlakuan

Perlakuan Sintasan (%) Jumlah Rata-Rata

1 2 3

A 100 100 100 300 100

B 100 100 100 300 100

C 100 100 100 300 100

D 85 75 90 250 83

Tabel 4. Data Sintasan

Berdasarkan tabel 4 diatas bahwa pemberian probiotik sangat berpengaruh

terhadap kualitas kimia air, rata-rata sintasan udang vanamei pada penelitian ini

adalah perlakuan A-B-C sebesar 100% dan perlakuan D sebesar 83%. Hal ini

menunjukkan bahwa perlakuan yang menghasilkan sintasan terendah adalah

perlakuan D. Ini disebabkan karena perlakuan D tidak diberikan Probiotik.

120

100

80

60

40

20

0
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D

Gambar 4. Grafik Sintasan


Tingginya sintasan yang diperoleh pada perlakuan A (dosis probiotik 3

gram), perlakuan B (dosis probiotik 4 gram), perlakuan C (dosis probiotik 5

gram), dibandingkan dengan D tampa pemberian probiotik (control), disebabkan

karena peranan probiotik dalam budidaya udang vannamei adalah: menekan

populasi mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam saluran pencernaan

dengan cara berkompetisi untuk menempati ruang (tempat menempel) dan

kesempatan mendapatkan nutrisi, menghasilkan senyawa anti mikroba yang

secara langsung akan menekan pertumbuhan mikroba pathogen dan mencegah

terbentuknya kolonisasi mikroba merugikan dalam sistem pencernaan hewan

inang, menghasilkan senyawa yang bersifat imunostimulan yaitu meningkatkan

sistem imun (hewan inang) dalam menghadapi serangan penyakit dengan cara

meningkatkan kadar antibodi dan aktivitas makrofag, misalnya lipo polisakarida,

glikan dan peptidoglikan. Mikroorganisme probiotik asam laktat yang diberikan

secara oral pada hewan berdarah panas dapat memicu peningkatan resistensi

terhadap infeksi enterik. Tetapi sampai saat ini masih belum jelas apakah bakteri

yang digunakan sebagai probiotik dapat memberikan efek menguntungkan

terhadap respon imun bagi hewan inang, menghasilkan senyawa yang bermanfaat

bagi hewan inang (yang diberikan probiotik) dan secara tidak langsung akan

menaikkan nilai nutrisi pakan Moriarty et al (2005).

4.3 Kualitas Air

Hasil pengukuran kualitas air selama penelitian bervariasi sebagaimana

terlihat pada Tabel 5 sebagai berikut.


PARAMETER KUALITAS AIR

No Perlakuan Do pH Suhu Salinitas Alkalinitas

1 A (3 ppm ) 4,85 7,21 27,10 25 125,33

2 B (4 ppm) 4,85 7,24 27,18 25 125,33

3 C (5 ppm) 4,87 7,26 27,14 25 126,67

4 D (Kontrol) 5,04 7,30 27,13 25 163,11

Tabel 5. Parameter Kualitas Air

Berdasarkan Tabel 5 diatas menunjukkan bahwa parameter kualitas pada

semua perlakuan masih dalam kisaran yang layak pada budidaya udang vannamei

system budidaya super intensif, walaupun data parameter kualitas perairan yang

diperoleh masih lebih rendah dibandingkan dengan control.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3. Sebagai berikut:

30

25

20 DO

15 Ph
Suhu
10
Salinitas
5

0
Perlakuan A perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D

Gambar 5. Grafik Parameter Kualitas Air

Hasil analisis varian menunjukkan bahwa pemberian dosis probiotik tidak

berpengaruh nyata (P< 0.05) terhadap DO, Ph, Suhu, dan salinitas, kecuali

parameter alkalinitas berpengaruh nyata (P>0,05).


Berdasarkan Gambar 5. diatas Menunjukkan bahwa pemberian dosis

probiotik tidak berpengaruh nyata terhadap DO, pH, Suhu, dan salinitas, tetapi

berpengaruh terhadap alkalinitas. Walaupun hasil parameter kimia perairan yang

diperoleh masih lebig rendah dari pada control, tetapi masih dalam kisaran yang

layak untuk budidaya udang vannamei di tambak super intensif. Hal ini dapat

dibuktikan dengan data pertumbuhan mutlak yang diperoleh, dimana perlakuan

lebih baik daripada kontrol.

Adapun kirasan parameter kualitas kimia perairan yang layak berdasarkan

literature Menurut Haliman dan Adijaya (2005), kadar oksigen terlarut yang baik

berkisar 4 – 6 ppm. Dalam kegiatan penelitian, nilai oksigen terlarut yang didapat

selama pemelihaan berkisar antara 4,85-5,04 0C. Kisaran pH air yang baik untuk

udang antara 7,5 – 8,5 (Haliman dan Adiwijaya, 2005). Dalam kegiatan

penelitian, nilai pH yang didapat selama pemelihaan berkisar antara7,21-7,30.

Sedangkan hasil penelitian (Haliman dan Adijaya, 2005) suhu optimal untuk

pertumbuhan udang antara 20-32 0C. Dalam kegiatan penelitian, nilai suhu yang

didapat selama pemeliharaan berkisar antara 27,10-27,18 0C. Udang vanamei

yang dipelihara ditambak akan tumbuh baik pada kisaran salinitas 5–35 ppt

(Sulistinarto 2008). Dalam kegiatan penelitian, nilai suhu yang didapat selama

pemeliharaan berkisar antara 25 ppt. Nilai optimal alkalinitas dalam perairan

adalah 90-150 ppm (Sulistinarto, 2008). Dalam kegiatan penelitian, nilai yang

didapat selama pemelihaan berkisar antara 125,33 – 163,11 ppm.


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian saya yang berjudul “aplikasi

probiotik dengan kosentrsi yang berbeda terhadap pertumbuhan Udang

Vanamei (Litopenaeus vannamei)” yang dilaksanakan di Balai Penelitian dan

Pengembangan Daerah (Balitbangda) Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi

Selatan, maka dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

1. Aplikasi probiotik terhadap pemeliharaan udang vanamei berpengaruh

nyata terhadap pertumbuhan udang Vannamei.

2. Aplikasi probiotik yang berfariasi dalam media pemeliharaan udang

vanamei berpengaruh nyata terhadap pH.

3. Aplikasi probiotik yang berfariasi dalam media pemeliharaan udang

vanamei berpengaruh nyata terhadap DO.

5.2 SARAN

Penelitian ini masih sangat terbatas untuk mendapatkan hasil yang

lebih baik diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dengan tingkat

pengaplikasian probiotik yang lebih tinggi karena ada kecenderungan lebih

tinggi probiotik lebih besar daya ikatnya terhadap amoniak, pH dan DO

sehingga dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dan komprehensif

terhadap masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA

.
Moriarti. 1996 dalam Ghorif. 2011. Pembuatan Biosurfaktan Secara
Biotransformasi Menggunakan Molasses Sebagai Media
Oleh Pseudomonas Fluorescens.
http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/52632505200908022.pdf.

Sumarwan, 2009. Aplikasi Probiotik Indigenous Spesies dan Probiotik


Komersial. Direktorat Jendral Perikanan Budidaya. Balai Besar
Pengembangan Budidaya Air Payau, Jepara
Sulistinarto. Dwi., 2008. Manajemen Pemeliharaan Budidaya Udang
Berwawasan Lingkungan . Balai Budiday, Air Payau, Jepara.
Supono 2008. Tambak Budidaya Udang
http://cester20.wordpress.com/2011/20/31/tambak-budidaya-udang.
Astri Wulandari. 2008. Pembuatan biosurfaktan secara biotransformasi
menggunakan molasses sebagai media oleh Pseudomonas fluorescens.
http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/52632505200908022.pdf

Boyd. C.E. 1989. Water Quality Management and Aeration in Sdrimp Farming.
Fisheries and allied Aquacultures Departement Series No.2. Alabama
Agramiculture Experiment Station. Auburn University. Alabama.

Haliman, R.W. & Adijaya, D.S. 2007. Udang vannamei, pembudidayaan dan
prospek pasar udang putih yang tahan penyakit. Penebar swadaya. Jakarta,
75 hlm.

Widanarni, 2005. Penapisan Bakteri Probiotik untuk Biokontrol Vibriosis pada


Larva Udang Windu: Konstruksi Penanda Molekuler dan Esei Pelekatan.
Disertasi. Institut Peranian Bogor. 268 hal.

Widodo Rubiyanto dan Dian Adijaya S. 2005. Udang Vannamei. Penebar


Swadaya. Jakarta.
L

N
Lampiran 1

PERTUMBUHAN
PERLAKUAN ULANGAN RATA-RATA
1 2 3 4
1 0,70 1,30 1,90 2,50 1,60
2 0,72 1,19 1,66 2,13 1,43
A
3 0,66 1,07 1,48 1,89 1,28
1,43
1 0,58 1,25 1,92 2,59 1,59
2 0,66 1,22 1,78 2,39 1,51
B
3 0,64 1,22 1,78 2,38 1,51
1,53
1 0,61 1,40 2,19 2,98 1,80
2 0,57 1,3 2,03 2,76 1,67
C
3 0,60 1,38 2,16 2,49 1,66
1,71
1 0,56 0,95 1,53 1,73 1,19
2 0,51 0,89 1,27 1,65 1,08
D
3 0,52 0,86 1,15 1,41 0,99
1,09
Lampiran 2

KEASAMAN (Ph) RATA-


PERLAKUAN ULANGAN
1 2 3 RATA
1 7,2 7,3 7,1 7,20
2 7,2 7,1 7,2 7,17
A
3 7,3 7,2 7,3 7,27
7,21
1 7,3 7,2 7,2 7,23
2 7,3 7,2 7,2 7,23
B
3 7,2 7,3 7,3 7,27
7,24
1 7,2 7,1 7,3 7,20
2 7,3 7,3 7,3 7,30
C
3 7,3 7,2 7,3 7,27
7,26
1 7,3 7,3 7,3 7,30
2 7,3 7,3 7,3 7,30
D
3 7,3 7,3 7,3 7,30
7,30
Lampiran 3

OKSIGEN TERLARUT
(DO) RATA-
PERLAKUAN ULANGAN
RATA
1 2 3
1 4,8 4,36 5,28 4,81
2 4,83 4,43 4,8 4,69
A
3 4,98 4,73 5,4 5,04
4,85
1 4,55 3,87 4,09 4,17
2 4,57 3,9 4,97 4,48
B
3 4,77 4,31 4,68 4,59
4,41
1 4,65 4,06 5,86 4,86
2 4,63 4,03 6,06 4,91
C
3 4,75 4,25 5,51 4,84
4,87
1 4,91 4,58 4,99 4,83
2 5,01 4,79 5,9 5,23
D
3 4,91 4,59 5,7 5,07
5,04
Lampirasn 4

SALINITAS RATA-
PERLAKUAN ULANGAN
1 2 3 RATA
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
A
3 25 25 25 25,00
25,00
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
B
3 25 25 25 25,00
25,00
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
C
3 25 25 25 25,00
25,00
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
D
3 25 25 25 25,00
25,00
Lampiran 5

SUHU RATA-
PERLAKUAN ULANGAN
1 2 3 RATA
1 27 26,7 27,3 27,00
2 27 26,8 27,7 27,17
A
3 27 26,8 27,6 27,13
27,10
1 27 26,8 28 27,27
2 27 26,7 27,7 27,13
B
3 27 26,8 27,6 27,13
27,18
1 27 26,8 27,7 27,17
2 27 26,7 27,6 27,10
C
3 27 26,8 27,7 27,17
27,14
1 27 26,8 27,7 27,17
2 27 26,8 27,7 27,17
D
3 27 26,7 27,5 27,07
27,13
Lampiran 6

SINTASAN
PERSENTASE
PERLAKUAN ULANGAN MINGGU MINGGU
(%)
AWAL TERAKHIR
1 20 20
A 2 20 20 100%
3 20 20
1 20 20
B 2 20 20 100%
3 20 20
1 20 20
C 2 20 20 100%
3 20 20
1 20 17
D 2 20 15 83%
3 20 18
Lampiran 7

PERTUMBUHAN
PERLAKUAN ULANGAN
BOBOT AWAL BOBOT TERAKHIR
1 0,7 2,50
2 0,72 2,13
A
3 0,66 1,89
0,693333333 2,17
1 0,58 2,59
2 0,66 2,39
B
3 0,64 2,38
0,63 2,45
1 0,61 2,98
2 0,57 2,76
C
3 0,6 2,49
0,59 2,74
1 0,56 1,73
2 0,51 1,65
D
3 0,52 1,41
0,53 1,60
pLampiran 3

Dokumentasi

Pencucian akuarium
Persiapan Air

Tataletak Akuarium
Persiapan Hewan Uji

Percampuran Pakan Dengan Probioti


Pengukuran suhu

Pengukur DO
Pengukuran Alkalinitas

Pengukuran pH
Pada Saat Sipon

samling

Anda mungkin juga menyukai