SURATMAN
NIM 105940057611
SKRIPSI
Salah satu syarat untuk mempeoleh galar sarjana perikanan strata satu
(S-1)
SURARMAN
NIM 105940057611
Fakultas : Pertanian
Pembimbing I Pembimbing II
Diketahui :
Fakultas : Pertanian
Panitia Ujian :
1. H. Burhanuddin,S.pi.,MP (.....................................)
Pembimbing I
Pembimbing II
Penguji I
Penguji II
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi
manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbikan
maupun tidak diterbikankan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
Suratman
105940057611
MOTTO
Suratman, lahir di Bima 02 April 1993, Ayah Iliyas dan Ibu Juhrah
Nata, tamatan pada tahun 2008 kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri
1 Palibelo, tamat pada tahun 2010 dan masuk di perguruan Tinggi pada tahun
2011. Tugas Akhir dalam Pendidikan Tinggi diselesaikan dengan Skripsi yang
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
kegelapan menuju alam kebenaran dari alam kebodohan menuju alam intelektual,
Keberhasilan penulisan Skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta arahan
dari berbagai pihak baik itu secara individu maupun secara umum terutama
bimbingan dan pengarahan yang tulus dan ikhlas dari pembimbing yang telah
1. Kedua orang tua penulis, ayahnda Iliyas dan ibunda Juhrah, serta kakak-
kakak tersayang Thoha, Haedin, dan Andi serta keluarga besar kami,
terima kasih atas do’a dan dukungan baik moril maupun materil yang
prasarana perkuliahan.
3. H. Burhanuddin, S.Pi.,MP. selaku dosen pembimbing I, Dan Abdul Malik,
Kepada semua pihak yang telah membantu, saya tidak bisa membalas jasa
yang telah diberikan kepada saya, hanya kepada Allah jualah kami berserah diri
semoga semua apa yang telah diberikan itu mendapat imbalan yang setimbalnya.
Akhir kata penulis mengharapkan semoga Skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri dan para pembaca umumnya pada masa-masa
yang akan datang, semoga Allah SWT. memberi petunjuk kepada penulis dan kita
semua. Aamiin!.
WassalamualaikumWr.Wb
Penulis
DAFTAR ISI
SAMPUL i
HALAMAN JUDUL ii
HALAMAN PENGESAHAN iii
PENGESAHAN KOMISI PENGUJI iv
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI v
MOTTO vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP vii
ABSRTAK viii
KATA PENGANTAR ix
DARTAF ISI x
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan dan Kegunaan 4
II. TINJAUAN PUSTAKA 5
2.1 Udang Vannamae 5
2.2 Probioti 6
2.3 Peranan Probiotik Dalam Budidaya 8
2.4 Pengaruh Pemberian Probiotik 10
2.5 Cara penggunaan probiotik 12
III. METODE PENELITIAN 13
3.1 Waktu dan Tempat 13
3.2 Alat dan Bahan 13
3.3 Hewan Uji 14
3.4 Metode Kerja 14
3.4.1 Perlakuan Probiotik 16
3.5 Prosedur pengambilan data pertumbuhan udang vannamae 16
3.6 Parameter Yang Diamati 17
3.7 Analisis Data 18
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 19
4.1 Pertumbuhan 19
4.2 Sintasan 21
4.3 Kualitas air 22
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
1. Alat 13
2. Bahan 14
3. Pertumbuhan 19
4. Sintasan 2I
5. Hasil pengukuran kualitas air 23
DAFTAR GAMBAR
pengembangan dari waktu kewaktu. Walaupun dalam dua dasar terakhir telah
(sebagai tempat hidup udang ) dan biologi udang itu sendiri. Lingkungan perairan
merupakan ekosistem yang sangat kompleks, yang terdiri dari komponen biotik
dan komponen abiotik. Oleh karena itu di perlukan pemahaman yang benar
Permintaan udang jenis ini sangat besar baik di pasar lokal maupun
internasional, karena memiliki keunggulan nilai gizi yang sangat tinggi serta
Aplikasi probiotik dalam bidang perikanan seperti budidaya udang, saat ini
sangat diperlukan karena diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada pada
tambak super intensif. Salah satu faktor yang merupakan permasalahan yang
dapat ditemukan pada budidaya udang pada tambak super intensif yaitu jumlah
limbah organik yang sangat tinggi. Limbah organik pada tambak udang super
intensif umumnya berasal dari sisa pakan, kotoran dan metabolit udang di dasar
tambak. Pada kondisi yang demikian udang tidak dapat hidup secara optimal
karena stress dan rentan terhadap serangan penyakit, sehingga perlu upaya untuk
menguranginya dan salah satu upaya adalah penggunaan probiotik (Boyd, 1989).
pada tambak ternyata pada tingkat petani tambak mengalami kesulitan dalam
Harga probiotik yang cukup mahal dapat ditekan dengan memperbanyak atau
mengubah media tumbuh atau media fermentasi dari bakteri probiotik dengan
lebih murah dan tersedia setiap saat dalam jumlah besar. Purnomo, (2004)
menjelaskan bahwa hal ini bisa ditekan dengan cara probiotik diperbanyak
dengan dosis 2,5 – 3,0 l/ha diberikan 1 minggu sebelum penebaran dengan selang
waktu 7-10 hari cenderung mampu meningkatkan nilai potensial redoks sedimen
tambak, mengurangi konsentrasi ammoniak dan bahan organik total (BOT) dalam
air tambak, serta mampu menekan populasi bakteri Vibrio sp. Metoda
bakteri yang terdiri dari tepung ikan, katul, yeast, molase, garam dan air tawar
probiotik dari bahan baku alamiah harus cukup banyak tersedia dan mempunyai
harga yang terjangkau oleh petani tambak. Pemilihan terhadap sumber karbohidrat
seperti dedak, katul, tepung tapioka, sagu dan sebagainya dapat digunakan sebagai
Adapun kegunaan dari penulisan proposal ini agar dapat di jadikan sebagai
vannamae.
II. TINJAUAN PUSTAKA
sebagai berikut :
Phylum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Sub-kelas : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Penaeidae
Genus : Penaeus
gambar 1 berikut :
exopodite dan endopodite. Perut (abdomen) terdiri atas 6 ruas, dan terdapat 5
pasang kaki renang dan sepasang uropods yang membentuk kipas bersama–sama
telson. Pada ruas kepala terdapat mata majemuk yang bertangkai. Selain itu,
memiliki 2 antena yaitu: antenna I dan antenna II. Antena I dan antenulles
mempunyai dua buah flagellata pendek berfungsi sebagai alat peraba atau
pipih disebut prosantema dan endopodite berupa cambuk panjang yang berfungsi
sebagai alat perasa dan peraba. Juga, pada bagian kepala terdapat mandibula yang
berfungsi untuk menghancurkan makanan yang keras dan dua pasang maxilla
sedangkan pada periopoda 1-3 mempunyai capit kecil yang merupakan ciri khas
2.2 Probiotik
memacu pertumbuhan.
(Moriarty, 1998). Umumnya bakteri probiotik terdiri dari bakteri nitrifiying dan
(Moriarni, 1996).
lain meningkatkan kualitas air dan dasar tambak, meningkatkan kesehatan udang
phatogen yang diberikan pada hewan untuk perbaikan laju pertumbuhan, efesiensi
konsumsi ransum dan kesehatan hewan. Selain itu dijelaskan bahwa probiotik
dan Bacillus sp. Dari spesies ragi meliputi Saccharomyces cerevissiae dan
oryzae. Probiotik yang biasa digunakan dalam budidaya antara lain ; Bacillus
proses fotosintesa.
Peranan bakteri probiotik sebagai kontrol biologis pada sistem budi daya
bahan organik dan limbah (3). Meningkatkan ketersediaan nutrisi esensial (4).
tanaman, misal Mycorriza, Rhizobium dan bakteri pelarut pospat. (5). Memfiksasi
Dengan adanya probiotik maka proses degradasi bahan organik pada dasar
pengurai (probiotik) akan diubah menjadi bahan anorganik seperti nitrat dan
pospat. Bahan organik ini dapat digunakan secara langsung oleh fitoplankon
dalam air untuk kelangsungan hidupnya. Fitoplankton makanan bagi zooplankto,
subur. Zooplankton merupakan pakan alami bagi sebagian besar larva ikan,
termasuk larva. Dengan demikian maka ketersediaan pakan alami bagi ikan akan
tetap terjaga.
senyawa organic sisa pakan, kotoran udang, plankton dan organisme mati,
merugikan, penyedia pakan alami dalam bentuk flok bakteri dan menumbuhkan
protin yang dapat dimanfaatkan oleh ikan dan udang yang memekannya, dan
bakteri anaerob
pertumbuhan plankton
pertumbuhan plankton
sistem sedikit ganti air mempunyai pH cenderung tinggi, NH3 dan H2S relatif
rendah, kecerahan lebih pekat, suhu, salinitas, warna air, DO, pH, memenuhi
budidaya ikan dan udang dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan
terutama NH3 , NO2- dan H2S dan menguraikan timbunan bahan organik dan
antara lain; hasil penelitian Widanarni bertujuan mencari bakteri pembunuh yang
probiotik. Kondisi ini terjadi saat Vibrio harveyi hendak melekatkan diri ke tubuh
udang. Bakteri probiotik tersebut menurut Widanarti bisa diperoleh dengan cara
menapisnya (screning) dari bakteri Vibrio juga, yang jenisnya adalah probiotik
biokatalisator ikan bandeng dan probiotik EM4 (B) maupun MBPI (C)
memberikan pengaruh yang baik pada peningkatan kadar oksigen terlarut, yaitu
pada kolam perlakuan ikan bandeng dan EM4 konsentrasi tertinggi mencapai 8,24
mg/l dan pada kolam perlakuan ikan bandeng dan MBPI 5,89 mg/l. Pada
penelitian yang sama diketahui juga bahwa dengan penggunaan probiotik dapat
organik (Ammonia, nitrit dan asam sulfida) serta kaya akan oksigen akan sangat
biasanya dilakukan pada saat persiapan lahan. Setelah pemberian probiotik pada
saat persiapan lahan maka probiotik dapat kembali diberikan setelah benur
aerobik sebaiknya diencerkan dulu dengan air tambak, kemudian ditebar merata
caranya tuang zeolit ke dalam bak plastik campur dengan probiotik, aduk hingga
merata dan tebarkan campuran tersebut di tambak terutama dibagian yang banyak
endapan lumpur. Probiotik dapat juga digunakan dengan dicampur dengan pakan
Alat dan bahan yang di gunakan merupakan sarana yang sangat penting
Tabel 2. Bahan yang digunakan pada budidaya udang vaname di tambak secara
intensif
No. Bahan Fungsi
D. Kontrol
Rancangan Percobaan :
C1 A2 B3
A1 C2 D3
C3 B2 D1
D2 B1 A3
dibilas dengan air sampai bau detergen hilang. Media air yang akan
ditentukan.
1. Pengukuran pH
menunjukkan angka stabil 7 lalu dicelupkan kedalam gelas sampel air lalu
memasukkan nilai;
b. Nilai suhu air berada pada bagian bawah layar dinyatakan dalam satuan
ºc nilai dapat ditentukan ketikan nilai pada layar stabil setelah itu
3. pengukuran Salitas
Air aquadest diteteskan pada kaca prisma handrefraktometer
diterwang kearah matahari atau tempat yang terang, nilai salinitas adalah
batas dari warna biru dan putih jika nilai menunjukkan angka 0 lalu
dan diterang kearah matahari atau tempat yang terang dan hasil
pengukuran dicatat. Kaca perisma disemprot dengan air aquadest dan dilap
1. Bobot Udang
setiap seminggu sekali dengan jala lempar disterikan terlebih dahulu dalam ember
kaporit dengan bahan kimia bewarna ungu yang disebut PK selanjutnya sesudah
itu jala dilempar masuk kedalam petakan atau tambak dengan beberapa titik
tertentu seperti empat titik atau satu titk tergantung dari kondisi tambak lalu udang
yang ada di jala di masukan kedalam wadah atau baskom besar yang berisi air,
udang di saring dengan wadah kecil yang memiliki bocoran-bocoran sehingga air
udang dapat kering kemudian udang tersebut ditimbang lalu dimasukan kedalam
baskom besar berisi air udang di hitung satu persatu dalam baskom besar setelah
Dapat diketahui dengan cara melakukan sampling pada saat panen dimana
udang yang mau di panen disampling terlebih dahulu untuk mengetahui jumlah
udang yang hidup dalam tambak selama masa pemeliharaan setelah udang di
panen hasil sampling yang merupakan jumlah udang yang hidup ditambak
ditambah kan dengan jumlah udang yang di panen parsial pertama dan parsial
sebagai berikut:
Keterangan:
(√ )
4.1 Pertumbuhan
Data pertumbuhan selama penelitian pada semua perlakuan tersaji pada tabel
3 sebagai berikut.
PERTUMBUHAN
Rata-rarta
PERLAKUAN ULANGAN 1 2 3 4
1,71
1 0,56 0,95 1,53 1,73 1,19
D 2 0,51 0,89 1,27 1,65 1,08
3 0,52 0,86 1,15 1,41 0,99
1,09
Tabel 3. Rata-rata Pertumbuhan
penelitian ini adalah perlakuan A bobot awal 0,69 gr bobot akhir 2,17 gr,
perlakuan B bobot awal 0,63 gr bobot akhir 2,45 gr, perlakuan C bobot awal 0,59
gr bobot akhir 2,74 gr dan perlakuan D bobot awal 0,53 gr bobot akhir 1,60 gr.
2.5
1.5
0.5
0
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D
tertinggi diperoleh pada perlakuan C (dosis 5 ppm) dan terendah pada perlakuan
D (control).
dengan perlakuan A (dosis probiotik 3 ppm) dan B (dosis probiotik 4 ppm) dan D
probiotik mangandung vitamin B12 dan penicillin. Selain itu, juga dapat
memproduksi enzim yang berfungsi untuk sintetik steroid dan stabilitas yang baik
Tabel 4. Data sintasan udang vannamei selama penelitian pada semua perlakuan
1 2 3
D 85 75 90 250 83
terhadap kualitas kimia air, rata-rata sintasan udang vanamei pada penelitian ini
adalah perlakuan A-B-C sebesar 100% dan perlakuan D sebesar 83%. Hal ini
120
100
80
60
40
20
0
Perlakuan A Perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D
populasi mikroba yang bersifat merugikan yang berada dalam saluran pencernaan
sistem imun (hewan inang) dalam menghadapi serangan penyakit dengan cara
secara oral pada hewan berdarah panas dapat memicu peningkatan resistensi
terhadap infeksi enterik. Tetapi sampai saat ini masih belum jelas apakah bakteri
terhadap respon imun bagi hewan inang, menghasilkan senyawa yang bermanfaat
bagi hewan inang (yang diberikan probiotik) dan secara tidak langsung akan
semua perlakuan masih dalam kisaran yang layak pada budidaya udang vannamei
system budidaya super intensif, walaupun data parameter kualitas perairan yang
30
25
20 DO
15 Ph
Suhu
10
Salinitas
5
0
Perlakuan A perlakuan B Perlakuan C Perlakuan D
berpengaruh nyata (P< 0.05) terhadap DO, Ph, Suhu, dan salinitas, kecuali
probiotik tidak berpengaruh nyata terhadap DO, pH, Suhu, dan salinitas, tetapi
diperoleh masih lebig rendah dari pada control, tetapi masih dalam kisaran yang
layak untuk budidaya udang vannamei di tambak super intensif. Hal ini dapat
literature Menurut Haliman dan Adijaya (2005), kadar oksigen terlarut yang baik
berkisar 4 – 6 ppm. Dalam kegiatan penelitian, nilai oksigen terlarut yang didapat
selama pemelihaan berkisar antara 4,85-5,04 0C. Kisaran pH air yang baik untuk
udang antara 7,5 – 8,5 (Haliman dan Adiwijaya, 2005). Dalam kegiatan
Sedangkan hasil penelitian (Haliman dan Adijaya, 2005) suhu optimal untuk
pertumbuhan udang antara 20-32 0C. Dalam kegiatan penelitian, nilai suhu yang
yang dipelihara ditambak akan tumbuh baik pada kisaran salinitas 5–35 ppt
(Sulistinarto 2008). Dalam kegiatan penelitian, nilai suhu yang didapat selama
adalah 90-150 ppm (Sulistinarto, 2008). Dalam kegiatan penelitian, nilai yang
5.1 Kesimpulan
5.2 SARAN
lebih baik diperlukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam dengan tingkat
terhadap masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
.
Moriarti. 1996 dalam Ghorif. 2011. Pembuatan Biosurfaktan Secara
Biotransformasi Menggunakan Molasses Sebagai Media
Oleh Pseudomonas Fluorescens.
http://digilib.uns.ac.id/upload/dokumen/52632505200908022.pdf.
Boyd. C.E. 1989. Water Quality Management and Aeration in Sdrimp Farming.
Fisheries and allied Aquacultures Departement Series No.2. Alabama
Agramiculture Experiment Station. Auburn University. Alabama.
Haliman, R.W. & Adijaya, D.S. 2007. Udang vannamei, pembudidayaan dan
prospek pasar udang putih yang tahan penyakit. Penebar swadaya. Jakarta,
75 hlm.
N
Lampiran 1
PERTUMBUHAN
PERLAKUAN ULANGAN RATA-RATA
1 2 3 4
1 0,70 1,30 1,90 2,50 1,60
2 0,72 1,19 1,66 2,13 1,43
A
3 0,66 1,07 1,48 1,89 1,28
1,43
1 0,58 1,25 1,92 2,59 1,59
2 0,66 1,22 1,78 2,39 1,51
B
3 0,64 1,22 1,78 2,38 1,51
1,53
1 0,61 1,40 2,19 2,98 1,80
2 0,57 1,3 2,03 2,76 1,67
C
3 0,60 1,38 2,16 2,49 1,66
1,71
1 0,56 0,95 1,53 1,73 1,19
2 0,51 0,89 1,27 1,65 1,08
D
3 0,52 0,86 1,15 1,41 0,99
1,09
Lampiran 2
OKSIGEN TERLARUT
(DO) RATA-
PERLAKUAN ULANGAN
RATA
1 2 3
1 4,8 4,36 5,28 4,81
2 4,83 4,43 4,8 4,69
A
3 4,98 4,73 5,4 5,04
4,85
1 4,55 3,87 4,09 4,17
2 4,57 3,9 4,97 4,48
B
3 4,77 4,31 4,68 4,59
4,41
1 4,65 4,06 5,86 4,86
2 4,63 4,03 6,06 4,91
C
3 4,75 4,25 5,51 4,84
4,87
1 4,91 4,58 4,99 4,83
2 5,01 4,79 5,9 5,23
D
3 4,91 4,59 5,7 5,07
5,04
Lampirasn 4
SALINITAS RATA-
PERLAKUAN ULANGAN
1 2 3 RATA
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
A
3 25 25 25 25,00
25,00
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
B
3 25 25 25 25,00
25,00
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
C
3 25 25 25 25,00
25,00
1 25 25 25 25,00
2 25 25 25 25,00
D
3 25 25 25 25,00
25,00
Lampiran 5
SUHU RATA-
PERLAKUAN ULANGAN
1 2 3 RATA
1 27 26,7 27,3 27,00
2 27 26,8 27,7 27,17
A
3 27 26,8 27,6 27,13
27,10
1 27 26,8 28 27,27
2 27 26,7 27,7 27,13
B
3 27 26,8 27,6 27,13
27,18
1 27 26,8 27,7 27,17
2 27 26,7 27,6 27,10
C
3 27 26,8 27,7 27,17
27,14
1 27 26,8 27,7 27,17
2 27 26,8 27,7 27,17
D
3 27 26,7 27,5 27,07
27,13
Lampiran 6
SINTASAN
PERSENTASE
PERLAKUAN ULANGAN MINGGU MINGGU
(%)
AWAL TERAKHIR
1 20 20
A 2 20 20 100%
3 20 20
1 20 20
B 2 20 20 100%
3 20 20
1 20 20
C 2 20 20 100%
3 20 20
1 20 17
D 2 20 15 83%
3 20 18
Lampiran 7
PERTUMBUHAN
PERLAKUAN ULANGAN
BOBOT AWAL BOBOT TERAKHIR
1 0,7 2,50
2 0,72 2,13
A
3 0,66 1,89
0,693333333 2,17
1 0,58 2,59
2 0,66 2,39
B
3 0,64 2,38
0,63 2,45
1 0,61 2,98
2 0,57 2,76
C
3 0,6 2,49
0,59 2,74
1 0,56 1,73
2 0,51 1,65
D
3 0,52 1,41
0,53 1,60
pLampiran 3
Dokumentasi
Pencucian akuarium
Persiapan Air
Tataletak Akuarium
Persiapan Hewan Uji
Pengukur DO
Pengukuran Alkalinitas
Pengukuran pH
Pada Saat Sipon
samling