Anda di halaman 1dari 9

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Hasil pengamatan pada praktikum ini tercantum pada Tabel 3.


Tabel 3. Hasil pengamatan Uji Antibiotik.
No. Gambar Pengamatan Keterangan Nilai IP
1 2 3 4
1. 1. B.3.1.1 1. –
2. B.3.1.2 2. 0,54 mm
3. Kontrol Positif
(Amoxicilin)
3. 0,85 mm
4. Kontrol Positif
(Ciproflaxacin)
5. Kontrol Negatif 4. 0,85 mm
(Akuades)
5. 0,83 mm

Escherichia coli

2. 1. B.3.1.1 1. 0,57 mm
2. B.3.1.2 2. 0,76 mm
3. Kontrol Positif 3. 0,83 mm
(Amoxicilin)
4. Kontrol Positif
4. 0,85 mm
(Ciproflaxacin)
5. Kontrol Negatif
(Akuades) 5. –

Staphylococcus auerus

B. Analisis Data

Diketahui : B (Kertas Cakram) = 5,3 mm

Ditanyakan : A (Diameter Zona Bening)?

IP (Indeks Penghambat)?
Penyelesaian :

 A = DI + DII + DIII dimana D = Su + (SN x 0,05)


3
 Indeks Penghambat (IP) = A - B
A

1. Escherichia Coli

a. Ciprofloxacin (CI)

IP = A - B = 36,34 – 5,3
A 36,34

IP = 31,04
36,34

IP = 0,85 mm

A = DI + DII + DIII
3

A = 28,25 + 43,45 + 37,32


3

A = 109
3

A = 36,34 mm

Dengan cara yang sama, diperoleh Indeks Penghambat (IP) hasil uji

antibiotik sebagai berikut.

Keterangan Indeks Penghambat


(IP)
1. B.3.1.1 1. –
2. B.3.1.2 2. 0,54 mm
3. Kontrol Positif (Amoxicilin) 3. 0,85 mm
4. Kontrol Positif (Ciproflaxacin) 4. 0,85 mm
5. Kontrol Negatif (Akuades) 5. 0,83 mm
2. Staphylococcus aureus

a. Ciprofloxacin (CI)

IP = A - B = 36,86 – 5,3
A 36,86

IP = 31,56
36,86

IP = 0,85 mm

A = DI + DII + DIII
3

A = 41,3 + 32,02 + 37,25 = 110,57


3 3

A = 36,86 mm

Dengan cara yang sama, diperoleh Indeks Penghambat (IP) hasil uji

antibiotik sebagai berikut.

Keterangan Indeks Penghambat


(IP)
1. B.3.1.1 1. 0,57 mm
2. B.3.1.2 2. 0,76 mm
3. Kontrol Positif (Amoxicilin) 3. 0,83 mm
4. Kontrol Positif (Ciproflaxacin) 4. 0,85 mm
5. Kontrol Negatif (Akuades) 5. -

C. Pembahasan

Antibiotik merupakan senyawa yang dihasilkan oleh

mikroorganisme yang dapat menghambat mikroorganisme lain yang

bersifat patogen bagi tubuh, mikroorganisme yang dapat menghasilkan

antibiotik yang telah ditemukan berasal dari bakteri. Antibiotik berupa


senyawa kimia yang diperoleh atau dibentuk oleh bakteri dimana pada

konsentrasi rendah dapat mempengaruhi pertumbuhan bakteri lain,

sehingga penggunaan antibiotik dalam bidang kesehatan diperlukan

sebagai obat untuk menyembuhkan infeksi atau mencegah infeksi dari

mikroorganisme bersifat toksik. Antibiotik salah satu golongan obat yang

digunakan untuk terapi pencegahan infeksi target antibiotik adalah

bakteri, penggunaan antibiotik untuk menghambat pertumbuhan bakteri

sangat dibutuhkan, mekanisme kerja antibiotik dapat mengganggu atau

merusak membran sel, menggangu fungsi DNA dan menghambat

metaboliseme sel mikroba.

Antibiotik sebagai obat yang dapat membunuh mikroba

penyebab infeksi pada manusia, bersifat sebagai bakteriostatik

menghambat pertumbuhan bakteri dan juga bersifat bakteriosida yaitu

dapat mematikan bakteri. Senyawa antibiotik harus memiliki sifat

toksisitas selektif setinggi mungkin terhadap target dan relatif tidak

toksik terhadap penggunanya dimana tidak bersifat alergi atau

menimbulkan efek samping bila digunakan. Penggunaan antibiotik yang

tepat dan benar seperti cara pemberian, jumlah dosis yang diberikan,

waktu pemberian, serta pemilihan obat antibiotik akan memberikan efek

yang baik bagi penyembuhan penderita. Escherichia coli dan Strepcocus

aureus termaksud bakteri bersifat patogen, sehingga dilakukan

pembuatan antibiotik yang berasal dari isolat bakteri mangrove.


Berdasarkan hasil pengamatan pada pemberian antibiotik

Amoxicilin dan Ciproflaxacin sebagai kontrol positif dan aquadest

sebagai kontrol negatif dan isolat 3.1.1 dan 3.1.2 dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Sterepcocus aureus dilakukan

pengujian diameter yaitu zona hambatan akan terlihat sebagai daerah

jernih di sekitar daerah yang mengandung zat antibakteri. Pengaruh

antibiotik pada bakteri Escherichia coli terlihat IP (indeks

penghambatan), pada kontrol positif (Amoxicilin) dan kontrol positif

(Ciproflaxacin) terlihat zona diameter peghambat 0,85 mm, 3.1.1 terlihat

zona diameter penghambat 0,54 mm dalam sedangkan 3.1.2 tidak

terdapat zona hambat bisa dikatakan positif sedangkan aquadest sebagai

control negatif terlihat zona diamter penghambat 0,83 mm. Pengaruh

antibiotik pada bakteri Sterepcocus auereus terlihat zona hambat yang

dihasilkan antibiotik. Amoxicilin zona hambat 0, 83 mm dan

Ciproflaxacin 0,85 mm, sedangkan Isolat 3.1.1 0,57 mm dan 3.1.2 0,76

mm, pada kontrol negatf aquadest tidak terdapat zona hambat. Semakin

besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya, sehingga

diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu resisten

terhadap suatu antibiotik.

Hasil yang didapatkan terhadap masing-masing antibiotik yang

digunakan dalam melihat kemampuan dalam menghambar pertumbuhan

bakteri. Bakteri E.coli zona hambat terdapat pada isolat 3.1.1 sebesar

0,54 mm, pada 3.1.2 tidak terlihat zona hambat, pada kontrol positif
Amoxicilin sebesar 0,85 mm dan kontrol positif Ciproflaxacin sebesar

0,85 mm, dan kontrol negatif tidak terdapat zona hambat, sedangkan

pada bakteri Sterepcocous aureus terlihat indeks penghambat yang tinggi

terdapat pada antibiotik Ciproflaxacin sebesar 0,85 mm sedangkan pada

Amoxicilin 0,83 mm, pada isolat 3.1.1 sebesar 0,57 mm, 3.1.2 sebesar

0,76 mm dan pada kontrol negatif tidak terdapat zona hambat. Menurut

(Utami, 2015), perbedaan diameter zona hambat yang terbentuk semakin

besar konsentrasi maka akan semakin banyak kandungan zat aktif yang

terkandung, sehingga kemampuan untuk menghambat pertumbuhan

bakteri akan semakin besar yang menyebabkan timbulnya diameter zona

hambat yang semakin panjang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kemungkinan dikarenakan

adanya faktor lingkungan pertumbuhan bakteri yang kurang sehingga

mempengaruhi aktivitas antimikroba dalam menghambat pertumbuhan

bakteri, misalnya distribusi infusa pada disk yang kurang merata dan

media semi padat yang digunakan pada percobaan lama memadat

sehingga semuran yang dilakukan kurang maksimal. Menurut (Apriani,

2014), Perbedaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu

pengusapan biakan bakteri pada media, konsentrasi dan volume infusa

yang diserap pada disk pada penelitian ini mekanisme kerja infusa daun

salam memiliki daya hambat terhadap Staphylococcus aureus

ditunjukkan dengan adanya zona radikal disekitar disk yang bertambah

besar dengan meningkatnya konsentrasi.


V. PENUTUP

A. Simpulan

Simpulan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:

1. Produksi antibiotik dari isolat isolat 3.1.1 dan 3.1.2 digunakan menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan Strepcocus aureus diambil masing-

masing sebanyak 1 ose kemudian diinokulasikan kedalam medium maltose

Yeast Ekstrak Broth (MY-Broth) diinkubasikan pada suhu kamar selama 24

jam sambil dishaker dengan intensitas 170-200 rpm, setelah 24 jam masing-

masing isolat dari medium MY-Broth diambil sebanyak 3 mL dan dimasukkan

kedalam erlenmeyer yang berisi 100 mL medium produksi, setelah itu

diinkubasi dengan melakukan pengadukan pada shaker dengan intensitas 170

rpm pada suhu kamar selama 7x24 jam.

2. Aktivitas bakteri penghasil antibiotik terhadap bakteri uji Escherecia coli dan

Sterepcoccus aureus Pengaruh antibiotik pada bakteri Escherichia coli terlihat

IP (indeks penghambatan), isolat 3.1.1 terlihat zona diameter penghambat 0,54

mm, Amoxicilin 0,85 mm, Ciproflaxacin 0,85 dan kontrol negative 0,83 mm.

Pengaruh antibiotik pada bakteri Sterepcocus auereus terlihat zona hambat

yang dihasilkan antibiotik Amoxicilin zona hambat 0, 83 mm dan

Ciproflaxacin 0,85 mm, sedangkan isolat 3.1.1 0,57 mm dan 3.1.2 0,76 mm,

Semakin besar diameternya maka semakin terhambat pertumbuhannya,

sehingga diperlukan standar acuan untuk menentukan apakah bakteri itu

resisten terhadap suatu antibiotik.


B. Saran

Saran yang ingin disampaikan pada saat praktikum adalah sebagai

berikut:

1. Sebaiknya praktikan harus serius dan tidak boleh ribut ketika praktikum

sedang berlangsung.

2. Asisten diharapkan agar tetap mengawasi praktikannya apabila praktikum

sedang berlangsung.

3. Laboratorium, Sebaiknya menyiapkan kursi agar semua praktikan dapat

menggunakan.

Anda mungkin juga menyukai