PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam sejarah penyelaman tidak di-ketahui kapan pertama kali manusia
mulai menyelam. Manusia primitif sudah mulai mencoba melakukan
penyelaman walaupun dengan teori yang paling sederhana. Jadi usaha
manusia melakukan penyelaman telah dimulai sejak zaman purba seumur
peradab-an manusia sendiri.
Pada mulanya penyelaman dilakukan dengan menahan napas, tanpa
bantuan alat. Untuk mempercepat mencapai dasar air, penyelam sering terjun
dari satu ketinggi-an dengan memeluk batu sebagai pemberat.
Setelah sampai pada kedalaman yang dituju batu tersebut dilepaskan dan
mereka berge-rak sesuai dengan kebutuhan untuk apa pe-nyelaman itu.
Dengan demikian kedalaman dan lamanya penyelaman sangat terbatas
dan tergantung kepada kemampuan mena-han napas. Untuk memperjelas
penglihatan dalam air penyelam tradisional banyak me-makai kaca mata renang
yang bingkainya terbuat dari bambu, biji kenari atau kayu.
Pada penyelaman tahan napas, adap-tasi manusia terhadap lingkungan
penyelaman (air) sangat terbatas, bahkan dapat dikatakan dengan menyelam
manusia mela-wan kodratnya sendiri.
Gejala umum barotrauma adalah rasa sakit yang sering diikuti pendarahan
pada/ dari rongga udara yang mengalami barotrau-ma, dimana pendarahan
yang terjadi sering tidak disadari oleh penyelam. Rasa sakit pada telinga adalah
indikator (petunjuk) yang cukup sensitif untuk menunjukkan bahwa tubuh belum
berhasil melaksanakan adaptasi terhadap perubahan tekanan.
Jadi Barotrauma merupakan kekerasan (penge-rutan) akibat tekanan
tinggi yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh. Ini diakibatkan
kegagalan tubuh menyesuai-kan tekanan udara/gas yang terdapat pada rongga-
rongga udara di dalam tubuh penye-lam, dengan tekanan absolut yang dialami
penyelam. Barotrauma ini dapat terjadi pada saat penyelam berenang turun
(tekan-an meninggi, volume udara mengecil) mau-pun penyelam berenang
kepermukaan (te-kanan mengecil, volume udara membesar sesuai hukum
Boyle).
B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Barotrauma kulit?
b. Gejala apa saja yang timbul pada Barotrauma kulit!
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui apa itu Barotrauma kulit
b. Untuk mengetahui gejala dari Barotrauma kulit
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI
1. Barotrauma
Barotrauma adalah kekerasan (penge-rutan) akibat tekanan tinggi
yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh. Ini diakibatkan
kegagalan tubuh menyesuai-kan tekanan udara/gas yang terdapat pada
rongga-rongga udara di dalam tubuh penye-lam, dengan tekanan absolut
yang dialami penyelam. Barotrauma ini dapat terjadi pada saat penyelam
berenang turun (tekan-an meninggi, volume udara mengecil) mau-pun
penyelam berenang kepermukaan (te-kanan mengecil, volume udara
membesar sesuai hukum Boyle).
Gejala umum barotrauma adalah rasa sakit yang sering diikuti
pendarahan pada/ dari rongga udara yang mengalami barotrau-ma, dimana
pendarahan yang terjadi sering tidak disadari oleh penyelam. Rasa sakit
pada telinga adalah indikator (petunjuk) yang cukup sensitif untuk
menunjukkan bahwa tubuh belum berhasil melaksanakan adaptasi terhadap
perubahan tekanan.
2. Etiologi
3. Patofisiologi
Udara tersebut mempunyai massa, dan berat lapisan udara ini akan
menimbulkan suatu tekanan yang disebut tekanan udara. Makin tinggi lokasi
semakin renggang udaranya, berarti semakin kecil tekanan udaranya.
Sehingga pinggiran Atmosfer Bumi tersebut akan berakhir dengan suatu
keadaan hampaudara. Lihat Tabel 1. Ukuran tekanan gas : mm Hg, mm
H2O , Atmosfir (Atm) ,PSI (Pound per Square Inch), Torr ,Barr dsb.
0 km 1 atm
16 km 0,1 atm
31 km 0,01 atm
48 km 0,001 atm
64 km 0,0001 atm
Table 2. Tekanan Udara & volume gas pada kedalaman tertentu di Bawah air
Depth Pressure Gas vol. Density
0 1 atm 1 1x
33 2 atm 1/2 2x
66 3 atm 1/3 3x
99 4 atm 1/4 4x
4. Barotrauma Kulit
a. Pengertian
b. Factor resiko
1) Pemakaian alat yang tidak sesuai.
2) Menyelam yang tidak sesuai dengan prosedur penyelaman
3) Baik pada saat menyelam (barotrauma turun) maupun pada saat naik
ke permukaan air dengan cepat (blow up/ barotrauma naik)
4) Penyakit yang bisa menimbulkan obstruksi pada saluran napas
(sinusitis, influenza, asma, dll)
5) Panik
c. Tanda dan gejala umum barotrauma kulit
Gatal-gatal pada kulit, bercak-bercak biru (blueish ‘marbling) pada
kulit, Kulit seperti campak.
d. Berbagai bahaya lain
Disamping penyakit tersebut ada pula beberap hal yang dapat
dialami oleh semua jenis penyelanian misalnya : serangan dari binatang
laut yang berbahaya baik yang berbisa maupun yang beracun. Binatang
laut ada yang nienggigit tapi ada pula yang nienyengat.
Luka yang diakibatkan oleh gigitan binatang sewaktu menyelam
dapat menyebabkan pendarahan yang hebat dan dapat menimbulkan
kematian. Sedangkan binatang laut yang nienyengat tidak menim-bulkan
luka yang berarti, tetapi reaksi alergi/keracunan yang ditimbulkan dapat
pula membahayakan penyelani (MAULANA & SUSANTO 1989 b).
Menurut KASTORO (1976) akibat tusukan gigi parut dari "Ka-lajengking
laut" (Conus) terasa setelah 4 atau 5 jam kemudian dan AZIZ (1976)
menyebutkan bahwa daya racun atau "virulensi" dari ular laut relatif lebih
kuat dari ular biasa yang hidup di darat. Kekuat-annya dapat niencapai
10 sanipai 20 kali lebih kuat dari ular cobra. Beberapa bina-tang laut yang
berbahaya yang perlu diwas-padai oleh penyelani adalah :
1) Ubur-ubur "Kapal perang Portugis"
2) Kerondong
3) Gurita
4) Ikan Pari
5) Dean alu-alu
6) Ikan Hiu
7) Dean lepu batu
8) Karang api
9) Jelatang laut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Barotrauma adalah kekerasan (penge-rutan) akibat tekanan tinggi yang
dapat mengakibatkan kerusakan jaringan tubuh. Ini diakibatkan kegagalan
tubuh menyesuai-kan tekanan udara/gas yang terdapat pada rongga-rongga
udara di dalam tubuh penye-lam, dengan tekanan absolut yang dialami
penyelam. Barotrauma ini dapat terjadi pada saat penyelam berenang turun
(tekan-an meninggi, volume udara mengecil) mau-pun penyelam berenang
kepermukaan (te-kanan mengecil, volume udara membesar sesuai hukum
Boyle).