Anda di halaman 1dari 22

REFARAT

OTOPSI KASUS BAROTRAUMA

DISUSUN OLEH:
VIRGIAWAN LISTANTO / N 111 14 053
IRVAN ANANTO / N 111 14 060
RANDI EBEN HAEZER / N 111 14 067

Pembimbing :
dr. Annisa Anwar Muthaher, S.H, M.Kes, Sp.F
BAB I

PENDAHULUAN
Definisi
Ilmu Kedokteran Forensik adalah salah satu cabang
spesialistik dari ilmu kedokteran yang mempelajari
pemanfaatan ilmu kedokteran untuk kepentingan
penegakan hukum dan keadilan.

Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang terjadi


akibat kegagalan untuk menyamakan tekanan udara antara
ruang berudara pada tubuh (seperti telinga tengah) dan
tekanan pada lingkungan sewaktu melakukan perjalanan
dengan pesawat terbang atau pada saat menyelam.
Barotrauma dapat terjadi pada telinga, wajah (sinus), dan
paru, dalam hal ini bagian tubuh yang memiliki udara di
dalamnya.
Barotrauma telinga adalah kerusakan jaringan dan sekuelnya
yang terjadi akibat perbedaan tekanan udara di dalam ruang
telinga tengah dengan tekanan lingkungan.

Dikenal dua bentuk barotrauma telinga yaitu barotrauma


telinga waktu turun (descent) dan barotrauma telinga waktu
naik (ascent).

Barotrauma merupakan segala sesuatu yang diakibatkan oleh


tekanan kuat yang tiba-tiba dalam ruangan yang berisi udara
pada tulang temporal, yang diakibatkan oleh kegagalan tuba
eustakius untuk menyamakan tekanan dari bagian telinga
tengah dan terjadi paling sering selama turun dari ketinggian
atau naik dari bawah air saat menyelam.
TINJAUAN PUSTAKA
KLASIFIKASI PATOFISIOLOGI

INSIDENSI KLASIFIKASI MORFOLOGI


TENGGELAM

ETIOLOGI DIAGNOSIS

FAKTOR RESIKO PEMERIKSAAN KASUS


TENGGELAM

PENUTUP
KLASIFIKASI
Saat menyelam
Barotrauma dapat terjadi baik pada saat penyelam turun
ataupun naik. Karena adanya tekanan atmosfer dan
hidrostatik.

Saat penerbangan
Seseorang dalam suatu penerbangan akan mengalami
perubahan ketinggian yang mengakibatkan terjadinya
perubahan tekanan udara sekitar. Tekanan udara akan
menurun pada saat lepas landas (naik / ascend) dan
meninggi saat pendaratan (turun / descend).
Berdasarkan letak anatomisnya, barotrauma dapat dibagi
menjadi
Barotrauma Telinga
- Barotrauma telinga luar
- Barotraumas telinga tengah
- Barotraumas telinga dalam
Barotrauma Sinus Paranasalis
Barotrauma Pulmonal
Barotrauma Odontalgia

Berdasarkan patologinya, barotraumas


dibagi dua, yaitu barotitis media dan
baromiringitis.
INSIDENSI

Setiap tahun, sekitar 150.000 kematian


dilaporkan di seluruh dunia akibat tenggelam.

Kecelakaan akibat tengggelam menduduki peringkat


keenam penyebab kematian terbanyak pada segala
usia dan peringkat kedua penyebab kematian pada
anak-anak usia 1-14 tahun, setelah kecelakaan lalu
lintas. Rata-rata kejadian tenggelam adalah 10
kematian perhari.
ETIOLOGI

Barotrauma paling sering terjadi pada


perubahan tekanan yang besar seperti pada
penerbangan, penyelaman misalkan pada
penyakit dekompresi yang dapat
menyebabkan kelainan pada telinga, paru-
paru, sinus paranasalis serta emboli udara
pada arteri yang dimana diakibatkan oleh
perubahan tekanan yang secara tiba-tiba
FAKTOR RESIKO

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan


gangguan fungsi tuba adalah adanya proses
infeksi saluran napas atas seperti rinitis,
sinusitis, faringitis, hipertrofi adenoid dan
infeksi telinga tengah, adanya riwayat alergi,
sumbatan jalan napas seperti septum deviasi
dan massa tumor pada daerah telinga,
hidung dan tenggorok
PATOFISIOLOGI
Penyakit yang disebabkan oleh perubahan tekanan
secara umum ditemukan oleh hukum fisika Boyle dan
Henry.

Hukum boyle menyatakan suatu penurunan atau peningkatan


pada tekanan lingkungan akan memperbesar atau menekan
(secara berurutan) suatu volume gas dalam ruang tertutup
Hukum henry menyatakan bahwa daya larut
udara pada cairan secara langsung sebanding
dengan tekanan pada udara dan cairan.
Sehingga, ketika tutup botol soda dibuka,
terbentuk gelembung pada saat udara
dilepaskan dari cairan. Sebagai tambahan,
ketika nitrogen pada tank udara penyelam larut
pada jaringan lemak atau cairan sinovial
penyelam saat menyelam, nitrogen akan
dilepaskan dari jaringan tersebut ketika
penyelam naik menuju lingkungan dengan
tekanan yang lebih rendah.
KLASIFIKASI MORFOLOGI
TENGGELAM
wet (typikal) drowning
Pada wet drowning, ciri klasik tenggelam dapat ditemukan

dry (atypical) drowning


sementara pada atypical drowning, hanya sedikit atau tidak terdapat
adanya ciri tersebut. Pada kasus ini, kematian ditimbulkan akibat
stimulasi vagal (inhibisi jantung) atau spasme laring akibat
perendaman.

secondary (near) drowning


Pada secondary drowning, korban dapat bertahan hidup selama satu
jam hingga beberapa minggu setelah tenggelam sebelum akhirnya
mengalami kematian. Tipe ini biasanya berhubungan dengan
asidosis metabolic, edema pulmonal atau pnemonitis kimia.
WET (TYPICAL) DROWNING
Pada keadaan ini cairan masuk ke dalam saluran
pernapasan setelah korban tenggelam. Ketika
seseorang terbenam di bawah permukaan air, reaksi
awal yang dilakukan ialah mempertahankan nafasnya.

Namun demikian, mekanisme kematian pada kasus


tenggelam bukan hanya sekedar masuknya cairan ke
dalam saluran pernapasan, akan tetapi merupakan hal
yang cukup kompleks, mekanisme tenggelam dalam air
asin, berbeda dengan tenggelam dalam air tawar.
ATIPICAL DROWNING

Insidens atypical drowning dilaporkan sebanyak


10-15% dari seluruh kasus tenggelam.
Mekanismenya dapat terjadi akibat stimulasi
vagal menyebabkan inhibisi jantung atau akibat
spasme laring.

NEAR DROWNING

Near Drowning adalah suatu keadaan dimana


muncul gejala beberapa hari setelah korban
tenggelam diselamatkan dan korban meninggal
akibat komplikasi akibat kegagalan multiorgan.
DIAGNOSIS

Diagnosis barotrauma ditegakkan


berdasarkan anamnesis, gejala klinis,
penilaian membran timpani berdasarkan
klasifikasi Wallace Teed, dan ditunjang
dengan penilaian tekanan telinga tengah dan
fungsi tuba Eustachius dengan timpanometri.
KLASIFIKASI UNTUK DERAJAT BAROTRAUMA
MENURUT WALLACE TEED
DERAJAT 0
Tidak ada keluhan dengan membran timpani normal

DERAJAT 1
Membran timpani kemerahan yang difus dan retraksi

DERAJAT 2
Derajat 1 ditambah dengan perdarahan ringan membran timpani

DERAJAT 3
Derajat 1 ditambah dengan perdarahan sedang membran timpani

DERAJAT 4
Membrane timpani tampak bulging, terdapat efusi cairan

DERAJAT 5
Perforasi membran timpani
PEMERIKSAAN PADA KASUS
TENGGELAM
Tanda kardinal patognomonis dari
pemeriksaan eksternal hanya berperan untuk
menguatkan pemeriksaan selanjutnya dari
jenasah diduga tenggelam. keadaan tubuh di
air melalui pemeriksaan eksternal dan
pemeriksaan internal.
Tanda kardinal yang dapat membantu penyelidikan
antara lain ditemukannya busa putih yang keluar dari
hidung, mulut dan telinga.

Pada pemeriksaan mata dengan ditemukannya bintik


perdarahan dengan pelebaran pembuluh darah

Tanda kardinalnya lainnya adalah cadaveric spasm,


cutis anserine, hands & feet of a washer woman, tanda
sianosis dan adanya benda asing di sekitar tubuh
jenazah

Pada telinga adanya barotrauma atau efek iritan terjadi


tekanan aspirasi cairan sehingga obstruksi pada
eustachius
BAB III

PENUTUP
Barotrauma adalah kerusakan jaringan yang
terjadi akibat kegagalan untuk menyamakan
tekanan udara antara ruang berudara pada
tubuh (seperti telinga tengah) dan tekanan
pada lingkungan sewaktu melakukan
perjalanan dengan pesawat terbang atau
pada saat menyelam.

Barotrauma telinga tengah merupakan cedera


terbanyak yang dapat terjadi pada saat
menyelam.

Tenggelam merupakan suatu proses yang


menghasilkan kegagalan respirasi akibat dari
terbenamnya, sebagian atau seluruh bagian
tubuh dalam media cairan. Secara morfologi
tenggelam dapat diklasifikasikan menjadi wet
(typikal) drowning, dry (atypical) drowning
serta secondary (near) drowning.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai