Anda di halaman 1dari 52

Pratama Hidianto

1.

TEKANAN

2.

GAYA APUNG

3.

TEMPERATUR

4.

VISKOSITAS

5.

SIFAT GELOMBANG SUARA

6.

SIFAT PANCARAN SINAR

7.

PENGARUH VISUAL DAN ISYARAT PROPIOSEPTIF

Dengan mempelajari fisika yang berhubungan dengan penyelaman


diharapkan penyelam dapat mengetahui cara mengatasi bahayabahaya yang mungkin timbul karena penyelaman terhadap
fisiologi manusia.

Diantaranya seorang penyelam akan melakukan ekualisasi saat


masuk di kedalaman air, tidak menahan napas selama naik ke
permukaan dan selalu melaksanakan peyelaman tanpa dekompresi.

Dalam ilmu penyelaman ada 3 Hukum fisika


yang berkaitan erat dengan Ilmu
Penyelaman dan perlu di ketahui, dipahami
serta diaplikasikan oleh seorang penyelam.

Selam Scuba adalah penggunaan alat pernapasan


bebas untuk berada bawah air dalam waktu lama untuk
penyelaman rekreasi dan penyelaman profesional.
Kata SCUBA merupakan sebuah akronim untuk "Self
Contained Underwater Breathing Apparatus

1.

ARCHIMEDES
Apabila suatu benda padat dimasukkan
sebagian atau seluruhnya kedalam suatu
zat cair(fluida),maka benda tersebut akan
mendapat gaya tekan ke atas sebanyak
jumlah zat cair yang di pindahkan.
Daya apung dipengaruhi kerapatan cairan
Air laut Air tawar

Tenggelam

Jika: W > Fa ,
2.
Melayang

Jika: W = Fa
3.
Terapung

Jika: W < Fa (gaya naik)


W= Gaya berat benda, Fa gaya ke atas dari zat cair tersebut
(N), Ws=Berat benda dalam zat cair(Kg.m/S2)
Fa = vg
= masa jenis zat cair (kg/m3)
V = Volume (m3)
G = gravitasi (m/s2)
Ws=W-Fa
1.

Tekanan di dalam zat cair yang di sebabkan


oleh gaya gravitasi yang bekerja pada
setiap bagian zat cair
P = g h
P tekanan hidrostatik Pa/N/m2
massa jenis kg/m3
g percepatan gravitasi bumi m/s2
H kedalaman zat cair m

Tekanan di dalam zat cair yang tidak


bergrak sebagai akibat gaya gravitasi yang
bekerja pada setiao bagian zat
Berenang saat berenang semakin kedalam
semakin sakit
Pemasangan infus tekanan infus harus lebih
tinggi dari tekanan darah
Pembuaatan bendungan dinding bendungan
bagian bawah di buat lebih tebal karena
tekanan terbesar berada di bawah

Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:

1.

Daya apung negatif (negative bouyancy) : bila suatu benda


tenggelam.

2.

Daya apung netral (neutral bouyancy) : bila benda dapat


melayang.

3.

Daya apung positif (positive bouyancy) : bila suatu benda


mengapung.

Daya apung negatif membantu pada saat turun,

Daya apung positif membantu saat naik;

Daya apung netral membantu saat bergerak dalam air

1.

Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat alat-alat
yang dipakai dapat menyebabkan penyelam tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan
menjadi lebih terapung bila udara dipakai hingga menjadikannya ringan.

2.

Pakaian selam (wet suit) yang terdiri dari sel-sel karet busa berisi udara, bila
kedalamannya bertambah, volume udara di dalam sel-sel tersebut berkurang dengan
demikian mengurangi daya apung.

3.

Rompi-rompi yang dapat mengembang(Buoyancy Compensators) dapat diisi udara untuk


mendapat daya apung positif.

4.

Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat, yang cenderung
membuatnya mengapung, sedang bila ia menghembuskan akan cenderung tenggelam.

5.

Maka sering seorang penyelam menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan


permukaan untuk memanfaatkan pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun.

Kapal laut terbuat dari besi dan kayu dan


mempunyai rongga pada bagian
tengahnya,Rongga ini bertujuan agar
volume air yang di pindahkan oleh badan
kapal sama besarnya

Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam


penyelaman. Selama bergerak dalam air dengan scuba, penyelam
harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.

Dengan pengetahuan ini, diaharapkan seorang penyelam akan


dapat menentukan daya apungnya sendiri sesuai kebutuhan dan
dapat memperkirakan peralatan selam yang akan dipakainya,
sehingga seorang penyelam akan mampu untuk mengatur daya
apungnya untuk kenyamanan serta keamanan penyelaman.

Bunyi hukum Boyle


Pada suhu yang sama tekanan(P)
berbanding terbalik dengan volume (V) gas.
P1 x V1 = P2 x V2

Dari pengertian diatas dapat diketahui apabila


tekanan bertambah maka volume sekumpulan gas
akan berkurang.
Dan sebaliknya jika tekanan berkurang maka volume
sekumpulan gas akan berkembang dan meningkat.
Naik atau turunnya volume pada rongga tubuh
penyelam sebanding dengan tekanan yang di dapat
oleh penyelam ketika menyelam.
Apabila penyelam mendapat tekanan 2 kali tekanan
semula maka volume gas yang di dalam rongga
tubuh akan berkurang menjadi setengah dari volume
gas semula.

Hubungan ini berlaku terhadap semua gas-gas di dalam ruangan ruangan tubuh
sewaktu penyelam masuk ke dalam air maupun sewaktu naik ke permukaan.

Tekanan yang dirasakan peselam

Adalah tekanan sekeliling pada kedalaman dimana peselam


berada

Tekanan dibawah air

Tiap 10 meter = 1 Atm (berat air)


Tekanan sekeliling : Berat atmosfir (udara) + Berat air
Disebut : Tekanan Absolut
Kedalaman

Tekanan Absolut

Gauge Pressure

Permukaan
1 ATA
0 ATG
10 meter/33 feet
2 ATA
1 ATG
20 meter/66 feet
3 ATA
2 ATG
30 meter/100 feet
4 ATA
3 ATG
40 meter/132 feet
5 ATA
4 ATG
dst ..

1
at
m

14,7 Psi
33,05 feet (33 feet) air
laut
1,013 Bar
760 mmHg
10.7 m (10 m) air laut
33,93 feet(34 feet) air
tawar
101 kilopascal

Contoh :
Bila seorang penyelam Scuba menghirup napas penuh (6 liter) pada kedalaman 10
meter ( 2 ATA), menahan nafasnya dan naik ke permukaan (1 ATA), udara di dalam
dadanya akan berlipat ganda volumenya menjadi 12 liter, maka ia harus
menghembuskan 6 liter udara selagi naik untuk menghindari agar paru-parunya
tidak meledak.
P1V1 = P2V2

P1V1

P1 = 2 ATA

V2 = ----------- = ----------

V1 = 6 liter

2x6
P2

P2 = 1 ATA
V2 = ?

V2 = 12 liter

Kekurangan Oksigen (Hypoksia)


Seorang penyelam skin yang berusaha
menahan napas untuk dapat berada di
dalam air lebih lama, apabila dipaksakan
mengakibatkan penyelam akan
mengalami kekurangan oksigen
(Hypoksia) sehingga jaringan tubuh tidak
mendapat O2.
Shallow Water Blackout
Pingsan di air dangkal.

Peningkatan tekanan juga akan berpengaruh terhadap


peningkatan tekanan parsial gas-gas respirasi (oksigen
dan nitrogen) sehingga kelarutan dalam jaringan tubuh
akan meningkat.
Peningkatan
tekanan
akan
berpengaruh
pada
pembentukan gelembung gas dalam darah dan
jaringan tubuh.
Penyelam yang naik ke permukaan secara tiba-tiba
menyebabkan perubahan efek fisiologi ini dengan
cepat.
Volume gas yang meningkat, keluarnya gelembung gas
dan masuk ke jaringan menyebabkan penyelam
mengalami barotrauma paru dan penyakit dekompresi.

Hukum ini menyatakan bahwa; tekanan total gas


dari suatu campuran gas sama dengan jumlah
tekanan-tekanan parsial gas-gas penyusunnya.
Hukum ini berhubungan dengan campuran gas-gas
dalam tabung selam yang digunakan dalam
penyelaman SCUBA.
Komposisi udara yang kita hirup secara umum
terdiri dari 80% N2 dan 20% O2. Demikian pula
halnya dengan komposisi udara dalam tabung
SCUBA yang digunakan oleh penyelam Komposisi
udara dan tekanan parsial gas dalam campuran

78 % Nitrogen (N2)

21 % Oksigen (O2)

0,93 % Argon (Ar)

0,04 % Carbon Dioxide (CO2) - Gas-gas mulia (Ne, He, dsb.)

Gas yang umumnya digunakan untuk tujuan penyelaman adalah :


- Enriched Air Nitrox, yaitu udara dengantambahanoksigen komposisinya menjadi 32% atau
36% oksigen (disebut EAN32 dan EAN36, atau Nitrox32 dan Nitrox36, atau Nitrox I dan II
Nitrox). komposisi ini menyebabkan berkurangnya kadar nitrogen yang akan mengurangi
risiko menyelam dan yang lebih penting lagi untuk menghindari penyakit dekompresi.

Penyelaman menggunakan Nitrox hanya diperlukan bila kondisi penyelaman memerlukan


lebih banyak waktu di kedalaman lebih dari 40 meter / 132 kaki, dan juga membutuhkan
bottom time diatas normal.

Banyak orang berpikir, bahwa parascuba


diver bernapas dengan gas oksigen murni
yang disimpan dalam tabung scuba.
Meskipun tubuh manusia membutuhkan
oksigen untuk bertahan hidup, namun
sebenarnya gas oksigen murni di bawah
tekanan tinggi dapat berubah menjadi
racun.
Oleh karena itu scuba tank berisi udara
normal yang dikompresi.

Nitrogen di bawah tekanan tinggi dapat mempengaruhi sistem saraf


kita, pada kedalaman lebih besar (30 sampai 40 meters/100 dengan
133 kaki) akanmenyebabkan kondisi yang dikenal sebagai
pembiusan nitrogen.
Efek ini sama seperti ketika kita berada di bawah pengaruh alkohol
(kehilangan kemampuan membuat keputusan, hilangnya fokus,
penilaian gangguan, multi tasking dan koordinasi).
Cara paling mudah untuk menghindari pembiusan nitrogen dan
resiko menyelam lainnya adalah membatasi kedalaman
penyelaman. Jika narkosis tidak terjadi saat dikedalaman, efek tidak
sadar juga bisa muncul seketika diatas permukaan air.
Selain efek tidak sadar, nitrogen juga membawa masalah lain yang
menambah resiko menyelam yaitu menumpuk pada jaringan tubuh
yang diakibatkan karena larutnya nitrogen akibat meningkatnya
tekanan udara pada batas normal biasanya disebut dengan
penyakit dekompresi

Gejala paling umum penyakit dekompresi yaitu rasa


nyeri (dibawah kulit, tungkai, persendian), mati rasa,
pusing, tubuh melemah dan tiba-tiba tubuh terasa
kelelahan.
Pertolongan pertama untuk penyelam yang terkena
dekompresi adalah memberikan bantuan pernafasan
dengan oksigen kemudian
dilakukantindakanpenyembuhan dengan memasukan
pasien pada ruangan decompression chamber sehingga
dapatmengurangi atau mencegah cedera permanen.
Salah satu Rumah Sakitdi Surabaya yang memiliki
ruang decompression chamber adalah RSAL. Dr.
Ramelan.

Untuk menghindari penyakit dekompresi, diver harus


mengurangi tekanan udara pada tubuh secaraperlahanlahan saat naik kepermukaan mengikuti gelembung udara.
Hal ini akan memungkinkan gas yang terperangkap dalam
aliran darah dapat keluar secara bertahap dan perlahanlahan.
Mengetahui batas waktu untuk kedalaman penyelaman
serta kedalaman dan waktu berada pada posisi service stop
dan dekompresi stop akan menghindari penyakit
dekompresi.
Hal ini akan lebih mudah direncanakan dengan bantuan
dive table atau saat ini populer dengan alat yang disebut
sebagai dive comp.

Di permukaan laut maka tekanan masing-masing gas penyusun


atmosfer yaitu:

Maka pada kedalaman 40 meter maka tekanan masing-masing gas


yaitu:

Hal ini berarti oksigen yang kita hirup pada kedalaman 40


meter sama dengan menghirup oksigen murni di permukaan.
Nitrogen yang dihirup juga semakin banyak hampir 5 kali lipat
daripada berada di permukaan laut.

Dari tabel ini terlihat bahwa pada


kedalaman 40 meter (tekanan 5 ATA),
penyelam yang bernafas dengan udara
biasa akan menghirup oksigen dengan
tekanan partial yang sama (1 ATA) seperti
bila ia sedang menghirup 100% 02 di
permukaan air.
P=P1+P2+P3+

Pemahaman hukum ini penting untuk


mengetahui efek toksik gas pernafasan
pada kedalaman, penyakit dekompresi dan
penggunaan oksigen maupun campuran
gas untuk tujuan pengobatan.
Sebagai contoh, seorang penyelam yang
menghirup suatu campuran gas 60%-O2
dan 40%-N2 resikonya menderita keracunan
O2 pada kedalaman sekitar 30 meter
(4ATA).

Hal

ini

berkaitan

dengan

aspek

medis

yaitu

apabila

kita

menghirup oksigen yang banyak maka akan terjadi keracunan


oksigen.

Banyaknya oksigen akan mendepresi pusat pernapasan sehingga


kontrol pernapasan di otak terganggu dan terjadi penumpukan
karbondioksida dalam tubuh yang menyebabkan kematian.

Banyaknya nitrogen yang dihirup akan menurunkan kerja sistem


saraf pusat, sehingga kewaspadaan penyelam menurun.

Hukum ini menyatakan bahwa jumlah gas


yang dapat diserap oleh suatu cairan pada
suhu tertentu berbanding lurus dengan
tekanan parsial gas tersebut.
Bila suatu cairan berada dalam kondisi
tekanan tertentu maka jumlah gas yang
diserap oleh cairan tersebut berbanding
lurus dengan besarnya tekanan yang
bekerja pada cairan tadi. (PV=K)

Hal inilah yang mengharuskan kita untuk


naik kepermukaan dengan sangat
perlahan agar gas yang larut tidak
berubah menjadi gelembung.

VISKOSITAS AIR YANG TINGGI DIBANDING DENGAN


UDARA MENAMBAH BEBAN ENERGI YANG MENCOLOK
SEKALI PADA SETIAP GERAKAN FISIK.

Karena kerapatan air lebih besar dari pada udara, maka tahanan
yang dialami oleh tubuh pada saat bergerak akan menjadi lebih
besar pula. Maka gerakan kita di air menjadi lebih lamban.

Pergerakan yang tidak teratur hanya akan menghabiskan energi


saja.

Saat bergerak di dalam air sebaiknya bergerak secara perlahan


dan stabil.

Bergerak secara horisontal akan mengurangi tahanan & kita akan


dapat bergerak lebih cepat.

Perbedaan kerapatan di air


Suara dihantarkan lebih baik
Suara dihantarkan lebih cepat 4 X
Sumber suara sulit ditentukan

Efisiensi gerak diair


Hambatan gerak lebih besar
Meminimalkan hambatan gerak :
Gerak yang tenang terkendali
Posisi gerak horisontal/streamline
Penempatan peralatan secara ramping

Suara di dalam air sangat dipengaruhi oleh media penghantarnya


yaitu cairan.
Karena air lebih rapat dari pada udara, maka kecepatan suara di
dalam air menjadi +4 kali lebih cepat.
Suara di udara akan cepat kehilangan energinya bila dipancarkan ke
dalam air.
Perbedaan media udara dan air membuat kita sukar untuk
mendengarkan suara yang dibuat di udara dekat permukaan air.

Identifikasi jenis suara (frekwensi) terhadap pendengaran


penyelam di dalam air akan berkurang karena air berada langsung
ke selaput gendang telinga bagian luar. Apa lagi jika penyelam
mengenakan penutup kepala (hood) yang lebih mengurangi ambang
pendengaran.

Di dalam air, mekanisme ini akan terganggu oleh karena suara


berjalan 4 kali lebih cepat. Akibatnya lokalisir suara menjadi
lebih sulit oleh karena di dalam air suara akan dihantarkan ke
organ pendengaran lebih baik melalui tulang kepala dari pada
melalui gendang telinga.

Telinga manusia diciptakan untuk melokalisir arah suara diudara.


Pendengaran penyelam di bawah air akan berkurang akibat
pengaruh air terhadap gendang telinga, sehingga sulit bagi
penyelam untuk melokalisir arah suara di dalam air. Di bawah air
suara akan dihantarkan ke organ pendengaran lebih baik melalui
tulang kepala daripada gendang telinga

Kecepatan suara di udara adalah 1100 ft/detik sedangkan di


dalam air rata-rata 4900 ft/detik. Suara yang dihasilkan oleh
pemukulan tabung baja scuba dengan benda logam (misalnya
dengan pisau selam) dapat didengar pada jarak yang cukup jauh
oleh penyelam lain.

Faktor yang mempengaruhi cahaya di air :

Pembiasan - refraksi
Penyebaran - difusi
Partikel melayang
Penyerapan - absorbsi

Penglihatan dibawah air


Pengaruh pembiasan
Benda/obyek 30 % Lebih besar
Benda/obyek 30 % Lebih dekat

Pengaruh partikel melayang


Ketajaman penglihatan
Kejelasan & kontras
Visual Reversal benda/obyek tampak lebih jauh

Faktor-faktor utama tsb adalah :

1.

Kekeruhan air.

2.

Diffusi : pemancaran sinar oleh molekul-molekul air dan partikel.

3.

Absorpsi : kemampuan untuk merubah warna dan intensitas


cahaya.

4.

Refraksi : pembelokan sinar yang masuk dari satu media ke media


yang lain.

5.

Refleksi : kembalinya sinar matahari ke atmosfer yang mengenai


permukaan air; akan direfleksikan (dipantulkan) tergantung pada
sudutnya pada saat mengenai air.

Jumlah cahaya yang masuk dalam air


dipengaruhi :
Kemiringan arah datangnya sinar
Gelombang
Partikel melayang
Visibilitas

Cahaya terdiri dari kombinasi warna :


Merah-Oranye-Kuning-Hijau-Biru-Indigo-Ungu

Penyerapan cahaya oleh air


Perubahan warna tertentu pada kedalaman

Di bawah air, warna-warna tidak akan tampak sama seperti di permukaan.


Hal ini disebabkan karakter cahaya berdasarkan gelombang tiap warna tidak
sama besar. Di kedalaman, urutan warna-warna mulai dari merah, oranye,
kuning, hijau, indigo, ungu dan makin ke kedalaman akan menjadi warna biru.

Perubahan warnawarna cerah akan cepat sekali hilang di kedalaman karena


spektrum penyerapan cahaya terjadi lebih cepat di dalam air. Bendabenda
yang berwarna merah menyala (oleh karena warna merah paling banyak
menyerap cahaya), dibawah air akan segera terlihat berubah warna dari
hijau gelap, kemudian menjadi warna hitam dikedalaman.

KEDALAMAN LEBIH DARI 10 METER HANYA 40% DARI


SINAR MATAHARI YANG DITERUSKAN.

WARNA MERAH ADALAH SPEKTRUM WARNA YANG


PERTAMA DIABSORBSI.

KEDALAMAN LEBIH DARI 50 KAKI, SEGALA SESUATU


NAMPAK ABU-ABU.

Di kedalaman sinar matahari yang merupakan kombinasi warna-warna


merah, orange, biru, indigo dan ungu akan lebih terlihat sebagai warna biru
tua

Sinar matahari tidak dapat menembus lebih dari 1650 ft,


meskipun di air yang sangat jernih. Di udara, kecepatan sinar
adalah 186.000 mil/detik, di dalam air kecepatan berkurang
menjadi 135 mil/detik. Pada kedalaman, sinar matahari
merupakan kombinasi warna-warna merah, orange, kuning, hijau,
biru, dan ungu akan terlihat sebagai warna biru tua. Karena
penyerapan tersebut dapat berpengaruh terhadap warna benda
di dalam air.

Didalam dunia selam scuba (scuba diving)jarak pandangadalah satuan


kejernihan air untuk kegiatan menyelam. Biasanya dinyatakan dalam
satuan jarak seperti meter dan feet. Semakin jauh jarak pandang kita
sewaktu menyelam, air semakin jernih semakin mudah untuk melihat
objek selam, sebaliknya semakin pendek jarak pandang, maka kita akan
mengalami kesulitan dalam melakukan penyelaman. Kategori jarak
panjang pada saat menyelam adalah:
baikadalah di atas 20 meter, biasanya terdapat di pulau yang jauh
dari muara sungai yang besar seperti diBunakenPropinsiSulawesi
Utara
sedangantara 8 sampai 20 meter, biasanya terletak di pulau-pulau
yang agak jauh dari muara sungai seperti di Kepulauan Seribu
burukkurang dari 8 meter, biasanya terdapat pada pantai-pantai yang
dekat dengan muara sungai besar, seperti dipantai utaraJawa.

Suhu air di sekitar tubuh kita akan menentukan kenyamanan


penyelaman dan durasi. Semua perairan bersuhu lebih dingin dari
pada suhu tubuh normal (37'C atau 98'F) dan karenanya seorang
penyelam akan kehilangan panas tubuhnya ke air karena faktor
konduksi.
Lapisan lapisan isolasi dan lemak atau baju selam dapat mengurangi
pengaruh ini. Pada penyelaman satu-rasi, pemeliharaan suhu
badan seorang penyelam menjadi suatu kebutuhan utama. Suhu
air makin berkurang secara nyata bersamaan dengan
bertambahnya kedalaman.

Perubahan suhu mulai terjadi setelah 10


meter pertama disebabkan oleh karena
hilangnya sebagian besar panas matahari di
kedalaman. Air dingin dapat menyebabkan
gangguan-gangguan fisiologi yang bisa menjadi
kritis seperti gangguan irama pernafasan,
vertigo (pusing) dan sakit kepala berdenyutdenyut.

KONDUKTIVITAS PANAS DALAM AIR ADALAH 25 KALI LEBIH


BESAR DARIPADA DI UDARA. OLEH KARENA ITU SESEORANG
PENYELAM AKAN KEHILANGAN PANAS LEBIH CEPAT, KECUALI
TUBUHNYA MEMAKAI PELINDUNG ATAU AIRNYA HANGAT

Suhu air yang berada di sekeliling penyelam menentukan kenyamanan


dan lamanya penyelaman secara maksimal. Hampir semua perairan
lebih dingin dibandingkan suhu tubuh manusia yang normal, karena
itu seorang penyelam akan kehilangan panas tubuh terhadap air. Pada
penyelaman saturasi, pemeliharaan suhu tubuh penyelam menjadi
suatu kebutuhan utama, suhu air akan makin turun secara nyata
bersamaan dengan bertambahnya kedalaman.

Panas badan dapat hilang bila berada di dalam air melalui beberapa
cara :

Konduksi adalah transfer panas langsung dari molekul ke molekul. Air


mempunyai kapasitas konduksi 25 kali dari pada udara. Jadi
kecepatan hilangnya panas di air 25 x lebih cepat dari pada di udara.

Konveksi adalah transfer panas dengan adanya pergerakan arus air.

Radiasi adalah transfer panas dengan cara pancaran tanpa adanya


zat perantara.

Evaporasi keringat dari kulit dan keluarnya uap air dari paru
menyebabkan hilangnya panas dari badan secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai