1. Menyelam
2. Gangguan Kogntif
PENDAHULUAN
Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa
meenggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Lingkungan penyelaman memiliki
berbagai potensial bahaya baik fisik maupun biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3
unsur yaitu padat, cair dan berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung dan
hati, relatif tidak meneruskan tekanan, sedangkan yang berupa cairan dapat meneruskan tekanan,
dan yang berongga seperti telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat
Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, tahun 2000 di seluruh dunia ada 400.000 kejadian
tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas.
Bahkan Global Burden of Disease (GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih
kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan
angkutan air dan bencana lainnya. Ditaksir selama tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia
adalah akibat kecelakaan, dan 8% akibat tenggelam tidak disengaja yang sebagian besar terjadi di
negara berkembang.1,2
Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan fisiologi pada tubuh manusia
sesuai dengan hukum fisika yang berlaku, yang berisiko menimbulkan penyakit yang berakhir
pada kecacatan hingga kematian apabila penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang
benar. Ditemukannya berbagai kasus dan kelainan seperti nyeri sendi, gangguan pendengaran,
kelumpuhan hingga kematian. Pada nelayan peselam tradisional di berbagai daerah menunjukkan
bahwa kegiatan penyelaman dapat menimbulkan berbagai dampak negatif dalam bidang kesehatan
maupun pemeliharaan biota laut. Terdapat dua jenis penyelaman, yaitu skin diving dan SCUBA
diving. Skin diving adalah penyelaman yang dilakukan tanpa alat bantu oernapasan secara khusus,
dan dilakukan dipermukaan air dengan menggunakan peralatan dasar seperti snorkel, masker, dan
fins. Berbeda dengan SCUBA diving, SCUBA diving memerlukan peralatan khusus untuk
melakukan penyelaman karena penyelaman dilakukan di kedalaman lebih dari 5 meter dibawah
permukaan laut. Selain peralatan dasar yang digunakan, terdapat peralatan tambahan yang
digunakan sebagai alat bantu napas saat berada didalam air seperti regulator dan tabung yang berisi
Untuk melakukan SCUBA diving seseorang harus mempunyai kemampuan dan harus bisa
menguasai teknik SCUBA, karena menyelam merupakan kegiatan yang beresiko tinggi dan bila
ISI
II.1 Menyelam
Bernapas merupakan sesuatu hal yang sangat penting pada kehidupan, terutama bagi seorang
penyelam. Pada saat penyelaman tekanan atmosfer di permukaan laut dengan di dalam laut
berbeda. Tekanan atmosfer akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya berkurang,
sehingga udara pun berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat bila seorang
menyelam di bawah permukaan air. Hal tersebut disebabkan perbedaan berat dari atmosfir dan
berat dari air di atas penyelam. Berdasarkan hukum pascal yang menyatakan bahwa tekanan
terdapat di permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara merata dan tidak berkurang
pada setiap tempat di bawah pemukaan laut. Tekanan akan meningkat sebesar 760 mmHg (1
atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 m (33 kaki). Satuan-satuan dari jumlah tekanan adalah
atmosfir absolut (ATA), sedangkan ukuran tekanan (Gauge Pressure) menunjukkan tekanan yang
terlihat pada alat pengukur dimana terbaca 0 pada tingkat permukaan, karena tekanan tersebut
selalu 1 atmosfer lebih rendah daripada tekanan absolut.3,4
Seorang penyelam yang menghirup napas penuh di permukaan akan merasakan paru-parunya
semakin lama semakin tertekan oleh air di sekelilingnya sewaktu penyelam tersebut turun.
Sebelum penyelaman, tekanan udara di dalam paru-paru seimbang dengan tekanan udara atmosfer,
yang rata-rata 760 mmHg atau 1 atmosfer pada permukaan laut. Namun, pada saat menyelam udara
mengalir ke dalam paru, tekanan udara di dalam paru harus lebih rendah daripada tekanan udara
atmosfer. Kondisi tersebut diperoleh dengan membesarnya volume paru. Menurut hukum Boyle
tekanan gas di dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan besarnya volume. Bila ukuran
tempat diperbesar, tekanan udara di dalamnya turun. Bila ukuran diperkecil, tekanan udara di
dalamnya naik. Hukum Boyle berlaku terhadap semua gas-gas di dalam ruangan-ruangan tubuh
sewaktu penyelam masuk ke dalam air maupun sewaktu naik ke permukaan.5
Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan nitrogen.
Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan parsial dari
nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang terlarut dalam jaringan juga
menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut
gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke dalam jaringan oleh darah. Hal tersebut
sesuai dengan hukum Henry yang menyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut
di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan. Pada
kondisi di atas permukaan laut gas nitrogen terdapat dalam udara pernapasan sebesar 79%.
Nitrogen tidak mempengaruhi fungsi tubuh karena sangat kecil yang larut dalam plasma darah,
sebab rendahnya koefisien kelarutan pada tekanan di atas permukaan laut. Tetapi bagi seorang
penyelam Scuba atau pekerja Caisson (pekerja pembangun saluran di bawah air) yang berada pada
kondisi udara pernapasan di bawah tekanan tinggi, jumlah nitrogen yang terlarut dalam plasma
darah dan cairan interstitial sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan pusing atau mabuk, yang
disebut dengan gejala nitrogen narcosis.6
Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan nitrogen.
Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan parsial dari
nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang terlarut dalam jaringan juga
menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut
gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke dalam jaringan oleh darah. Hal tersebut
sesuai dengan hukum Henry yang menyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut
di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan.5
Pada kondisi di atas permukaan laut gas nitrogen terdapat dalam udara pernapasan sebesar 79%.
Nitrogen tidak mempengaruhi fungsi tubuh karena sangat kecil yang larut dalam plasma darah,
sebab rendahnya koefisien kelarutan pada tekanan di atas permukaan laut. Tetapi bagi seorang
penyelam Scuba atau pekerja Caisson (pekerja pembangun saluran di bawah air) yang berada pada
kondisi udara pernapasan di bawah tekanan tinggi, jumlah nitrogen yang terlarut dalam plasma
darah dan cairan interstitial sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan pusing atau mabuk, yang
disebut dengan gejala nitrogen narcosis.6
maupun pemeliharaan biota laut. Terdapat dua jenis penyelaman, yaitu skin diving dan SCUBA
diving. Skin diving adalah penyelaman yang dilakukan tanpa alat bantu oernapasan secara khusus,
dan dilakukan dipermukaan air dengan menggunakan peralatan dasar seperti snorkel, masker, dan
fins. Berbeda dengan SCUBA diving. SCUBA diving memerlukan peralatan khusus untuk
melakukan penyelaman karena penyelaman dilakukan di kedalaman lebih dari 5 meter dibawah
permukaan laut. Selain peralatan dasar yang digunakan, terdapat peralatan tambahan yang
digunakan sebagai alat bantu napas saat berada didalam air seperti regulator dan tabung yang berisi
Untuk melakukan SCUBA diving seseorang harus mempunyai kemampuan dan harus bisa
menguasai teknik SCUBA, karena menyelam merupakan kegiatan yang beresiko tinggi dan bila
dilakukan sebarangan akan mengancam keselamatan. Ada beberapa lat yang sering digunakan
Dalam penyelaman selain kemampuan selam yang diperlukan tetapi juga di perlukan alat bantu
selam. Peralatan-peralatan yang digunakan adalah :
1. Mask
Mask atau face mask merupakan peralatan selam yang menutupi sebagian wajah terutama mata
a. Menciptakan kantung udara antara mata dengan air, sehingga memungkinkan penyelam
yang memegang mask tersebut. Jika mask tidak jatuh maka mask cocok untuk anda.
2. Snorkel
Snorkel merupakan alat survival penting yang digunakan seorang skin maupun scuba diver,
kepalanya,
3. Fins
Fin dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah “sirip selam” atau “kaki katak”yang
diciptakan untuk memberi kekuatan pada kaki dan merupakan piranti penggerak. Fins dibuat
bukan untuk menambah kecepatan berenang namun menambah daya kayuh. Dengan bantuan fins
kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibandingkan tanpa menggunakan fins.
Ada tiga macam jenis fins :7,8
Fin jenis ini cocok digunakan untuk melakukan skin diving atau
Fins dengan jenis ini sangat sesuai digunakan untuk scuba diving, biasanya berlempeng
lurus, semi kaku dengan lempeng lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar,
namun membutuhkan waktu untuk penyesuaian bagi otot-otot kaki. Fins jenis ini memiliki
Jenis ini juga dapat digunakan untuk scuba diving karena dibuat mempunyai kantong yang
cukup besar untuk kaki yang memakai boots, mempunyai lempengan yang lebih besar untuk
menghasilkan tenaga yang lebih besar dan biasanya terdapat lobang-lobang alur air di bagian
atas lempengan tersebut yang fungsinya untuk mengurangi kelelahan kaki yang disebabkan
4. Boots
Boots adalah sejenis kaos kaki yang digunakan untuk melindungi kaki
berkarang dan berbatu juga dapat berfungsi sebagai perlindungan kaki dari
diperhatikan adalah pemilihan ukuran fins agar cocok dengan kaki jika menggunakan boots.
5. Wet Suit
bahan karet. Pakaian ini tidak mudah menyerap air dan dibuat dengan
berbagai ukuran ketebalan bahan. Fungsi wet suit adalah untuk melindungi
basah.7,8
6. Weight Belt
penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan berat antara
menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat antara 10-12 pounds Weight belt
Weight belt harus dilengkapi dengan Quick Release Buckle yaitu suatu gesper pengancing
yang dapat dilepas secara cepat. Cara pemakaian weight belt dipasang paling akhir namun dilepas
Buoyancy vest adalah perlengkapan penting bagi seorang penyelam . fungsinya adalalah :7,8
8. Tabung Selam
dibuat dari baja atau campuran alumunium dan dapat diperoleh dalam
rupa sehingga dapat melayang di air laut. Bila dimampatkan ke dalam tabung sampai tekanan
maksimum sebesar 2250 Psi itu berarti kira-kira 65 Cuft udara bebas yang ditampung.
Silinder alumunium 71.2 cuft dengan panjang 28 inchi dan mempunyai berat kira-kira 27
Lbs dalam keadaan kosong. Tabung ini mempunyai ukuran 3 inchi lebih panjang dan 3 Lbs
lebih ringan dibandingkan dengan jenis tabung yang sama dengan bahan yang berbeda. Tabung
ni tidak melayang didalam air laut, tetapi mempunyai daya apung 5 pounds dalam keadaan
Tabung ini mempunyai panjang 26 inchi dengan berat 30 Lbs dan berbobot netral dalam
air laut. Kapasitas tabung adalah 72,0 cuft pada tekanan maksimum 3000 Psi.
Unit tabung ganda ini disiapkan untuk persediaan yang lebih lama. Ini dapat disatukan
dengan katup ganda atau dua tabung tunggal yang digabungkan dengan pipa penyambung.
Tipe ini snagat cocok untuk penyelaman air dalam, fotografi bawah air atau penyelaman
penyelamatan yang memerlukan waktu yang lama. Unit in biasa digunakan bila menyelam
dari kapal dan sangat jarang digunakan bila penyelaman dari pantai.
9. Regulator
Tekanan dalam tabung dibagi menjadi dua tingkatan. Dari tekanan tinggi pada tingkat pertama
ke tekanan rendah kira-kira 140 Psi pada tingkat kedua. Hal ini diatur di dalam ruang kecil pada
regulator. Pada saat penyelam menarik napas, ia akan menciptakan keadaan vacum dalam
pipa pernapasan dan juga pada ruang regulator. Sekat karet yang terkena langsung dengan
air akan menekan pengungkit tingkat kedua yang menyebabkan udara tertekan rendah
mengalir ke penyelam. Apabila penyelam berhenti bernapas, aliran udara secara cepat menjadi
seimbang dalam pipa dan ruang regulator, lalu sekat akan kembali ke letak dimana pengungkit
Suatu demand regulator sebenarnya merupakan suatu mekanisme sederhana, dimana udara
mengalir hanya bila penyelam menarik napas dan langsung menyesuaikan secara otomatis
dengan tekanan aor pada kedalaman tersebut melalui cara equalization sederhana.
c. Single Hose
Regulator yang paling umum digunakan pada saat ini, single hose terdiri dari First stagedengan
tekanan tinggi yang dikembangkan oleh katup tabung, Pipa bertekanan antara, dan second stage
yang terdiri dari sekat karet pengungkit tingkat kedua, katup buang udara dan mouthpiece.
Regulator ini bekerja dengan dua tahap sama halnya dengan regulator two hose. Perbedaan
utamanya adalah bahwa kedua tingkatnya terpisah. Second stage terletak dekat mulut penyelam
umtuk memudahkan bernapas, oleh katena itu sekat karet berada pada permukaan yang sama
Gelembung udara yang dihembuskan malalui saluran pembuang terbuat dari karet yang
letaknya dibawah second stage. Regulator two hose untuk perbandingan , membuang udara
buangan kembali melalui bagian badan regulator yang terletak di belakang melalui pipa
pembuang terpisah.
d. Single Stage
Salah satu jenis regulator dengan pipa ganda yang menggunakan sistem pengungkt sederhana,
selam, yaitu:7,8
tabung. Alat yang digunakan itu adalah Submersibke Pressure Gauge (SPG).
Katup jenis ini deilengkapi dengan perle ngkapan mekanisme cadangan pada tekanan 300 Psi.
Apabilatekanan dalam tabung sudah mencapai 300 Psi maka secara otomatis pegas akan menutup
katup dan menimbulkan kontraksi dalam pengadaan udara untuk pernapasan dan dengan menarik
kebawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan disisi kiri tabung, dapat
melepaskan kembali katup yang tertutup, maka mengalirlah sisa udara terakhir pada tabung. Katup
Pada tahun 1900 seorang profesor dokter Inggris yaitu Haldane yang banyak berkecimpung
dalam penyelaman, menemukan bahwa zat gas yang diserap oleh tubuh penyelam dapat ditahan
didalamnya bila penurunan tekanan adalah 2:1 gantinya perbandingan tekanan permukaan dengan
tekanan sekeliling selisih bandingnya tidak lebih dari 2.9,10
Dengan demikian pada kedalaman 10 meter (33 feet) dalam waktu lama, seorang penyelam
tidak akan mengalami dekompresi (tidak terjadi pembentukan gelombang saat muncul). Bila sudah
melebihi 10 meter karena melebihi perbandingan 2:1 maka semakin dalam menyelam, makin
singkat waktu dasar (BT). Untuk itu diperlukan tabel selam agar penyelaman terhindar dari
penyakit dekompresi.9,10
Menurut tabel USN 1-10 diatas terdapat empat kolom yang terdiri dari:9,10
masuk dalam air hingga pada saat akan naik ke permukaan dalam menit.
c. Decompression stop (min) yaitu pada kedalaman tertentu dalam waktu tertentu seorang
penyelam harus berhenti dalam perjalanan naik ke permukaan dalam menit, terdiri dari
Pada kolom pertama tertulis kedalaman mulai dengan 40 feet, penambahan kedalaman
sebesar 10 feet bagi seorang penyelam harus menjadi patokan untuk penentuan kedalaman selam.
Bila kedalaman sebesar 62 feet maka harus dihitung menjadi 70 feet, dan bila kedalamannya 75
feet maka dihitung menjadi 80 feet dan seterusnya. Selalu harus dihitung kedalaman paling besar
yang dicapai. Misalnya bila kedalaman penyelaman 60 feet tetapi karena sesuatu hal tiba-tiba harus
turun ke 80 feet untuk beberapa saat saja, maka kedalaman penyelaman harus dihitung menjadi 80
feet.
Kolom kedua ditulis waktu di dasar (Bottom time) dalam menit. Bila waktu penurunan
sampai kedalaman yang hendak dicapai 5 menit dan waktu yang digunakan sebelum naik adalah
20 menit, maka waktu BT adalah 25 menit. Pada kolom ini setiap kedalaman dimulai dengan angka
yang menunjukkan waktu maksimal pada kedalaman tersebut yang belum memerlukan
dekompresi, artinya muncul sampai di permukaan dapat dilakukan tanpa perlu berhenti untuk
membiarkan kelebihan gas yang diserap oleh tubuh dapat lepas secara wajar. Laju kecepatan naik
adalah 60 feet / menit atau 1 feet / detik. Waktu maksimal ini disebut "Batas Tanpa Dekompresi"
untuk dekompresi. Kolom ketiga adalah waktu sampai pemberhentian dekompresi pertama (dalam
menit dan detik). Kecepatan naik 1 feet/detik harus diambil sebagai patokan.
Sindroma neurologi akibat tekanan tinggi merupakan kumpulan gejala kompleks yang terjadi
pada kedalaman >130 m dan penyelam bernafas campuran Helium-oksigen >300 1m pengaruh
langsung tekanan pada sel-sel otak atau efek toksik Helium pada tekanan yang amat tinggi
Gejala klinis
Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, megingat, persepsi, orientasi,
memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan Laraia, 1998). Sehingga gangguan
kognitif merupakan respon maladaptive yang ditandai dengan adanya gangguan daya ingat,
disorientasi, inkoheren, salah persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikir logis. Gangguan
ini membuat individu berada dalam kebingungan, tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini
temporer atau permanent, mengakibatkan tidak berfungsinya proses kognitif (misalnya fungsi otak
yang lebih tinggi) yang meliputi memori, penalaran, orientasi, persepsi dan perhatian (Isaacs Ann,
2005).
Sindrom otak organik adalah gangguan jiwa yang psikotik atau non psikotik yang disebabkan
oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini disebabkan oleh penyakit
seperti meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan lain sebagainya.
Gangguan mental organic adalah suatu gangguan patologi yang jelas, misalnya tumor otak,
Fungsi kognitif dapat berfluktuktuasi sepanjang rentang respon adaptif dan maladaptive.
Fluktuasli ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kecemasan klien. Gangguan kognitif ini kebanyakan
dialami oleh klien dengan gangguan mental organik dan gangguan ini dapat terjadi secara episodic
Salah satu alat untuk mengukur kemampuan fungsi kognitif adalah Montreal Cognitif
Assesment (MoCA) yang digunakan untuk mengukur Mild Cognitive Impairment (MCI) Tes
ini memerlukan waktu 10 – 15 menit dalam pengerjaannya. Tes MoCA mampu menilai domain-
domain kognitif seperti memori, kelancaran berbicara, visuospasial, clock drawing, fungsi
Pada validasi MoCA yang dilakukan di Kanada, didapatkan sensitivitas sebesar 94% dan
Pada tahun 2009, Husein ddk23 melakukan penelitian untuk mendapatkan instrumen MoCA
dalam Bahasa Indonesia yang dapat divalidasi dan direliabilitasi, sehingga dapat digunakan dalam
penelitian fungsi kognitif bagi pasien di Indonesia. Tes MoCA ini kemudian diterjemahkan ke
dalam Bahasa Indonesia yang baku dikenal dengan Montreal Cognitive Assessment – versi
Indonsia (MoCA-Ina). Penelitian ini menggunakan rancangan pontong lintang untuk menilai
validitas dan menghitung tingkat kesepakatan antara dua orang dokter di Rumah Sakit dr. Cipto
Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai Kappa total antara 2
orang dokter (inter rater) adalah 0,820. Sedangkan pada tiap-tiap domain sebagai berikut:
Visuospasial/eksekutif 0,817; penamaan (naming) 0,985; dan atensi 0,969. Sementara untuk
domain bahasa 0,990; abstraksi 0,957; memori 0,984, dan orientasi adalah 1,00. Dengan demikian
tes MoCA-Ina telah valid menurut kaidah validasi transcultural dan reliable sehingga dapat
digunakan baik oleh dokter ahli saraf maupun dokter umum untuk pemeriksaan fungsi kognitif.
Nilai normal MoCA-Ina yang telah diteliti di Indonesia, hasilnya dipengaruhi oleh usia,
tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Penilaian alat ukur ini dilakukan dengan teknik wawancara
secara langsung. Masing-masing nilai dari setiap domain-domain kognitif tersebut dijumlahkan
dan dari hasil penjumlahan dapat diketahui klasifikasi fungsi kognitif, yaitu:24
Hingga sekarang, belum banyak penelitian yang membahas tentang gangguan kognitif pada
penyelam scuba. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bahareh, dkk. Aktivitas fisik dapat
meningkatkan kinerja sistem saraf dengan merangsang sistem metabolismE tubuh dan
meningkatkan produksi ATP . Dua belas penyelam scuba profesional dengan usia sekitar 23 ± 1
tahun, berat 80 ± 2,5 kg dan tinggi 1,79 ± 3,5 cmresident di kota Mashhad berpartisipasi dalam
penelitian. fungsi kognitif mereka diukur 60 menit sebelum dan 20 menit setelah menyelam dan
data dievaluasi menggunakan software PASAT. Dalam penelitian ini, parameter seperti kesehatan
umum mental, perhatian berkelanjutan, kecepatan respon rata-rata, dan kelelahan mental diukur.
Selain itu, dalam rangka untuk menentukan aktivitas sistem stres, kortisol saliva mereka
Hasil penelitian Bahareh,dkk menunjukkan bahwa, kesehatan mental umum scuba penyelam
ini adalah normal dan tidak mengalami perubahan yang luar biasa setelah menyelam. kecepatan
respon rata-rata mereka dan perhatian yang berkelanjutan memiliki hasil pada penurunan
signifikan setelah scuba diving. kelelahan mental setelah menyelam meningkat. Juga, tingkat
kortisol y ang terdapat dalam saliva secara signifikan meningkat setelah menyelam. Menurut
data dari Bahareh, tampaknya bahwa scuba diving sebagai stimulan stres meningkatkan tingkat
Stres adalah keadaan homeostasis terancam yang dinetralkan oleh proses adaptif yang
melibatkan biokimia, fisiologis, tanggapan dan perilaku berpikir untuk memulihkan homeostasis.
Telah terbukti bahwa stres dapat merusak hippocampus, yang terlibat dalam fungsi kognitif, yang
dapat disebabkan oleh gangguan metabolit enzim dan hormon diotak. Selain itu, penyalahgunaan
narkoba juga dapat menjadi faktor stres yang bisa merusak sistem saraf pusat. Berbagai faktor
lingkungan dapat merangsang sintesis dan kortisol secretionof karena aktivitas Hypothalamus-
hipofisis-adrenal (HPA) axis. Peningkatan tingkat kortisol adalah aktivitas yang dapat
menurunkan fungsi kognitif seseorang. .Gangguan ini mungkin dapat berupa keadaan yang
sementara atau bahkan permanen. prefrontal, temporal, parietal dan oksipital lobus dan daerah
subkortikal seperti hippocampus adalah area utama dari otak yang terlibat dalam fungsi kognitif.
Menekankan sebuah fungsi dalam memori dan fungsi kognitif dalam banyak hal. stres sedant
selama pembelajaran dapat memfasilitasi penyimpanan informasi, tetapi stres yang berlebihan atau
berat akan menimbulkan bahaya otak yang cukup serius. Stres dapat meningkatkan kerentanan
seseorang untuk mengenang kenangan palsu yang terjadi melalui dampak dari stres pada
KESIMPULAN
1) Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa
Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik maupun biologi.
karena penyelaman dilakukan di kedalaman lebih dari 5 meter dibawah permukaan laut.
Selain peralatan dasar yang digunakan, terdapat peralatan tambahan yang digunakan sebagai
alat bantu napas saat berada didalam air seperti regulator dan tabung yang berisi udara yang
dan harus bisa menguasai teknik SCUBA, karena menyelam merupakan kegiatan yang
(misalnya fungsi otak yang lebih tinggi) yang meliputi memori, penalaran, orientasi, persepsi
dan perhatian.
scuba penyelam ini adalah normal dan tidak mengalami perubahan yang luar biasa setelah
menyelam. kecepatan respon rata-rata mereka dan perhatian yang berkelanjutan memiliki
hasil pada penurunan signifikan setelah scuba diving. kelelahan mental setelah menyelam
meningkat. Juga, tingkat kortisol y ang terdapat dalam saliva secara signifikan meningkat
setelah menyelam. Menurut data dari Bahareh, tampaknya bahwa scuba diving sebagai
stimulan stres meningkatkan tingkat kortisol dan karena itu mengurangi kinerja kognitif
setelah menyelam.
SARAN
Para penyelam diharapkan dapat mengerti dengan baik fisiologi penyelam, resiko yang dapat
terjadi selama menyelam, dan hal-hal yang perlu diwaspadai ketika berada di bawah permukaan
air, sehingga para penyelam juga akan mampu menguasai diri dan setidaknya mengurangi resiko