Anda di halaman 1dari 23

DAFTAR ISI

Bab I Pendahuluan …………………………………………………………………………… 1

Bab II Isi ……………………………………………………………………………………... 3

1. Menyelam

Fisiologi Menyelam ………………………………………………………………….. 3

Penyelam Scuba ………………………………………………………………………

2. Gangguan Kogntif

Definisi Gangguan Kognitif

Klasifikasi Gangguan Kognitif

Gejala Dan Tanda


BAB I

PENDAHULUAN

Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa

meenggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Lingkungan penyelaman memiliki

berbagai potensial bahaya baik fisik maupun biologi. Secara anatomi tubuh manusia terdiri dari 3

unsur yaitu padat, cair dan berongga. Jaringan tubuh yang padat seperti tulang, otot, jantung dan

hati, relatif tidak meneruskan tekanan, sedangkan yang berupa cairan dapat meneruskan tekanan,

dan yang berongga seperti telinga, sinus, lambung, usus, paru juga saluran nafas sangat

dipengaruhi perubahan tekanan.1,2

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mencatat, tahun 2000 di seluruh dunia ada 400.000 kejadian

tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempati urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas.

Bahkan Global Burden of Disease (GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih

kecil dibanding seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan

angkutan air dan bencana lainnya. Ditaksir selama tahun 2000, 10% kematian di seluruh dunia

adalah akibat kecelakaan, dan 8% akibat tenggelam tidak disengaja yang sebagian besar terjadi di

negara berkembang.1,2

Kondisi di lingkungan penyelaman akan mempengaruhi perubahan fisiologi pada tubuh manusia

sesuai dengan hukum fisika yang berlaku, yang berisiko menimbulkan penyakit yang berakhir

pada kecacatan hingga kematian apabila penyelaman dilakukan tidak sesuai dengan prosedur yang

benar. Ditemukannya berbagai kasus dan kelainan seperti nyeri sendi, gangguan pendengaran,

kelumpuhan hingga kematian. Pada nelayan peselam tradisional di berbagai daerah menunjukkan

bahwa kegiatan penyelaman dapat menimbulkan berbagai dampak negatif dalam bidang kesehatan

baik yang bersifat sementara ataupun menetap.1,2


Menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan didalam air dengan tujuan wisata, penelitian

maupun pemeliharaan biota laut. Terdapat dua jenis penyelaman, yaitu skin diving dan SCUBA

diving. Skin diving adalah penyelaman yang dilakukan tanpa alat bantu oernapasan secara khusus,

dan dilakukan dipermukaan air dengan menggunakan peralatan dasar seperti snorkel, masker, dan

fins. Berbeda dengan SCUBA diving, SCUBA diving memerlukan peralatan khusus untuk

melakukan penyelaman karena penyelaman dilakukan di kedalaman lebih dari 5 meter dibawah

permukaan laut. Selain peralatan dasar yang digunakan, terdapat peralatan tambahan yang

digunakan sebagai alat bantu napas saat berada didalam air seperti regulator dan tabung yang berisi

udara yang dimampatkan.3

Untuk melakukan SCUBA diving seseorang harus mempunyai kemampuan dan harus bisa

menguasai teknik SCUBA, karena menyelam merupakan kegiatan yang beresiko tinggi dan bila

dilakukan sebarangan akan mengancam keselamatan.3


BAB II

ISI

II.1 Menyelam

II.1.a. Fisiologi menyelam

Bernapas merupakan sesuatu hal yang sangat penting pada kehidupan, terutama bagi seorang
penyelam. Pada saat penyelaman tekanan atmosfer di permukaan laut dengan di dalam laut
berbeda. Tekanan atmosfer akan menurun pada ketinggian karena atmosfir diatasnya berkurang,
sehingga udara pun berkurang. Demikian sebaliknya tekanan akan meningkat bila seorang
menyelam di bawah permukaan air. Hal tersebut disebabkan perbedaan berat dari atmosfir dan
berat dari air di atas penyelam. Berdasarkan hukum pascal yang menyatakan bahwa tekanan
terdapat di permukaan cairan akan menyebar ke seluruh arah secara merata dan tidak berkurang
pada setiap tempat di bawah pemukaan laut. Tekanan akan meningkat sebesar 760 mmHg (1
atmosfir) untuk setiap kedalaman 10 m (33 kaki). Satuan-satuan dari jumlah tekanan adalah
atmosfir absolut (ATA), sedangkan ukuran tekanan (Gauge Pressure) menunjukkan tekanan yang
terlihat pada alat pengukur dimana terbaca 0 pada tingkat permukaan, karena tekanan tersebut
selalu 1 atmosfer lebih rendah daripada tekanan absolut.3,4

Tabel 2.1 Ukuran tekanan pada berbagai kedalaman4

Kedalaman (Depth) Tekanan Absolut (Gauge Pressure)


Dipermukaan 1 ATA 0 ATG
10 meter 2 ATA 1 ATG
20 meter 3 ATA 2 ATG
30 meter 4 ATA 3 ATG

Seorang penyelam yang menghirup napas penuh di permukaan akan merasakan paru-parunya
semakin lama semakin tertekan oleh air di sekelilingnya sewaktu penyelam tersebut turun.
Sebelum penyelaman, tekanan udara di dalam paru-paru seimbang dengan tekanan udara atmosfer,
yang rata-rata 760 mmHg atau 1 atmosfer pada permukaan laut. Namun, pada saat menyelam udara
mengalir ke dalam paru, tekanan udara di dalam paru harus lebih rendah daripada tekanan udara
atmosfer. Kondisi tersebut diperoleh dengan membesarnya volume paru. Menurut hukum Boyle
tekanan gas di dalam tempat tertutup berbanding terbalik dengan besarnya volume. Bila ukuran
tempat diperbesar, tekanan udara di dalamnya turun. Bila ukuran diperkecil, tekanan udara di
dalamnya naik. Hukum Boyle berlaku terhadap semua gas-gas di dalam ruangan-ruangan tubuh
sewaktu penyelam masuk ke dalam air maupun sewaktu naik ke permukaan.5
Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan nitrogen.
Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan parsial dari
nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang terlarut dalam jaringan juga
menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut
gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke dalam jaringan oleh darah. Hal tersebut
sesuai dengan hukum Henry yang menyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut
di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan. Pada
kondisi di atas permukaan laut gas nitrogen terdapat dalam udara pernapasan sebesar 79%.
Nitrogen tidak mempengaruhi fungsi tubuh karena sangat kecil yang larut dalam plasma darah,
sebab rendahnya koefisien kelarutan pada tekanan di atas permukaan laut. Tetapi bagi seorang
penyelam Scuba atau pekerja Caisson (pekerja pembangun saluran di bawah air) yang berada pada
kondisi udara pernapasan di bawah tekanan tinggi, jumlah nitrogen yang terlarut dalam plasma
darah dan cairan interstitial sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan pusing atau mabuk, yang
disebut dengan gejala nitrogen narcosis.6
Di permukaan laut (1 ATA) dalam tubuh manusia terdapat kira-kira 1 liter larutan nitrogen.
Apabila seorang penyelam turun sampai kedalaman 10 meter (2 ATA) tekanan parsial dari
nitrogen yang dihirupnya menjadi 2 kali lipat dan akhirnya yang terlarut dalam jaringan juga
menjadi 2 kali lipat (2 liter). Waktu sampai terjadinya keseimbangan tergantung pada daya larut
gas di dalam jaringan dan pada kecepatan suplai gas ke dalam jaringan oleh darah. Hal tersebut
sesuai dengan hukum Henry yang menyatakan bahwa pada suhu tertentu jumlah gas yang terlarut
di dalam suatu cairan berbanding lurus dengan tekanan partial dari gas tersebut di atas cairan.5
Pada kondisi di atas permukaan laut gas nitrogen terdapat dalam udara pernapasan sebesar 79%.
Nitrogen tidak mempengaruhi fungsi tubuh karena sangat kecil yang larut dalam plasma darah,
sebab rendahnya koefisien kelarutan pada tekanan di atas permukaan laut. Tetapi bagi seorang
penyelam Scuba atau pekerja Caisson (pekerja pembangun saluran di bawah air) yang berada pada
kondisi udara pernapasan di bawah tekanan tinggi, jumlah nitrogen yang terlarut dalam plasma
darah dan cairan interstitial sangat besar. Hal tersebut mengakibatkan pusing atau mabuk, yang
disebut dengan gejala nitrogen narcosis.6

II.1.b. Penyelam SCUBA


Menyelam merupakan kegiatan yang dilakukan didalam air dengan tujuan wisata, penelitian

maupun pemeliharaan biota laut. Terdapat dua jenis penyelaman, yaitu skin diving dan SCUBA

diving. Skin diving adalah penyelaman yang dilakukan tanpa alat bantu oernapasan secara khusus,

dan dilakukan dipermukaan air dengan menggunakan peralatan dasar seperti snorkel, masker, dan

fins. Berbeda dengan SCUBA diving. SCUBA diving memerlukan peralatan khusus untuk

melakukan penyelaman karena penyelaman dilakukan di kedalaman lebih dari 5 meter dibawah

permukaan laut. Selain peralatan dasar yang digunakan, terdapat peralatan tambahan yang

digunakan sebagai alat bantu napas saat berada didalam air seperti regulator dan tabung yang berisi

udara yang dimampatkan.7

Untuk melakukan SCUBA diving seseorang harus mempunyai kemampuan dan harus bisa

menguasai teknik SCUBA, karena menyelam merupakan kegiatan yang beresiko tinggi dan bila

dilakukan sebarangan akan mengancam keselamatan. Ada beberapa lat yang sering digunakan

dalam melakukan Scuba diving, diantaranya :7

Dalam penyelaman selain kemampuan selam yang diperlukan tetapi juga di perlukan alat bantu
selam. Peralatan-peralatan yang digunakan adalah :
1. Mask

Mask atau face mask merupakan peralatan selam yang menutupi sebagian wajah terutama mata

dan hidung yang berfungsi :7,8

a. Menciptakan kantung udara antara mata dengan air, sehingga memungkinkan penyelam

melihat benda dibawah air.


b. Mask mencengah masuknya iar kedalam hidung dan mata,

sekaligus mencegah terjadinya iritasi, mask haruslah nyaman

bagi penggunanya, selain itu ukurannya harus pas dan kedap

air.mask harus sesuai dengan bentuk wajah si pemakai. Cara

menguji mask yang sesuai dengan wajah adalah dengan


Gambar 1. SCUBA dive
mengenakan mask tersebut diwajah tanpa mengenakan tali
Masks (diving dan scuba)

kepala, tarik napas sedikit melalui hidung dan lepaskan tangan

yang memegang mask tersebut. Jika mask tidak jatuh maka mask cocok untuk anda.

2. Snorkel

Snorkel merupakan alat survival penting yang digunakan seorang skin maupun scuba diver,

sebab berfungsi :7,8

a. Membantu penyelam bernafas dipermukaan air tanpa mengangkat

kepalanya,

b. Membantu penyelam berenang menuju sasaran penyelaman tanpa

menggunakan udara dalam tabung scuba, Gambar 2. Sport


SCUBA Dive
c. Memungkinkan penyelam melihat pemandangan bawah air dengan Model Snorkel

cara berenang dan mencelupkan muka dipeemukaan air.

3. Fins

Fin dalam bahasa Indonesia lebih dikenal dengan istilah “sirip selam” atau “kaki katak”yang

diciptakan untuk memberi kekuatan pada kaki dan merupakan piranti penggerak. Fins dibuat

bukan untuk menambah kecepatan berenang namun menambah daya kayuh. Dengan bantuan fins

kemampuan renang kita bertambah 10 kali lebih besar dibandingkan tanpa menggunakan fins.
Ada tiga macam jenis fins :7,8

a. Jenis Foot Pocket

Fin jenis ini cocok digunakan untuk melakukan skin diving atau

fins swimming, karena ini lebih fleksibel, dengan letak lempeng

lebih menyudut, yang menyebabkan kaki tidak mudah lelah.


Gambar 3. Fin
b. Jenis Open Heel

Fins dengan jenis ini sangat sesuai digunakan untuk scuba diving, biasanya berlempeng

lurus, semi kaku dengan lempeng lebih panjang. Jenis ini memberikan kekuatan lebih besar,

namun membutuhkan waktu untuk penyesuaian bagi otot-otot kaki. Fins jenis ini memiliki

kelebihan yaitu lebih mudah dalam mengenakan dan melepaskannya.

c. Adjustable Open Heels

Jenis ini juga dapat digunakan untuk scuba diving karena dibuat mempunyai kantong yang

cukup besar untuk kaki yang memakai boots, mempunyai lempengan yang lebih besar untuk

menghasilkan tenaga yang lebih besar dan biasanya terdapat lobang-lobang alur air di bagian

atas lempengan tersebut yang fungsinya untuk mengurangi kelelahan kaki yang disebabkan

oleh daerah negatif pada lempeng.

4. Boots

Boots adalah sejenis kaos kaki yang digunakan untuk melindungi kaki

paqda saat menyelam, khususnya saat menyelam diperairan yang

berkarang dan berbatu juga dapat berfungsi sebagai perlindungan kaki dari

kejang yang disebabkan kedinginan dan kemungkinan kaki lecet. Laqq


Gambar 4. Scuba
Boots
Boots terbuat dari bahan karet busa dengan sol keras dibagian bawah. Hal yang perlu

diperhatikan adalah pemilihan ukuran fins agar cocok dengan kaki jika menggunakan boots.

5. Wet Suit

Wet suit merupakan pakaian pelindung penyelam yang terbuat dari

bahan karet. Pakaian ini tidak mudah menyerap air dan dibuat dengan

berbagai ukuran ketebalan bahan. Fungsi wet suit adalah untuk melindungi

penyelam dari goresan karang dan pengurangan panas badan dibawah

permukaan air. Namun wet suit tidak menghangatkan penyelam, hanya


Gambar 5. Scuba
mencegah penyelam dari kedinginan, dan bukan berarti penyelam tidak Wet Suit

basah.7,8

6. Weight Belt

Weight belt atau sabuk pemberat diperlukan untuk mengatur daya

apung. Setiap penyelam mempunyai daya apung yang berbeda. Seorang

penyelam di air laut tanpa menggunakan wet suit memerlukan berat antara

4-6 pounds untuk mengimbangi daya apung positifnya, sedangkan jika


Gambar 6. Scuba

menggunakan wet suit memerlukan tambahan pemberat antara 10-12 pounds Weight belt

di atas daya apung normal.7,8

Weight belt harus dilengkapi dengan Quick Release Buckle yaitu suatu gesper pengancing

yang dapat dilepas secara cepat. Cara pemakaian weight belt dipasang paling akhir namun dilepas

paling awal dalam keadaan darurat.7,8


7. Buoyancy Vest

Buoyancy vest adalah perlengkapan penting bagi seorang penyelam . fungsinya adalalah :7,8

a. Untuk memberikan daya apung positif selama berenang di

permukaan air , dengan demikian seorang penyelam dapat

bergerak tanpa banyak mengeluarkan tenaga.

b. Untuk memberikan daya apung agar beristirahat atau

menyangga penyelam yang mengalami keadaan darurat.


Gambar 7. Scuba
c. Untuk memberi daya apungnetral terkendali di dalam air. Buoyancy

8. Tabung Selam

Sebuah tabung selam yang bertekanan tinggi dibuat untuk

menampung udara yang dimampatkan secara aman. Tabung-tabung ini

dibuat dari baja atau campuran alumunium dan dapat diperoleh dalam

berbagai ukuran. Macam-macam jenis tabung :7,8

a. Tabung Baja 71,2 Cuft


Gambar 8.
Standart panjang tabung baja adalah 25 inchi, mempunyai berat
Tabung Selam

kira-kira 30 Lbs dalam keadaan kososngdan dirancang sedemikian

rupa sehingga dapat melayang di air laut. Bila dimampatkan ke dalam tabung sampai tekanan

maksimum sebesar 2250 Psi itu berarti kira-kira 65 Cuft udara bebas yang ditampung.

b. Tabung Alumunium 71,2 Cuft

Silinder alumunium 71.2 cuft dengan panjang 28 inchi dan mempunyai berat kira-kira 27

Lbs dalam keadaan kosong. Tabung ini mempunyai ukuran 3 inchi lebih panjang dan 3 Lbs
lebih ringan dibandingkan dengan jenis tabung yang sama dengan bahan yang berbeda. Tabung

ni tidak melayang didalam air laut, tetapi mempunyai daya apung 5 pounds dalam keadaan

penuh dan 9 pounds dalam keadaan kosong.

c. Tabung Alumunium 3000 Psi 72,0 cuft

Tabung ini mempunyai panjang 26 inchi dengan berat 30 Lbs dan berbobot netral dalam

air laut. Kapasitas tabung adalah 72,0 cuft pada tekanan maksimum 3000 Psi.

d. Unit Tabung Ganda

Unit tabung ganda ini disiapkan untuk persediaan yang lebih lama. Ini dapat disatukan

dengan katup ganda atau dua tabung tunggal yang digabungkan dengan pipa penyambung.

Tipe ini snagat cocok untuk penyelaman air dalam, fotografi bawah air atau penyelaman

penyelamatan yang memerlukan waktu yang lama. Unit in biasa digunakan bila menyelam

dari kapal dan sangat jarang digunakan bila penyelaman dari pantai.

9. Regulator

Ada beberapa jenis regulator, yaitu :7,8

a. Two Hose atau Pipa Ganda

Regulator demand yang biasa dikenal di Amerika sejak

tahun 1949 terdiri dari satu bagian yang dipasang diatas

katup tabung dengan sebuah pipa penyalur udara napas,

mouthpiecedan sebuah pipa buang udara.


Gambar 9.
b. Two Stage Regulator

Tekanan dalam tabung dibagi menjadi dua tingkatan. Dari tekanan tinggi pada tingkat pertama

ke tekanan rendah kira-kira 140 Psi pada tingkat kedua. Hal ini diatur di dalam ruang kecil pada

regulator. Pada saat penyelam menarik napas, ia akan menciptakan keadaan vacum dalam
pipa pernapasan dan juga pada ruang regulator. Sekat karet yang terkena langsung dengan

air akan menekan pengungkit tingkat kedua yang menyebabkan udara tertekan rendah

mengalir ke penyelam. Apabila penyelam berhenti bernapas, aliran udara secara cepat menjadi

seimbang dalam pipa dan ruang regulator, lalu sekat akan kembali ke letak dimana pengungkit

tingkat kedua menutup jalannya aliran udara.

Suatu demand regulator sebenarnya merupakan suatu mekanisme sederhana, dimana udara

mengalir hanya bila penyelam menarik napas dan langsung menyesuaikan secara otomatis

dengan tekanan aor pada kedalaman tersebut melalui cara equalization sederhana.

c. Single Hose

Regulator yang paling umum digunakan pada saat ini, single hose terdiri dari First stagedengan

tekanan tinggi yang dikembangkan oleh katup tabung, Pipa bertekanan antara, dan second stage

yang terdiri dari sekat karet pengungkit tingkat kedua, katup buang udara dan mouthpiece.

Regulator ini bekerja dengan dua tahap sama halnya dengan regulator two hose. Perbedaan

utamanya adalah bahwa kedua tingkatnya terpisah. Second stage terletak dekat mulut penyelam

umtuk memudahkan bernapas, oleh katena itu sekat karet berada pada permukaan yang sama

dengan paru-paru dalam posisi berenang biasa.

Gelembung udara yang dihembuskan malalui saluran pembuang terbuat dari karet yang

letaknya dibawah second stage. Regulator two hose untuk perbandingan , membuang udara

buangan kembali melalui bagian badan regulator yang terletak di belakang melalui pipa

pembuang terpisah.

d. Single Stage

Salah satu jenis regulator dengan pipa ganda yang menggunakan sistem pengungkt sederhana,

yang merubah tekanan langsung pada first stage.


10. Katup tabung (Valve)

Ada dua jenis katup standart yang dpakai dalam tabung

selam, yaitu:7,8

a. Tipe Non Reserve atau “K” Valve

Katup K tanpa candangan adalah katup yang mudah

ditutup dan dibuka. Tabung dengan katup ini mewajibkan

penyelam menggunakan peralatan tambahan untuk


Gambar 10.
memonitor seberapa banyak udara yang masih ada didalam Katup tabung

tabung. Alat yang digunakan itu adalah Submersibke Pressure Gauge (SPG).

b. Tipe Constant Reserve atau “J” valve

Katup jenis ini deilengkapi dengan perle ngkapan mekanisme cadangan pada tekanan 300 Psi.

Apabilatekanan dalam tabung sudah mencapai 300 Psi maka secara otomatis pegas akan menutup

katup dan menimbulkan kontraksi dalam pengadaan udara untuk pernapasan dan dengan menarik

kebawah batang penghubung yang tersambung pada katup cadangan disisi kiri tabung, dapat

melepaskan kembali katup yang tertutup, maka mengalirlah sisa udara terakhir pada tabung. Katup

cadangan menyiapkan udara yang cukup untuk naik ke permukaan.


II.1.c. Tabel Selam

Gambar 11. Tabel selam9

Pada tahun 1900 seorang profesor dokter Inggris yaitu Haldane yang banyak berkecimpung
dalam penyelaman, menemukan bahwa zat gas yang diserap oleh tubuh penyelam dapat ditahan
didalamnya bila penurunan tekanan adalah 2:1 gantinya perbandingan tekanan permukaan dengan
tekanan sekeliling selisih bandingnya tidak lebih dari 2.9,10
Dengan demikian pada kedalaman 10 meter (33 feet) dalam waktu lama, seorang penyelam
tidak akan mengalami dekompresi (tidak terjadi pembentukan gelombang saat muncul). Bila sudah
melebihi 10 meter karena melebihi perbandingan 2:1 maka semakin dalam menyelam, makin
singkat waktu dasar (BT). Untuk itu diperlukan tabel selam agar penyelaman terhindar dari
penyakit dekompresi.9,10
Menurut tabel USN 1-10 diatas terdapat empat kolom yang terdiri dari:9,10

a. Depth (feet) yaitu penunjukkan kedalaman penyelaman dalam satuan feet.


b. Bottom time (min) yaitu waktu dasar adalah waktu penyelaman dihitung saat mulai

masuk dalam air hingga pada saat akan naik ke permukaan dalam menit.

c. Decompression stop (min) yaitu pada kedalaman tertentu dalam waktu tertentu seorang

penyelam harus berhenti dalam perjalanan naik ke permukaan dalam menit, terdiri dari

kedalaman 20 feet dan 10 feet sebagai station pemberhentian.

d. Repetitif group yaitu abjad petunjuk tabel.

Pada kolom pertama tertulis kedalaman mulai dengan 40 feet, penambahan kedalaman

sebesar 10 feet bagi seorang penyelam harus menjadi patokan untuk penentuan kedalaman selam.

Bila kedalaman sebesar 62 feet maka harus dihitung menjadi 70 feet, dan bila kedalamannya 75

feet maka dihitung menjadi 80 feet dan seterusnya. Selalu harus dihitung kedalaman paling besar

yang dicapai. Misalnya bila kedalaman penyelaman 60 feet tetapi karena sesuatu hal tiba-tiba harus

turun ke 80 feet untuk beberapa saat saja, maka kedalaman penyelaman harus dihitung menjadi 80

feet.

Kolom kedua ditulis waktu di dasar (Bottom time) dalam menit. Bila waktu penurunan

sampai kedalaman yang hendak dicapai 5 menit dan waktu yang digunakan sebelum naik adalah

20 menit, maka waktu BT adalah 25 menit. Pada kolom ini setiap kedalaman dimulai dengan angka

yang menunjukkan waktu maksimal pada kedalaman tersebut yang belum memerlukan

dekompresi, artinya muncul sampai di permukaan dapat dilakukan tanpa perlu berhenti untuk

membiarkan kelebihan gas yang diserap oleh tubuh dapat lepas secara wajar. Laju kecepatan naik

adalah 60 feet / menit atau 1 feet / detik. Waktu maksimal ini disebut "Batas Tanpa Dekompresi"

atau lazim disebut "No Decompressi Limit" atau "Waktu Nol".


Bila melampaui batasan tersebut maka harus dilihat BT yang bersangkutan dan perlu berhenti

untuk dekompresi. Kolom ketiga adalah waktu sampai pemberhentian dekompresi pertama (dalam

menit dan detik). Kecepatan naik 1 feet/detik harus diambil sebagai patokan.

Sindroma Neurologi akibat Tekanan Tinggi

Sindroma neurologi akibat tekanan tinggi merupakan kumpulan gejala kompleks yang terjadi

pada kedalaman >130 m dan penyelam bernafas campuran Helium-oksigen >300 1m  pengaruh

langsung tekanan pada sel-sel otak atau efek toksik Helium pada tekanan yang amat tinggi 

gejala berat (pelaksanaan tugas terganggu, gangguan ingatan dan kesadaran).

Gejala klinis

 Getaran otot (tremor) yang tidak terkendali, kesukaran koordinasi gerakan


 Tekanan bertambah  kekacauan mental, mengantuk, disorientasi, penurunan kesadaran,
kematian.
 Tremor (lebih banyak pada jari-jari tangan dan lengan)
Tatalaksana : Nitrogen dan Hydrogen
Pencegahan : Pengaruh HPNS (High Pressure Neurology Syndrome) akan berkurang dengan
makin terbiasanya penyelaman dalam kedalaman tertentu.

II.2 Gangguan Kognitif

Fungsi kognitif adalah kemampuan untuk memberikan alasan, megingat, persepsi, orientasi,

memperhatikan, serta memberikan keputusan (Stuart dan Laraia, 1998). Sehingga gangguan

kognitif merupakan respon maladaptive yang ditandai dengan adanya gangguan daya ingat,

disorientasi, inkoheren, salah persepsi, penurunan perhatian serta sukar berpikir logis. Gangguan

ini membuat individu berada dalam kebingungan, tidak mampu menghubungkan kejadian saat ini

dengan kejadian yang lampau.


Gangguan kognitif (cognitive impairment disorders) disebabkan oleh kerusakan neuron

temporer atau permanent, mengakibatkan tidak berfungsinya proses kognitif (misalnya fungsi otak

yang lebih tinggi) yang meliputi memori, penalaran, orientasi, persepsi dan perhatian (Isaacs Ann,

2005).

Sindrom otak organik adalah gangguan jiwa yang psikotik atau non psikotik yang disebabkan

oleh gangguan fungsi jaringan otak. Gangguan fungsi jaringan otak ini disebabkan oleh penyakit

seperti meningo-ensefalitis, gangguan pembuluh darah otak, tumor otak, dan lain sebagainya.

Gangguan mental organic adalah suatu gangguan patologi yang jelas, misalnya tumor otak,

penyakit serebrovaskuler, atau intoksikasi obat (Mansjoer Arif, 2001.

Fungsi kognitif dapat berfluktuktuasi sepanjang rentang respon adaptif dan maladaptive.

Fluktuasli ini sangat dipengaruhi oleh tingkat kecemasan klien. Gangguan kognitif ini kebanyakan

dialami oleh klien dengan gangguan mental organik dan gangguan ini dapat terjadi secara episodic

atau terus menerus.

Alat Ukur Gangguan Kognitif

Salah satu alat untuk mengukur kemampuan fungsi kognitif adalah Montreal Cognitif

Assesment (MoCA) yang digunakan untuk mengukur Mild Cognitive Impairment (MCI) Tes

ini memerlukan waktu 10 – 15 menit dalam pengerjaannya. Tes MoCA mampu menilai domain-

domain kognitif seperti memori, kelancaran berbicara, visuospasial, clock drawing, fungsi

eksekutif, kalkulasi, pemikiran abstrak, bahasa, orientasi, atensi, dan konsentrasi.21

Pada validasi MoCA yang dilakukan di Kanada, didapatkan sensitivitas sebesar 94% dan

spesivisitas sebesar 87% dalam mendeteksi gangguan kognitif.22

Pada tahun 2009, Husein ddk23 melakukan penelitian untuk mendapatkan instrumen MoCA

dalam Bahasa Indonesia yang dapat divalidasi dan direliabilitasi, sehingga dapat digunakan dalam
penelitian fungsi kognitif bagi pasien di Indonesia. Tes MoCA ini kemudian diterjemahkan ke

dalam Bahasa Indonesia yang baku dikenal dengan Montreal Cognitive Assessment – versi

Indonsia (MoCA-Ina). Penelitian ini menggunakan rancangan pontong lintang untuk menilai

validitas dan menghitung tingkat kesepakatan antara dua orang dokter di Rumah Sakit dr. Cipto

Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Dari hasil penelitian ini didapatkan nilai Kappa total antara 2

orang dokter (inter rater) adalah 0,820. Sedangkan pada tiap-tiap domain sebagai berikut:

Visuospasial/eksekutif 0,817; penamaan (naming) 0,985; dan atensi 0,969. Sementara untuk

domain bahasa 0,990; abstraksi 0,957; memori 0,984, dan orientasi adalah 1,00. Dengan demikian

tes MoCA-Ina telah valid menurut kaidah validasi transcultural dan reliable sehingga dapat

digunakan baik oleh dokter ahli saraf maupun dokter umum untuk pemeriksaan fungsi kognitif.

Nilai normal MoCA-Ina yang telah diteliti di Indonesia, hasilnya dipengaruhi oleh usia,

tingkat pendidikan, dan jenis kelamin. Penilaian alat ukur ini dilakukan dengan teknik wawancara

secara langsung. Masing-masing nilai dari setiap domain-domain kognitif tersebut dijumlahkan

dan dari hasil penjumlahan dapat diketahui klasifikasi fungsi kognitif, yaitu:24

Skor maksimal : 30 poin

Total skor 26 – 30 : normal/tidak ada gangguan kognitif

Total skor < 26 : ada gangguan kognitif


Gambar 2.2 Montreal Cognitive Assesment-INA (MoCA-INA)25

Montreal Cognitive Assessment (MoCA-Ina)


II.3 Gangguan kognitif pada Scuba diving

Hingga sekarang, belum banyak penelitian yang membahas tentang gangguan kognitif pada

penyelam scuba. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bahareh, dkk. Aktivitas fisik dapat

meningkatkan kinerja sistem saraf dengan merangsang sistem metabolismE tubuh dan

meningkatkan produksi ATP . Dua belas penyelam scuba profesional dengan usia sekitar 23 ± 1

tahun, berat 80 ± 2,5 kg dan tinggi 1,79 ± 3,5 cmresident di kota Mashhad berpartisipasi dalam

penelitian. fungsi kognitif mereka diukur 60 menit sebelum dan 20 menit setelah menyelam dan

data dievaluasi menggunakan software PASAT. Dalam penelitian ini, parameter seperti kesehatan

umum mental, perhatian berkelanjutan, kecepatan respon rata-rata, dan kelelahan mental diukur.

Selain itu, dalam rangka untuk menentukan aktivitas sistem stres, kortisol saliva mereka

dikumpulkan sebelum dan setelah menyelam.

Hasil penelitian Bahareh,dkk menunjukkan bahwa, kesehatan mental umum scuba penyelam

ini adalah normal dan tidak mengalami perubahan yang luar biasa setelah menyelam. kecepatan

respon rata-rata mereka dan perhatian yang berkelanjutan memiliki hasil pada penurunan

signifikan setelah scuba diving. kelelahan mental setelah menyelam meningkat. Juga, tingkat

kortisol y ang terdapat dalam saliva secara signifikan meningkat setelah menyelam. Menurut

data dari Bahareh, tampaknya bahwa scuba diving sebagai stimulan stres meningkatkan tingkat

kortisol dan karena itu mengurangi kinerja kognitif setelah menyelam.

Stres adalah keadaan homeostasis terancam yang dinetralkan oleh proses adaptif yang

melibatkan biokimia, fisiologis, tanggapan dan perilaku berpikir untuk memulihkan homeostasis.

Telah terbukti bahwa stres dapat merusak hippocampus, yang terlibat dalam fungsi kognitif, yang

dapat disebabkan oleh gangguan metabolit enzim dan hormon diotak. Selain itu, penyalahgunaan
narkoba juga dapat menjadi faktor stres yang bisa merusak sistem saraf pusat. Berbagai faktor

lingkungan dapat merangsang sintesis dan kortisol secretionof karena aktivitas Hypothalamus-

hipofisis-adrenal (HPA) axis. Peningkatan tingkat kortisol adalah aktivitas yang dapat

menurunkan fungsi kognitif seseorang. .Gangguan ini mungkin dapat berupa keadaan yang

sementara atau bahkan permanen. prefrontal, temporal, parietal dan oksipital lobus dan daerah

subkortikal seperti hippocampus adalah area utama dari otak yang terlibat dalam fungsi kognitif.

Menekankan sebuah fungsi dalam memori dan fungsi kognitif dalam banyak hal. stres sedant

selama pembelajaran dapat memfasilitasi penyimpanan informasi, tetapi stres yang berlebihan atau

berat akan menimbulkan bahaya otak yang cukup serius. Stres dapat meningkatkan kerentanan

seseorang untuk mengenang kenangan palsu yang terjadi melalui dampak dari stres pada

hippocampus dan korteks prefrontal.


BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

1) Menyelam adalah kegiatan yang dilakukan di bawah permukaan air, dengan atau tanpa

meenggunakan peralatan untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Lingkungan penyelaman memiliki berbagai potensial bahaya baik fisik maupun biologi.

2) SCUBA diving memerlukan peralatan khusus untuk melakukan penyelaman

karena penyelaman dilakukan di kedalaman lebih dari 5 meter dibawah permukaan laut.

Selain peralatan dasar yang digunakan, terdapat peralatan tambahan yang digunakan sebagai

alat bantu napas saat berada didalam air seperti regulator dan tabung yang berisi udara yang

dimampatkan.Untuk melakukan SCUBA diving seseorang harus mempunyai kemampuan

dan harus bisa menguasai teknik SCUBA, karena menyelam merupakan kegiatan yang

beresiko tinggi dan bila dilakukan sebarangan akan mengancam keselamatan.

3) Gangguan kognitif (cognitive impairment disorders) disebabkan oleh kerusakan

neuron temporer atau permanent, mengakibatkan tidak berfungsinya proses kognitif

(misalnya fungsi otak yang lebih tinggi) yang meliputi memori, penalaran, orientasi, persepsi

dan perhatian.

4) Hasil penelitian Bahareh,dkk menunjukkan bahwa, kesehatan mental umum

scuba penyelam ini adalah normal dan tidak mengalami perubahan yang luar biasa setelah

menyelam. kecepatan respon rata-rata mereka dan perhatian yang berkelanjutan memiliki

hasil pada penurunan signifikan setelah scuba diving. kelelahan mental setelah menyelam

meningkat. Juga, tingkat kortisol y ang terdapat dalam saliva secara signifikan meningkat

setelah menyelam. Menurut data dari Bahareh, tampaknya bahwa scuba diving sebagai
stimulan stres meningkatkan tingkat kortisol dan karena itu mengurangi kinerja kognitif

setelah menyelam.

SARAN

Para penyelam diharapkan dapat mengerti dengan baik fisiologi penyelam, resiko yang dapat

terjadi selama menyelam, dan hal-hal yang perlu diwaspadai ketika berada di bawah permukaan

air, sehingga para penyelam juga akan mampu menguasai diri dan setidaknya mengurangi resiko

stress selama penyelaman.

Anda mungkin juga menyukai