Anda di halaman 1dari 4

Royal navy melakukan penelitian terhadap penyelam dan menemukan bahwa 17 dari 58

penyelam yang menyelam pada kedalaman 200 dan 350 kaki (60-100 meter) diantaranya
mengalami penurunan kesadaran. Pada kedalaman yang lebih dari 300 kaki dapat
mengakibatkan sesorang blackout atau pingsan. Pada kedalaman yang kurang dari 30 meter
atau 100 kaki biasanya belum sampai menyebabkan keadaan narkosis nitrogen karena
tekanan parsial nitrogen tidak mengalami peningkatan (Soncini R, 2020).

Pada textbook ini menyebutkan bahwa ciri-ciri dari narkosis adalah perasaan bahagia
berlebih (euporia), retardasi mental, dan terganggunya kordinasi nauromuskular.
Tanda dan gejala awal akan terlihat pada kedalaman 100 kaki (30 meter) dan akan semakin
parah seiring bertambahnya kedalaman
Tanda dan gejala yang dimaksudkan antara lain:
 Tertawa berlebihan dan adanya sensasi pusing, kemudian pada kedalaman ini
seseorang akan cenderung dapat mengontrol dirinya.
 Adanya keterlambata aktivitas mental dengan diikuti gangguan pendengaran serta
penciuman
 Adanya gangguan memori terutama short term memory ( memori jangka pendek )
 Kemampuan untuk melakukan gerakan halus juga terganggu, biasanya diakibatkan
karena pergerakan yang berlebihan sebelumnya.
 Mungkin ada beberapa gejala lain yg dirasakan seperti mati rasa dan kesemutan di
daerah bibir dan kaki
Pada kedalaman lebih dari 300 kaki (90 meter) antara lain :
 Tanda dan gejala yang lebih parah dengan kemungkinan penyelam tidak sadarkan
diri, intensitas pengelihatan dan pendengaran berkurang, stupor (tidak dapat merespon
percakapan), blackout (pingsan) dan disorientasi, manik atau depresi juga dapat
terjadi.
Tanda dan gejala ini mirip dengan yg terlihat pada keracunan alkohol dan tahap awal
hipoksia

Upaya Pencegahan Narkosis Nitrogen

 Penyelam sebaiknya membatasi kedalaman penyelaman hingga kurang dari 100 kaki
karena narkosis nitrogen menjadi lebih parah seiring bertambahnya kedalaman.
semakin dalam penyelaman semakin banyak pula Nitrogen yang larut dalam jaringan
tubuh penyelam. Tinggi kadar Nitrogen di dalam jaringan tubuh bergantung kepada
kedalaman dan lamanya penyelaman. Oleh karena itu semakin dalam dan lama suatu
penyelaman semakin tinggi pula kadar Nitrogen yang larut ke dalam tubuh penyelam
(wijaya, 2019)

 Selain membatasi kedalaman, waktu penyelaman juga sebaiknya diperhitungkan oleh


penyelam untuk menghindari terjadinya narkosis nitrogen, adapun tiap penyelaman
memiliki batas waktu berbeda beda contohnya adalah SCUBA diving dimana pada
kedalaman 18 meter selama 60 menit dan maksimal pada kedalaman 39 meter selama
10 menit selain itu pada penyelaman Surfaced Supply Breathing Apparatus Diving
(SSBA) yang dilakukan untuk penelitian-penelitian pada kedalaman 60 meter selama
40 menit.
 Dianjurkan penggunaan campuran gas pernapasan lain yang mengandung helium
sebagai pengganti sebagian atau semua nitrogen di udara pada saat melakukan
penyelaman dalam yang lebih dari 30 meter. Baik nitrogen maupun oksigen memiliki
efek anestesi yang kuat pada tekanan yang tinggi, ketika tekanan gas pernapasan
meningkat efek anestesi menjadi lebih kuat sehingga menyebabkan penurunan
kemampuan kognitif yang melemahkan dan menyebabkan ketidaksadaran. Helium
memiliki kelarutan lipid yang rendah dengan demikian efek anestesi yang ditimbulkan
juga rendah. Untuk alasan tersebut helium ditambahkan untuk mengurangi fraksi
nitrogen namun helium cukup mahal.
 Profesional trainer yang dapat membantu penyelam untuk mengidentifikasi tanda
tanda dari narkosis nitrogen yang nantinya dapat digunakan sebagai sinyal untuk naik
kem permukaan.
 Sebelum menyelam, terlebih dahulu memastikan kondisi fisik terutama tubuh harus
dalam kondisi prima karena jika anda sedang dalam keadaan tidak fit seperti
mengalami pilek atau demam dapat menyulitkan saat melakukan penyelaman
 Menggunakan alat perlindungan diri (APD) untuk menyelam terutama menggunakan
pakaian khusus menyelam dimana pakaian khusus ini ada dua macam yakni wet
suites dan dry suites. Baju selam ini berfungsi untuk melindungi penyelam dari
dinginnya air sehingga dapat meminimalisir pelepasan panas dari tubuh, selain itu
juga berfungsi sebagai pelindung dari sengatan hewan berbisa serta dapat melindungi
kulit dari pergeseran dengan batu karang ataupun benda tajam lainnya (Lafère et al.,
2021). Wet suite terbuat dari bahan foam neoprene yang biasanya dipakai pada saat
menyelam di warm water atau air hangat sedangkan dry suite terbuat dari bahan yang
bersifat waterproof sehingga dapat melindungi tubuh saat menyelam pada air dingin.
 melakukan penyelaman maksimal 2 kali sehari karena berdasarkan penelitian yang
dilakukan Fatimah et al., (2019) bahwa menyelam dengan frekuensi lebih dari 2 kali
dapat meningkatkan resiko barotrauma 5 kali lipat pada nelayan yang menyelam lebih
dari 2 kali dibandingkan dengan nelayan yang menyelam kurang dari 2 kalis sehari.
 Saat hendak naik ke permukaan sebaiknya secara perlahan hal ini akan
memungkinkan gas yang terperangkap dalam aliran darah atau jaringan tubuh dapat
keluar secara bertahap dan perlahan dan menghidari terbentuknya emboli
 Tidak mengonsumsi obat obatan dan alkohol karena efek substansi tersebut dapat
tereksitasi saat menyelam
Daftar pustaka

Fatimah, Andarini, S., & Melani A, A. (2019). Pengaruh Frekuensi Menyelam Meningkatkan
Risiko Kejadian Barotrauma pada Nelayan Penyelam Tradisional. Jurnal Kedokteran
Brawijaya, 30(4), 283–286.
Lafère, P., Guerrero, F., Germonpré, P., & Balestra, C. (2021). Comparison of insulation
provided by dry or wetsuits among recreational divers during cold water immersion (<
5°C). International Maritime Health, 72(3), 217–222.
https://doi.org/10.5603/IMH.2021.0040
Soncini R. (2020). Nitrogen Narcosis at shallow depths _ DAN Southern Africa.
wijaya, w. (2019). Mengenal Selam dan Dekompresi | Parangtritis Geomaritime Science
Park.

Anda mungkin juga menyukai