Daya Apung
Hukum Archimedes berbunyi bahwa jika suatu benda masuk ke dalam suatu cairan maka benda
tersebut mendapat daya apung yang sebanding dengan jumlah cairan yang dipindahkan.
Untuk mengetahui apakah suatu benda terapung atau tidak maka kita harus mengetahui berat
jenis (berat/volume) benda tersebut. Jika berat jenis benda lebih kecil daripada air maka benda
tersebut akan mengapung, begitu pula sebaliknya.
Semakin padat suatu cairan maka semakin besar daya apungnya karena memiliki berat jenis yang
besar.
Hal ini berhubungan dengan air tawar dan air laut, dimana mempunyai kepadatan yang berbeda.
Air laut lebih padat daripada air tawar, sehingga penyelam-penyelam dan kapal-kapal mengapung
lebih tinggi dari air laut daripada air tawar. Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:
Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak dalam
air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.
Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat alat-alat yang
dipakai dapat menyebabkan penyelam tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan menjadi lebih
terapung bila udara dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet suit) yang terdiri
dari sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah, volume udara di dalam sel-sel
tersebut berkurang dengan demikian mengurangi daya apung. Rompi-rompi yang dapat
mengembang (Buoyancy Compensator's) dapat diisi udara untuk mendapat daya apung positif.
Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat, yang cenderung membuatnya
mengapung, sedang bila ia menghembuskan akan cenderung tenggelam. Maka sering seorang
penyelam menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan
pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun.
Dengan pengetahuan tersebut diatas, diaharapkan seorang penyelam akan dapat menentukan
daya apungnya sendiri sesuai kebutuhan dan dapat memperkirakan peralatan selam yang akan
dipakainya, sehingga seorang penyelam akan mampu untuk mengatur daya apungnya untuk
kenyamanan serta keamanan penyelaman.
Hukum Boyle
Hal ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, maka volume dari suatu kumpulan gas akan
berkurang.
Aplikasi:
Seorang penyelam yang bernafas penuh (6 liter) pada kedalaman 10 meter (2 ATA), dengan
menahan napas lalu naik kepermukaan (1 ATA), maka udara di dalam paru-parunya akan berlipat
ganda menjadi 12 liter. Hal ini mengingatkan agar tidak menahan napas saat muncul
kepermukaan bila memakai alat selam scuba.
Hukum ini berlaku terhadap rongga yang ada pada tubuh manusia, dimana penyelam akan
mendapat tekanan langsung saat menyelam.
Hukum yang menegaskan hubungan antara tekanan dan volume. Volume dari suatu kumpulan
gas akan berbanding terbalik dengan absolut.
Jadi tidak dapat selalu kita katakan bahwa paru-paru penyelam tidak akan rusak saat sedang
menyelam.