Anda di halaman 1dari 2

1. Mengapa penyelam dapat menyelam dan bukan terapung?

Daya Apung
Hukum Archimedes berbunyi bahwa jika suatu benda masuk ke dalam suatu cairan maka benda
tersebut mendapat daya apung yang sebanding dengan jumlah cairan yang dipindahkan.
Untuk mengetahui apakah suatu benda terapung atau tidak maka kita harus mengetahui berat
jenis (berat/volume) benda tersebut. Jika berat jenis benda lebih kecil daripada air maka benda
tersebut akan mengapung, begitu pula sebaliknya.
Semakin padat suatu cairan maka semakin besar daya apungnya karena memiliki berat jenis yang
besar.
Hal ini berhubungan dengan air tawar dan air laut, dimana mempunyai kepadatan yang berbeda.
Air laut lebih padat daripada air tawar, sehingga penyelam-penyelam dan kapal-kapal mengapung
lebih tinggi dari air laut daripada air tawar. Daya apung (bouyancy) ada 3 macam yaitu:

 Daya apung positif (positive bouyancy): bila suatu benda mengapung.


 Daya apung negatif (negative bouyancy): bila suatu benda tenggelam.
 Daya apung netral (neutral bouyancy): bila benda dapat melayang.

Bouyancy adalah suatu faktor yang sangat penting di dalam penyelaman. Selama bergerak dalam
air dengan scuba, penyelam harus mempertahankan posisi neutral bouyancy.
Tingkat daya apung setiap penyelam dipengaruhi oleh beberapa faktor, berat alat-alat yang
dipakai dapat menyebabkan penyelam tenggelam. Silinder berisi udara tekan akan menjadi lebih
terapung bila udara dipakai hingga menjadikannya ringan. Pakaian selam (wet suit) yang terdiri
dari sel-sel karet busa berisi udara, bila kedalamannya bertambah, volume udara di dalam sel-sel
tersebut berkurang dengan demikian mengurangi daya apung. Rompi-rompi yang dapat
mengembang (Buoyancy Compensator's) dapat diisi udara untuk mendapat daya apung positif.
Bila penyelam menghirup nafas volume di dada akan meningkat, yang cenderung membuatnya
mengapung, sedang bila ia menghembuskan akan cenderung tenggelam. Maka sering seorang
penyelam menghembuskan nafasnya pada saat meninggalkan permukaan untuk memanfaatkan
pengaruh tersebut dan hal itu membantunya untuk turun.
Dengan pengetahuan tersebut diatas, diaharapkan seorang penyelam akan dapat menentukan
daya apungnya sendiri sesuai kebutuhan dan dapat memperkirakan peralatan selam yang akan
dipakainya, sehingga seorang penyelam akan mampu untuk mengatur daya apungnya untuk
kenyamanan serta keamanan penyelaman.
Hukum Boyle
Hal ini berarti bahwa bilamana tekanan meningkat, maka volume dari suatu kumpulan gas akan
berkurang.
Aplikasi:
Seorang penyelam yang bernafas penuh (6 liter) pada kedalaman 10 meter (2 ATA), dengan
menahan napas lalu naik kepermukaan (1 ATA), maka udara di dalam paru-parunya akan berlipat
ganda menjadi 12 liter. Hal ini mengingatkan agar tidak menahan napas saat muncul
kepermukaan bila memakai alat selam scuba.
Hukum ini berlaku terhadap rongga yang ada pada tubuh manusia, dimana penyelam akan
mendapat tekanan langsung saat menyelam.
Hukum yang menegaskan hubungan antara tekanan dan volume. Volume dari suatu kumpulan
gas akan berbanding terbalik dengan absolut.

2. Mengapa di kedalaman paru-paru penyelam tidak rusak?


Karena penyelam mengerti Teknik penyelaman yang aman dan baik. Paru-paru tidak akan rusak
dilihat dari factor kesehatan, daya tahan tubuh yang dimiliki penyelam sebelum menyelam dan
batas maksimal manusia dapat menyelam hingga kedalaman tidak lebih dari 20 meter.
Hubungan Kedalaman Dengan Kapasitas Vital Paru:
Bila seseorang turun ke dalam laut, tekanan di sekitarnya meningkat. Namun untuk menjaga
paruparu agar tidak kolaps atau mengalami pengempisan udara juga harus disuplai dengan
tekanan tinggi, sehingga darah di dalam paru-parunya menghadapi tekanan gas alveolus yang
sangat tinggi. Di atas batas tertentu tekanan tinggi ini dapat menyebabkan perubahan besar
dalam fisiologis tubuh. Efek penting dari kedalaman adalah pemempaatan gas menjadi volume
yang makin kecil. Pada 33 kaki dibawah permukaan laut dengan tekanan 2 atmosfir, 1 liter volume
pada permukaan laut dapat berkurang menjadi setengah liter pada kedalaman 100 kaki atau 30
meter atau dengan tekanan 4 atm, hal ini menyebabkan efek berkurangnya ruang udara didalam
tubuh penyelam termasuk paru-paru sehingga pada beberapa kasus yang lebih serius dapat
menyebabkan pecahnya alveolus pada paru paru yang berakibat pada semakin berkurangnya
elastisitas paru (relaps-kolaps), secara bertahap pengurangan elastisitas paru dapat
mengakibatkan penurunan kapasitas vital paru karena kondisi relaps (kembang paru) menurun
demikian pula dengan kolaps (kempisnya paru) sehingga total inhalasi dan residu paru berkurang
yang berkontribusi terhadap volume kapasitas paru.

Jadi tidak dapat selalu kita katakan bahwa paru-paru penyelam tidak akan rusak saat sedang
menyelam.

3. Mengapa tabung oksigen tidak membuat penyelam terapung?


khusus yang digunakan pada SCUBA diving. Alat bantu utama tentu adalah tabung selam. Tabung
selam sering disebut tabung oksigen oleh orang awam, padahal sebenarnya tabung ini tidak berisi
oksigen murni 100% namun berisi sekitar 78% Nitrogen, 21% Oksigen dan sisanya gas lain seperti
layaknya udara yang kita hirup sehari-hari di darat. Benda akan mengapung atau tenggelam
tergantung pada massa jenisnya. Massa jenis adalah satuan untuk menggambarkan berat benda
berdasarkan ukurannya

Anda mungkin juga menyukai