Anda di halaman 1dari 55

Keselamatan

Industri

Tekanan
ekstrim

Arif Yusra
Aisyah Dewi Ranti
Rizki Novriandi
Eka Trisnawati
Ahmad Ainun Najib
Rida Sari Juli Anti
Ivanna Nurliati
Melly Anggraeni
Indra Hidayatul M

Anggota Kelompok:
Yanny Sartika
Muhammad Rizki S
Adam Fadillah
Arya Wiranata
Miftah Anugrah
Mutia Yuli R
Nani Agustina
Wasty Rusjaya

Pendahuluan

Dalam suatu lingkungan kerja, tenaga kerja akan menghadapi


tekanan lingkungan kerja, seperti beban pekerjaan (tekanan psikologis)
selain itu terdapat pula faktor yang menyebabkan beban tambahan
sehingga dapat menimbulkan gangguan bagi tenaga kerja.
Faktor tersebut antara lain:
faktor fisik
faktor kimia
faktor biologis
faktor fisiologis
faktor mental psikologi

Tekanan panas merupakan salah satu faktor fisik


yang dalam keadaan tertentu dapat
menimbulkan gangguan. Tekanan panas pada
lingkungan kerja banyak yang belum
diperhatikan sehingga hal ini akan
mengakibatkan beberapa masalah, baik masalah
produksi maupun kesehatan pekerja. Masalah ini
apabila tidak segera diselesaikan akan berakibat
besar dalam upaya produksi dalam industri.

Tekanan
udara
ekstrim
adalah tekanan udara yang
lebih besar (tinggi) atau
tekanan udara yang lebih
rendah dari
tekanan
udara
Tekanan ekstrim dapat dibagi
normal (1menjadi
atm). 2 kondisi:

Hiperbarik
Hipobarik

HIPERBARIK
Tekanan Hiperbarik terjadi pada Kondisi tekanan
Barometrik (P) > 1 atm
Contoh kondisi hiperbarik:
kerja di terowongan ( 2 - 4 ATA (atmosphere absolute))
menyelam (setiap +10m kedalaman = tambah 1 ATA)
Manusia dapat bertahan terhadap kenaikan tekanan
barometrik asal distribusinya merata (tidak merata
waktu kompresi dan dekompresi)

Bekerja didalam lingkungan kerja yang tekanan


udaranya lebih besar dari tekanan udara normal
telah dikenal sejak adanya pekerjaan yang
dilakukan di lingkungan yang kedap air (caisson
work ), dimana orang melakukan pekerjaan di
bawah tekanan udara yang lebih besar dari 1
atm. Pekerjaan seperti ini termasuk pekerjaan
para penyelam di perairan (di laut) yang dalam,
para pekerja tambang yang dalam, juga para
pekerja yang bekerja dalam pembuatan
terowongan
dibawah
tanah,
maupun
terowongan di bawah air

Perlu diketahui bahwa setiap kaki (foot)


seorang penyelam turun (menyelam) di bawah
permukaan air atau setiap kaki seorang
pekerja
terowongan
turun
dibawah
permukaan air tanah, maka ada suatu
kenaikan tekanan linear sebesar 0,445
lb/meter atau 0.443 psi untuk air tawar dan
0,445 psi untuk air laut. Sehingga apabila
seorang penyelam bekerja di kedalaman 100 ft
dibawah permukaan air laut, dia akan
menerima tekanan sebear 44,5 psi

Hubungan kedalaman laut dengan


tekanan
Kedalaman laut (kaki)

Tekanan (atmosfer)

Permukaan laut

33

66

100

133

166

200

300

10

400

13

500

16

Efek Kedalaman Laut terhadap Volume


Gas
Efek penting lain dari kedalaman laut ialah mengecilnya volume
gas. Pada kedalaman 33 kaki di bawah permukaan laut,
tekanannya menjadi 2 atmosfer, dan volumenya mengecil
menjadi setengah liter; dan pada tekanan 8 atmosfer (233
kaki) menjadi seperdelapan liter. Jadi, volume gas berbanding
terbalik dengan tekanannya.
Prinsip fisika ini disebut Hukum Boyle

P1V1 = P2V2
Ket :
P = Tekanan udara
V= Volume gas

Resiko Bahaya Pada Pekerjaan Penyelaman


di Peraiaran Yang Dalam/Lingkungan
Udara bertekanan tinggi setiap perubahan
tekanan udara akan memberikan pengaruh
dan dampak terhadap tubuh manusia, yang
merupakan resiko dan bahaya bagi manusia,
selain akan menimbulkankecelakaankecelakaan juga akan dapat menimbulkan
penyakit-penyakit setelah tenaga kerja
kembali ke udara biasa (tekanan = 1 atm)

Dampak-dampak penyelaman di perairan yang dalam (di


laut) dan lingkungan udara bertekanan tinggi terhadap
tubuh manusia antara lain :

1 Pengaruh suhu
Suhu air umumnya lebih dingin dari suhu badan dan sebagai
akibat pengaruh sinar matahari yang akan berkurang bila
menyelam lebih dalam (lebih dari 10 meter) suhu air akan
menjadi lebih dingin, akan menyebabkan penyelam
kehilangan panas tubuh secara konduksi yang lebih
banyak. Suhu dingin yang berlebihan dapat menyebabkan
refleks yang berlebihan dan penyempitan pembuluh darah
di seluruh tubuh sehingga timbul perasaan sakit kepala
dan pusing yang berbahaya bagi penyelam

Suara, Getaran dan Pendengaran

Suara adalah getaran atau tekanan periodik yang menjalar melalui


udara, cairan ataubenda padat ke telinga manusia yang merupakan
sensor yang baik untuk suara padamedia udara.
Kecepatan suara dalam media air besarnya 4 kali lebih besar daripada
dalam media udara, sehingga penyelam sulit untuk menentukan
arah dan sumber suara secara cepat. Air merupakan media
penghantar udara yang baik sehingga sering terjadi pantulanpantulan suara dari karang atau tebing-tebing dalam air atau dari
dasar laut sendiri yangmenyebabkan kebisisngan (noisy) (Soeripto,
2008).
Suara dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan kerusakan tubuh
manusia terutamabagian tubuh yang berongga seperti sinus, rongga
dada, perut dan telinga atau bagiantubuh yang lunak seperti
jaringan otak, paru-paru dan usus

Tekanan Hidrostatik Air


Tekanan hidrostatik air merupakan
hambatan yang utama di dalam
penyelaman yang bisa berupa
tekanan langsung maupun
tekanan tidak langsung.
Tekanan tidak langsung
Tekanan langsung

Tekanan tidak langsung


Tekanan dan konsentrasi udara dalam air akan
bertambah besar apabila penyelam menyelam
lebih dalam.
Apabila penyelam secara tiba-tiba naik ke
permukaan, maka akan terjadi super saturasi
terhadap udara biasa. Keadaan ini akan sangat
berbahaya bagi penyelam, karena udara yang
terlarut dalam jaringan tubuh akan menjadi gas
kembali berupa gelembung-gelembung gas yang
akan masuk ke dalam sirkulasi dan terbesar
dalamdarah dan jaringan

Gelembung-gelembung Nitrogen tersebut dapat


tersangkut atau berada pada tulang sendi dan di
bawah otot, menyebabkan kramp yang sangat
hebat (sangat nyeri).
Rasa sakit ini dikenal dengan nama penyakit
bends atau penyakit caisson atau disebut juga
penyakit dekompressi. Sedang gelembung
Nitrogen dalam darah (emboli) juga dapat
menyumbat pembuluh darah, yang dapat
mengakibatkan kelumpuhan

Tekanan Langsung
Kerusakan jaringan tubuh sebagai akibat langsung dari
tekanan yang dikenal dengan nama BAROTRAUMA.
Tekanan hidrostatik akan bertambah sesuai dengan
kedalamannya. Hal ini dapat terjadi pada saat
menyelam (descent) atau saat naik ke permukaan
(ascent)
Naiknya tekanan udara akan menyebabkan volume
rongga gas di dalam tubuh bertambah kecil dan akan
mengakibatkan terjadinya squeeze, dimana bila
terjadi oedema atau pendarahan misalnya pada
sinus, paru-paru atau conjungtiva.

Pemajanan kerja yang terjadi di alam


caisson work ataupun pekerjapekerja tambang yang dalam atau
pekerja-pekerja yang melaksanakan
pekerjaan pembuatan terowongan.
gas bertekanan tinggi digunakan untuk
mengeluarkan air atau lumpur dan juga untuk
memberi topangan (menyangga) pada suatu
bangunan.
Manusia dapat menahan tekanan udara yang besar, jika udara
dapat bebas masuk ke dalam paru-paru, sinus, dan telinga
bagian tengah.
sakit yang sangat nyeri dan kebuntuan (kemadalam telinga yang disebabkan
oleh ketidakmampuan mengalirkan udara ke telinga bagian tengah secara
layak selama terjadi kompresi dan dekompresi. Akibatnya banyak tenaga kerja
yang bekerja pada lingkungan udara bertekanan tinggi menderita kehilangan
daya dengar yang bersifat sementara maupun bersifat sementaracetan) di

Penyakit-Penyakit Akibat Pekerjaan Penyelaman Di Perairan Yang


Dalam/Lingkungan Udara Bertekanan Tinggi
1. Barotrauma
Barotrauma telinga luar, diakibatkan
lubang telinga tertutup oleh cerumen atau
ear plugs, dan bisa terjadi pendarahan dan
rasa perih di telinga serta rasa sakit, yang
akhirnya dapat terjadi infeksi.
Barotrauma telinga tengah, diakibatkan
kegagalan penyesuaian tekanan telinga
tengah dengan udara luar pada penyelam
yang pilek atau ada cerumen prop.
Barotrauma telinga dalam, merupakan
komplikasi dari barotrauma telinga tengah
dimana penyelam melakukan valsava yang
kuat sehingga foramen rotundum pecah.

Barotrauma sinus, terdapat rongga (gas/udara) dalam tengkorak yang


mempunyai hubungan dengan tenggorokan. Kegagalan penyesuaian
tekanan udara dalam sinus dapat menyebabkan pendarahan disertai rasa
sakit.

Barotrauma gigi, Gigi yang berlubang (caries) sering mengalami


barotrauma gigi dengan rasa sakit pada gigi terutama pada saat menyelam
dan dapat disertai dengan pendarahan.

Barotrauma paru-paru,
pada kedalaman tertentu paru-paru penyelam
akan berisi udara dengan tekanan tinggi
sesuai dengan tekanan absolut di
kedalaman tersebut. Bila secara cepat dan
terkendali penyelam naik ke permukaan,
maka setelah sampai di permukaan akan
terjadi pengembangan volume paru yang
sangat cepat tanpa diimbangi dengan
pengembangan dinding paru, sehingga
paru-paru pecah.

Barotrauma usus, para penyelam pemula sering


dengan tidak sengaja menelan udara pada waktu
bernafas dengan regulator. Sehingga ketika berenang ke
permukaan udara bertekanan tinggi yang tertelan tadi
akan mengembang dan dapat menyebabkan sembelit,
sakit perut, muntah-muntah. Bisa juga disebabkan
meminum minuman yang mengandung soda (CO2).
Barotrauma masker, terjadi bila penyelam sewaktu
berenang turun tidak menghembuskan udara ke rongga
masker, sehingga setelah daya lentur masker maksimal,
maka untuk mengimbangi tekanan udara dalam
masker, jaringan-jaringan lunak pada wajah dapat
terhirup ke dalam masker

2. Keracunan gas-gas pernafasan


Efek sekunder: keracunan gas N2, O2, CO2
Keracunan O2, bila ATA 2, gejala:
kesemutan, kelainan visual,halusinasi akustik,
bingung, otot muka berkerut, mual,
pusing,konvulsi epileptik
Keracunan N2 bila ATA 4, gejala: mabuk, N2
larut dalam darah danlemak; narkotik
Keracunan CO2: memperberat keracunan N2
dan O2

Keracunan O2
Tekanan oksigen yang normal di udara adalah
0,2 ATA atau sekitar 160 mmHg. Sifat oksigen
adalah merupakan gas yang tidak berbau,
berasa dan membantu proses pembakaran.
Keracunan oksigen disebabkan karena
kenaikan tekanan oksigen dalam darah.

Pekerja berisiko keracunan O2 :


1. Pekerja hiperbarik chamber
2. Peselam close sirkuit (tabung scuba yang berisi
oksigen sebagai media nafas)
Faktor Risiko Keracunan O2
1. Tergantung pada lama menghisap oksigen dan
banyaknya oksigen yang dihisap
2. Obat-obatan yang dikonsumsi
3. Demam

Tanda dan gejala umum keracunan O2


1.
2.
3.
4.

Iritasi ringan pada trachea


Batuk
Hiperemi membran mukosa hidung
Demam

Keracunan N2
Narkosis disebabkan oleh kenaikan tekanan
parsial dari gas dalam metabolisme yakni
nitrogen. Narkosis terjadi beberapa menit
setelah mencapai kedalaman tertentu.
Tanda dan gejala umum :
Gangguan ringan pelaksanaan tugas,
euforia, mengantuk, halusinasi, konsentrasi
menurun hingga hilang ingatan.

Pekerja berisiko keracunan N2 :

Peselam menggunakan kompresor


konvensional : peselam mutiara, peselam biota
laut, peselam moroami, pekerja pasang bubu

Peselam menggunakan human kompresor


(professional): pemasang pipa/kabel bawah air,
peselam militer, pekerja di hiperbarik chamber

Tidak menggunakan kompresor: pekerja


tambang batubara, pekerja pembuatan
terowongan bawah tanah (subway).

KERACUNAN KARBONMONOKSIDA (CO )


Kemampuan pengikatan hemoglobin (hb) terhadap CO
200 kali lebih besar daripada oksigen sehingga
mengakibatkan eliminasi CO yang sangat lambat dan
mengakibatkan hb tidak dapat mengangkut oksigen.
Pekerja berisiko :
Peselam yang bekerja dengan menggunakan kompresor
konvensional (yang digunakan untuk tambal ban)

Tanda dan gejala umum :


Sakit kepala, sesak nafas, mual, delirium sampai dengan
kehilangan kesadaran dan mati

KERACUNAN KARBONDIOKSIDA (CO2 )


CO2 merupakan sisa metabolism normal yang
diproduksi oleh tubuh, jumlahnya hampir
sama dengan oksigen yang dikonsumsi.
Kelarutan CO2 20 kali lebih besar dibanding O2
dalam darah.

Pekerja berisiko :
Peselam yang bekerja dengan menggunakan
kompresor konvensional (yang digunakan untuk
tambal ban)
Peyebab keracunan CO2
Skip breathing
Foulty regulator (Kerusakan regulator)
Tight wetsuit (Baju selam yang ketat)
Kontaminasi udara

Tanda dan gejala umum :


Pada tahap awal nafas cepat terjadi sakit
kepala, disorientasi dan gelisah, berkeringat
banyak, tekanan darah meningkat, hilangnya
koordinasi. Jika tidak cepat ditangani maka
tekanan darah akan menurun, nadi lambat,
sesak nafas, konvulsi, kehilangan kesadaran.

3. Dekompresi
Dekompresi: bila orang bergerak dari tekanan tinggi ke rendah
terlalu cepat: N2 terlarut akan menjadi gas, tidak sempat
keluar lewat paru-paru sehingga menyumbat pembuluh
darah (emboli), bahkan klep jantung. Karena daerah
dibawah sumbatan tidak dapat suplai nutrisi akan mati dan
tampak seperti kelumpuhan
Bends/Poisson diseases, terjadi 80% dalam waktu 4-8 jam
chokes, cough, deaths/coma: 20% dalam waktu 24 jam
Paralisis: spastic, para/monoplegia (kerusakan sumsum
tulang belakang/spinal cord)
nekrosis aseptic: tulang kronis

Faktor risiko :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Usia di atas 40 tahun


Jenis kelamin
Menggigil selama/ sesudah menyelam
Obesitas
Dehidrasi
Latihan berat selama / sesudah menyelam
Kebugaran : tidak fit, lelah, kurang tidur
Pekerja setelah mengkonsumsi alkohol
mempercepat terjadinya gelembung nitrogen.

9.
10.
11.
12.
13.
14.

Udara yang dihirup banyak yang


mengandung CO2
Riwayat penyakit Dekompresi
Peselam naik pesawat kurang dari 24 jam
setelah menyelam
Trauma/injury
Menyelam tidak mengikuti prosedur
Penyelaman berulang

Pekerja berisiko :
1. Peselam menggunakan kompresor konvensional
: peselam mutiara, peselam biota laut, peselam
moroami, pekerja pasang bubu
2. Peselam menggunakan human kompresor
(professional): pemasang pipa/kabel bawah air,
peselam militer, pekerja di hiperbarik chamber
3. Tidak menggunakan kompresor: pekerja
tambang batubara, pekerja pembuatan
terowongan bawah tanah (subway).

Tanda dan gejala umum :


Penyakit dekompressi dibagi menjadi 2 (dua)
tipe menurut gejala klinisnya, yaitu:
a) Tipe 1 (Pain Only Bends)
1. Gejala Utama: Nyeri di daerah persendian
dan otot-otot sekitarnya.
2. Gejala lainnya: Kelelahan berlebihan setelah
menyelam, mengantuk / pusing ringan, gatalgatal pada kulit

b) Tipe 2
1. Penyakit dekompresi serius yang menyerang
sistem saraf pusat
2. Gejala neurologis: Penglihatan kabur sampai
menurun, Hemiplegia/hemiparese, Apasia
motorik/ sensorik, penurunan sampai
kehilangan kesadaran, terjadi gangguan
keseimbangan, gangguan bicara, tremor, vertigo
dan tinitus.
3. Gejala paru dan jantung: Gangguan pernafasan,
sesak nafas, nyeri dada (chokes).

Pengobatan :
Pertolongan pertama dilakukan dengan 2 (dua)
tindakan:
1. Oksigenisasi
Jika pasien dalam kondisi tidak sadar berikan oksigen
2. Rekompresi
Jika pasien masih sadar lakukan penyelaman kembali ke
kedalaman semula didampingi oleh penolongnya atau
dirujuk pada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat yang
memiliki chamber (golden period < 6 jam). Jika melebihi 6
jam kemungkinan timbul kecacatan lebih besar.

Pencegahan
1. Sebelum menyelam lakukan persiapan
seperti :
2. Persiapan kondisi fisik peselam
3. Persiapan kondisi alat
4. Memahami dan menaati prosedur
penyelaman Pemeriksaan kesehatan secara
berkala

Contoh Industri
Industri yang cenderung dikerjakan di kondisi tekanan ekstrim
yaitu industri minyak dan gas (migas).
Lapangan kerja migas secara umum dibagi menjadi dua, yakni
kegiatan offshore dan kegiatan onshore.
Kegiatan offshore adalah kegiatan pertambangan minyak dan
gas yang dilakukan di atas laut sedangkan kegiatan onshore
adalah kegiatan pertambangan yang dilakukan di darat.
Kegiatan offshore lebih cenderung terpapar oleh tekanan
ekstrim karena dilakukan di lakukan di atas laut dan
beberapa diantaranya bahkan dikerjakan di dasar laut,
seperti perbaikan alat atau mesin maupun pencairan sumur
eksplorasi.

Daftar bahaya potensial


No

Uraian

Bahaya potensial

Lingkungan kerja

1. Udara kotor
2. Temperature ekstrim
a. Kontak dengan benda panas atau dingin
b. Terkena lingkungan panas atau dingin
3. Tekanan ekstrim
a. Biasa di laut dengan kondisi suhu dingin tetapi tekanan
tinggi
b. Semakin dalam kedalaman laut maka semakin besar
tekanan atmosfer

Energi

Kebisingan
a. Kebisingan tiba-tiba
b. Kebisingan dalam waktu lama

Zat kimia

1. Kontak dengan zat kimia


2. Kebakaran dan ledakan
3. Debu dan gas

Pekerjaan manual

Ergonomi (desain tempat kerja yang tidak baik)

HIPOBARIK
Keadaan hipobarik terjadi pada elevasi 30 000 ft
O2 sangat tipis kekurangan oksigen coma timbul gelala
bends, dll.

Efek/penyakit:
acute mountain sickness (AMS): depresi,sakit kepala, mual
muntah, pingsan
Pengendalian:
bila masuk daerah berbeda tekanan harus perlahan
bila terjadi bends, masukkan kedalam ruang
dekompresi (ruang yang dapat diatur tekanannya),
tekanan dijadikan tinggi dan perlahan-lahan dikurangi
sampai 1 atm

Bekerja Di Lingkungan Udara Bertekanan Rendah

Tenaga kerja atau orang yang bekerja di lingkungan


yang udaranya bertekanan rendah, juga dapat menjadi
subyek terhadap kekurangan oksigen, dan berpengaruh
buruk terhadap pernafasan dan penglihatan.
Penyakit-penyakit atau pengaruh buruk oleh karena
kekurangan oksigen ini sangat penting bagi mereka
yang bekerja di suatu ketinggian, seperti bagi para
penerbang maupun mereka yang bekerja di tempattempat yang tinggi di atas permukaan laut spserti
mereka yang bekerja di gunung-gunung serta para
pendaki gunung

Kekurangan oksigen dapat terjadi tidak hanya karena


penurunan tekanan. Kekurangan oksigen di udara dalam
ruangan tertutup tanpa ventilasi udara (confined spaces)
adalah pengalaman yang umum terjadi di lingkungan
industri. Oleh karenanya, kandungan oksigen dalam
ruangan tertutup harus diperiksa lebih dahulu sebelum
pekerja masuk ke dalam ruang tertutup tersebut. Alat
seperti oxygen analyzer sangat diperlukan untuk tujuan
tersebut.
Udara normal mengandung kira-kira 21% oksigen. Tandatanda fisiologis yang pertama oleh karena kekurangan
oksigen (anoxia) adalah meningkatnya kecepatan bernafas
dalam (menghirup udara dalam-dalam). Kadar oksigen
kurang dari 16% mengakibatkan kepusingan, detak jantung
menjadi cepat dan sakit kepala. Atmosfer yang kekurangan
oksigen dapat menyebabkan ketidakmampuan untuk
bergerak dan menjadi setengah sadar.

Semakin tinggi daerah dari permukaan air laut


maka tekanan udaranya juga akan semakin
rendah. Setiap penambahan ketinggian 10 m,
tekanan udara berkurang 1 mmHg.
Jika diambil contoh puncak tertinggi didunia,
Mount Everest yang mencapai ketinggian
8.848 m. Tekanan udaranya adalah 0,33 atm.
Dan kadar oksigennya berkurang sekitar 85%
maka dibutuhkan alat bantu pernafasan.

Yang lebih parah, jika berada


diluar angkasa(100 km diatas
permukaan laut), luar angkasa
adalah ruangan hampa udara atau
tanpa tekanan udara sedikit pun.
Ketika Anda ditempatkan di ruang
hampa udara, proses pertukaran
gas berjalan terbalik. Paru-paru
Anda akan menarik oksigen keluar
dari tubuh. Oksigen dibuang
kembali ke paru-paru ketika
mengeluarkan napas.

Proses terbaliknya pertukaran


udara ini mempercepat terjadinya
hipoksia. Ini merupakan kondisi
tubuh ketika kekurangan pasokan

Orang-orang yang bekerja pada daerah dataran


tinggi pada umumnya melakukan aktivitas
perkebunan, seperti yang terdapat pada teh
dan stroberi yang mana hasilnya bisa digunakan
oleh industri makanan dan minuman.

Penyakit yang Terjadi pada


Tekanan Tinggi dan Rendah
Hipoksia

Hipoksia merupakan kondisi tubuh ketika kekurangan pasokan oksigen sehingga


konsentrasi oksigen dalam darah sangat rendah. Umumnya, hipoksia terjadi pada
pendaki gunung dan penyelam bawah laut.
Hipoksia yang menyerang dapat menimbulkan masalah lain. Pandangan akan
mengabur. Gejala ini akan diikuti kejang, kehilangan kesadaran, dan sianosis.
Ketika ini terjadi, Anda belum meninggal. Tapi, sekarat. Otak Anda bisa berfungsi.
Jantung masih berdetak. Bahkan, Anda bisa selamat dengan luka permanen yang
minim. Ini apabila Anda dapat dengan cepat kembali ke atmosfer. Sayang,
tindakan penyelamatan ini harus terjadi dalam 90 menit.
Jika tidak ada yang menyelamatkan secara instan, tekanan darah Anda akan
menurun hingga sangat rendah. Saat inilah baru darah Anda mendidih. Kondisi
ini merusak jantung. Sulit untuk memberikan bantuan pernapasan. Ini seperti
serangan dekompresi pada penyelam.

Pengendalian
Pengendalian Tekanan Dilakukan dengan cara
antara lain :
Isolasi Sumber Panas
Local exhaust ventilation
Localized cooling at work station
Ventilasi umum Permeriksaan kesehatan sebelum
kerja, berkala dan secraa khusus. Pengadaan air
minum harus disediakan dalam jumlah yang
memadai Menyelenggarakan pelatihan dan
pendidikan Pengaturan lamanya kerja dan istiraha

Pengukuran Tekanan Udara


Alat yang di gunakan untuk mengukur tekanan
udara adalah Barometer, ada dua jenisutama
barometer. Pertama, jenis klasik yang
menggunakan air raksa, dan kedua,
barometera neroid atau barometer digital.

Barometer Air Raksa


Barometer air raksa terbuat dari tabung
kaca lurus yang disegel pada salah
satuujungnya. Ujung tabung yang
terbuka diletakkan tegak dalam
semacam piring (dikenalpula sebagai
reservoir) yang diisi dengan air raksa.
Barometer air raksa mengukurtekanan
atmosfer dengan menyeimbangkan
berat merkuri dengan berat udara
disekitarnya. Bagian kosong di tabung
bagian atas menciptakan efek vakum.
Level air raksadalam tabung akan naik
saat berat merkuri lebih kecil
dibandingkan dengan tekananatmosfer
di sekitarnya. Sebaliknya, ketika air
raksa memiliki berat lebih besar
daritekanan atmosfer, level air raksa
dalam tabung akan turun.

Barometer Aneroid
Barometer aneroid merupakan instrumen
digital yang mengukur tekanan
atmosferdengan
muatan
listrik.Barometer aneroid terdiri atas
cakram atau kapsul yang terbuat dari
lembaran tipis logam.Logam tersebut
memiliki dua strip logam kecil pada
kedua sisiinteriornya. Strip logam ini
dihubungkan dengan arus listrik.Saat
tekanan udara naik atauturun, logam
akan ikut memuai atau menciut. Ketika
logam
memuai
atau
menciut,
jarak antara dua strip logam dan waktu
kontak dengan arus listrik juga akan
bervariasi.Barometer lantas mengukur
panjang
muatan
listrik
dan
mengkonversinya menjadipembacaan
tekanan udara.

Anda mungkin juga menyukai