Disusun Oleh:
Deasy Karissa Puspitasari 1709617009
Choirunnisa 1709617081
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah yang berjudul “Kepemimpinan dan Komunikasi” untuk memenuhi tugas
mata kuliah Kepemimpinan dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Tidak lupa
kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan ilmu baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah yang kami susun ini dapat menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL............................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3. Tujuan ............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 3
2.1. Pengertian Kepemimpinan dan Komunikasi .................................... 3
2.2. Proses Komunikasi .......................................................................... 4
2.3. Bentuk-Bentuk Komunikasi............................................................. 5
2.4. Komunikasi Organisasi.................................................................. 10
2.5. Pengaruh Komunikasi Dalam Kepemimpinan ................................... 15
2.6. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi...................................................... 21
BAB III PENUTUP .......................................................................................... 23
3.1. Kesimpulan ................................................................................... 23
3.2. Saran ............................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 25
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Efektivitas organisasi terletak pada efektivitas komunikasi, sebab
komunikasi itu penting untuk menghasilkan pemahaman yang sama antara
pengirim informasi dengan penerima informasi pada semua tingkatan/level
dalam organisasi. Kelancaran semua kegiatan organisasi akan dapat terganggu
jika terdapat suatu masalah yang menyangkut komunikasi, dan apabila terjadi
masalah dalam komunikasi maka dikhawatirkan akan memberikan dampak
yang buruk bagi organisasi tersebut.
1
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar Belakang Masalah yang sudah diuraikan diatas, maka
dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut:
1. Apa pengertian kepemimpinan dan komunikasi
2. Bagaimana proses komunikasi
3. Bagaimana bentuk-bentuk komunikasi
4. Bagaimana komunikasi dalam organisasi
5. Apa pengaruh komunikasi dalam kepemimpinan
6. Apa saja jenis-jenis hambatan komunikasi
1.3. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang sudah diuraikan diatas, maka dapat
disimpulkan bahwa tujuan dari penulisan makalah ini ialah untuk mengetahui:
1. Pengertian kepemimpinan dan komunikasi
2. Proses komunikasi
3. Bentuk-bentuk komunikasi
4. Komunikasi dalam organisasi
5. Pengaruh komunikasi dalam kepemimpinan
6. Jenis-jenis hambatan komunikasi
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pengertian Komunikasi
Komunikasi merupakan proses yang penting dalam organisasi.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh Harisson dan Doerfel bahwa
komunikasi adalah variabel kunci yang memungkinkan seseorang untuk
membangun hubungan dalam satu organisasi serta berinteraksi, dan
berbagai informasi (Doerfel, 2006).
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal
dari kata latin communicare yang berarti berpartisipasi atau
memberitahukan. Komunikasi secara terminologis merujuk pada adanya
proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.
Dengan kata lain, komunikasi diartikan sebagai pemberitahuan sesuatu
(pesan) dari satu pihak ke pihak lain dengan menggunakan suatu media
( Aziz, 2012).
4
b. Pesan, berupa lambang atau tanda seperti kata-kata tertulis atau secara lisan,
gambar, angka, gestura.
c. Saluran, yakni sesuatu yang dipakai sebagai alat penyampaian/ pengiriman
pesan (misalnya telepon, radio, surat, surat kabar, majalah, TV, gelombang
udara dalam konteks komunikasi antarpribadi secara tatap muka).
d. Penerima/komunikan, yakni seseorang atau sekelompok orang atau
organisasi/ institusi yang dijadikan sasaran penerima pesan.
Secara sederhana proses komunikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
5
lisan. Bahasa juga digunakan dalam kode verbal dan dapat didifinisikan
sebagai perangkat simbol, dengan aturan dan yang mengkombinasikan
simbol-simbol tersebut, yang digunakan dalam memahami suatu komunitas-
komunitas (Mulyana, 2005). Larry barker dalam Mulyana (2005:243),
Bahasa memiliki tiga fungsi penamaan (naming dan labeling), interaksi,
tranmisi dan informasi.
a. Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasi objek,
tindakan, atau orasng dengan menyebut namanya sehinggah dapat
dirujuk dalam komunikasi.
b. Fungsi komunikasi menekankan pada gagasan dan emosi yang bisa
mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan serta kebingungan.
c. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan pada orang lain, inilah
yang dinamakan dengan tranmisi, dari keistimewaan bahasa yang bisa
menjadi tranmisi informasi yang melintasi waktu dengan
menghubungkan masa lalu, sekarang dan akan datang.
6
mempunyai kesempatan untuk memberikan respon atau timbal balik dari
proses komunikasi.
Para pakar ilmu komunikasi mengelompokkan pembagian komunikasi
dalam bentuk yang bermacam-macam. Sebagaimana yang dipaparkan oleh
Dedy Mulyana (Mulyana, 2005) bahwa komunikasi dapat dibagi menjadi
beberapa bagian, yaitu:
1) Komunikasi Intrapribadi
Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication) adalah
komunikasi dengan diri-sendiri, baik kita sadari atau tidak. Komunikasi
intra personal, secara harfiah dapat diartikan sebagai komunikasi dengan
diri sendiri. Hal ini menyangkut proses disaat diri (self) menerima
stimulus dari lingkungan untuk kemudian melakukan proses
internalisasi. Hal ini sering dijelaskan dengan proses ketika seseorang
melakukan proses persepsi, yaitu proses ketika seseorang
mengintrepretasikan dan memberikan makna pada stimulus atau objek
yang diterima panca inderanya.
7
2) Komunikasi Antar pribadi
Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah
komunikasi antara orang-orang secara tatap-muka, yang memungkinkan
setiap pesertanya menangkap reaksi yang lain secara langsung, baik
secara verbal maupun nonverbal. Secara umum komunikasi interpersonal
dapat diartikan sebagai proses pertukaran makna orang-orang yang saling
berkomunikasi. Komunikasi ini dilakukan oleh dua orang atau lebih dan
terjadi kontak langsung dalam bentuk percakapan. Dapat berlangsung
dengan berhadapan muka atau melalui media komunikasi, antara lain
dengan menggunakan pesawat telepon atau radio komunikasi.
Komunikasinya bersifat dua arah, yaitu komunikator dan komunikan
yang saling bertukar fungsi.
8
3) Komunikasi Kelompok
a. Komunikasi dalam kelompok besar
Komunikasi dalam kelompok besar (large group, massa atau
macro group) tidaklah selalu sama dengan komunikasi dalam
kelompok kecil meskipun setiap kelompok besar pasti terdiri atas
beberapa kelompok kecil. Hal ini antara lain disebabkan oleh
beberapa hal sebagai berikut:
4) Komunikasi Massa
Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi secara
institusional dan teknologis dari sebagian besar aliran pesan yang
dimiliki bersama secara berkelanjutan dalam masyarakat industrial
(Winarso, 2005). Komunikasi massa (mass communication) adalah
komunikasi yang menggunakan media massa, baik cetak (surat kabar,
majalah) atau elektronik (radio, televisi), yang dikelola oleh suatu
lembaga atau orang yang dilembagakan, yang ditujukan kepada sejumlah
besar orang yang tersebar dibanyak tempat, anonim, dan heterogen.
9
Pesan-pesannya bersifat umum, disampaikan secara cepat, serentak dan
selintas (khususnya media elektronik). Komunikasi antarpribadi,
komunikasi kelompok, dan komunikasi organisasi berlangsung juga
dalam proses untuk mempersiapkan pesan yang disampaikan media
massa ini.
5) Komunikasi Organisasi
Komunikasi organisasi (organizational communication) terjadi
dalam suatu organisasi, bersifat formal dan juga informal, dan
berlangsung dalam suatu jaringan yang lebih besar daripada komunikasi
kelompok. Komunikasi organisasi seringkali juga melibatkan
komunikasi diadik, komunikasi antarpribadi. Komunikasi formal adalah
komunikasi menurut struktur organisasi, yakni komunikasi kebawah,
komunikasi keatas, dan komuniksi horizontal, sedangkan kamunikasi
informal tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi
antar sejawat dan antar rekan kerja.
10
ke bawah (top down or downward communications), komunikasi dari bawah
ke ata (bottom up or upward communications), komunikasi horizontal
(horizontal communications), dan komunikasi diagonal (diagonal
communications). Berikut penjelasan batasan-batasan komunikasi formal
(Purwanto, 2011).
1) Komunikasi dari Atas ke Bawah
Komunikasi ini dapat disebut juga komunikasi dari atasan disemua
level kepada bawahan, komunikasi ini umumnya terkait dengan
tanggung jawab dan kewenangannya dalam suatu organisasi.
Komunikasi ini bertujuan untuk menyampaikan informasi,
mengarahkan, mengoordinasikan, memotivasi, memimpin, dan
mengendalikan berbagai kegiatan yang ada di level bawah.
11
atasan hingga bawahan. Maka dari itu, dalam penyampaian pesan perlu
diperhatikan panjangnya saluran komunikasi yang digunakan dan
kompleksitas pesan yang ingin disampaikan kepada para anggotanya.
3) Komunikasi Horizontal
Komunikasi horizontal atau sering juga disebut dengan istilah
komunikasi lateral, adalah komunikasi yang terjadi antara bagian-bagian
yang memiliki posisi sejajar dalam suatu organisasi, tujuan komunikasi
horizontal antara lain untuk melakukan persuasi, mempengaruhi, dan
memberikan informasi kepada bagian atau departemen yang memiliki
kedudukan sejajar. Komunikasi horizontal menjadi penting artinya
manakala setiap bagian atau departemen dalam suatu organisasi memiliki
tingkat tingkat ketergantungan yang cukup besar. Akan tetapi, jika
masing-masing bagian dapat bekerja secara sendiri-sendiri tanpa harus
12
bergantung pada bagian lainnya, komunikasi horizontal tidak sering atau
minim dipakai.
4) Komunikasi Diagonal
Bentuk komunikasi yang satu ini memang agak lain dari beberapa
bentuk komunikasi sebelumnya. Komunikasi diagonal melibatkan
komunikasi antara atasan dua level organisasi yang berbeda. Contohnya
adalah komunikasi formal didalam organisasi antara bagian konsumsi
dengan bagian dokumentasi.
Bentuk komunikasi diagonal memiliki beberapa keuntungan,
diantaranya adalah:
a. Penyebaran informasi bisa menjadi lebih cepat dibandingkan bentuk
komunikasi tradisional.
b. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departemen ikut
membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi.
Namun komunikasi diagonal juga memiliki kelemahan. Salah satu
kelemahannya adalah bahwa komunikasi diagonal dapat mengganggu
jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. Disamping itu,
komunikasi diagonal dalam suatu organisasi besar juga sulit untuk
dikendalikan secara efektif.
B. Komunikasi Informal
Selain pola komunikasi formal, arus pesan dapat melewati jaringan
informal yaitu jenis komunikasi dalam struktur organisasi yang sebenarnya
tidak diikuti secara resmi keberadaanya oleh manajemen. Komunikasi ini
sering disebut dengan “desas-desus” atau “selentingan”. Rosnow (1988)
mendefinisikan desas-desus sebagai “sebuah proposisi untuk dipercaya
tanpa pembuktian resmi”. Peneliti pun beranggapan bahwa desas-desus
mengurangi ketegangan emosional biasanya timbul dari lingkungan yang
ambigu (Tubbs & Moss, 2005).
13
diperoleh dari desas-desus adalah berkenaan dengan apa yang didengar atau
apa yang dikatakan orang dan bukan apa yang di umumkan oleh pihak
pimpinan. Informasi ini mengalir ke atas, ke bawah atau secara horizontal
tanpa memperhatikan hubungan posisi, walaupun ada mungkin sedikit.
Informasinya dapat berubahubah dan tersembunyi. Namun nyata, oleh
karena tuntutan pegawai akan informasi relevan, akurat dan lengkap dalam
tempo yang relatif singkat sangat besar dan beragam dalam mutu dan
volume sedangkan kebutuhan informasi dimaksud tidak selalu dapat
dipuaskan melalui pola komunikasi formal.
14
sensitif terhadap komunikasi ke atas, ke bawah dan horizontal. Pimpinan
dapat memanfaatkan kelebihan jaringan ini untuk menunjang dan
melengkapi pesan yang diperlukan, seperti suasana emosi, sentimen dan
sikap karyawan terhadap berbagai masalah organisasi dan menajemen yang
berkaitan dengan kepentingan pegawai dan keluarganya yang sulit didapat
melalui jaringan formal, sehingga pimpinan dapat lebih arif dalam
mengambil keputusan.
15
Adapun pengaruh komunikasi dalam kepemimpinan yang dapat
menunjang keberhasilan organisasi di antaranya adalah:
16
Hubungan antara pemimpin dan pengikut ini dapat memberikan dampak
yang sangat besar terhadap organisasi. Agar hubungan dapat terjalin
dengan baik, maka seorang pemimpin harus selektif dalam membagikan
sumber daya yang dimiliki dengan pengikutnya. Hubungan yang baik
antara pemimpin dan pengikutnya ditandai dengan besarnya masukan
dalam pengambilan keputusan, dukungan yang sama dan saling
menguntungkan, besarnya pengaruh informal, kepercayaan dan latitude
negosiasi yang besar.
17
diperhatikan untuk membangun sistem komunikasi yang transparan di
antaranya adalah adanya saluran komunikasi, setiap orang mengetahui
beragam saluran komunikasi yang dapat digunakan, setiap orang memiliki
akses ke saluran komunikasi formal, komunikasi yang dilakukan bersifat
singkat dan langsung, dan lain-lain. Perlu diingat bahwa komunikasi yang
efektif merupakan salah satu kunci tercapainya kepemimpinan yang
efektif.
8) Mendelegasikan Tugas-Tugas
Seorang pemimpin hendaknya dapat mendelegasikan tugas-tugas
kepada anggota timnya dengan harapan masing-masing anggota individu
dapat menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Terkait dengan hal ini,
pemimpin tidak perlu benar-benar menghindari perilaku suportif karena
18
jika hal ini terjadi, maka anggota tim akan merasa diabaikan dan hubungan
antara pemimpin dan anggota tim akan terganggu.
19
berhubungan dengan seluruh anggota tim dan memberikan motivasi
kepada anggota tim setiap saat.
20
2.6. Jenis-Jenis Hambatan Komunikasi
Hambatan komunikasi adalah segala sesuatu yang menghalangi atau
mengganggu tercapainya komunikasi yang efektif. Hambatan komunikasi
dapat mempersulit dalam mengirim pesan yang jelas, mempersulit pemahaman
terhadap pesan yang dikirimkan, serta mempersulit dalam memberikan umpan
balik yang sesuai.
21
kerangka referensi yang dimiliki oleh peserta komunikasi mengenai hal
yang menjadi topik pembicaraan.
3) Hambatan fisik
Beberapa gangguan fisik dapat mempengaruhi efektivitas komunikasi.
Hambatan fisik komunikasi mencakup panggilan telepon, jarak antar
individu, dan radio. Hambatan fisik ini pada umumnya dapat diatasi.
4) Hambatan lingkungan
Tidak semua hambatan komunikasi disebabkan oleh manusia sebagai
peserta komunikasi. Terdapat beberapa faktor lingkungan yang turut
mempengaruhi proses komunikasi yang efektif. Pesan yang disampaikan
oleh komunikator dapat mengalami rintangan yang dipicu oleh faktor
lingkungan yaitu latar belakang fisik atau situasi dimana komunikasi terjadi.
Hambatan lingkungan ini mencakup tingkat aktifitas, tingkat kenyamanan,
gangguan, serta waktu. (Ambar, Hambatan-Hambatan Komunikasi dan
Bagaimana Cara Mengatasinya, 2017)
22
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pemimpin adalah individu yang mampu mempengaruhi anggota
organisasi guna mendorong organisasi tersebut mencapai tujuan-tujuannya.
Pemimpin menunjuk pada personal atau individu. Sedangkan kepemimpinan
adalah sifat penerapan pengaruh oleh seorang anggota organisasi terhadap
anggota lainnya guna mendorong organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
23
komunikasi keatas, dan komuniksi horizontal, sedangkan kamunikasi informal
tidak tergantung pada struktur organisasi, seperti komunikasi antar sejawat dan
antar rekan kerja.
3.2. Saran
Seorang pemimpin yang memiliki keterampilan komunikasi yang baik
dapat membantu mengembangkan pemahaman yang lebih baik bagi orang-
orang di sekitarnya serta memberikan inspirasi bagi orang-orang di sekitarnya
untuk mengikuti prinsip-prinsip serta nilai-nilai yang dianut oleh seorang
pemimpin. Sebaliknya, seorang pemimpin yang tidak memiliki keterampilan
komunikasi yang baik dapat menyebabkan tidak tercapainya tujuan yang telah
ditetapkan oleh dirinya dan organisasi serta menjadikannya seorang pemimpin
yang tidak efektif. Oleh karena itu penting pagi seorang pemimpin agar
pemimpin dapat berkomunikasi secara efektif dengan anggotanya dan pihak
eksternal, pemimpin hendaknya belajar menjadi komunikator yang baik dan
mengasah keterampilan berkomunikasi efektif.
24
DAFTAR PUSTAKA
25