Anda di halaman 1dari 16

Vol. 3, No.

1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542


J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

ANALISIS PENYEBAB KECELAKAAN KERJA BERDASARKAN HASIL


INVESTIGASI KECELAKAAN KERJA DI PT. PAL INDONESIA

Maarifah Dahlan
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Al Asyariah Mandar
maarifahdahlan12@gmail.com

ABSTRAK

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang jelas tidak dikehendaki dan sering kali tidak
terduga semula yang dapat menimbulkan kerugian baik waktu, harta benda, atau property
maupun korban jiwa yang terjadi di dalam suat proses kerja industry atau yang berkaitan
dengannya (Tarwaka, 2008). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif jenis
explanatory reseach. Subyek penelitian adalah seluruh pekerja yang pernah mengalami
keselakaan kerja berdasarkan laporan hasil investigasi kecelakaan. Analisis data dilakukan
untuk melihat faktor yang menyebabkan terjadinya kecelakaan dilihat dari faktor lingkungan
sosial (social environment), kesalahan manusia (fault of person), Perilaku atau kondisi tidak
aman (unsafe act or condition), kecelakaan (accident), dan cidera (injury) Hasil penelitian
menyatakan Penyebab dasar kecelakaan yang terjadi selama tahun 2013 di PT. PAL yang
terlaporkan, 11 kejadian kecelakaan tersebut disebabkan karena tindakan dan kondisi tidak
aman (unsafe act or condition). Berdasarkan hasil perhitungan Safe-T score sebagai dasar
untuk pelaksanaan evaluasi upaya K3 yang telah dilakukan, nilai yang diperoleh adalah 1,89
yang berarti bahwa perubahan angka kejadian kecelakaan tahun 2012 dan 2013 tersebut
secara statistik tidak bermakna. Kesimpulan dari hasil penelitian yaitu Komitmen dan
keterlibatan pihak manajemen untuk membentuk budaya K3 yang positif dan mempunyai
sistem manajemen K3 (SMK3) yang efektif dapat menunjang pelaksanaan K3 di perusahaan
dan dapat mencegah terjadinya unsafe act oleh pekerja serta lingkungan atau kondisi yang
tidak aman

Kata Kunci: Kecelakaan kerja, Investigasi Kecelakaan

PENDAHULUAN juga sangat pesat seiring dengan majunya


Perkembangan ilmu pengetahuan teknologi perindustrian, semakin tinggi
dan teknologi saat ini semakin maju dan teknologi yang digunakan maka semakin
modern, berakibat timbulnya berbagai tinggi pula resiko yang dihadapi dan
macam perubahan yang sangat berarti semakin besar pula kerugian yang
mencakup segala bidang kehidupan, ditimbulkan, jika potensi bahaya tidak
kecuali bidang industri perindustrian. Di segera dikendalikan dengan baik.
sisi lain perkembangan diluar industri
1
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

Kondisi lain adalah masih dan perlindungan tenaga kerja merupakan

kurangnya kesadaran dari sebagian bagian yang tidak terpisahkan dari

masyarakat perusahaan, baik pengusaha seluruh kebijakan pembangunan.

maupun tenaga kerja akan arti pentingnya Kenyataan bahwa ekonomi umumnya dan

K3 merupakan hambatan yang paling sektor industri khususnya yang sangat

sering dihadapi. Berdasarkan data ILO cepat disertai dengan penggunaan

2003, ditemukan bahwa di Indonesia tekhnologi yang sangat canggih berarti

tingkat pencapaian penerapan kinerja K3 pula peningkatan jumlah, jenis, dan

di perusahaan masih sangat rendah. Dari intensitas sumber bahaya di tempat kerja.

data tersebut, ternyata hanya sekitar 2% PT. PAL INDONESIA (Persero)

perusahaan yang telah menerapkan K3 merupakan salah satu pilihan tempat

secara baik, sedangkan sisanya sekitar kegiatan Residensi karena merupakan

98% perusahaan belum menerapkan K3 Galangan Inti yang berperan sebagai pilot

secara baik. project sekaligus sentral utama Industri

Berdasarkan data jamsostek Maritime dan Perkapalan Indonesia dan

bahwa pengawasan K3 secara nasional sudah memiliki Sistem Manajemen PAL

masih belum berjalan optimal. Hal ini yang dirancang berdasarkan OHSAS

dapat dilihat dari jumlah kecelakaan 18001 dan PP No. 50 tahun 2012. Dengan

kerja yang terjadi, di mana pada tahun keadaan tersebut terdapat hal yang

2005 terjadi kecelakaan kerja sebanyak menarik untuk diamati lebih lanjut

96.081 kasus dan pada tahun 2007 terutama pelaku ataupun karyawan yang

menurut Jamsostek tercatat 65.474 terlibat dalam kegiatan industri mengingat

kecelakaan kerja yang mengakibatkan sampai dengan saat ini jumlah karyawan

1.451 orang meninggal, 5.326 orang tetap sebanyak kurang lebih 1.255 orang.

catat tetap dan 58.697 orang cedera.


Perluasan kesempatan kerja serta Sebagai industri maritim, PT. PAL

pemanfataan mutu dan perlindungan INDONESIA (Persero) juga

tenaga kerja merupakan kebijakan pokok mengedepankan teknologi yang modern

yang sifatnya menyeluruh disemua sektor. dan canggih dalam pembuatan kapal

Hal ini berarti bahwa kesempatan kerja maupun alat-alat berat yang secara tidak

2
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

langsung dapat digambarkan bahwa kemudian menjadi rekomendasi dan


risiko-risiko yang dihadapi oleh masukan bagi PT. PAL Indonesia.
karyawan yang ada di PT. PAL menjadi a. Metode Pengumpulan Data
semakin kompleks. Dengan demikian, Sumber data adalah subjek
karyawan yang terlibat haruslah dari mana data dapat diperoleh
memenuhi keterampilan dan (Arikunto, 2006). Sumber data
kemampuan yang cukup spesifik serta yang dipergunakan adalah data
kompeten di bidangnya. primer dan data sekunder.
Berdasarkan hal tersebut di atas, 1. Data Primer adalah data yang

maka perusahaan hendaknya secara penulis kumpulkan melalui pihak

secara rutin dan secara aktif untuk pertama, biasanya melalui angket,

melakukan pelaksanaan investigasi wawancara, jajak pendapat dan

kecelakaan dan melakukan evaluasi lain-lain. Data primer pada

agar kejadian yang sama tidak akan penelitian ini diperoleh dengan

terjadi secara berulang. wawancara dan diskusi dengan

METODE PENELITIAN pembimbing lapangan sebagai

Metode yang digunakan dalam perwakilan dari Divisi K3LH dan


penulisan ini adalah analisa deskriptif FASUM yang menguasai tentang
jenis explanatory reseach karena pelaksanaan keselamatan dan
dilakukan dengan tujuan utama untuk kesehatan kerja di PT. PAL.
membuat deskripsi tentang suatu keadaan 2. Data sekunder adalah data yang
secara obyektif dan dilakukan terhadap dikumpulkan melalui pihak kedua
sekumpulan obyek yang biasanya cukup biasanya diperoleh melalui badan
banyak dalam jangka waktu tertentu dan atau instansi yang bersangkutan.
bertujuan untuk membuat penilaian Data sekunder pada penelitian ini
terhadap suatu kondisi dan adalah profil, kebijakan, struktur

penyelenggaraan suatu program di masa organisasi perusahaan PT. PAL

sekarang berdasarkan kasus yang pernah Indonesiadan data-data


terjadi. Dimana data yang diperoleh pendukung lain seperti data
selama penelitian akan diolah untuk struktur organisasi K3LH dan

3
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

FASUM, data tentang hasil proses pelaksanaan pekerjaan, maka


pelaksanaan investigasi untuk mencegahnya harus diketahui
kecelakaan, data kecelakaan secara spesifik penyebab kecelakaan
kerja, dan jam kerja selamat tersebut sehingga pada pelaksanaan
selama tahun 2013. pekerjaan yang sama faktor krisis
b. Analisis dan Teknik Penyajian Data penyebab kecelakaan tersebut dapat
Analisis data dilakukan untuk dikelola dengan baik, hati-hati, penuh
melihat faktor yang menyebabkan perhitungan dan tepat agar tidak
terjadinya kecelakaan dilihat dari faktor terulang lagi timbulnya kecelakaan
lingkungan sosial (social environment), yang sama dan serupa di kemudian
kesalahan manusia (fault of person), hari (Suma’mur, 2009).
Perilaku atau kondisi tidak aman Sebagai industri maritim, PT. PAL
(unsafe act or condition), kecelakaan INDONESIA (Persero) juga

(accident), dan cidera mengedepankan teknologi yang modern

(injury). Analisis tersebut dan canggih dalam pembuatan kapal

menggunakan model domino yang maupun alat-alat berat yang secara tidak

dikembangkan oleh H.W. Heinrich. langsung dapat digambarkan bahwa

Penyajian hasil penelitian ini yakni risiko-risiko kecelakaan yang dihadapi

dalam bentuk gambar dan oleh karyawan yang ada di PT. PAL

dinarasikan secara deskriptif sesuai menjadi semakin kompleks terutama

dengan hasil yang didapatkan. karyawan yang bekerja pada unit produksi

HASIL kapal sehingga diharapkan ketika terjadi

Kecelakaan kerja adalah salah satu kecelakaan harus segera dilaporkan dan

bentuk kerugian bagi perusahaan, baik dilakukan investigasi agar penyebab

yang menimbulkan cidera ringan, cidera dasar terjadinya kecelakaan dapat segera

berat, kematian atau kerusakan alat diketahui, dievaluasi, dan

sekalipun. Kecelakaan kerja terjadi akibat diberikan rekomendasi tindakan


berbagai faktor penyebab dari manusia, pencegahan dan perbaikan yang
peralatan kerja, cara kerja dan lingkungan diperlukan agar kecelakaan kerja
kerja yang saling berinteraksi dalam yang sama tidak terjadi kembali.

4
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
Kecelakaan biasanya tidak pernah berdasarkan data hasil investigasi

disebabkan oleh satu penyebab, tetapi kecelakaan, evaluasi terhadap penyebab


disebabkan oleh beberapa faktor dasar terjadinya kecelakaan dapat

penyebab dan kombinasinya sehingga diperoleh


Tabel 1: Data Kecelakaan Tenaga Kerja Tahun 2013 PT. PAL Indonesia

No Tanggal Deskripsi Kecelakaan Klasifik Tipe kecelakaan


asi
1. 21 Januari Menghindari Lubang yang terkena air LWC Luka robek lutut
2013
2. 27 Januari Sdr. Ahmadi Maulid (Injury person) melakukan MTC Luka bakar
2013 persiapan penggantian 5 mesin las untuk training
welder proyek PKR, pada saat proses melepas
mesin las yang terakhir setelah memastikan MBC
kondisi off ybs (Injury person) menarik kabel yang
masih terhubung dengan panel yang masih kondisi
On dan terjadi arus pendek di kotak MBC yang
mengakibatkan ada percikan api mengenai lengan
kanan dan kiri Ybs (Injury person) sehingga terjadi
luka bakar.
3. 3 Pebruari Saat pelaksanaan pekerjaan install pipa di area RU FATALI Meninggal
2013 CCP proses pengelasan, terjadi kontak listrik (stand TY traumatis electric
welder) ke tubuh personil. Sehingga personil
tersebut meninggal dunia. Awal kondisi tubuh
korban basah karena berkeringat. Korban dibawa ke
RS. DR. Soetomo. (Tindakan/ gerak terbatas)
4. 14 Juni 2013 Terkena gerinda MTC Luka robek lengan
kiri
5. 19 Juni 2013 Mesin bor dengan berat 60 Kg terjatuh dan LWC Memar
mengenai Ybs pada wkt diangkat
6. 27 Juni 2013 Korban akan mengikat catwalk yang ternyata LWC Memar
kondisi catwalk tidak layak sehingga saat diinjak
patah dan mengakibatkan korban jatuh dr
ketinggian 4 meter
7. 22 Juli 2013 dada terbentur benda berbentuk bola (bundar) FAC Memar
8. 23 Agustus Terjepit pipa FAC Robek pada jari
2013
9. 16 Oktober Tenaga kerja terkena pisau pada saat menyambung LWC Luka robek
2013 kabel
10. 21 Oktober Pekerja terkena palu diperbengkelan FAC Luka robek
2013
11. 20 Nopember Saat Ybs melaksanakan pekerjaan pengelasan pada FATALI Tersengat Listrik
2013 support ducting di dalam Block AP2 menggunakan TY
mesin las listrik SMAW dan berdiri di atas
scaffolding dengan tinggi ± 2,5 meter. Selesai
bekerja ybs menempatkan stang las dengan posisi
electrode menempel pada grating scaffolding dan
mesin las masih dalam keadaan on. Kaena
scaffolding tidak digrunding dengan badan kapal
dan posisi ybs dalam kondisi basah menempel pada

5
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

scaffolding dan badan kapal maka ybs menjadi


konduktor dan tersengat arus listrik mesin las
SMAW dengan tegangan 80 volt.
Sumber : Data Sekunder 2013

Tabel 2 di atas adalah tabel kecelakaan yg mengakibatkan kehilangan

kecelakaan kerja yang terjadi di PT. PAL jam kerja, 2 Medical Treadment Case di

selama tahun 2013 dengan jumlah seluruh mana kecelakaan yg mengakibatkan

kecelakaan yang tercatat adalah 11 korban menjalani perawatan dokter tetapi

kecelakaan kerja. Ditinjau dari klasifikasi masih bisa bekerja kembali, dan 3 First

kecelakaan terdapat 2 Fatality dimana Aid Case di mana kecelakaan ringan

kecelakaan yg berakibat meninggalnya dimana korban hanya memerlukan

seseorang, 3 Loss Work Case di mana pertolongan pertama.

Gambar 1: Kecelakaan Kerja Bulan Januari – Desember PT. PAL Tahun 2013

Kecelakaan Kerja Bulan Januari - Desember PT. PAL


Tahun 2013

3.5

3
Jumlah Korban 2.5

2
1.5

1 Series1
0.5

Gambar 1 di atas menjelaskan bahwa yakni pada bulan februari, juli, agustus,
tingkat kecelakaan tertinggi yakni pada dan november sedangkan pada bulan
bulan januari, juni, januari dan oktober, maret, april, mei, September, dan
tingkat kecelakaan paling rendah desember tidak ada kecelakaan.

6
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

Data Jam Kerja Selamat PT. Waktu Tertentu), dan subkon selama

PAL Tahun 2013 satu tahun. Data jumlah jam kerja


Data jumlah jam kerja selamat selamat dikelompokkan menjadi empat
terdiri dari jumlah seluruh karyawan dan dibagi per tri wulan selama setahun.
tetap, karyawan PKWT (Perjanjian Kerja

Gambar 2: Pencapaian Jam Kerja Selamat Per Tri Wulan Tahun 2013 PT. PAL
Indonesia

Evaluasi Pencapaian Jam Kerja Selamat Per Tri Wulan Tahun


2013 PT. PAL Indonesia
1200000

1000000

800000
Jam Kerja

600000

400000

200000
TW 1 TW 2 TW 3 TW 4
0
1 2 3 4
Target 750000 750000 750000 750000
Realisasi 901454 1071667 1086581 1049610

Gambar 2 di atas menjelaskan bahwa pencapaian jam kerja selamat PT.PAL


dengan target 3.000.000 jam kerja dapat dicapai dalam tahun 2013 dengan
melihat pencapaian realisasi jumlah jam kerja selamat yakni 4.109.312 jam kerja
dengan target pencapaian tertinggi yakni pada triwulan ke tiga dengan
pencapaian jumlah JKS 1.086.581 jam kerja dan yang paling rendah yakni pada
triwulan ke satu dengan pencapaian JKS 901.454 jam kerja.

Data Tingkat Keparahan Cidera

7
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

Gambar 3: Data Tingkat Keparahan Cidera PT. PAL Tahun 2013

Persentase Tingkat Keparahan Cidera

Fatality LWC MTC FAC

Ket :
- Fatality : Kecelakaan yg berakibat meninggalnya
seseorang 18%
- LWC (Loss Work Case): Kecelakaan yg 27%
mengakibatkan kehilangan jam kerja
- MTC (Medical Treadment Case) : Kecelakaan yg
mengakibatkan korban menjalani perawatan
dokter tetapi masih bisa bekerja kembali
- FAC (First Aid Case) : Kecelakaan ringan dimana
18% 37%
korban hanya memerlukan pertolongan pertama

Gambar di atas menjelaskan bahwa persentase tingkat keparahan cidera


paling tinggi adalah pada kejadian kecelakaan kategori Loss Work Case yakni
sebanyak 37 % (4 kasus kecelakaan) dan persentase tingkat keparahan cidera
paling rendah adalah pada kejadian kecelakaan kategori Fatality dan Medical
Treadment Case yakni masing-masing sebanyak 18% (2 kasus kecelakaan).
Data Jenis Kecelakaan
Gambar 4 : Data Jenis Kecelakaan Kerja PT. PAL Tahun 2013

Diagram Persentase Jenis Kecelakaan Kerja

Tersengat Listrik Luka Robek Luka Bakar Memar

18%
27%

9%
46%

Gambar di atas menjelaskan bahwa persentase jenis kecelakaan tertinggi adalah pada

jenis kecelakaan luka robek yakni sebanyak 46% (5 kasus kecelakaan) dan persentase jenis

8
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

kecelakaan yang paling rendah adalah pada jenis kecelakaan luka bakar
yakni sebanyak 9% (1 kasus kecelakaan).

Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan


Gambar 8 : Data Faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan PT. PAL
Tahun 2013

Faktor Penyebab Terjadinya Kecelaakan


Kecelakaan

12
10 2

8
6
4
Jumlah

0
Faktor Kesalahan Perilaku atau
kondisi tidak
lingkungan manusia Kecelakaan Cidera
aman (unsafe
kerja (social (fault of (accident) (injury).
act or
environment) person)
condition)
Series1 0 0 11 0 0

Berdasarkan gambar di atas, kecelakaan terdapat 2 kejadian

dapat dilihat bahwa dari kelima faktor kecelakaan yang menyebabkan 2

penyebab kecelakaan yang terjadi pekerja meninggal dunia (Fatality), 3

selama tahun 2013, dari 11 kejadian pekerja dengan kecelakaan yang


kecelakaan semuanya disebabkan mengaibatkan kehilangan jam kerja
karena perilaku atau kondisi tidak (Loss Work Case), 2 pekerja dengan
aman (unsafe act or condition). kecelakaan yang mengakibatkan korban
menjalani perawatan dokter dan bisa
PEMBAHASAN
bekerja kembali (Medical Treadment
Hasil evaluasi investigasi kecelakaan
Case), dan 3 pekerja yang mengalami
PT. PAL tahun 2013, terdapat 11 kejadian
kecelakaan ringan dan hanya menerima
kecelakaan yang tercatat dan terlaporkan.
pertolongan pertama (First Aid Case).
Jika ditinjau dari klasifikasi Studi yang

dilakukan oleh Frank E. Bird, Jr (1969) setiap kecelakaan serius atau cidera yang

terhadap 1.753.498 kecelakaan kerja melumpuhkan dilaporkan maka ada 9,8

menunjukkan bahwa cidera ringan, 30,2 kecelakaan yang

9
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

menyebabkan kerusakan property, mengembangkan bentuk piramida sebagai

dan 600 kecelakaan yang tanpa model untuk menjelaskan hubungan

menimbulkan kerugian. anatar kejadian hampir celaka (near miss

Melihat laporan kecelakaan di PT. incident) dengan cidera kecil dan cidera

PAL ada dua kecelakaan yang sifatnya berat. Piramida Heinrich menggambarkan

fatal yang seharusnya menjadi bahwa untuk setiap near miss incident,

perhatian dan perlu dievauasi. Kejadian terdapat kecelakaan yang mengakibatkan

kecelakaan yang mengakibatkan korban cidera ringan dan ada satu cidera berat.

meninggal dapat diindikasikan bahwa Piramida tersebut merangkum


dari 11 laporan kecelakaan yang kepercayaan Heinrich bahwa near miss
terlaporkan, ada 10 yang menyebabkan incident seharusnya dicegah dalam
cidera ringan, 30 kecelakaan yang rangka untuk mencegah kemungkinan
menyebabkan kerusakan property, 600 mencapai tingkat kecelakaan berat.
kecelakaan yang tidak menimbulkan Heinrich (1972) dalam Tarwaka
kerugian (near miss incident) dan ada (2008), memperkenalkan teori penyebab
10.000 perbuatan dan kondisi tidak kecelakaan yang dikenal dengan Teori
aman yang tidak terlaporkan. Domino bahwa timbulnya suatu
Jelas bahwa disamping kerugian kecelakaan atau cidera disebabkan oleh
langsung akibat kejadian kecelakaan, 5 faktor penyebab yang secara
kerugian yang tidak langsung harus berurutan dan berdiri sejajar antara
mendapatkan perhatian yang serius faktor satu dengan yang lainnya. Kelima
karena sangat mempengaruhi kelangsungan faktor tersebut adalah:
proses produksi perusahaan secara 1. Domino kebiasaan
keseluruhan (Tarwaka, 2008). 2. Domino kesalahan
Studi yang dilakukan H.W. Heinrich 3. Domino tindakan dan kondisi
menunjukkan bahwa biaya kerusakan tidak aman
property yang tidak diasuransi 5 sampai 4. Domino kecelakaan
50 kali lebih besar dibandingkan dengan 5. Domino cidera.
biaya kompensasi dan pengobatan cidera Ditinjau dari kelima faktor penyebab

akibat kerja. Heinrich juga kecelakaan di atas yang terjadi

10
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

selama tahun 2013 di PT. PAL yang 1. Kurangnya pengawasan. Faktor ini
terlaporkan, dari 11 kejadian kecelakaan antara lain meliputi ketidaktersediaan
tersebut disebabkan oleh domino ketiga program, standar program, dan tidak
yaitu tindakan dan kondisi tidak aman terpenuhinya program.
(unsafe act or condition) yang juga tidak 2. Sumber penyebab dasar. Faktor ini

lain didahului oleh domino yang pertama meliputi faktor personal dan pekerjaan.

dan kedua yakni kebiasaan tenaga kerja 3. Penyebab kontak. Faktor ini
yang sudah terbentuk untuk tidak meliputi tindakan dan kondisi
berperilaku selamat yang pada akhirnya yang tidak sesuai dengan stadar
juga akan berbuat kesalahan. 4. Insiden. Hal ini terjadi karena
Oleh sebab itu, suatu kecelakaan adanya kontak dengan energi
kerja hanya terjadi apabila terdapat atau bahan-bahan berbahaya.
berbagai faktor penyebab secara 5. Kerugian. Akibat rentetan faktor

bersamaan pada suatu tempat kerja sebelumnya akan mengakibatkan

atau proses produksi. Dari beberapa kerugian pada manusia itu sendiri,

penelitian para ahli memberikan harta benda atau properti dan proses

indikasi bahwa suatu kecelakaan kerja produksi.


tidak dapat terjadi dengan sendirinya, PT. PAL Indonesia merupakan

tetapi terjadi oleh satu atau beberapa Galangan Inti yang berperan sebagai pilot

faktor penyebab kecelakaan sekaligus project sekaligus sentral utama Industri

dalam suatu kejadian. Maritime dan Perkapalan Indonesia,

Bird dan Germain (1986) dalam merupakan salah satu industri atau

Tarwaka (2008) memodifikasi teori perusahaan besar di Indonesia yang

domino dengan merefleksikan ke dalam mempekerjakan tenaga kerja sebanyak

hubungan manajemen secara langsung 1.255 orang. Dari hasil laporan kecelakaan

dengan sebab akibat kerugian selama tahun 2013, dapat dievaluasi

kecelakaan. Model penyebab kerugian dengan menggunakan beberapa indek

melibatkan lima faktor scara berentetan. keselamatan kerja. Pengukuran kinerja

Kelima faktor tersebut adalah: keselamatan kerja tersebut dapat

dijelaskan sebagai berikut :

11
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
1. Tingkat Kekerapan (Frequency Jadi, artinya bahwa setiap tahun ada 3

Rate) Tahun 2013 tingkat kekerapan kecelakaan atau


Diketahui : kejadian yang berulang pada setiap
a. Total Tenaga Kerja 1.000.000 jam kerja orang.
: 1255 orang Tingkat Kekerapan (Frequency Rate)
b. Total Kecelakaan Periode 2013 Tahun 2012
: 11 kecelakaan Diketahui :
c. Jumlah Hari Hilang Sakit: a. Total Tenaga Kerja : 1255 orang
13 hari x 8 jam = 104 b. Total Kecelakaan Periode 2012 : 26
Fatality : 46 minggu x 48 jam=2208 kecelakaan
Fatality : 5 minggu x 48 jam = 240 c. Total Jam Kerja Orang : 3.012.000 jam
Total absen : 2552 jam Ket : 1255 orang x 50 minggu dalam
d. Jam Kerja Orang : 3.000.000 jam setahun x 48 jam perminggu
Ket : 1255 orang x 50 minggu
Jumlah Kecelakaan x 1.000.000
dalam setahun x 48 jam FR =
perminggu Jumlah Jam kerja Pekerja
26 x 1.000.000
e. Total Jam Kerja Lembur : FR =
1.109.312 3.012.000
f. Total Jam Kerja Pekerja : = 8,6 perjuta jam kerja
4.109.312–2552 = 4.106.760 pekerja
Jadi, artinya bahwa setiap tahun
Jumlah Kecelakaan x 1.000.000
ada 8,6 tingkat kekerapan
FR =
Jumlah Jam kerja Pekerja kecelakaan atau kejadian yang
berulang pada setiap 1.000.000
jam kerja orang.
11 x 1.000.000 2. Tingkat Keparahan (Severity
FR = Rate)
4.106.760 Total Hari kerja Hilang x 1.000.000

= 2,7 perjuta jam kerja pekerja SR =

Jumlah Jam kerja Pekerja

12
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-
J-Kesmas 4542
Jurnal Kesehatan Masyarakat

2. safe T- score > + 2,0 bermakna


13 x 1.000.000
secara statistik, keadaan
SR =
sekarang lebih buruk dari periode
3.012.000
yang lalu
= 4,3 hari kerja
3. Jika safe T – score < - 2,0 keadaan
Jadi, artinya bahwa setiap
sekarang lebih baik dari pada
tahun terdapat empat hari
sebelumnya
hilang pada setiap 1.000.000
jam kerja orang
Berdasarkan hasil perhitungan
3. Safe - T Score
Safe-T score sebagai dasar untuk
Dipergunakan untuk
pelaksanaan evaluasi upaya K3 yang
mengevaluasi upaya K3
telah dilakukan, nilai yang diperoleh
yang telah dilakukan dgn
adalah 1,89 yang berarti bahwa
rumus sebagai berikut:
perubahan angka kejadian kecelakaan

tahun 2012 dan 2013 tersebut secara


FR kini – FR lampau
statistik tidak bermakna.
---------------------------- Oleh sebab itu, menciptakan
Safe-T-Score = FR lampau x 1.000.0000
√ ------------------------------- budaya K3 merupakan langkah awal
Jumlah jam kerja orang skrg
yang bisa ditempuh oleh pihak

perusahaan.
2.2 – 3.9

----------------------------- KESIMPULAN
Safe-T-Score = 3.9 x 1.000.000 1. Penyebab dasar kecelakaan
√ ------------------------------------
4.109.312 yang terjadi selama tahun 2013
= -1,8 di PT. PAL yang terlaporkan, 11
Kriteria Safe-T Score kejadian kecelakaan tersebut
Standar deviasi 2 disebabkan karena tindakan dan
1. Jika safe T- score antara + 2,0 kondisi tidak aman (unsafe act
dan – 2,0 perubahan tsb secara or condition).
statistik tidak bermakna 2. Berdasarkan hasil perhitungan

Safe-T score sebagai dasar untuk

pelaksanaan evaluasi upaya K3

yang telah dilakukan, nilai yang


diperoleh adalah 1,89 yang berarti bahwa

perubahan angka kejadian kecelakaan

13
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat

tahun 2012 dan 2013 tersebut terhadap seluruh permasalahan


secara statistik tidak bermakna. yang terjadi di perusahaan.
3. Komitmen dan keterlibatan pihak 3. Pembentukan budaya K3 di
manajemen untuk membentuk perusahaan dapat dimulai
budaya K3 yang positif dan dengan melibatkan pimpinan
mempunyai sistem manajemen perusahaan di dalam kegiatan
K3 (SMK3) yang efektif dapat karyawan, misalnya pada
menunjang pelaksanaan K3 di pelaksanaan inspeksi dan
perusahaan dan dapat investigasi kecelakaan.
mencegah terjadinya unsafe act DAFTAR PUSTAKA
oleh pekerja serta lingkungan BSN. Metode Perhitungan Tingkat
Kekerapan dan Tingkat Keparahan
atau kondisi yang tidak aman
Cidera Di Pertambangan.
http://horaspasaribu.files.wordpress.
SARAN com/2010/10/13-6618-2001-metode-
Untuk meningkatkan efektivitas penghitungan-tingkat-kekerapan-dan-
tingkat-keparahan-cedera-akibat-kerja-
pelaksanaan manajemen K3 maka di-pertambangan-umum.pdf. Diakses
penulis memberikan saran kepada Tanggal 17 September 2014.

perusahaan, yaitu : Christina, Wieke. 2012. Pengaruh


1. Meningkatkan pengawasan Budaya Keselamatan Dan Kesehatan
Kerja (K3) Terhadap Kinerja Proyek
terhadap karyawan pada saat Konstruksi .
bekerja, dalam hal ini misalnya http://rekayasasipil.ub.ac.id/index.p
hp/rs/article/viewFile/193/204.
kepatuhan pelaksanaan SOP setiap Diakses tanggal 15 September
pekerjaan dan penggunaan APD 2014.
Hindarto, Cahyo. 2012. Analisis
yang diwajibkan pada saat bekerja. Investigasi Kecelakaan Pada
2. Seluruh hasil kegiatan misalnya hasil Karyawan Musiman atau Kontrak
Di PT. X Tahun 2009. FKMUI.
inspeksi dan investigasi kecelakaan
Mulyono. 2013. Slide Dasar-Dasar
yang telah dilaksanakan, pimpinan K3. S2 K3 Unair
Tarwaka. 2008. Keselamatan dan
perusahaan diharapkan untuk dapat
Kesehatan Kerja (Manajemen
mengevaluasi dan memberikan solusi Implementasi K3 di Tempat Kerja).
Harapan Press : Surakarta.
Wahyudin, Andi. 2013. Statistik
Pengukuran Kinerja K3.
http://abunajmu.wordpress.com/201

14
Vol. 3, No. 1, Mei 2017 p-ISSN: 2442-8884 / e-ISSN: 2541-4542
J-Kesmas
Jurnal Kesehatan Masyarakat
3/02/07/statistik-pengukuran-

kinerja-k3/ Diakses tanggal 15


september 2014.

15

Anda mungkin juga menyukai