Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Era-globalisasi dengan pesatnya kemajuan di bidang teknologi telekomunikasi

dan transportasi, dunia seakan tanpa batas dan jarak. Disisi lain kemajuan

teknologi juga mengakibatkan berbagai dampak yang merugikan yaitu berupa

terjadinya peningkatan pencemaran lingkungan, kecelakaan kerja dan timbulnya

berbagai macam penyakit akibat kerja. Mesin-mesin, alat-alat kerja, pesawat-

pesawat produksi dan sebagainya banyak dipakai di industri, bahan-bahan

berbahaya banyak diolah dan digunakan serta mekanisme dan elektrifikasi telah

menyebar secara luas dihampir semua industri. Akibat hal tersebut muncul

berbagai dampak, baik yang menyangkut adanya kelelahan, kehilangan

keseimbangan, kekurangan keterampilan dan latihan kerja, kekurangan

pengetahuan sumber bahaya adalah dari sebab terjadinya kecelakaan dan penyakit

akibat kerja (Tarwaka, 2017).

Menurut perkiraan terbaru yang dikeluarkan oleh Organisasi Perburuhan

Nasional (ILO), 2,78 juta pekerja meninggal setiap tahun karena kecelakaan kerja

dan penyakit akibat kerja. Sekitar 2,4 juta (86,3 persen) dari kematian ini

dikarenakan penyakit akibat kerja, sementara 380.000 (13,7 persen) dikarenakan

kecelakaan kerja. Setiap tahun ada hampir seribu kali lebih banyak kecelakaan

kerja non-fatal dibandingkan kecelakaan kerja fatal. Kecelakaan non-fatal

diperkirakan dialami 374 juta pekerja setiap tahun (ILO, 2018).

1
2

Menurut suma’mur (1981) dalam (Sucipto, 2014) menyatakan 80-85%

kecelakaan disebabkan oleh kelalaian (unsafe human acts) dan kesalahan manusia

(human error). Kecelakaan dan kesalahan manusia tersebut meliputi faktor usia,

jenis kelamin, pengalaman kerja dan pendidikan. Sucipto (2014) perbuatan

berbahaya dari manusia yang dapat beberapa hal dapat dilatar belakangi antara

lain oleh faktor-faktor kurangnya pengetahuan dan keterampilan, cacat tubuh yang

tidak kentara, keletihan dan kelesuhan, sikap dan tingkah laku tidak aman. Ridley

(2008) juga berpendapat bahwa kecelakaan kerja yang terjadi ditempat kerja

berhubungan langsung dengan faktor-faktor manusia, yaitu kecelakaan itu terjadi

lebih karena perilaku ketimbang kegagalan mekanis atau kelemahan sistem.

Faktor manusia merupakan salah satu bagian dari ilmu perilaku.

Menurut Lawrence Green (1980) dalam (Notoatmodjo, 2014) perilaku

manusia dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni faktor perilaku (behavior

causes) dan faktor dari luar perilaku (non-behavior causes). Perilaku sendiri

terbentuk dari tiga faktor, yakni faktor predisposisi yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan dan sebagainya. Faktor pendukung

yang terwujud dalam lingkungan fisik. Faktor pendorong yang terwujud dalam

sikap dan perilaku yang merupakan referensi dari perilaku masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Ramadan (2014), meneliti tentang pengaruh

pengetahuan K3 dan sikap terhadap kesadaran berperilaku K3 di Lab. CNC dan

PLC SMK Negeri 3 Yogyakarta, hasil dari penelitian terdapat pengaruh yang

positif pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku K3 Besarnya pengaruh

pengetahuan K3 terhadap kesadaran berperilaku K3 sebesar 0,149 (14,9%).


3

Pengetahuan K3 dapat mempengaruhi kesadaran berperilaku K3 karena siswa

mengetahui risiko apa yang akan didapat apabila tidak memperhatikan K3.

Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Imami

(2014), meneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku selamat

pada bagian warehouse dan workshop di PT. X, berdasarkan hasil penelitian

faktor-faktor secara statistik tidak memiliki hubungan dengan perilaku selamat

adalah pengetahuan, sikap, peraturan pengawas, dan ketersediaan APD dan

faktor-faktor secara statistik memiliki hubungan dengan perilaku selamat adalah

peran rekan kerja dan lingkungan.

PT. Mandiri Jogja Internasional yang terkenal produknya dalam negeri dengan

brand BUCINI merupakan industri kerajinan berbahan baku kulit yang mampu

berkompetisi dalam kancah nasional maupun internasional dengan kapasitas

produksi mencapai 3.500 tas per bulan dan 600 sepatu per bulan. PT. Mandiri

Jogja Internasional memiliki karyawan dengan jumlah total yaitu 145 pekerja,

yang terbagi pada setiap bagian yaitu bagian R&D jumlah total 30 orang pekerja,

bagian administrasi jumlah total 6 orang pekerja, bagian marketing jumlah total 9

orang pekerja, bagian persiapan jumlah total 25 orang pekerja, bagian gudang

jumlah total 2 orang pekerja, bagian rakit jumlah total 42 orang pekerja, bagian

jahit jumlah total 15 orang pekerja, dan bagian finishing jumlah total 16 orang

pekerja. Dimana pekerja didominasi oleh wanita 70% dan pria 30%.

Proses produksi dibagi menjadi beberapa tahapan yang pertama yaitu dimulai

dari proses R&D (Research & Development Department) dan preparation

department adalah proses mendesain produk dan memotong bahan kulit dan non-
4

kulit sesuai pola sebelum dirakit, proses kedua warehouse department adalah

proses menyimpan dan mengatur persediaan aksesoris dan kebutuhan produksi,

proses ketiga assembly department adalah proses merakit material dan semua

bagian menjadi produk yang utuh. Setiap model produk melewati kombinasi

proses yang berbeda-beda, penjahitan menggunakan tangan hanya diterapkan pada

produk-produk tertentu, proses keempat make up department adalah

membersihkan produk dan sisa-sisa perakitan dan finishing akhir dengan

menambahkan semir halus, dan proses yang terakhir finishing & QC department

adalah proses untuk memastikan produk bebas dari defect.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10 Juli

2019 dengan mewawancarai HRD PT. Mandiri Jogja Internasional masih terdapat

kecelakaan kerja yang dialami oleh karyawan dengan jenis kecelakaan tertusuk,

tergores dan terpukul. Proses pembuatan produk yang dapat menimbulkan risiko

terjadinya kecelakaan kerja terdapat di bagian produksi. Bagian produksi sendiri

terbagi dalam beberapa tahapan yaitu persiapan, rakit, dan finishing, pada tahap

persiapan terdapat proses seperti potong kulit, potong kain, seset dan stamp.

Tahap rakit terdapat proses seperti spray, jahit dan rakit. Tahap finishing terdapat

proses seperti make up, inspeksi, dan packing. Dimana keseluruhan proses

berhubungan langsung dengan mesin dan alat-alat, seperti mesin potong yang

memiliki pisau tajam berisiko jari tangan terpotong, mesin seset memiliki pisau

tajam berisiko tersayat , mesin embos memiliki beban yang berat berisiko terjepit,

mesin press memiliki bebat berat berisiko terjepit dan mesin jahit memiliki jarum

tajam berisiko tertusuk.


5

Wawancara juga dilakukan dengan pekerja pada setiap proses produksi

dimana mereka belum mengetahui hal-hal mendasar mengenai K3 seperti

kepanjangan K3, pengertian K3, tujuan K3 dan pentingnya penggunaan APD

(Alat Pelindung Diri) saat bekerja. Berdasarkan observasi masih terdapat pekerja

saat melakukan pekerjaannya bercanda dengan rekan kerja dan kadang-kadang

bermain handphone. Hal ini juga ditegaskan oleh HRD PT. Mandiri Jogja

Internasional kecelakaan kerja yang terjadi dikarenakan pekerjanya sendiri yang

lalai atau ceroboh, program K3 sudah terbentuk melainkan belum dikelola dengan

baik.

Masih ada beberapa aspek seperti pengetahuan mengenai K3, pentingnya

penggunaan APD, kepatuhan, sikap dan perilaku yang kurang diperhatikan oleh

pekerja sehingga menyebabkan kelalaian saat bekerja dan terjadi kecelakaan

kerja. Pengetahuan mengenai keselamatan dan kesehatan kerja pada pekerja

dibutuhkan untuk melihat sejauh mana pekerja memahami penerapan K3 dan

kemudian menerapkannya saat berada didalam perusahaan berupa sikap dan

perilaku dalam bekerja. Berdasarkan latar belakang yang diuraikan maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan dan

Sikap K3 dengan Perilaku Selamat di Bagian Produksi di PT. Mandiri Jogja

Internasional”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan

yaitu “Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap K3 (keselamatan dan


6

kesehatan kerja) dengan perilaku selamat di bagian produksi PT. Mandiri Jogja

Internasional ?”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah :

1. Tujuan Umum :

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan pengetahuan dan sikap

K3 (keselamatan dan kesehatan kerja) dengan perilaku selamat di bagian

produksi PT. Mandiri Jogja Internasional.

2. Tujuan Khusus :

a. Menganalisis hubungan pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja

dengan perilaku selamat di bagian produksi PT. Mandiri Jogja

Internasional.

b. Menganalisis hubungan sikap keselamatan dan kesehatan kerja dengan

perilaku selamat di bagian produksi PT. Mandiri Jogja Internasional.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan bagi PT. Mandiri

Jogja Internasional mengenai penerapan keselamatan dan kesehatan kerja

agar lebih baik.

2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat UAD

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dan

pengembangan penelitian selanjutnya mengenai perilaku selamat.


7

3. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini dapat menambah wawasan bagi penulis terkait perilaku

selamat serta menambah pengalaman dalam melakukan penelitian.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh beberapa peneliti yang berkaitan

dengan perilaku selamat. Penelitian tersebut antara lain :

1. Ramadhani, Kurniawan dan Jayanti (2018) meneliti tentang “Analisis Faktor

yang Berhubungan Dengan Safety Behavior pada Pekerja bagian Line

Produksi di PT. Coca Cola Bottling Indonesia”. Persamaan penelitian

variabel terikat yaitu perilaku keselamatan, satu variabel bebas Ramadhani,

Kurniawan dan Jayanti yaitu pengetahuan, sasaran yang akan diteliti

karyawan. Sedangkan perbedaannya terletak pada tempat penelitian yang

akan diteliti, variabel bebas peneliti adalah pengetahuan keselamatan dan

kesehatan kerja dan sikap, sedangkan variabel bebas Ramadhani, Kurniawan

dan Jayanti pengetahuan, motivasi, penerapan prosedur kerja, positive

reinforcement, punishment. Analisis data yang digunakan peneliti yaitu Chi-

square, sedangkan Ramadhani, Kurniawan dan Jayanti menggunakan rank

spearman. Hasil penelitiannya yaitu ada hubungan antara variabel

pengetahuan, penerapan prosedur kerja, positive reinforcement, punishment

terhadap penerapan safety behavior, tidak ada hubungan antara variabel

motivasi terhadap penerapan safety behavior.

2. Teja, Sutarja dan Diputra (2017) meneliti tentang “ Pengaruh Pengetahuan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja Terhadap Perilaku Pekerja Konstruksi


8

Pada Proyek Jalan Tol”. Persamaan penelitian varibel terikat yaitu perilaku,

satu variabel bebas Teja, Sutarja dan Diputra yaitu pengetahuan keselamatan

dan kesehatan kerja, sasaran yang akan diteliti yaitu karyawan. Sedangkan

perbedaannya terletak pada tempat penelitian yang akan diteliti dan variabel

bebas peneliti pengetahuan keselamatan dan kesehatan kerja dan sikap.

Analisis data yang digunakan peneliti yaitu Chi-square, sedangkan Teja,

Sutarja dan Diputra menggunakan regresi linear berganda. Hasil

penelitiannya dalam aspek-aspek pengetahuan, mekanisme K3, penggunaan

alat pelindung diri dan pemanfaatan sarana prasarana di tempat kerja

berpengaruh secara positif/berbanding lurus dan tidak signifikan, sedangkan

aspek pemahaman akan definisi dan inisiasi, pemahaman sistem manajemen

K3 dan pemahaman akan risiko berpengaruh secara negatif/berbanding

terbalik dan tidak signifikan terhadap penerapan pekerja konstruksi dalam

berperilaku aman dan selamat.

3. Agiviana dan Djastuti (2015) meneliti tentang “Analisis Pengaruh Persepsi,

Sikap, Pengetahuan dan Tempat Kerja Tehadap Perilaku Keselamatan

Karyawan di PT. Mulia Glass Container Division”. Persamaan penelitian pada

variabel terikat yaitu perilaku dan variabel bebas yaitu sikap dan

pengetahuan, sasaran yang akan diteliti yaitu karyawan. Sedangkan

perbedaanya terletak pada tempat penelitian yang akan diteliti, variabel bebas

yang digunakan peneliti pengetahuan dan sikap, sedangkan variabel bebas

Agiviana dan Djastuti tempat kerja. Analisis data yang digunakan peneliti

adalah Chi-Square sedangkan Agiviana dan Djastuti menggunakan analisis


9

regresi berganda. Hasil dari penelitian pengetahuan sikap dan tempat kerja

secara simultan mempengaruhi perilaku keselamatan.

4. Yougiftira (2018) meneliti tentang “Hubungan Karakteristik, Pengetahuan

dan Sikap dengan Perilaku Selamat dan Sehat Pekerja Tempat Wisata pada

Tebing Breksi di Kabupaten Sleman DIY”. Persamaan penelitian variabel

terikat terikat yaitu perilaku K3, dua variabel bebas pengetahuan K3 dan

sikap, analisis data yang digunakan chi-square. Perbedaannya terletak pada

tempat penelitian yang akan diteliti. Hasil dari penelitian tidak terdapat

hubungan bermakna antara pengetahuan dan sikap dengan perilaku selamat

dan sehat.

5. Ramadan (2014) meneliti tentang “Pengaruh Pengetahuan K3 dan Sikap

Terhadap Kesadaran Berperilaku K3 di Lab. CNC dan PLC SMK Negeri 3

Yogyakarta”. Persamaan penelitian variabel terikat yaitu perilaku K3, dua

variabel bebas pengetahuan K3 dan sikap. Perbedaannya terletak pada tempat

penelitian yang akan diteliti, sasaran penelitian. Analisis data yang digunakan

peneliti yaitu Chi-square, sedangkan Ramadan menggunakan analisis data

regresi berganda. Hasil dari penelitian terdapat pengaruh yang positif

pengetahuan K3 dan sikap secara bersama-sama terhadap kesadaran

berperilaku K3.

Anda mungkin juga menyukai