Anda di halaman 1dari 7

Dalam kehidupan sehari sehari banyak pengunanan bahan kimia contohnya dalam

penggunaan gas ketika memasak,penggunanan deterjen,pratikum dalam sekolah,dan lain-


lain.Dalam dunia Industri pengunaan bahan kimia sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan
para pekerja.Pengunan bahan kimia terhadap para pekerja banyak terjadi
penyalahgunanan .Dalam dunia kerja memiliki resiko timbulnya kecelakaan maka di perlukan
cara dalam mencegah dan mengendalikannya agar dapat mengindari kecelakaan kerja .Tahapan
awal dalam mencegah dan menghindari kecelakaan kerja yaitu dengan mengindentifikasi resiko
dan bahaya kerja ,hal ini sangat perlu diperhatikan setiap perusahaan.Pada umumnya banyak
tempat kerja yang menggunakan bahan kimia, baik yang aman maupun yang tercemar salah satu
contohnya yaitu penggunana bahan kimia sebagai pelarut sebagai penghilang minyak , pernis
pelarut campuran, campuran cat,dan lain- lainnya. Pengunanan bahan kimia dalam tempat kerja
dapat menimpulkan dampak pada para pekerja dikarenakan bahan kimia dapat terkontak
langsung dan juga tidak terkontak langsung,Banyak bahaya bahan kimia yang dapat berpotensi
mengakibatkan resiko bahayapada kesehatan dan juga dapat menyebabkan bahaya kecelakaan
contohnya kebakaran,kecacatan,dan lain-lain.Bahaya tersebut diakibatkan karena bahan kimia
dapat mempunyai tipe reaktivitas dan mempunyai sifat yang mudah terbakar.Penanganan bahan
kimia yang tidak memenuhi standart menjadi salah satu penyebab timbulnya kecelakaan
kerja.Selain itu ,dalam menyimpan bahan kimia perlu dilakukan pertimbangan dari sifat dan
kualitas bahan. Bahan kimiatidak selalu disimpan sesuai abjad,tetapi bahan kimia cair dan padat
harus dipisahkan sesuai sifat bahan tersebut..Dalam dunia kerja penyebab kecelakan bahan kimia
bisa disebabkan oleh lingkungan dan manusia. Kecelakan kerja yang diakibatkan oleh manusia
ialah Unsafe Action dimana hal ini ialah tindakan tidak sesuai standart dari manusia yang
menimbulkan bahaya bagi para pekerja maupun orang lain di sekitarnya,.Menurut John (2006)
faktor manusia dalam pekerjaan ialah faktor yang mengarah pada permasalahan yang
menyebabkan keterikatan antar individu pada pekerjaan dan keterampilan dalam mengerjakan
pekerjaan dan tugas dimana saling berkaitan antara faktor organisasi,pekerjaan,lingkungan yang
yang mempengaruhi tindakan dalam tempat keja, Menurut penelitian Santoso (2004) ditunjukan
dimana 80-85% kecelakaan dipengaruhi oleh faktor manusia sebagai berikut:
1. Kemampuan tenaga kerja atau Ketidakseimbangan fisik :

Biasanya mengacu pada kondisi fisik seperti postur tubuh, berat badan,cacat sementara , cacat
fisik m,dan lain-lain

2. Terjadi permasalahan atau ketimpangan kemampuan psikologis,

Biasanya mengacu pada kondisi psikologis atau jiwa bisa berupa phobia atau rasa
takut ,Gerakan yang lambat, gangguan emosional, Kekurangan dalam mental,dan lain-lain

3.Rendahnya Pengetahuan

Mengacu pada pendidikan dan Pengetahuan bisa berupa kurangnya orientasi,kurang


pengalaman,keterampilan serta latihan dalam pekerjanan,dan lain-lain

4.Rendahnya Keterampilan

Biasanya mengacu pada keterampilan dan soft skill biasanya disebabkan karena kurangnya
praktik pelatihann,kurang pengertian,kreativitas,dan lain-lain.

5. Ganguan Stress mental,

Biasanya juga mengacu pada keadaan Psikologis dapat berupa kurang dapat mengendalikan
emosi,terlalu tertutup dan tidak bisa berbaur ,terdapat beban mental yang berlebih, sakit
mental,stress ataupun frustasi,dan lain -lain

6. Stress fisik,

Biasanya mengacu pada kondisi badan berupa adanya penyakit pada tubuh,beban tugas yang
banyak ,kondisi badan yang kurang fit dikarenakan kurang istirahat, terkena bahan kimia
berbahaya, terkena panas berlebih ,kurangnya oksigen, dan lain-lain

7.Tidak memiliki motivasi

Biasanya kurangnya apresisi dalam bekerja seperti hadiah ,bonus dan lain lain, , tidak
memperoleh insentif produksi,mendapat banyak tekanan (Nuraini,2020).

Dalam hal ini ,ada beberapa faktor yang menyebabkan kecelakaan kerja pada pengunaan bahan
kimia yang disebabkn oleh manusia yaitu :
a. Kurangnya memperhatikan Prosedur yang telah disusun SOP.

b. Kurangnya Pelatihan kesehatan kerja dan Keselamatan kerja bisa berupa pelatihan teori
ataupu praktek dalam rentan waktu yang relative singkat yang bertujuan meningkatkan
kemampuan baik dalam prosedur kerja,pemeliharaan lat dan menhindari kecelakaan kerja .

c. Penggunaan APD (Alat Pelindung Diri) bertujuan sebagai pelindung tubuh pekerja dari resiko
kecelakaan kerja.

d. Tingkah laku Manusia biasanya disebabkan oleh ketidakpeduliaan dan kecerobohan manusia

d.Usia pekerja yang harus disesuaikan dengan beban pekerjaan yang dihadapi

e.Tingkat Pendidikan yang mempengaruhi kualitas pekerja ,kemungkinan besar kurangnya


tingkat pendidikan membuat pekerja kurang mengetahui prosedur dan kurangnya kepercayaan
diri dalam mengambil keputusan (Savitri,et.al,2016).

Masalah keselamatan kerjaakibat bahan kimia menjadi prioritas dalam dunia kerja
dikarenakan banyaknya kejadian kecelakaan kerja. Kecelakaan dalam dunia kerja dapat
menimbulkan kematian dan kerugian . Penelitian dari International Labour Organization (2003)
dalam Suardi (2007) menjelaskan bahwa rata-rata 6.000 orang meninggal dunia dalam kecelakan
kerja akibat bahan kimia hal ini sebanding dengan satu orang setiap 15 detik atau 2,2 juta orang
per tahun karena kecelakaan kerja atau sakit karena kerja, Pada umumnya kecelakaan kerja
menimbulkan penderitaan dari paling ringan sampai kepada yang paling berat dan kerugian
material (Pusat Kesehatan Kerja, 2003). Kecelakaan kerja juga diatur dalam peraturan
pemerintah No.33/1947 pasal 1 ayat 2, dimana dijelaskan bahwa kecelakaan kerja ialah
kecelakaan pada para pekerja yang berkaitan dengan penyakit dan hubungan kerja.Dalam
Permenaker No. 03/ MEN/1998 dijelaskan prosedur melapor dan memeriksa kecelakaan yang
memakan korban manusia dan merugikan secara material (Himpunan Peraturan Keselamatan
dan Kesehatan Kerja, 2006).

Selain keselamatan kerja kesehatan kerja juga merupakan prioritas dalam dunia kerja,Jika
dibandingkan Keselamatan Kerja dengan Kesehatan Kerja biasanya belum memperoileh
prioritas yang sama dengan keselamatan kerja. Banyak yang menyimpulkan bahwa kesehatan
kerja tergolong kronik atau memerlukan waktu hingga menyebabkan ganguan kesehatan yang
menimbulkan kerugian .Jika Keselamatan kerja langsung memiliki dampak pada para pekerja.

Menurut data ILO 2014, angka kematian pekerja akibat Penyakit Akibat Kerja (PAK) mencapau
tujuh (7) kali lebih banyak jika berbanding dengan jumlah kematian yang ditimbulkan oleh
kecelakaan kerja dapat dilihat dari gambar berikut:

Gambar 2. Jumlah Kematian Pekerja karena PAK dan Kecelakaan Kerja, Tahun 2014.

(Sumber:International labor organization ,2014)

.Dalam dunia kerja dengan menggunkana bahan kimia memiliki prinsip kerja yaitu:

1.Perencanan

Dimana dalam merencanakan mempertimbangkan potensi bahaya dan merencanakan prosedur


pekerjaan yang aman .

2. mengurangi terkena paparan yang berasal dari bahan kimiake bahan kimia.Jangan sampai
bahan kimialaboratorium bersentuhan dengan tubuh.

3. Tidak ceroboh dan tidak meremehkan tiap perlakuan

4. Mengetahui tindakan dan pencegahan kecelakaan (Moran dan Masciangioli, 2010).

Dalam dunia pekerjaan perlu meningkatkan tingkat kewaswas-an untuk menghindari terpapar
dari bahan kimia contohnya ketika menghirup bahan kimia yang berbahaya,ketika terkontak
dengan mata dan kulit serta apabila ketika tidak sengaja menelan bahan kimia dapat
menangulangi dari pertolongan pertama sampai penanganan yang berat.Pengendalian masalah
dalam penggunana bahan kimia pada pekerjaan adalah membuat strategi yaitu memakai struktur
control dalam menekan bahaya dan pencegahan serta penanganan bahaya Cara yang disarankan
untuk penggurangan bahaya dalam bekerja memakai bahan kimiadengan beberapa acuan yaitu:

1.Mengendalikan rekayasa dan teknik yang terdiri dari :mengendalikan administrasi ,eliminasi,
isolasi,dan substitusi: Dalam mengendalikan administrasi terdiri dari pemproseduran,
pengikstruksian kerja, dan pesupervisian pekerjaan), dan menggunakan Alat Pelindung Diri
(APD). Mengendalikan teknik harus menjadi sebuah pertahanan dan pelindungn untuk para
pekerja dan pelindungan sarana dan prasarana .Peningkatan kepedulian dan kehati-hatian para
pekerja dengan menggunakan pelatihan keselamatan dan kesehatan kerja ,reward,Penghargaan
serta bonus untuk meningkatkan kepedulian dan motivasi kesehatan dan keselamatn kerja.Selain
itu .dapat dilakukan pengevalusian dengan internal audit, menyelidiki insiden,serta etiologi dan
Penegakan hukum (Suardi, 2007).

Pengidentifikasian bahaya kesehatan dalam menggunakan bahan kimia berbahaya pada dunia
kerja maka beberapa hal yang perlu dipertimbangkan yaitu sebgai berikut :
Process streams and contaminants; yaitu proses dalam pekerjaan dan kandungan bahan yang
digunakan dan juga limbah yang digunakan contohnya pertimbangan kondensat,gas alam dan
minyak mentah.Bahan kimia berbahaya yang dipakai dalam kegiatan operasional dan
mendukung contohnya treatment chemicals, , cements,drilling muds.Bahan kimia berbahaya
yang menghasilkan dikarenakan kegiatan yang mendukung operasional dan
mendukungcontohnya mengelasan, memblasting, dan lain-lain.serta mempertimbangkan
pengelolahan limbah B3 agar tidak membahayakan lingkungan dan para pekerja.
Pada sejumlah Penyakit karena bekerja menggunakan bahan kimia menurut data inggris dan
ILO yang dapat menambahkan waawasan terhadap kita begitu signifikan yaitu akibat kesehatan
yang mengakibatkan bahaya pada para pekerja.
 Data ILO menandakan fakta total rata rata per tahun penyakit kanker yang
menimbulkan kehilangan nyawa dari pajanan menggunakan bahan kimia dalam dunia
kerja sebesar 610.000 dan 635.000
 Sejumlah 200 kasus 'keracunan bahan kimia yang cukup dalam ' di Inggris ketika
tahun 2005 yang mempunyai dampak yang panjang pada kesehatan para pekerja
contohnya :
Orang yang terkena dampak insiden pestisida (terutama organofosfat di pertanian),

1. Keracunan gas (Karbon Monoksida) dan pajanan asap di ruang terbatas,

2. Cedera Asam/Alkali,

3. Termasuk pekerja yang terpajan timbal.

 760 kasus baru ‘dusty lung’ dilaporkan di Inggris pada tahun 2005, terutama
pneumokoniosis dan silikosis pekerja batubara dari industri penggalian, pengecoran dan
tembikar.
 492 kasus baru asma akibat kerja dilaporkan pada tahun 2005. Pajanan isosianat
menyumbang 16% dari semua kasus baru diikuti oleh tepung/gandum (14%).
 Survei tahun 2005 tentang kesehatan yang berhubungan dengan pekerjaan yang
dilaporkan sendiri (self reporting) memperkirakan 156.000 orang dengan masalah
pernapasan atau paru-paru yang mereka pikir terkait dengan pekerjaan.
 Diperkirakan bahwa 3.200 kasus baru Dermatitis dihasilkan dari (atau diperburuk oleh)
pekerjaan pada tahun 2005. Survei tenaga kerja memperkirakan 27.000 kasus saat ini di
Inggris.
1. Dermatitis kontak (bahan kimia) 75%.

2. Neoplasia kulit (sinar matahari) 15%,

3. Lainnya (terkait infeksi) 10%.

Standar Higiene Industri


Ada beberapa standar higiene industri yang menjadi pertimbangan dalam melakukan analisis
risiko kesehatan kerja, antara lain dijelaskan sebagai berikut.

1) Nilai Ambang Batas


 Nilai Ambang Batas (NAB) atau TWA (Time Weighted Average) ialah intensitas rata-
rata t atau nilai pajanan dengan mempertimbangkan waktu pada tempat kerja yang dapat
dipakai pada semua pekerja tanpa menimbulkan maalah penyakit atau kesehatan, pada
pekerjaan dalam kehidupn sehari-hari ,dimana waktu tidak melewati 8 jam perhari dan 40
jam perminggu.
 Pajanan Singkat Diperkenankan (PSD) atau STEL (Short Term Exposure Limit) ialah
nilai pajanan rata-rata paling tinggi pada waktu 15 menit yang memperkenankan dan
jangan sampai lebih dari 4 kali, dimana periode antar pajanan minimal 60 menit ketika
pekerja memiliki jam kerja sekitar 8 jam kerja perhari.
 Kadar Tertinggi Diperkenankan (KTD) atau Ceiling ialah intensitas faktor bahaya di
tempat kerja yang tidak bisa melampaui jam kerja.
2) Notasi
a) Notasi ‘sen’ merujuk pada bahan kimia yang memiliki kemungkinan yang menimbulkan
sensitisasi. Jika ditemukan tanda yang lebih akurat mengenai jalur pajanan yang menimbulkan
sensitisasi jika menuliskan RSEN (respiratory sensitization) dan DSEN (dermal
sensitization) .Sensitisasi dapat menimbulkan dari pajanan dengan jalur konjungtiva ,
pernapasan, dan kulit .Apabila pekerja telah terkena sensitisasi baik hanya satu kali tetap akan
mengakibatkan pajanan selanjutnya pada bahan kimia yang sama walaupun kandungannya
tergolong rendah , pada umumnya dapat menimbulkan reaksi alergiakut .misalnya : formaldehid.
Dan Toluene diisocyanate (TDI)
b) Notasi ‘Skin’ merujuk dalam bahan kimia yang memiliki kemungkinan yang mendukung
secara akurat terhadap jumlah janan dengan rute kulit,tergolong mata dan membran mukosa ,hal
ini dapat terjadi jika terjadi kontak padatan,cairan dan uap, cairan maupun padatan. Notasi ini
perlu memperhatikan bahan kimia tersebut terkontak pada kulit jika menimbulkan over-exposure
walaupunkandungan pajanan dalam udara lingkungan kerja tergolong rendah dari nilai NAB.

3.memepertimbangkan kandungan karsinogen dengan symbol yaitu: “A1”. Terdapat karsinogen


dalam manusia.,”A2”. Diduga karsinogen pada manusia. ,”A3”.terdapat karsinogen dalam hewan
hanya saja harus sesuai keadaan manusia yang kurang diketahui ,”A4”. Menyatakan tidak ada
karsinogen pada manusia ,”A5” juga menandakan tidak ada karsinogen pada manusia.

Anda mungkin juga menyukai