TINGKAT DASAR
Versi 2.8 “Wien”
V. DIGITASI ......................................................................................................................................................................................21
Daftar Isi i
V.1. Georeferencer .........................................................................................................................................................................21
VI.6. Dissolve..................................................................................................................................................................................34
Daftar Isi ii
I. PENGENALAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS
Seiring dengan perkembangan jaman dan teknologi, kebutuhan akan informasi yang akurat dan real time menjadikan sebuah peluang
besar bagi para pelaku kreatif untuk berlomba – lomba menciptakan perangkat dan sistem yang dapat membantu dalam mempermudah
perolehan informasi, penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan. Sistem informasi bereferensi geografis saat ini hadir untuk
membantu menyelesaikan berbagai permasalahan, mendukung pengambilan keputusan maupun dalam perencanaan, saat ini sistem
informasi ini dikenal luas sebagai sistem informasi geografis (SIG). Berikut merupakan pengertian sistem informasi geografis dari
beberapa ahli :
1. Murai (1999)
SIG sebagai sistem informasi yang digunakan untuk memasukkan, menyimpan, memanggil kembali, mengolah, menganalisis dan
menghasilkan data bereferensi geografis atau data geospatial, untuk mendukung pengambilan keputusan dalam perencanaan dan
pengelolaan penggunaan lahan, sumber daya alam, lingkungan, transportasi, fasilitas kota, dan pelayanan umum lainnya.
2. Gistut (1994)
SIG adalah sistem yang dapat mendukung pengambilan keputusan spasial dan mampu mengintegrasikan deskripsi-deskripsi lokasi
dengan karakteristik-karakteristik fenomena yang ditemukan di lokasi tersebut. SIG yang lengkap mencakup metodologi dan
teknologi yang diperlukan, yaitu data spasial perangkat keras, perangkat lunak dan struktur organisasi
3. Prahasta
SIG merupakan sejenis software yang dapat digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran
informasi geografis berikut atribut-atributnya.
Gambar diatas merupakan represantasi dari penyajian data / visualisasi berbasis SIG yang mana terdiri dari layer – layer yang
terpisah seperti persil, sungai, jalan, land use dan sebagainya (kiri). Masing – masing feature pada model informasi geografi
ini diwakili bentuk format data vektor atau raster (kanan).
1. Input Data
Proses input data digunakan untuk menginputkan data spasial dan data non-spasial. Data spasial biasanya berupa peta analog. Untuk
SIG harus menggunakan peta digital sehingga peta analog tersebut harus dikonversi ke dalam bentuk peta digital dengan
menggunakan alat digitizer. Selain proses digitasi dapat juga dilakukan proses overlay dengan melakukan proses scanning pada peta
analog.
2. Manipulasi Data
Tipe data yang diperlukan oleh suatu bagian SIG mungkin perlu dimanipulasi agar sesuai dengan sistem yang dipergunakan. Oleh
karena itu SIG mampu melakukan fungsi edit baik untuk data spasial maupun non-spasial.
3. Manajemen Data
Setelah data spasial dimasukkan maka proses selanjutnya adalah pengolahan data non-spasial. Pengolaha data non-spasial meliputi
penggunaan DBMS untuk menyimpan data yang memiliki ukuran besar.
4. Query dan Analisis
Query adalah proses analisis yang dilakukan secara tabular. Secara fundamental SIG dapat melakukan dua jenis analisis, yaitu:
a. Analisis Proximity
Analisis Proximity merupakan analisis geografi yang berbasis pada jarak antar layer. SIG menggunakan proses buffering
(membangun lapisan pendukung di sekitar layer dalam jarak tertentu) untuk menentukan dekatnya hubungan antar sifat bagian
yang ada.
Quantum GIS (QGIS) adalah sebuah aplikasi Geographical Information System (GIS) sumber terbuka dan lintas platform yang dapat
dijalankan di sejumlah sistem operasi termasuk Linux. QGIS juga memiliki kemampuan untuk bekerjasama dengan paket aplikasi
komersil terkait. QGIS menyediakan semua fungsionalitas dan fitur-fitur yang dibutuhkan oleh pengguna GIS pada umumnya.
Menggunakan plugins dan fitur inti (core features) dimungkinkan untuk menvisualisasi (meragakan) pemetaan (maps) untuk kemudian
diedit dan dicetak sebagai sebuah peta yang lengkap. Penguna dapat menggabungkan data yang dimiliki untuk dianalisa, diedit dan
dikelola sesuai dengan apa yang diinginkan.
Dengan user interface yang ramah sehingga mudah dipahami sekalipun digunakan oleh pengguna
baru, pengguna dapat memanfaatkan beraneka tools seperti overview panel, spatial bookmarks,
vector diagram overlay and layering.
Quantum GIS mendukung penggunaan "GPS tools" untuk menggunggah (upload) atau mengunduh
(download) data langsung ke unit GPS. Pengguna juga dapat mengkonversi format-format GPS ke format GPX atau melakukan import
dan export terhadap data format GPX yang ada.
Quantum GIS didukung oleh komunitas online di OSGeo yang menyediakan disamping kode sumbernya (source code) juga fasilitas bug
tracker. Seperti sebuah proyek open source pada umumnya, tersedia dukungan bagi pengguna atau pengembang langsung via wiki,
berkomunikasi di forum situs OSGeo termasuk melalui blog yang tersedia. (GudangLinux.blogspot.com, 2010)
Saat ini versi terbaru dari Quantum GIS adalah 2.8 “Wien” yang dirilis pada tanggal 20 Februari 2015, terdapat dua tipe installer yaitu
untuk perangkat keras dengan sistem operasi 32 bit dan 64 bit, user dapat memilih sesuai dengan kebutuhan dan sistem operasi komputer
yang akan di gunakan
Reboot Komputer, Quantum GIS Siap Tunggu Hingga Proses Instalasi Selesai Klik Install
Digunakan
Instalasi Quantum GIS 9
III.3. USER INTERFACE QUANTUM GIS
C D E
F
User Interface Quantum GIS versi 2.8 Wien
4. Pilih plugins yang anda inginkan, anda dapat membaca deskripsi dari plugins terlebih dahulu, tampilan deskripsi juga disertai rating
dan anda juga dapat melihat berapa banyak plugins tersebut telah di download. Setelah menentukan pilihan plugins mana yang akan
anda tambahkan, klik install plugin tunggu hingga proses instalasi selesai kemudain plugin secara otomatis telah ditambahkan.
Ada banyak format data yang dapat dibuka dan diolah pada Quantum GIS, antara lain format vektor (.shp), raster (.tiff), csv, txt dan lain
sebagainya, berikut akan dijelaskan tahapan penambahan data pada Quantum GIS.
1. Penambahan Data Vektor
Tahapan penambahan data vektor pada Quantum GIS adalah sebagai berikut :
a. Klik icon Add Vector Layer yang terdapat pada tool bar.
b. Kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut :
c. Klik browse dan pilih file yang akan ditambahkan pada jendela kerja Quantum GIS.
a. Klik icon Add Raster Layer yang terdapat pada tool bar.
b. Kemudian akan muncul tampilan sebagai berikut :
Maka seluruh field “Kecamatan” dengan Maka seluruh field “AREA” dengan values
values “Tembalang” akan terseleksi. lebih dari sama dengan 200000 dan kurang dari
300000 akan terseleksi.
6. Penambahan Field
Untuk menambahkan field pada attribute table dapat dilakukan melalui langkah – langkah sebagai berikut :
b. Klik icon new column, maka akan muncul dialog new column sebagai berikut :
c. Klik OK, otomatis dihasilkan field baru dan kita dapat mengisinya secara manual langsung dengan mengetiknya pada field yang baru
dibuat.
7. Kombinasi Penambahan Field dengan Pengelompokan Data Atribut
Untuk menambahkan field dan mengisi values dari field yang baru dibuat dengan menggunakan kriteria maupun mengelompokan values
dari field yang sudah ada sebelumnya maka dapat dilakukan menggunakan field calculator dengan tahapan sebagai berikut :
Expression :
CASE
WHEN "AREA" < 5000 THEN 1
WHEN ("AREA" >= 5000) AND ( "AREA" <=10000) THEN 2
WHEN "AREA" > 10000 THEN 3
END
1. Buat field baru seperti yang telah dijelaskan pada point sebelumnya
menggunakan field calculator
2. Semisal kita akan membuat field baru dengan values dari hasil
perkalian antara field “AREA” dan “NILAI” maka expression yang
kita tuliskan adalah sebagai berikut :
"AREA" * "NILAI"
3. Klik OK, maka dihasilkan field baru dari perkalian field “AREA”
dengan field “NILAI”
V.1. GEOREFERENCER
Georeference dimaksudkan untuk memberikan titik ikat, atau memasukkan koordinat pada gambar peta. Peta yang dimaksudkan disini
berupa file raster dengan format antara lain sebagai berikut : Arc/Info Binary Grid, Arc/Info ASCII Grid, GRASS Raster, GeoTIFF,
JPEG, Spatial Data Transfer Standard Grids (with some limitations), USGS ASCII DEM, Erdas Imagine. Peta dalam bentuk hard copy
juga dapat dilakukan georeference dengan cara mengubahnya ke dalam bentuk digital (scanning) terlebih dahulu kemudian di simpan
dalam format JPEG atau TIFF.
Adapun tahapan dalam pemberian titik ikat adalah sebagai berikut :
a. Buka lembar kerja georeferencer, pada menu bar klik raster kemudian pilih dan klik georeferencer .
b. Lembar kerja georeferencer akan terbuka,kemudian masukkan file raster yang akan diberikan titik ikat, klik open raster pilih
file dan klik open.
c. Setelah file raster terbuka, zoom sampai pada kenampakan dimana titik koordinat dapat terbaca, kecepatan dalam membuka file
raster saat di zoom tergantung pada spesifikasi komputer yang digunakan.
Digitasi 21
d. Titik ikat dapat mulai diberikan dengan add point , kemudian arahkan kursor pada titik yang telah kita zoom sebelumnya dan
klik pada titik tersebut.
Delete Point
Proses memasukan
Add Point Move Point koordinat pada titik ikat
Titik ikat
yang telah
ditambahkan
Keterangan :
1. Dalam menambahkan titik ikat minimal 4, lebih banyak titik
ikat maka semakin baik.
2. Pemberian titik ikat sebaiknya merata untuk memperkecil
nilai error
Lanjutan :
Setelah selesai menambahkan titik ikat, kemudian pilih
transformation settings, isikan tempat dan nama
penyimpanan pada output raster, pilih referensi
koordinat pada target SRS, kemudian klik OK
Digitasi 22
e. Kemudian klik start georeferencing dan tunggu hingga prosesnya berakhir, dan file telah memiliki koordinat.
V.2. PEMBUATAN LAYER
Setelah melakukan georeferencing pada file raster yang akan dilakukan digitasi, kemudian kita dapat memulai proses digitasi dengan
langkah – langkah sebagai berikut :
1. Membuat Layer Baru
Untuk membuat layer baru langkah – langkah yang harus dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Pilih layer pada menu bar dan klik create new shapefile layer.
Keterangan :
1. Untuk type terdapat tiga pilihan yaitu :
a. Point : Digunakan untuk memuat unsur yang mewakili titik, ex : titik ibu kota
kecamatan, letak SPBU, letak masjid, letak rumah makan dsb.
b. Akan muncul Tampilan sebagai berikut : b. Line : Digunakan untuk memuat unsur yang mewakili garis, ex : jalan, sungai
c. Polygon :Digunakan untuk memuat unsur yang mewakili luasan, ex : wilayah
kecamatan, wilayah kelurahan, danau, kawasan pemukiman, kawasan industri.
2. Tentukan referensi koordinat yang digunakan.
3. Anda dapat menambahkan atribut yang dibutuhkan sebagai informasi pendukung data
titik, garis atau luasan yang akan anda buat, caranya sebagai berikut :
a. Isikan nama pada kolom name.
b. Pilih tipe data atribut yang ingin anda tambahkan, text untuk huruf, whole number
untuk angka bulat, decimal number untuk angka desimal, dan date untuk tanggal.
c. Isikan width untuk jumlah maksimal angka / huruf pada tiap kolom.
d. Isikan precision untuk jumlah maksimal angka dibelakang koma, khusus untuk tipe
data decimal number.
e. Klik add to attributes list.
f. Jika ingin menghapus atribut table yang sebelumnya telah kita tambahkan maka klik
pada atribut data yang ingin dihapus kemudian klik remove attributes.
Digitasi 23
c. Klik OK, masukan nama dan tentukan lokasi penyimpanan, kemudian save, dan layer baru telah dibuat.
2. Digitasi
Setelah layer baru telah terbuat maka selanjutnya kita dapat mulai melakukan digitasi, semisal kita membuat tiga layer baru dengan
tipe data point, line dan poligon, klik toggle editing pada layer yang akan dilakukan digitasi. Adapun contoh dalam melakukan
digitasi pada masing – masing layer dengan tipe data point, line dan poligon adalah sebagai berikut :
a. Point, untuk point klik add feature terlebih dahulu, kemudian tentukan posisi titik, dan isi atribut tabel, maka titik berhasil
ditambahkan.
b. Line, untuk line klik add feature terlebih dahulu, kemudian buat garis, isi atribut tabel, maka garis berhasil ditambahkan.
Digitasi 24
c. Poligon, untuk poligon klik add feature terlebih dahulu, kemudian buat poligon, isi atribut tabel, poligon berhasil
ditambahkan.
3. Topologi
Pada saat melakukan digitasi seringkali terdapat kesalahan seperti overlap dan gap, maka setelah melakukan digitasi kita perlu
melakukan pengecekan, sehingga bila ada kesalahan dapat langsung kita perbaiki, adapun langkah – langkah checking topology
adalah sebagai berikut :
a. Pada menu bar pilih vektor dan klik Topology Checker
Digitasi 25
b. Maka akan muncul lembar kerja Topology Checker, klik configure dan Topology Rule Settings akan muncul dengan tampilan
sebagai berikut :
c. Semisal kita melakukan pengecekan topologi dari layer ADM_SMR dengan rule must not have gaps, kemudian klik OK pada
Topology Rule Settings. Klik Validate Extent pada menu Topology Checker. Maka akan ada reports gaps errors yang ada pada
layer ADM_SMR. Dan pada layer dapat terlihat dimana saja letak gaps, tampak seperti gambar dibawah ini :
Digitasi 26
d. Pada bagian yang belum sempurna / terdapat error dapat kita perbaiki dengan cara klik toggle editing pada layer
ADM_SMR, kemudian klik node tool yang ada pada tool bar, kemudian lakukan editing dengan menarik titik – titik kotak
merah (lihat gambar di bawah) hingga menutupi bagian yang kosong.
Digitasi 27
VI. ANALISIS SPASIAL
VI.1. BUFFER
Buffering adalah proses pembuatan zona dengan luasan tertentu di sekeliling data masukan, sesuai dengan penentuan jarak yang
diinginkan. Buffering biasanya digunakan untuk menentukan area yang terpengaruh oleh adanya kenampakan tertentu. Adapun
ilustrasi buffer sebagai berikut :
Keterangan :
Gambar disamping merupakan ilustrasi buffering dari
data vektor berupa titik, garis dan poligon
Analisis Spasial 28
2. Klik OK dan tunggu hingga proses selesai.
3. Hasil dari buffering dapat dilihat sebagai berikut :
Input Output
Analisis Spasial 29
VI.2. UNION
Union adalah penggabungan dua layer dengan tetap menyisakan seluruh bagian dari kedua layer masukan.
(Esri Help)
Analisis Spasial 30
VI.3. INTERSECT
Intersect adalah penggabungan dua layer yang menyisakan bagian yang overlap dari kedua layer tersebut sebagai keluarannya.
(Esri Help)
Analisis Spasial 31
VI.4. DIFFERENCE
Difference digunakan untuk menentukan area input yang tidak overlap dengan Difference Feature.
(Esri Help)
Analisis Spasial 32
VI.5. CLIP
Clip berfungsi untuk menentukan area pada input yang berada di dalam area clip feature. Tidak ada atribut yang berpindah dari
clip feature ke output.
(Esri Help)
Analisis Spasial 33
VI.6. DISSOLVE
Dissolve digunakan untuk menggabungkan fitur yang memiliki kesamaan atribut tertentu.
(Esri Help)
Analisis Spasial 34
VI.7. SYMETRICAL DIFFERENCE
Symetrical difference digunakan untuk menentukan area yang tidak overlapping antara fitur 2 input layer. Output yang dihasilkan
adalah fitur yang ada di hanya salah satu dari kedua input.
(Esri Help)
Analisis Spasial 35
VII. PEMBUATAN LAYOUT PETA
1. Klik project, pilih dan klik new print composer, kemudian isikan judul composer sesuai yang diinginkan.
2. Lembar kerja print composer akan terbuka, dengan tampilan sebagai berikut
Pada sisi kanan jendela Print Composer, anda dapat
melihat satu bagian yang bertuliskan Paper and quality
yang terdapat pada kolom composition. Di sini anda dapat
memilih ukuran serta orientasi kertas yang akan anda
gunakan.
a. Untuk menambahkan judul peta anda dapat mengklik add new label gambarkan sebuah kotak pada halaman dengan
mengklik tombol mouse sebelah kiri, menggeser mouse, dan melepan mouse, tempatkan kotak ini sesuai dengan letak tulisan
yang akan dibuat.
b. Klik pada tab yang bertuliskan Item Properties, anda dapat mengganti isi teks sesuai dengan judul peta yang anda ingin
tambahkan, ukuran, jenis font dan posisi teks dapat diatur pada peta yang anda buat.
telah kita miliki, klik add image gambarkan sebuah kotak pada halaman dengan mengklik tombol mouse sebelah kiri,
menggeser mouse, dan melepas mouse, tempatkan kotak ini sesuai dengan letak gambar yang akan dibuat.
b. Klik image source, pilih dan masukan gambar yang akan ditambahkan.
3. Menambahkan Legenda
Untuk menambahkan legenda, klik add new legend legenda dapat diatur dalam legend yang terdapat pada item properties.
Agus, R. 2012. Penggunaan Quantum GIS dalam Sistem Informasi Geografis. Jakarta: Universitas Gunadarma.
Prahasta, Eddy. 2001. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung: Informatika.
Prahasta, Eddy. 2009. Sistem Informasi Geografis Konsep Konsep Dasar (Perspektif Geodesi dan Geomatika). Bandung :
Informatika Bandung.
Teknik Geodesi UGM. Modul Pelatihan Sistem Informasi Geografis dengan Piranti Lunak QGIS untuk Pemetaan Risiko
Bencana. Yogyakarta : Teknik Geodesi UGM.
BAPPEDA Provinsi NTB. 2012. Modul Pelatihan Quantum GIS Tingkat Dasar. Mataram : BAPPEDA Provinsi NTB.