Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH

Bahan Bangunan
NAMA DOSEN
Julmadian Abda

JUDUL TUGAS
BAHAN LOGAM BESI/BAJA STRUKTUR

Oleh:

Theresa Leony
NIM: 193020

PROGRAM STUDI BANGUNAN GEDUNG


POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
TAHUN 2019
KOMPOSISI DASAR SENYAWA PENYUSUN BESI/BAJA
a. Karbon
Karbon yang disebut juga sebagai Zat Arang adalah salah satu unsur yang
paling berlimpah ke 15 di Kerak bumi dan ke 4 di Alam Semesta, meskipun
demikian karbon seringkali hanya dapat bereaksi pada suhu yang tinggi Bahkan
pada tubuh manusia karbon menempati posisi kedua terbanyak setelah oksigen.
Semua organisme mengandung karbon, dan karbon membuat organisme yang
sudah mati membusuk dan memadatkan nya menjadi zat ini.
Karbon merupakan salah satu unsur yang paling banyak di bumi. Karbon
juga terdapat dalam semua baja. Karbon merupakan unsur penting dalam proses
hardening/pengerasan salah satunya di karenakan pada temperatur tinggi karbon
menghasilkan karbida logam dan tungsten karbida. Karbon dalam bentuk alotrop
yang berbeda mempengaruhi kekuatan material, dengan komposisi tertentu dan
persenyawaan nya dengan unsur yang lain. Intan merupakan alotrop karbon paling
keras di dunia, demikian pula komposisi karbon pada baja harus pas. Reaksinya
pada logam dapat mempengaruhi sifat fisis nya, dengan pengaturan komposisi
yang benar baja dan besi dapat menjadi lebih keras, getas atau malah menjadi besi
cor.
b. Kromium
Kromium merupakan logam tahan korosi atau karat dan dapat diasah
menjadi mengkilat. Kromium biasanya digunakan sebagai pelapis logam dan
perhiasan. Krom dalam presentase kecil yang dipadu dengan unsur ferro, nikel
dalam bentuk ferrochromium dan komponen-komponen lain menjadi Stainless
Stell atau baja tahan karat dengan resistensi terhadap korosi dan oksidasi yang
tinggi. Pada baja salah satu cara mengurangi kromium adalah dengan
menambahkan karbon dalam tanur. Kini baja tahan karat menggunakan kromium
antara 10-26%. Meskipun demikian terlalu banyak kromium akan mengurangi
kekuatan baja, karena sifatnya mengotori kekuatan. Pengaplikasiannya pada logam
lain dapat disepuhkan atau dicampur langsung pada logam yang diinginkan. Pada
industri otomotif kebanyakan material besi cor seperti pada blok mesin, krom tida
dicampurkan pada baja cor, karna akan semakin mengurangi kekuatannya, tetapi
disepuhkan atau melapisi nya dengan teknik-teknik yang terus berkembang.
c. Mangan
Mangan secara default pada baja karbon polos sengaja dibubuhkan agar terjadi
oksidasi serta untuk mengikat sulfur (belerang) hingga 0.8%. Mangan memiliki
kemampuan reaksi yang tinggi dan membentuk serat-serat yang panjang dengan
unsur non logam menjadi MnO, MnS, MnO.SiO2 dan (MnO)2.SiO2. Dengan serat
ini baja yang mengandung komposisi Mangan yang tepat lebih kuat dan tidak
tahan patah meski pada suhu yang tinggi. Meskipun demikian Mangan dapat
menurunkan kemampuan las baja jika terlalu banyak.
d. Molibdenum

Molibdenum merupakan unsur logam transisi berwarna putih perak. Pada baja,
Molibdenum berkontribusi dalam pengerasan pada suhu tinggi. Selain itu logam
ini juga berfungsi sebagai katalis pada pemurnian minyak bumi, polimer dan
plastik, digunakan sebagai filamen pada peralatan elektronik, komponen
pelumasan yang tahan pada suhu tinggi, digunakan pula pada aplikasi energi
nuklir, rudal dan bagian-bagian pesawat terbang.
e. Nikel

Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam meteorit dan menjadi
pembeda meteorit dengan mineral lainnya. Nikel dan krom yang ditambahkan pada
besi berkontribusi pada ketahanan karat karna dapat mengurangi oksidasi. Nikel
dicampurkan pada baja biasanya diatas suhu 1200o C. Penambahan nikel pada baja
juga memberikan keliatan dan kilap pada baja. Selain dicampurkan pada baja,
nikel dan krom juga dijadikan pelapis pada besi dan besi cor agar lebih mengkilat
dan tahan terhadap karat.
f. Fosfor
Fosfor merupakan unsur yang dapat berpendar meskipun sumber pengeksitasinya
telah disingkirkan (fosforesens). Fosfor dapat membuat besi mudah mencair dan
bertambah getas, penambahan fosfor pada baja dengan kuantitas yang terlalu
banyak menyebabkan besi kehilangan kekerasannya dan sulit dikerjakan.
g. Silikon

Silikon merupakan unsur nonlogam metaloid tetravalensi dan kurang reaktif


dibandingkan karbon. Silikon digunakan dalam proses penyulingan baja dan
pengecoran aluminium. Kandungan silikon berguna sebagai unsur paduan yang
mengakibatkan peleburan baja menjadi tenang (tidak bergejolak), jika kandungan
silikon dibawah 0,1% dan menyebabkan pergolakan pada peleburan biasanya
ditambahkan Alumnium atau Titanium sebagai deoksidator.
h. Sulfur

Belerang atau sulfur adalah unsur kimia non logam berwarna kuning yang tidak
berasa. Besi dan belerang akan membentuk senya FeS (BesiSulfida). Besi pada
temperatur 1365oC mampu melarutkan belerang sebesar 0.17% hingga 0.07%
sehingga dapat disimpulkan bahwa besi memiliki kemampuan rendah dalam
melarutkan belerang. Pada Baja kandungan belerang dibatasi hingga 0.06% karna
jika terlalu tinggi menyebabkan baja menjadi rapuh. Sulfur berfungsi pengikat
senyawa Silikon, Mangan dan Fosfor pada baja. Unsur mangan dalam baja dapat
mengurangi resiko terjadinya perapuhan panas, dengan sulfur membentuk
ManganSulfida (MnS) yang memiliki titi lebur 1610oC dan terbentuk primer
bahkan pada baja cair.
i. Tungsten

Tungsten yang dikenal juga sebagai Wolfram merupakan logam ringan bewarna
abu-abu yang cukup lunak untuk dipotong dengan gergaji besi dan cukup elastis
untuk ditarik menjadi kawat. Dengan baja, Tungsten membentuk logam berat yang
stabil pada suhu tinggi, tungsten di tambahkan pada baja untuk baja berkecepatan
tinggi (high speed steel) pisau-pisau industri, mata bor dan nozel mesin-mesin
termasuk mesin roket. Tungsten Karbida sering digunakan pada amunisi penembus
baja. Tungsten sering digunakan pada baja-baja yang digunakan sebagai alat bedah
seperti gunting, pisau, jarum, pemegang jarum dan kauterisasi karna ketahanan
karat yang lebih tinggi serta kekuatannya atas disposisi material.
j. Vanadium
Vanadium merupakan salah satu bahan aditif pada baja. Vanadium memiliki
pengaruh besar terhadap pembentukan karbida, dengan vanadium jumlah karbon
pada baja dapat ditingkatkan. Vanadium membuat baja lebih tahan panas,
menaikkan kemampuan potong dan aus dan tahan terhadap friksi atau gesekan
yang tinggi. Vanadium juga berkontribusi besar pada pembuatan HSS atau High
Speed Steel yang menambahkan fungsi shock resitance. Vanadium berfungsi
memurnikan butiran matrix baja dengan karbon yang membentuk karbida.

JENIS-JENIS BESI/BAJA UNTUK KONSTRUKSI


a. Besi beton

Besi beton adalah jenis besi konstruksi yang biasa digunakan untuk tulang-tulang pada
pondasi sebuah bangunan sehingga sering disebut beton bertulang. Secara umum, besi
beton terdiri dari dua jenis yaitu jenis besi ulir (deformed bar) dan jenis besi polos
(plain bar). Jenis besi bulat ini sangat bermanfaat untuk pondasi sebuah bangunan
karena bekerja saling melengkapi dengan beton bangunan.

b. Besi konstruksi

Di antara macam-macam jenis besi baja yang biasa digunakan untuk konstruksi
bangunan, jenis besi H-beam adalah yang paling terkenal. H-beam adalah besi baja
berbentuk balok yang secara teknis disebut hot rolled dan memiliki bentuk serupa
huruf H. Besi H-beam sering digunakan untuk membangun konstruksi jembatan
dan juga proyek gedung-gedung besar.

c. Besi siku
Sesuai namanya, besi siku adalah jenis besi yang berbentuk siku dengan sudut kemiringan
90 derajat. Jenis besi siku tersedia dalam ukuran yang bervariasi dimulai dari
ukuran 2 cm, 3 cm, 4 cm, hingga 5 cm. Besi siku banyak digunakan untuk
konstruksi tangga, rak besi, menara air, dan kebutuhan konstruksi lainnya.
d. Expanded Metal

Besi expanded metal merupakan jenis yang bentuknya menyerupai mesh atau jaring-
jaring, serta dibuat dari pelat baja berlubang. Keunggulan yang dimiliki jenis besi
konstruksi ini yaitu sangat kuat namun ringan karena dibuat dari plat baja yang
disayat dan ditarik tanpa proses pengelasan. Sama seperti jenis besi lainnya,
besi expanded metal tersedia dalam beragam ukuran serta fungsi yang berbeda-
beda.
e. Wide Flange
Besi Wide Flange (WF) memiliki bentuk yang serupa dengan besi H-beam dan biasa
digunakan sebagai material pada konstruksi baja. Perbedaannya, kekuatan besi WF
jauh lebih tinggi baik itu pada gaya tekan maupun gaya tariknya. Tak heran bila
jenis besi konstruksi ini dapat menjadi material untuk struktur bangunan yang lebih
efisien.

f. Besi Hollow

Besi hollow merupakan jenis besi berbentuk kotak yang berrongga atau kosong di
tengahnya. Besi ini terbuat dari baja dengan campuran galvanis kemudian ditutupi
dengan lapisan seng dan aluminium. Jenis besi konstruksi ini banyak digunakan
untuk pagar, kanopi, pintu gerbang, atau railing.

g. Besi Plat

Besi plat adalah bahan baku utama untuk membuat berbagai mesin, kendaraan beroda
empat, kapal, dan keperluan industri lainnya. Namun, besi berbentuk lempengan ini
juga sering digunakan untuk berbagai kebutuhan konstruksi dan alat-alat rumah
tangga. Penggunaan besi plat untuk konstruksi sangat baik karena jenis besi ini
terkenal memiliki daya tahan terhadap korosi yang sangat baik.
h. Wiremesh

Bila Anda mencari macam-macam besi untuk pagar, maka jenis wiremesh adalah salah
satu pilihan terbaik. Besi wiremesh memiliki tampilan seperti anyaman kawat dan
biasanya berbentuk kotak-kotak atau jajar genjang. Selain bisa untuk membuat
pagar beton, besi wiremesh juga sering digunakan untuk penguat dak beton atau
plat lantai pada sebuah bangunan.

i. Besi Konstruksi CNP dan UNP

Jenis besi CNP dan besi UNP selayaknya dua orang saudara namun berbeda. Besi CNP
berbentuk seperti huruf C dan sering digunakan untuk rangka atap dan rangka
lainnya. Sedangkan besi UNP berbentuk huruf U dan biasa digunakan sebagai
balok penutup pada atap serta penopang pada dinding. Kedua jenis besi konstruksi
ini merupakan material penting yang hampir selalu ada dalam setiap konstruksi
bangunan.

KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN BAJA


Kelebihan Baja :
1. Memiliki Kekuatan yang Besar

Baja merupakan salah satu bahan bangunan yang sangat kuat. Kekuatan yang
tinggi per satuan berat ini membuat potensi beban matinya cukup kecil. Itulah
kenapa baja termasuk material yang bagus untuk jembatan bentang panjang,
bangunan tinggi, serta bangunan yang didirikan di atas tanah labil.
2. Mempunyai Sifat yang Seragam

Karena merupakan material buatan yang diproduksi oleh pabrik, baja memiliki
sifat yang seragam sesuai dengan standar mutunya. Sifat-sifat tersebut juga tidak
banyak berubah sering dengan berjalannya waktu penggunaan. Hal ini sangat
berbeda dengan beton bertulang, di mana kualitasnya akan mengalami penurunan
yang sangat drastis seiring dengan pemakaiannya.
3. Daya Elastisitasnya Bisa Diketahui
Perilaku yang dimiliki oleh baja sangat mendekati dengan asumsi yang dilakukan
oleh perancang teknik. Hal ini dikarenakan perilaku baja tersebut mengikuti
hukum Hookie hingga mencapai tegangan yang cukup tinggi. Sehingga momen
inersia pada penampang baja bisa diketahui dengan lebih pasti daripada momen
inersia pada penampang beton bertulang.
4. Daya Tahannya Sangat Lama
Baja yang dirawat dengan baik akan memiliki usia pakai yang sangat lama.
Bahkan dalam kondisi tertentu, struktur baja hampir tidak membutuhkan bentuk-
bentuk pemeliharaan sama sekali. Artinya baja termasuk material yang murah
walaupun biaya pengadaannya cukup besar.
5. Memiliki Daktilitas yang Bagus
Daktilitas adalah sifat material untuk menahan deformasi yang besar tanpa
menyebabkan keruntuhan terhadap beban tarik. Hasil penelitian menunjukkan baja
yang diuji menggunakan beban tarik akan mengalami pengurangan luas
penampang dan perpanjangan sebelum terjadi keruntuhan. Berbeda dengan
material lain yang bersifat keras dan getas, material tersebut akan langsung hancur
apabila dikenai beban kejut.
6. Bersifat Liat (Toughness)

Liat (toughness) adalah kemampuan material untuk menyerap energi dalam jumlah
yang cukup besar. Baja dapat dikatakan bersifat liat karena mempunyai kekuatan
dan daktilitas yang bagus. Dengan kata lain, baja sanggup menahan beban yang
memiliki deformasi yang relatif besar baik selama proses pabrikasi, pengangkutan,
maupun pelaksanaan tanpa menimbulkan kehancuran. Ini artinya baja bisa
diberikan lenturan, beban kejut, beban geser, dan lubang.
7. Bisa Digunakan untuk Struktur Tambahan

Selain digunakan sebagai struktur utama, baja juga dapat dipakai untuk struktur
tambahan. Baja sangat cocok dimanfaatkan sebagai struktur bentang baru atau
seluruh struktur sayap. Pekerjaan ini biasanya dilakukan pada pembangunan portal
atau pelebaran jembatan.
8. Kelebihan Lain-lain
Baja juga mempunyai kelebihan-kelebihan selain poin-poin yang sudah kami
sebutkan di atas. Di antaranya baja gampang disambung memakai baut, keling,
atau las serta cepat dalam proses instalasinya. Baja juga bisa dibentuk dengan
mudah sesuai dengan profil yang diinginkan dan memiliki kekuatan yang baik
terhadap fatik. Baja yang telah dibongkar pun dapat dimanfaatkan kembali karena
masih mengandung nilai, walaupun tidak dipakai untuk pembangunan struktur.
Selain itu, baja mempunyai daya adaptasi yang bagus terhadap proses prefabrikasi.
Kekurangan baja :
1. Membutuhkan Biaya yang Tinggi
Pembangunan gedung menggunakan strutkur baja membutuhkan anggaran yang
tidak sedikit. Begitu pula dalam hal perawatan dan perlindungannya. Pada
dasarnya, baja sangat rentan terhadap udara dan air yang bisa menyebabkan korosi
sehingga perlu dicat secara berkala. Karena termasuk konduktor panas yang baik,
baja bisa memicu terjadinya kebakaran pada material-material di sekitarnya.
2. Memiliki Kerentanan Terhadap Tekuk
Baja sangat rentan mengalami tekuk (buckling) karena elemen tekannya bekerja
secara langsung. Jadi meskipun kekuatan yang dimilikinya sangat besar, baja
bukanlah material yang bagus untuk pembuatan kolom. Sebab dibutuhkan material
tambahan yang berfungsi untuk menopang baja agar tidak mengalami buckling
yang dapat membahayakan penghuni di atasnya.
3. Lemah Terhadap Beban Siklis
Sebagai bahan bangunan, baja memiliki kelemahan terhadap beban siklis yang
mengenainya. Kekuatan baja lambat laun akan mengalami penurunan secara
signifikan apabila dikenai beban tersebut terus-menerus. Untuk mengatasi dampak
dari beban siklis, baja perlu dirancang sedemikian rupa untuk mengurangi
kekuatannya setiap kali akan timbul beban siklis.
4. Berisiko Mengalami Keruntuhan Getas
Baja bisa kehilangan sifat daktilitasnya pada kondisi tertentu. Hal ini bisa
menyebabkan timbulnya keruntuhan di suatu tempat yang memiliki konsentrasi
tegangan yang tinggi. Faktor-faktor yang dapat memperbesar risiko keruntuhan
getas pada baja yaitu jenis beban fatik dan suhu udara yang rendah.

SIFAT TEKNIS DAN SIFAT MEKANIS BAJA


1. Kekuatan Baja
Sifat penting pada baja adalah kuat tarik. Pada saat baja diberi beban, maka baja
akan cenderung mengalami deformasi/perubahan bentuk. Perubahan bentuk ini
akan menimbulkan regangan/strain, yaitu sebesar terjadinya deformasi tiap satuan
panjangnya. Akibat regangan tersebut, didalam baja terjadi tegangan/stress sebesar,
dimana P = beban yang membebani baja, A = luas penampang baja. Pada waktu
baja diberi beban, maka terjadi regangan. Pada waktu terjadi regangan awal,
dimana baja belum sampai berubah bentuknya dan bila beban yang menyababkan
regangan tadi dilepas, maka baja akan kembali ke bentuk semula. Regangan ini
disebut dengan regangan elastis karena sifat bahan masih elastis.
Perbandingan antara tegangan dengan regangan dalam keadaan elastis disebut
dengan Modulus Elastisitas/Modulus Young. Ada 3 jenis tegangan yang terjadi
pada baja, yaitu :
a. tegangan , dimana baja masih dalam keadaan elastis
b. tegangan leleh, dimana baja mulai rusak/leleh
c. tegangan plastis, tegangan maksimum baja, dimana baja mencapai kekuatan
maksimum.
2. Keuletan Baja (ductility)
Kemampuan baja untuk berdeformasi sebelum baja putus. Keuletan ini
berhubungan dengan besarnya regangan/strain yang permanen sebelum baja putus.
Keuletan ini juga berhubungan dengan sifat dapat dikerjakan pada baja. Cara
ujinya berupa uji tarik.
3. Kekerasan Baja

Kekerasan Baja adalah ketahanan baja terhadap besarnya gaya yang dapat
menembus permukaan baja. Cara ujinya dengan kekerasan Brinell, Rockwell,
ultrasonic, dll.

4. Ketangguhan Baja (toughness)

Ketangguhan baja adalah hubungan antara jumlah energi yang dapat diserap oleh
baja sampai baja tersebut putus. Semakin kecil energi yang diserap oleh baja, maka
baja tersebut makin rapuh dan makin kecil ketangguhannya. Cara ujinya dengan
cara memeberi pukulan mendadak (impact/pukul takik).

PENGUJIAN YANG DILAKUKAN TERHADAP BAHAN BESI/BAJA STRUKTUR

1. Pengujian Tarik (Tensile Test)

Tensile test adalah pengujian kekuatan suatu material dengan menarik suatu bahan
sampai putus. Pada tensile test suatu material akan mengalami kerusakan, karena
tensile test adalah pengujian kekuatan material dengan menarik suatu material
sampai putus. Jadi material yang ditest kekuatannya akan rusak.

Pengujian ini merupakan proses pengujian yang biasa dilakukan karena pengujian
tarik dapat menunjukkan perilaku bahan selama proses pembebanan. Pada uji
tarik , benda uji diberi beban gaya tarik , yang bertambah secara kontinyu,
bersamaan dengan itu dilakukan pengamatan terhadap perpanjangan yang dialami
benda uji.

Uji tarik mungkin dapat dikatakan pengujian yang paling mendasar. Pengujian ini
sangat sederhana, tidak mahal dan telah mengalami standarisasi di seluruh dunia,
baik dari metode pengujian, bentuk spesimen yang diuji dan metode perhitungan
dari hasil pengujian tersebut. Dengan menarik suatu material secara perlahan-
lahan, kita akan mengetahui reaksi dari material tersebut terhadap pembebanan
yang diberikan dan seberapa panjang material tersebut bertahan sampai akhirnya
putus.

2. Pengujian Tekan (Compressed Test0

Pada uji tekan umumnya kekuatan tekan lebih tinggi dari kekuatan tarik. Suatu
material akan ditekan dan saat pengujian ini material akan rusak. Prosesnya
material akan ditaruh diatas landasan dan ditekan dari atas. Baru-baru ini telah
ditemukan bahan yang baik terbuat dari keramik sebagai landasan dari silica, yang
memberi pengaruh baik.

3. Pengujian Bengkok ( Bending Test)

Pengujian bengkok adalah salah satu cara pengujian yang dipakai sejak lama bagi
bahan yang cocok, karena dapat dilakukan terhadap batang uji berbentuk
sederhana dan tidak perlu menggunakan mesin uji biasa. Tapi pengujian ini
menyebabkan material rusak karena akan terjadi patahan.

Pengujian ini merupakan salah satu pengujian sifat mekanik bahan yang diletakkan
terhadap specimen dan bahan, baik bahan yang akan digunakan pada kontraksi
atau komponen yang akan menerima pembebanan terhadap suatu bahan pada satu
titik tengah dari bahan yang ditahan diatas dua tumpuan.

Uji bengkok ( bending test ) merupakan salah satu bentuk pengujian untuk
menentukan mutu suatu material secara visual. Selain itu uji bending digunakan
untuk mengukur kekuatan material akibat pembebanan dan kekenyalan hasil
sambungan las di weld metal. Dalam pemberian beban ada beberapa faktor yang
harus diperhatikan, yaitu :

a. Kekuatan Tarik (Tensile Test)

b. Komposisi kimia dan struktur mikro terutama kandungan Mn dan C.

c. Tegangan luluh ( yield ).

4. Pengujian Puntir ( Torsion Test)

Pada pengujian puntiran suatu material akan rusak karena material trsebut akan
mengalami patahan. Umumnya ini terjadi pada material yang getas, sedangkan
pada material yang ulet patahan terjadi pada sudut tegak lurus terhadap sumbu
puntiran setelah gaya pada arah sumbu terjadi dengan deformasi yang besar.

5. Uji impact (Pukul Takik)

Uji impact dilakukan untuk menentukan kekuatan material sebagai sebuah metode
uji impact digunakan dalam dunia industry khususnya uji impact charpy dan uji
impact izod. Dasar pengujian ini adalah penyerapan energy potensial dari beban
yang mengayun dari suatu ketinggian tertentu dan menumbuk material uji
sehingga terjadi deformasi.

6. Pengujian Kekerasan

Pengujian kekerasan ini bertujuan :

a. Untuk memperoleh harga kekerasan suatu logam.

b. Untuk mengetahui perubahan suatu sifat dan perubahan suatu kekerasan dari
logam setelah di Heat Treatment.
c. Untuk mengetahui kekerasan baja terhadap kecepatan pendinginan.

d. Untuk mengetahui perbedaan kekerasan yang disebabkan oleh media


pendingin.

Pengujian ini dilakukan dengan berbagai metode:

a. Uji Kekerasan Rockwell

Pengujian Rockwell merupakan suatu uji untuk mengetahui tingkat kekerasan.


Tingkat kekerasan yang di uji adalah tingkat kekerasan logam baik logam
ferrous maupun logam non ferrous dengan menggunakan alat Rockwell
Hardness Tester. Indentor = Intan / Bola Baja

b. Metode Pengujian Brinel

Pengujian dengan metode ini dilakukan dengan memberikan penekanan


kepermukaan suatu speciment uji. Penekanan ini dilakukan dengan
menggunakan suatu penekan (indentor) berbentuk bola. Indentor = Bola Baja

c. Metode Pengujian Vickers

Kekerasan ini diukur dengan mempergunakan alat penguji vickers. Dalam


pengujian ini dipakai piramid dimana dengan sudut bidang duanya 136o
sebagai penekan. Hasil pengujian tidak tergantung pada besarnya beban / gaya
tekan. Alat ini dapat mengukur kekerasan bahan mulai dari sangat lunak ( 5
VHN ) sampai yang sangat keras ( 1500 VHN), tanpa perlu mengganti daya
tekan dapat dipilih antara 1 – 120 Kg tergantung kekerasan atau ketebalan
bahan yang diuji. (Indentor = Intan) Kekerasan vickers pada prinsipnya sama
dengan kekerasan brinell, yaitu beban dibagi luas tapak penekanan.

SNI YANG TERKAIT DG PERATURAN DAN STANDAR YANG DIPAKAI


DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI BAHAN, METODA DAN TATA CARA
PENGUJIAN UNTUK BAHAN BESI/BAJA

Judul NO NPSM Ringkasan

Cara uji kekakuan tekan SNI 3966-2012 Pengujian ini meliputi persyaratan
dan kekakuan geser dan ketentuan-ketentuan terhadap
bantalan karet jembatan pengujian bantalan karet jembatan
yang dibuat dari bahan kare alam
atau dari bahan karet sintetis
dengan atau tanpa penguat pelat
baja.

Ketentuan seismik SNI 7860:2015 Standar Nasional Indonesia


untuk struktur baja mengenai “Ketentuan seismik
bangunan gedung untuk struktur baja bangunan
(ANSI/AISC 341-10, gedung” ini memberikan
IDT) persyaratan umum, persyaratan
desain, analisis, persyaratan desain
komponen struktur dan
sambungan, sistem rangka-
momen, sistem rangka-terbreis dan
dinding-geser, sistem rangka
momen komposit, rangka terbreis
komposit dan sistem dinding geser,
fabrikasi dan ereksi, pengendalian
kualitas dan penjaminan kualitas,
ketentuan pengujian prakualifikasi
dan kualifikasi siklik. Persyaratan
tersebut dimaksudkan untuk
menjamin agar bangunan gedung
baja yang didesain sesuai standar
ini tidak akan runtuh akibat gempa
kuat. Standar ini merupakan
adopsi identik dengan metode
terjemahan dari AISC 341-10
Specification for Structural Steel
Buildings yang diterbitkan oleh the
American Institute of Steel
Construction.

Metode pengujian kuat SNI 07-2529-1991 Metode ini digunakan untuk


tarik baja beton menentukan besarnya nilai kuat
tarik baja beton dan parameter
lainnya yang dapat digunakan
dalam pengendalian mutu baja.

Metode pengujian SNI 03-4809-1998 Metode ini digunakan dalam


untuk membandingkan menentukan perbandingan antara
berbagai beton berbagai macam beton
berdasarkan kuat lekat berdasarkan kuat lekat yang timbul
yang timbul terhadap terhadap baja tulangan
tulangan

Metode uji ketahanan SNI ASTM Metode ini meliputi cara pengujian
beton keras terhadap C803/C803M:2012 ketahanan beton keras terhadap
penetrasi penetrasi dengan menggunakan
probe atau pin baja.

Spesifikasi baja SNI 7564 : 2011 Standar ini meliputi baja tulangan
tulangan yang dilapis ulir dan polos dengan pelapis
epoksi protektif epoksi yang
menggunakan metoda semprot
elektrostatis. Persyaratan pelapis
organik dan petunjuk praktis di
lapangan tertera pada Lampiran A
dan Lampiran B.

Spesifikasi untuk SNI 1729 : 2015 Tata cara ini digunakan untuk
gedung baja struktural mengarahkan terciptanya
pekerjaan perencanaan dan
pelaksanaan baja yang memenuhi
ketentuan minimum serta
mendapatkan hasil pekerjaan
struktur yang aman, nyaman dan
ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA
https://asyraafahmadi.com/en/knowledge/material-
knowledge/alami/tambang/logam/mengenal-baja/

https://www.99.co/blog/indonesia/mengenal-jenis-besi-konstruksi/

http://arafuru.com/material/kelebihan-dan-kekurangan-baja-sebagai-bahan-bangunan.html
https://www.academia.edu/15380934/Sifat_fisik_dan_mekanis_baja_bahan_bangunan

Anda mungkin juga menyukai