BAHAN BANGUNAN
NAMA DOSEN
Jumaidan Abda
JUDUL TUGAS
BAHAN ASPAL
Oleh:
Theresa Leony
NIM: 193020
a. Aspal Alam :
- Aspal Gunung (Rock Asphalt)
ex : Aspal P. Buton
- Aspal Danau (Lake Asphalt)
ex : Aspal Bermudez, Trinidad
Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton, dan
ada pula yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alam terbesar di
dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau. Indonesia memiliki aspal alam yaitu
di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (Aspal Pulau Buton).
Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak
tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional. Asbuton merupakan batu yang
mengandung aspal. Asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam,
maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.
b. Aspal Buatan atau aspal destilasi, karena aspal ini dibuat dari pross pengolahan dan
penyulingan minyak bumi yang disebut destilasi.
Destilasi sendiri merupakan proses penyulingan yang memisahkan minyak bumi
dengan fraksi didalamnya dengan menaikkan temperature minyak bumi tersebut.
Secara garis besar, aspal ini terbagi menjadi tiga, yaitu. \
a) Aspal keras/panas (Asphalt cemen)
Semen aspal, biasa disingkat dengan tanda AC, adalah jenis aspal yang cocok
untuk dipakai sebagai bahan pelapis jalan (assing asphalt). Aspal ini digunakan
dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang berbentuk padat. Aspal keras pada
suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat.
Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya). Aspal
keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas dengan
volume lalu lintas tinggi, sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan
untuk daerah bercuaca dingin dengan lalu lintas rendah. Di Indonesia umumnya
digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
b) Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)
Aspal cair adalah aspal keras yang dibuat dari asphalt cement yang dicampur lagi
pelarut, bahan pencair dari minyak bumi juga yang mudah menguap, sehingga bila
diudara terbuka aspal ini akan mengeras karena menguapnya bahan pelarutnya.
Karena itu jenis aspal ini disebut juga Cut-Back Asphalt. Aspal ini digunakan
dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu ruang berbentuk cair. Berdasarkan
bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya, aspal cair
dibedakan atas :
1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin, RC merupakan cut
back asphalt yang paling cepat menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai:
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah. MC merupakan
cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back).
Merupakan jenis aspal yang akan dengan lambat mengendap, merupakan aspal
keras yang dicampur dengan residu dari pengilangan pertama. Jenis SC ini
disebut juga sebagai Road Oil, sebab bentuknya menyerupai minyak berat dan
mengeringnyaa juga lambat.
Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600 (makin
kental)
contoh :
RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60
RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 – 140
Penandaan pada jenis aspal CUTBACK ini, dengan huruf singkatan dari jenisnya,
diikuti dengan angka viskositet kinematiknya, yaitu misalnya jenis aspal Rapid
Curing, dengan didahului huruf RC, diikuti angka viskositet misalnya 3000,
menjadi RC-3000 yang artinya, rapid curing asphalt dengan viskositet kinematik
3000.
Penentuan viskositas kinematik ini ditentukan dengan tabung gelas yang disebut
”Zeitfuchc cross-arm viscometer” pada suhu 275ºF atau kurang lebih 135ºC.
Untuk jenis RC, MC dan SC, terdapat angkan viskositas yang sama, yang berarti
bahwa kekentalan dari jenis yang sama angkanya itu pada suhu tersebutn harus
sama. Meskipun angkan viskositasnya sama, tidak berarti bahwa bahan tersebut
dibuat dari asphalt cement yang sama.
1. Kationik : aspal emulsi yang bermuatan listrik positif sehingga baik untuk
digunakan melapisi batuan netral dan alam seperti batuan andesit. Terdiri
dari, MCK (bekerja cepat), MSK (bekerja kurang cepat), MLK (bekerja
lambat).
2. Anionik : aspal emulsi yang diberikan muatan listrik negatif, terdiri dari
MC (labil), MS (agak labil), dan MC (stabil).
3. Nonionik : aspal emulsi yang tidak bermuatan listrik, karena tidak
mengalami proses ionisasi.
Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi anionik
dan kationik. Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas:
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga
pengikatan cepat terjadi. Aspal RS direncanakan untuk bereaksi secara cepat
dengan agregat dan berubahnya emulsi ke aspal.
- Medium Setting (MS), direncanakan untuk pencampuran dengan agregat kasar,
karena jenis ini tidak akan memecah jika berhubungan dengan agregat sehingga
campuran ini tetap dapat dihamparkan dalam beberapa menit.
- Slow Setting (SS), direncanakan untuk pencampuran dengan stabilitas
maksimum. Digunakan dengan agregat bergradasi padat dan mengandung kadar
agregat halus yang tinggi. Aspal ini merupakan jenis aspal emulsi yang paling
lambat menguap.
d. Aspal Buton
Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal dari pulau buton, Indonesia. Aspal
ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam
bentuk bantuan. Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar bitumennya
bervariasi dari rendah sampai tinggi. Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton
dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal Buotn B10 adalah aspal buton
dengan kadar bitumen rata-rata 10%).
SIFAT ASPAL KERAS DITINJAU DARI SIFAT KIMIA DAN SIFAT FISIK
ASPAL
Persyaratan
Karakteristik Satuan
Pen. 60 Pen. 80
Min. Maks. Min. Maks.
penetrasi 60 79 80 99 0,1 mm
(Titik
25 ºC ; 100gr ; 5 detik; 0,1
lembek
48 58 46 54 ºC
mm )
( Ring & Ball )
Titik nyala
200 - 225 - ºC
( Clev. Open cup)
Kehilangan berat
- 0,4 - 0,6 %berat
(163oC ; 5 jam)
Daktilitas
100 - 100 - Cm
( 25 ºC ; 5 cm/menit )
RSNI M-01-2003 Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat marshall
RSNI M-06-2004 Cara uji campuran beraspal panas untuk ukuran agregat maksimum dari
25,4 mm (1 inci) sampai dengan 38 mm (1,5 inci) dengan alat marshall
https://www.academia.edu/11291302/Makalah_tugas_teknologi_bahan_bangunan
https://www.academia.edu/9787181/Bahan_Bangunan_Aspal
https://www.academia.edu/31941816/Pengujian_Aspal_dan_Agregat_Perkerasan_Jalan_Raya.d
oc
https://imsippoliban.wordpress.com/sni-tata-cara-pembuatan-aspal-dan-pengujiannnya-uji-
bahan-2/