Anda di halaman 1dari 9

MATA KULIAH

BAHAN BANGUNAN

NAMA DOSEN
Jumaidan Abda

JUDUL TUGAS
BAHAN ASPAL

Oleh:

Theresa Leony

NIM: 193020

PROGRAM STUDI BANGUNAN GEDUNG


POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
TAHUN 2019
Aspal berasal dari alam atau dari pengolahan minyak bumi. Aspal atau bitumen
adalah suatu cairan kental yang merupakan senyawa hidrokarbon dengan sedikit
mengandung sulfur, oksigen, dan klor. M e n u r u t A S T M 8 , Aspal
a d a l a h s u a t u b a h a n a t a u b e n t u k padat atau setengah padat berwarna hitam sampai
coklat gelap,bersifat perekat yang akan melembek dan meleleh bila dipanasi,tersusun
terutama dari sebagian besar bitumen yang kesemuanyaterdapat dalam bentuk padat atau
setengah padat dari alam ataudari hasil pemurnian minyak bumi atau merupakan
campuran daribahan bitumen dengan minyak bumi atau derivatnya.

JENIS- JENIS ASPAL

a. Aspal Alam :
- Aspal Gunung (Rock Asphalt)
ex : Aspal P. Buton
- Aspal Danau (Lake Asphalt)
ex : Aspal Bermudez, Trinidad

Aspal alam ada yang diperoleh di gunung-gunung seperti aspal di pulau buton, dan
ada pula yang diperoleh di pulau Trinidad berupa aspal danau. Aspal alam terbesar di
dunia terdapat di Trinidad, berupa aspal danau. Indonesia memiliki aspal alam yaitu
di Pulau Buton, yang terkenal dengan nama Asbuton (Aspal Pulau Buton).
Penggunaan asbuton sebagai salah satu material perkerasan jalan telah dimulai sejak
tahun 1920, walaupun masih bersifat konvensional. Asbuton merupakan batu yang
mengandung aspal. Asbuton merupakan material yang ditemukan begitu saja di alam,
maka kadar bitumen yang dikandungnya sangat bervariasi dari rendah sampai tinggi.

b. Aspal Buatan atau aspal destilasi, karena aspal ini dibuat dari pross pengolahan dan
penyulingan minyak bumi yang disebut destilasi.
Destilasi sendiri merupakan proses penyulingan yang memisahkan minyak bumi
dengan fraksi didalamnya dengan menaikkan temperature minyak bumi tersebut.
Secara garis besar, aspal ini terbagi menjadi tiga, yaitu. \
a) Aspal keras/panas (Asphalt cemen)
Semen aspal, biasa disingkat dengan tanda AC, adalah jenis aspal yang cocok
untuk dipakai sebagai bahan pelapis jalan (assing asphalt). Aspal ini digunakan
dalam keadaan panas dan cair, pada suhu ruang berbentuk padat. Aspal keras pada
suhu ruang (250 – 300 C) berbentuk padat.
Aspal keras dibedakan berdasarkan nilai penetrasi (tingkat kekerasannya). Aspal
keras yang biasa digunakan :
- AC Pen 40/50, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 40 – 50
- AC pen 60/70, yaitu aspal keras dgn penetrasi antara 60 – 79
- AC pen 80/100, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 80 – 100
- AC pen 200/300, yaitu aspal keras dengan penetrasi antara 200-300
Aspal dengan penetrasi rendah digunakan di daerah bercuaca panas dengan
volume lalu lintas tinggi, sedangkan aspal dengan penetrasi tinggi digunakan
untuk daerah bercuaca dingin dengan lalu lintas rendah. Di Indonesia umumnya
digunakan aspal penetrasi 60/70 dan 80/100.
b) Aspal dingin / Cair (Cut Back Asphalt)
Aspal cair adalah aspal keras yang dibuat dari asphalt cement yang dicampur lagi
pelarut, bahan pencair dari minyak bumi juga yang mudah menguap, sehingga bila
diudara terbuka aspal ini akan mengeras karena menguapnya bahan pelarutnya.
Karena itu jenis aspal ini disebut juga Cut-Back Asphalt. Aspal ini digunakan
dalam keadaan dingin dan cair, pada suhu ruang berbentuk cair. Berdasarkan
bahan pencairnya dan kemudahan penguapan bahan pelarutnya, aspal cair
dibedakan atas :
1. RC (Rapid curing cut back )
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan bensin, RC merupakan cut
back asphalt yang paling cepat menguap.
RC cut back asphalt dugunakan sebagai:
- Tack coat (Lapis perekat)
- Prime Coat (Lapis resap pengikat)
2. MC (Medium Curing cut back)
Merupakan aspal keras yang dilarutkan dengan minyak tanah. MC merupakan
cutback aspal yang kecepatan menguapnya sedang.
3. SC (Slow Curing cut back).
Merupakan jenis aspal yang akan dengan lambat mengendap, merupakan aspal
keras yang dicampur dengan residu dari pengilangan pertama. Jenis SC ini
disebut juga sebagai Road Oil, sebab bentuknya menyerupai minyak berat dan
mengeringnyaa juga lambat.

Cut back aspal dibedakan berdasarkan nilai viscositas pada suhu 600 (makin
kental)
contoh :
RC 30 – 60 MC 30 – 60 SC 30 – 60
RC 70 – 140 MC 70 – 140 SC 70 – 140

Penandaan pada jenis aspal CUTBACK ini, dengan huruf singkatan dari jenisnya,
diikuti dengan angka viskositet kinematiknya, yaitu misalnya jenis aspal Rapid
Curing, dengan didahului huruf RC, diikuti angka viskositet misalnya 3000,
menjadi RC-3000 yang artinya, rapid curing asphalt dengan viskositet kinematik
3000.

Penentuan viskositas kinematik ini ditentukan dengan tabung gelas yang disebut
”Zeitfuchc cross-arm viscometer” pada suhu 275ºF atau kurang lebih 135ºC.
Untuk jenis RC, MC dan SC, terdapat angkan viskositas yang sama, yang berarti
bahwa kekentalan dari jenis yang sama angkanya itu pada suhu tersebutn harus
sama. Meskipun angkan viskositasnya sama, tidak berarti bahwa bahan tersebut
dibuat dari asphalt cement yang sama.

c) Aspal emulsi (emulsion asphalt)


Aspal emulsi merupakan aspal cair yang lebih cair dari aspal cair umumnya dan
mempunyai sifat dapat menembus pori-pori halus dalam batuan yang tidak dapat
dilalui oleh aspal cair biasa. Aspal emulsi terdiri dari butir-butir aspal halus dalam
air yang diberikan muatan listrik, sehingga butir-butir aspal tersebut tidak bersatu
dan tetap berada pada jarak yang sama. Berdasarkan muatan listriknya, aspal
emulsi dapat dibedakan atas ;

1. Kationik : aspal emulsi yang bermuatan listrik positif sehingga baik untuk
digunakan melapisi batuan netral dan alam seperti batuan andesit. Terdiri
dari, MCK (bekerja cepat), MSK (bekerja kurang cepat), MLK (bekerja
lambat).
2. Anionik : aspal emulsi yang diberikan muatan listrik negatif, terdiri dari
MC (labil), MS (agak labil), dan MC (stabil).
3. Nonionik : aspal emulsi yang tidak bermuatan listrik, karena tidak
mengalami proses ionisasi.
Yang umum digunakan sebagai bahan perkerasan jalan adalah aspal emulsi anionik
dan kationik. Berdasarkan kecepatan pengerasannya aspal emulsi dibedakan atas:
- Rapid Setting (RS), aspal yang mengandung sedikit bahan pengemulsi sehingga
pengikatan cepat terjadi. Aspal RS direncanakan untuk bereaksi secara cepat
dengan agregat dan berubahnya emulsi ke aspal.
- Medium Setting (MS), direncanakan untuk pencampuran dengan agregat kasar,
karena jenis ini tidak akan memecah jika berhubungan dengan agregat sehingga
campuran ini tetap dapat dihamparkan dalam beberapa menit.
- Slow Setting (SS), direncanakan untuk pencampuran dengan stabilitas
maksimum. Digunakan dengan agregat bergradasi padat dan mengandung kadar
agregat halus yang tinggi. Aspal ini merupakan jenis aspal emulsi yang paling
lambat menguap.
d. Aspal Buton
Aspal buton merupakan aspal alam yang berasal dari pulau buton, Indonesia. Aspal
ini merupakan campuran antara bitumen dengan bahan mineral lainnya dalam
bentuk bantuan. Karena aspal buton merupakan bahan alam maka kadar bitumennya
bervariasi dari rendah sampai tinggi. Berdasarkan kadar bitumennya aspal buton
dibedakan atas B10, B13, B20, B25, dan B30 (Aspal Buotn B10 adalah aspal buton
dengan kadar bitumen rata-rata 10%).

SIFAT ASPAL KERAS DITINJAU DARI SIFAT KIMIA DAN SIFAT FISIK
ASPAL

Sifat-sifat laston adalah sebagai berikut :


a) Kedap air
b) Tahan terhadap keausan akibat lalu lintas
c) Mempunyai nilai structural
d) Mempunyai nilai stabilitas yang tinggi

PERSYARATAN ASPAL SEBAGAI BAHAN JALAN

Spesifikasi Semen Aspal untuk Campuran Beton Aspal tipe AC

Persyaratan
Karakteristik Satuan
Pen. 60 Pen. 80
Min. Maks. Min. Maks.
penetrasi 60 79 80 99 0,1 mm

(Titik
25 ºC ; 100gr ; 5 detik; 0,1
lembek
48 58 46 54 ºC
mm )
( Ring & Ball )
Titik nyala
200 - 225 - ºC
( Clev. Open cup)
Kehilangan berat
- 0,4 - 0,6 %berat
(163oC ; 5 jam)
Daktilitas
100 - 100 - Cm
( 25 ºC ; 5 cm/menit )

Penetrasi setelah kehilangan % terhadap


75 - 75 -
berat asli

Penetrasi aspal hasil % terhadap


55 - 55 -
ekstraksi benda uji asli

Spesifikasi Semen Aspal untuk Campuran Beton Aspal tipe AC

Daktilitas aspal hasil ekstraksi Cm 40 - 40 -


benda uji
Kelarutan
99 - 99 - % berat
( CCl 3 )
Berat jenis
1 - 1 - -
( 25º)
Sumber: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah – Direktorat Jendral Prasarana
Wilayah. (2002).

PENGUJIAN YANG DILAKUKAN TERHADAP ASPAL

Adapun macam-macam pengujian aspal, di antaranya adalah sebgaia berikut :


a) Uji Penetrasi
Pengujian tersebut bertujuan untuk menentukan angka penetrasi aspal yang akan menjadi
acuan spesifikasi pada karakteristik lainnya.
b) Uji Daktilitas
Uji daktilitas aspal adalah suatu uji kualitatif yang secara tidak langsung dapat digunakan
untuk mengetahui tingkat adhesiveness atau daktilitas aspal keras. Aspal dengan nilai
daktilitas yang rendah adalah aspal yang memiliki gaya adesi yang kurang baik
dibandingkan dengan aspal yang memiliki nilai daktilitas yang tinggi.
c) Uji Titik Lembek Aspal
Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat suhu di mana aspal mulai lembek
akibat suhu udara sehingga dalam perencanaan jalan dapat diperkirakan bahwa aspal yang
digunakan masih tahan dengan suhu di lokasi perencanaan jalan tersebut.
d) Uji Viskositas
Uji viskositas bertujuan untuk mengetahui tingkat kekentalan aspal.
e) Kehilangan Berat Aspal
Pengujan tersebut bertujuan untuk mengetahui presentase kehilangan berat aspal.
f) Uji Titik Nyala dan Titik Bakar Aspal
Pengujian titik nyala dilakukan untuk memperkirakan temperatur maksimum dalam
pemanasan aspal sehingga dalam praktik di lapangan pemanasan aspal tidak boleh
melebihi titik nyala dan titik bakarnya. Dalam percampuran aspal diusahakan untuk tidak
melebihi titik nyala karena bila dipanaskan melebihi titik nyala, aspal dapat menjadi keras
dan getas.
g) Uji Kearutan Aspal dengan CCl4
Pengujian tersebut bertujuan untuk mengetahui tingkat kemurnian aspal dengan
menggunakan larutan CCl4.
h) Uji Berat Jenis Aspal
Pada pengujian tersebut dihasilkan berat jenis aspal yang akan digunakan dalam analisis
campuran, yaitu pada formula berat jenismaksimum campuran dan presentase rongga
terisi aspal.
Dikarenakan terbatasnya waktu setra alat yang mendukung sehingga percobaan yang
dilakukan pada praktikum ini hanya pengujian penetrasi, berat jenis, daktilitas, titik
lembek, titik nyala dan titik bakar, dan kelarutan bitumen.

SNI YANG TERKAIT DG PERATURAN DAN STANDAR YANG DIPAKAI


DALAM MENENTUKAN SPESIFIKASI BAHAN, METODA DAN TATA CARA
PENGUJIAN UNTUK BAHAN ASPAL

RSNI M-01-2003 Metode pengujian campuran beraspal panas dengan alat marshall

RSNI M-04-2004 Cara uji kelarutan aspal

RSNI M-06-2004 Cara uji campuran beraspal panas untuk ukuran agregat maksimum dari
25,4 mm (1 inci) sampai dengan 38 mm (1,5 inci) dengan alat marshall

RSNI S-01-2003 Spesifikasi aspal keras berdasarkan penetrasi

RSNI S-01-2004 Spesifikasi aspal keras berdasarkan kekentalan

SNI 03-1737-1989 TATA CARA PELAKSANAAN LAPIS ASPAL BETON (LASTON)


UNTUK JALAN RAYA

SNI 03-1968-1990 METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN


AGREGAT HALUS DAN KASAR

SNI 03-1969-1990 METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT KASAR

SNI 03-1970-1990 METODE PENGUJIAN BERAT JENIS DAN PENYERAPAN AIR


AGREGAT HALUS

SNI 03-2417-1991 METODE PENGUJIAN KEAUSAN AGREGAT DENGAN MESIN


ABRASI LOS ANGELES

SNI 03-3640-1994 METODE PENGUJIAN KADAR BERASPAL DENGAN CARA


EKSTRAKSI MENGGUNAKAN ALAT SOKLET

SNI 03-3641-1994 METODE PENGUJIAN KADAR AIR ASPAL EMULSI

SNI 03-6722-2002 METODE PENGUJIAN TITIK NYALA ASPAL CAIR DENGAN


ALAT TAG OPEN CUP

SNI 03-6752-2002 METODE PENGUJIAN KADAR AIR DAN KADAR FRAKSI


RINGAN DALAM CAMPURAN PERKERASAN BERASPAL
SNI 03-6758-2002 METODE PENGUJIAN KUAT TEKAN CAMPURAN BERASPAL

SNI 06-2456-1991 METODE PENGUJIAN PENETRASI BAHAN-BAHAN BITUMEN

SNI 06-2432-1991 METODE PENGUJIAN DAKTILITAS BAHAN-BAHAN ASPAL

SNI 06-2433-1991 METODE PENGUJIAN TITIK NYALA DAN TITIK BAKAR


DENGAN CLEVE LAND OPEN CUP

SNI 06-2434-1991 METODE PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER

SNI 06-2489-1991 METODE PENGUJIAN CAMPURAN ASPAL DENGAN ALAT


MARSHALL
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/11291302/Makalah_tugas_teknologi_bahan_bangunan

https://www.academia.edu/9787181/Bahan_Bangunan_Aspal

https://www.academia.edu/31941816/Pengujian_Aspal_dan_Agregat_Perkerasan_Jalan_Raya.d
oc

https://imsippoliban.wordpress.com/sni-tata-cara-pembuatan-aspal-dan-pengujiannnya-uji-
bahan-2/

Anda mungkin juga menyukai