Oleh
Astri Niken Saputri
1915051044
NPM : 1915051044
Fakultas : Teknik
Kelompok : 8 (delapan)
Mengetahui,
Asisten
NPM. 1815051010
i
SURVEI 2D METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE:
AKUISISI DATA
Oleh
Astri Niken Saputri
ABSTRAK
ii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i
ABSTRAK ................................................................................................................ ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 1
V. KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Geometri Konfigurasi Dipole-dipole ..................................................... 3
iv
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari tentang struktur
bawah lapisan permukaan bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika.
Perwujudan dari ilmu geofisika ini adalah dilakukaannya berbagai survei
geofisika yang banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi struktur
bawah permukaan bumi. Informasi tersebut bermanfaat untuk menemukan
berbagai hasil bumi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitar. Salah satu yang bentuk eksplorasi yang bermanfaat bagi masyarakat
langsung adalah pencarian keberadaan air tanah yang menunjang kehidupan
dasar manusia.
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu memahami konfigurasi Dipole-dipole.
2. Mahasiswa dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari konfigurasi
Dipole-dipole.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akuisisi
data) dengan konfigurasi elektroda Dipole-dipole sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
II. TEORI DASAR
Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan dipetakan,
sensitivitas alat Geolistrik dan tingkat noise yang ada. Masing-masing konfigurasi
elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karakteristik yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi elektroda adalah sensitivitas
konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan jenis bawah permukaan secara
vertikal dan horizontal, kedalaman investigasi, cakupan data horizontal dan kuat
sinyal (Simpen, 2015). Cakupan data horizontal adalah kemampuan konfigurasi
elektroda untuk menghasilkan banyaknya data dalam arah lateral/horizontal,
kemampuan ini sangat berguna dalam survei 2D (Loke, 2000).
Hasil pengukuran arus listrik dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda
tertentu, dapat ditentukan variasi harga tahanan jenis masing-masing lapisan di
bawah titik ukur (Ardi dkk. 2009: 80). Menurut Setyawati (2016), metode
resistivitas mapping (pendugaan secara horizontal) Metode ini bertujuan untuk
mempelajari variasi resistivitas batuan secara horizontal. Pada praktiknya, spasi
elektroda (arus dan potensial) dibuat sama untuk semua titik di permukaan bumi.
Hasil dari pengukuran ini biasa dijadikan sebagai peta kontur berupa sebaran nilai
resistivitasnya.
Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum adalah sebagai berikut.
Gambar 5 Laptop/PC
5
B. Diagram Alir
Mulai
Melakukan akuisisi data, lalu mencatat besar nilai arus dan beda
potensial yang terukur ke dalam tabel data hasil pengukuran
Selesai
A. Hasil Pengamatan
B. Pembahasan
Susunan elektroda pada konfigurasi dipole-dipole adalah C1, C2, P1 dan P2.
Elektroda pada setiap pengukuran satu dengan yang lain susunannya sama
dengan spasi yang sama untuk setiap jenis elektroda, yang dilakukan adalah
melakukan pemindahan elektroda sejenis. Elektroda dipindahkan secara
berpasangan dengan spasi elektroda dengan sejenis sama, dan memperlebar
jarak antar jenis elektroda. Elektroda arus dan potensial dihubungkan ke main
unit dengan menggunakan kabel arus dan potensial yang telah ada. Setelah
semuanya siap, main unit dihidupkan lalu mengatur besar arus yang akan
diinjeksikan. Multimeter juga dihidupkan lalu memastikan pada monitor
multimeter besar arus potensial adalah 0, lalu diinjeksi arus melalui Naniura
dengan menekan dan menahan (hold) tombol start. Perhatikan nilai arus pada
Naniura dan beda potensial pada multimeter. Saat nilai keduanya telah stabil
tekan tombol hold pada multimeter. Kemudian, notulen mencatat nilai besar
arus dan beda potensial yang terukur. Setelah didaptkan pengukuran titik
pertama, lalu ulangi langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya dengan
spasi dan posisi tiap titik pengukuran mengikuti tabel pengukuran yang telah
dibuat. Untuk hasil pengukuran yang baik, dilakukan 2-3 injeksi pada tiap titik
pengukuran agar didapatkan hasil yang lebih akurat.
arus, 2 buah elektroda potensial, 2 buah elektroda arus, 4 buah elektroda (2 buah
elektroda arus dan 2 buah elektroda potensial), sumber arus (Aki), meteran
sepanjang100 meter dan 50 meter, multimeter, palu, payung, tabel data akuisisi,
papan jalan dan alat komunikasi seperti handphone.
Jenis peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan teknis yang berlaku
sesuai SOP dan meliputi: satu buah pengirim arus searah atau bolak-balik dan
jika arus bolak-balik dengan frekuensi maksimum 30 Hz; sumber arus
disesuaikan dengan kebutuhan dan ketelitian pembacaan alat minimal 1 mA dan
sumber arus yang cukup; pengukuran dengan sumber arus searah sebaiknya
elektrode yang tidak berpolarisasi untuk elektrode potensial; satu buah
pengukur tegangan dengan ketelitian pembacaan 0,001 mV atau alat yang
terukur tahanan listriknya dengan ketelitian pembacaan 0,01 mΩ; kompas
geologi; Global Position System (GPS) untuk menentukan lokasi titik
pengukuran; pengukur ketinggian muka tanah, seperti altimeter, alat penyipat
datar dan alat penyipat ruang; empat buah gulungan kabel jenisnya disesuaikan
dengan alat geolistrik tahanan jenis dan panjangnya sesuai kebutuhan; lima
buah elektrode yang disesuaikan dengan peralatan; empat buah palu besi untuk
menancapkan elektrode kedalam tanah; dua gulung tali ukur dengan panjang
minimum 300 m dan roll meter; semua alat ukur harus dikalibrasi, sesuai
dengan ketentuan spesifikasinya, dan atau pada saat diperlukan; tiga buah alat
komunikasi atau yang sejenis untuk operator dan pemegang elektrode arus; dan
peralatan reparasi (tool kit).
1. Metode tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik
yang digunakan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan cara
mempelajari sifat aliran listrik batuan di bawah permukaan bumi.
Penyelidikan ini meliputi pendeteksian besarnya medan potensial, medan
elektromagnetik yang diakibatkan oleh aliran arus listrik secara alamiah
maupun secara buatan. Survei 2D menggunakan line mapping sebagai
acuan dalam melakukan pengukuran, sebagai bentuk desain survei
pengukuran yang akan dilakukan.
2. Konfigurasi dipole-dipole menempatkan jarak elektroda arus C1C2 sama
dengan jarak elektroda potensial P1P2, dan jarak antar elektroda arus dan
potensial sebesar na. Kegunaan survei 2D konfigurasi dipole-dipole dalam
bidang geofisika sebagai salah satu cara atau metode untuk melakukan
penelitian biasa digunakan untuk mengetahui pola sebaran nilai resistivitas
bawah permukaan. Informasi nilai resistivitas bawah permukaan ini
dikembangkan untuk mendapatkan identifikasi yang diinginkan sesuai
dengan tujuan penelitian atau pengukuran.
3. Akuisisi data dengan menggunakan konfigurasi dipole-dipole cenderung
memiliki kualitas data dan penetrasi yang dalam, juga resolusi lateralnya
baik. Untuk pengukuran atau akuisisi di lapangan memang cenderung lebih
sulit dan memakan waktu lama karena elektroda dipindahkan secara
berpasangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ardi, Nanang Dwi, dan Iryanti, Mimin. (2009). Profil Resistivitas 2D pada Gua
Bawah Tanah dengan Metode Geolistrik Konfigurasi WennerSchlumberger
(Studi Kasus Gua Dago Pakar, bandung). Jurnal Pengajaran MIPA. 14(2):
79-86.
Effendy, Vicky Nur Amry. 2012. “Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-
Dipole untuk Mendeteksi Mineral Mangan (Physical Modeling)”. Skripsi.
FMIPA, Fisika, Universitas Jember, Jember.
Setyawati, Eva. 2016. Studi Amblesan Daerah Rawan Gerakan Tanah Di Desa
Ngawen Muntilan Magelang Menggunakan Metode Geolistrik. Skripsi.
FMIPA, Fisika, Universitas Negeri Semarang, Semarang.
Simpen, I Nengah. 2015. Modul Praktikum Metoda geolistrik. Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana.