Anda di halaman 1dari 19

SURVEI 2D METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI

DIPOLE-DIPOLE: AKUISISI DATA


(Laporan Praktikum Metode Geolistrik)

Oleh
Astri Niken Saputri
1915051044

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2020
Judul Praktikum : Survei 2D Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-Dipole:
Akuisisi Data

Tanggal Percobaan : 28 November 2020

Tempat Percobaan : Rumah Masing-masing

Nama : Astri Niken Saputri

NPM : 1915051044

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : 8 (delapan)

Terbanggi Besar, 6 Desember 2020

Mengetahui,
Asisten

Annisa Yulia Elvarani

NPM. 1815051010

i
SURVEI 2D METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE:
AKUISISI DATA

Oleh
Astri Niken Saputri

ABSTRAK

Pada hari Sabtu, 28 November 2020 telah dilaksanakan Praktikum Metode


Geolistrik mengenai akuisisi data survei 2D metode geolistrik dengan
menggunakan konfigurasi dipole-dipole. Dengan tujuan praktikan dapat memahami
konsep konfigurasi dipole-dipole, beserta keunggulan dan kelemahannya. Selain
itu, juga agar praktikan dapat melakukan kegiatan akuisisi data di lapangan berupa
survei 2D menggunakan konfigurasi dipole-dipole. Praktikan menyiapkan alat dan
bahan yang digunakan selama kegiatan akuisisi data antara lain, NANIURA 300
HF, 4 buah elektroda, kabel elektroda potensial dan arus, multimeter, meteran dan
palu, serta tabel data pengukuran. Akuisisi data dilakukan dengan melakukan
injeksi arus listrik pada setiap titik pengukuran. Setiap titik pengukuran posisi
empat elektroda ditentukan sesuai konfigurasi yang digunakan, begitu pula untuk
perpindahan dari elektroda ke titik pengukuran selanjutnya. Dari hasil akuisisi data
didapatkan nilai besar arus dan beda potensial, yang kemudian digunakan untuk
menghitung nilai resistivitas. Hasil yang didapatkan dianalisis untuk mendapatkan
informasi mengenai gambaran struktur bawah permukaan pada daerah penelitian.
Dengan melakukan kegiatan praktikum survei 2D metode geolistrik menggunakan
konfigurasi dipole-dipole terkhusus mengenai akuisisi data, praktikan lebih
memahami mengenai konsep dari konfigurasi tersebut dan juga cara melakukan
akuisisi data di lapangan.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... i

ABSTRAK ................................................................................................................ ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................ iii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PENELITIAN


A. Alat dan Bahan ......................................................................................... 4
B. Diagram Alir ............................................................................................ 5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Pengamatan .................................................................................... 6
B. Pembahasan ............................................................................................ 6

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Geometri Konfigurasi Dipole-dipole ..................................................... 3

Gambar 2 Alat Tulis ................................................................................................. 4

Gambar 3 Kertas HVS .............................................................................................. 4

Gambar 4 Modul Praktikum ..................................................................................... 4

Gambar 5 Laptp/PC ................................................................................................. 4

Gambar 6 Diagram Alir ............................................................................................ 5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari tentang struktur
bawah lapisan permukaan bumi dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika.
Perwujudan dari ilmu geofisika ini adalah dilakukaannya berbagai survei
geofisika yang banyak dimanfaatkan untuk mendapatkan informasi struktur
bawah permukaan bumi. Informasi tersebut bermanfaat untuk menemukan
berbagai hasil bumi yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
sekitar. Salah satu yang bentuk eksplorasi yang bermanfaat bagi masyarakat
langsung adalah pencarian keberadaan air tanah yang menunjang kehidupan
dasar manusia.

Kegiatan survei atau pun eskplorasi dilakukan dengan menerapkan prinsip-


prinsip fisika melalui metode-metode geofisika. Metode gefisika tersebut dapat
berupa metode seismik, gravitasi, geomagnet, geolistrik, georadar dan well
logging. Setiap metode memiliki prinsipnya masing-masing. Metode geolistrik
merupakan salah satu metode geofisika yang sering digunakan dengan
menggunakan prinsip kelistrikan. Metode ini dilakukan dengan tujuan
mengetahui letak dan posisi kedalam suatu materi di bawah permukaan bumi
dengan menggunakan informasi tahanan jenis batuan terhadap arus listrik yang
ada, baik sumber arus listrik alami maupun buatan (diinjeksikan ke dalam
bumi). metode geolistrik yang akan dibahas pada bagian ini adalah metode
geolistrik resistivitas 2D dengan konfigurasi (susunan elektoda) dipole-dipole.

B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Mahasiswa mampu memahami konfigurasi Dipole-dipole.
2. Mahasiswa dapat memahami keunggulan dan kelemahan dari konfigurasi
Dipole-dipole.
3. Mahasiswa dapat melakukan pengukuran dan pengambilan data (akuisisi
data) dengan konfigurasi elektroda Dipole-dipole sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan.
II. TEORI DASAR

Metode geofisika dapat digunakan untuk penentuan secara tidak langsung


keberadaan dan sifat material geologi di bawah permukaan. Ketebalan material
tidak terkonsolidasi, kedalaman muka air tanah, lokasi patahan, dan kedalaman
batuan dasar dapat juga ditentukan. Pada beberapa keadaan, lokasi, ketebalan, dan
keterdapatan material bawah permukaan, seperti endapan kerikil atau lapisan
lempung dapat dievaluasi. Seperti halnya seluruh investigasi hidrogeologi,
pendefinisian masalah secara teliti dan penentuan tipe informasi yang perlu
diselesaikan seharusnya dibuat sebelum survei geofisika dilaksanakan. Survei
geofisika harus direncanakan untuk menghasilkan sejumlah data penting dengan
biaya efisien (Fetter, 1988).

Metoda geolistrik memiliki beberapa konfigurasi yaitu Wenner, Schlumberger,


Pole-dipole, Pole-pole, Dipole-dipole dan Square. Penelitian ini menggunakan
konfigurasi Dipole-dipole untuk mengestimasi kedalaman batuan dasar.
Konfigurasi Dipole-dipole dapat mencapai kedalaman yang lebih dalam
dibandingkan dengan konfigurasi Wenner dan Schlumberger dan sensitif terhadap
variasi nilai tahanan jenis secara lateral (Febrina, 2012).

Pemilihan konfigurasi elektroda bergantung pada tipe struktur yang akan dipetakan,
sensitivitas alat Geolistrik dan tingkat noise yang ada. Masing-masing konfigurasi
elektroda diatas mempunyai kelebihan dan kekurangan. Karakteristik yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan konfigurasi elektroda adalah sensitivitas
konfigurasi terhadap perubahan nilai tahanan jenis bawah permukaan secara
vertikal dan horizontal, kedalaman investigasi, cakupan data horizontal dan kuat
sinyal (Simpen, 2015). Cakupan data horizontal adalah kemampuan konfigurasi
elektroda untuk menghasilkan banyaknya data dalam arah lateral/horizontal,
kemampuan ini sangat berguna dalam survei 2D (Loke, 2000).

Menururt Suyanto (2013), Konfigurasi dipole-dipole merupakan gabungan dari


teknik profiling dan depth sounding, sehingga jenis konfigurasi ini merupakan salah
satu konfigurasi yang umumnya digunakan dalam eksplorasi geofisika.
3

Hasil pengukuran arus listrik dan beda potensial untuk setiap jarak elektroda
tertentu, dapat ditentukan variasi harga tahanan jenis masing-masing lapisan di
bawah titik ukur (Ardi dkk. 2009: 80). Menurut Setyawati (2016), metode
resistivitas mapping (pendugaan secara horizontal) Metode ini bertujuan untuk
mempelajari variasi resistivitas batuan secara horizontal. Pada praktiknya, spasi
elektroda (arus dan potensial) dibuat sama untuk semua titik di permukaan bumi.
Hasil dari pengukuran ini biasa dijadikan sebagai peta kontur berupa sebaran nilai
resistivitasnya.

Konfigurasi Dipole-dipole merupakan salah satu konfigurasi dalam eksplorasi


geolistrik dimana jarak antara elektroda arus dengan jarak antara elektroda
potensial sama (Febrina, 2012).

Gambar 1 Geometri Konfigurasi Dipole-dipole


(sumber: Modul Praktikum Metode Geolistrik dan EM, UNTAN, 2018)

Nilai resistivitas semu dari konfigurasi dipole-dipole adalah


𝜌 = 𝑘. 𝑅
Dengan 𝑘 adalah faktor geometri:
𝑘 = 𝑛(𝑛 + 1)(𝑛 + 2)𝜋𝑎
Pengukuran ini dilakukan dengan memindahkan elektroda potensial pada suatu
penampang dengan elektroda arus tetap, kemudian pemindahan elektroda arus pada
spasi n berikutnya diikuti oleh pemindahan elektroda potensial sepanjang
penampang seterusnya hingga pengukuran elektroda arus pada titik terakhir di
penampang itu (Effendy, 2012).

Konfigurasi Dipole-dipole dapat mencapai kedalaman yang lebih dalam


dibandingkan dengan konfigurasi Wenner, Schlumberger dan 24 Square, selain itu
konfigurasi ini sangat baik untuk pengukuran CST (Constant Separation
Traversing) (Reynolds. 1997: 433). Pengukuran CST lebih dikenal sebagai metoda
Profiling Horizontal yang digunakan untuk menentukan variasi nilai tahanan jenis
secara horizontal (Effendy, 2012).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Alat dan bahan yang digunakan selama praktikum adalah sebagai berikut.

Gambar 2 Alat Tulis

Gambar 3 Kertas HVS

Gambar 4 Modul Praktikum

Gambar 5 Laptop/PC
5

B. Diagram Alir

Berikut adalah diagram alir praktikum.

Mulai

Menyiapkan alat yang digunakan untuk akuisisi data


sesuai dengan prosedur dan kelengkapan yang ada

Menentukan posisi dan panjang bentangan, serta posisi


elektroda untuk setiap titik pengukuran

Melakukan akuisisi data, lalu mencatat besar nilai arus dan beda
potensial yang terukur ke dalam tabel data hasil pengukuran

Mengulangi langkah sebelumnya dengan memindahkan


posisi elektroda sesuai titik pengukuran yang ditentukan

Menghitung dan menganalisa nilai resistivitas berdasarkan


faktor geometri pengukuran, besar nilai arus dan beda
potensial yang terukur

Selesai

Gambar 6 Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

Pada praktikum ini tidak diambil data pengamatan.

B. Pembahasan

Praktikum Metode Geolistrik mengenai survei 2D metode geolistrik konfigurasi


dipole-dipole bagian akuisisi data, bertujuan agar praktikan mampu memahami
konsep dari konfigurasi dipole-dipole, beserta keunggulan dan kelemahannya.
Selain itu, juga agar praktikan dapat melakukan akuisisi data dengan
menggunakan konfigurasi ini sesuai dengan prosedur. Alat yang digunakan
pada kegiatan praktikum akusisi data, yaitu main unit Naniura NRD 300HF, 4
buah elektroda, kabel elektroda arus dan potensial, multimeter, accu, meteran,
palu, payung serta beberapa kabel pendukung. Main unit yang digunakan adalah
Naniura NRD 300HF untuk injeksi arus listrik dan mengetahui besar arus yang
terinjeksi. Multimeter sebagai alat pendukung kerja main unit digunakan untuk
mengetahui besar nilai beda potensial yang terukur dari injeksi yang telah
dilakukan. Arus dan beda potensial yang terukur dinyatakan dalam satuan
mV/V dan mA/A. Multimeter yang digunakan dihubungkan dengan main unit
menggunakan kabel yang telah disediakan. Sumber arus dari Naniura
didapatkan dari aki yang dihubungkan dengan menggunakan kabel dengan capit
buaya. 4 buah elektroda digunakan untuk menyalurkan arus yang diinjeksikan
oleh Naniura. 4 buah elektroda tersebut masing-masing berfungsi sebagai 2
elektoda arus untuk mengalirkan arus dan 2 elektroda potensial untuk
menangkap besar beda potensial yang terukur. Selain itu, terdapat pula meteran
yang digunakan untuk menentukan panjang bentangan dan menentukan posisi
dari elektroda pada setiap titik pengukuran. Kabel elektroda arus dan potensial
mendukung kerja dari Naniura dan elektroda untuk menghubungkan antara
main unit (Naniura NRD 300HF) dengan elektroda arus dan potensial yang
ditancapkan ke tanah. Alat pendukung lainnya adalah payung untuk melindungi
main unit dari panas matahati dan juga hujan, serta palu yang digunakan untuk
menancapkan elektroda arus dan potensial ke tanah.
7

Pratikum yang dilakukan memiliki prosedur dalam pengerjaannya. Prosedur


akuisisi yang dilakukan selama kegiatan praktikum, yaitu menyiapkan alat-alat
yang akan digunakan. Praktikan dibagi menjadi helper dan juga operator.
Operator bertugas di main unit untuk melakukan injeksi arus listrik dan
mendapatkan nilai beda potensial yang terukur dibantu oleh notulen yang
mencatat nilai arus dan beda potensial yang terukur. Helper bertugas pada
elektroda dan kabel elektroda untuk menancapkan elektroda arus dan potensial
ke tanah dan memastikan telah terhubung dengan main unit. Dibantu pula
dengan beberapa orang untuk mengatur kabel arus dan potensial pada
bentangan yang telah ditentukan. akuisisi data survei 2D metode geolistrik
konfigurasi wenner dilakukan dengan diawali menentukan panjang arah dan
bentangan pengukuran yang akan dilakukan dan juga menentukan posisi dari
elektroda pada setiap titik pengukuran, lalu menandai titik pengukuran tersebut.
Setelah itu, mempersiapkan alat yang telah ada, menghubungkan Naniura
dengan multimeter dan juga aki. Main unit diletakkan di tengah bentangan
pengukuran. Helper mempersiapkan elektroda pada titik pengukuran awal
dengan besar spasi yang telah ditentukan.

Susunan elektroda pada konfigurasi dipole-dipole adalah C1, C2, P1 dan P2.
Elektroda pada setiap pengukuran satu dengan yang lain susunannya sama
dengan spasi yang sama untuk setiap jenis elektroda, yang dilakukan adalah
melakukan pemindahan elektroda sejenis. Elektroda dipindahkan secara
berpasangan dengan spasi elektroda dengan sejenis sama, dan memperlebar
jarak antar jenis elektroda. Elektroda arus dan potensial dihubungkan ke main
unit dengan menggunakan kabel arus dan potensial yang telah ada. Setelah
semuanya siap, main unit dihidupkan lalu mengatur besar arus yang akan
diinjeksikan. Multimeter juga dihidupkan lalu memastikan pada monitor
multimeter besar arus potensial adalah 0, lalu diinjeksi arus melalui Naniura
dengan menekan dan menahan (hold) tombol start. Perhatikan nilai arus pada
Naniura dan beda potensial pada multimeter. Saat nilai keduanya telah stabil
tekan tombol hold pada multimeter. Kemudian, notulen mencatat nilai besar
arus dan beda potensial yang terukur. Setelah didaptkan pengukuran titik
pertama, lalu ulangi langkah-langkah yang telah dijelaskan sebelumnya dengan
spasi dan posisi tiap titik pengukuran mengikuti tabel pengukuran yang telah
dibuat. Untuk hasil pengukuran yang baik, dilakukan 2-3 injeksi pada tiap titik
pengukuran agar didapatkan hasil yang lebih akurat.

Standar operasional pengukuran (SOP) yang berlaku pada pengukuran 2D


survei metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole terdapat peralatan
pengukuran yang harus memenuhi ketentuan teknis yang berlaku, kelengkapan
individu dan tahapan pengukuran itu sendiri. Peralatan pengukuran antara lain
Naniura NRD 300 HF, 2 buah kabel elektroda potensial, 2 buah kabel eletroda
8

arus, 2 buah elektroda potensial, 2 buah elektroda arus, 4 buah elektroda (2 buah
elektroda arus dan 2 buah elektroda potensial), sumber arus (Aki), meteran
sepanjang100 meter dan 50 meter, multimeter, palu, payung, tabel data akuisisi,
papan jalan dan alat komunikasi seperti handphone.

Jenis peralatan yang digunakan harus memenuhi ketentuan teknis yang berlaku
sesuai SOP dan meliputi: satu buah pengirim arus searah atau bolak-balik dan
jika arus bolak-balik dengan frekuensi maksimum 30 Hz; sumber arus
disesuaikan dengan kebutuhan dan ketelitian pembacaan alat minimal 1 mA dan
sumber arus yang cukup; pengukuran dengan sumber arus searah sebaiknya
elektrode yang tidak berpolarisasi untuk elektrode potensial; satu buah
pengukur tegangan dengan ketelitian pembacaan 0,001 mV atau alat yang
terukur tahanan listriknya dengan ketelitian pembacaan 0,01 mΩ; kompas
geologi; Global Position System (GPS) untuk menentukan lokasi titik
pengukuran; pengukur ketinggian muka tanah, seperti altimeter, alat penyipat
datar dan alat penyipat ruang; empat buah gulungan kabel jenisnya disesuaikan
dengan alat geolistrik tahanan jenis dan panjangnya sesuai kebutuhan; lima
buah elektrode yang disesuaikan dengan peralatan; empat buah palu besi untuk
menancapkan elektrode kedalam tanah; dua gulung tali ukur dengan panjang
minimum 300 m dan roll meter; semua alat ukur harus dikalibrasi, sesuai
dengan ketentuan spesifikasinya, dan atau pada saat diperlukan; tiga buah alat
komunikasi atau yang sejenis untuk operator dan pemegang elektrode arus; dan
peralatan reparasi (tool kit).

Sesuai dengan SOP yang berlaku pengukuran dilakukan dengan tahapan


menentukan titik pengukuran, lalu menggambarkan titik pengukuran di peta.
Setelah itu, menentukan arah bentangan pengukuran dan mengisi tabel
pengukuran meliputi nomor titik pengukuran, lokasi pengukuran (kampung,
desa), elevasi muka tanah, tanggal, bulan dan tahun pengukuran, nama operator,
nama pengawas dan nama penanggung jawab. Kemudian, memasang elektrode
pada jarak yang terpendek dengan jarak elektrode harus sama AM = MN = NB
= 5 m. Memastikan untuk menghubungkan elektrode A dan B ke alat pengirim
arus dan menghubungkan elektrode M dan N ke pengukur potensial pada alat
geolistrik. Setelah mendapatkan hasil pengukuran, mencatat besar arus yang
dikirim dalam ampere dan mencatat besar tegangan dalam volt atau besar
tahanan listrik dalam ohm. Setelah itu, memindahkan elektrode dengan jarak
5m sampai n=5=25m. Mengulangi langkah-langkah sebelumnya untuk jarak
elektrode berikutnya, apabila ada sumur bor yang berdekatan dengan lokasi
pengukuran, gambarkan lokasi sumur bor pada peta dan catat bor lognya.
9

Perbedaan dari pengukuran konfigurasi dipole-dipole dengan konfigurasi


lainnya adalah susunan elektrodanya, dimana elektroda sejenis dipasang secara
berpasangan dengan spasi elektroda tetap. Elektroda dipindahkan secara
berpasangan dengan memperlebar jarak antar spasi elektroda arus dan potensial.
Pengukuran dengan konfigurasi ini termasuk sulit dalam prinsip
pengukurannya, namun memiliki kualitas hasil pengukuran yang sangat baik
dibandingkan dengan konfigurasi yang lain. Kemampuan penetrasinya dalam
tanpa mengurangi resolusi lateralnya, juga mudah dalam membuat geometri
pengukurannya. Namun, step pada pengukuran ini cukup banyak sehingga
memakan waktu yang cukup lama.
V. KESIMPULAN

Berdasarkan kegiatan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan sebagai


berikut.

1. Metode tahanan jenis adalah salah satu dari kelompok metode geolistrik
yang digunakan untuk menyelidiki keadaan bawah permukaan dengan cara
mempelajari sifat aliran listrik batuan di bawah permukaan bumi.
Penyelidikan ini meliputi pendeteksian besarnya medan potensial, medan
elektromagnetik yang diakibatkan oleh aliran arus listrik secara alamiah
maupun secara buatan. Survei 2D menggunakan line mapping sebagai
acuan dalam melakukan pengukuran, sebagai bentuk desain survei
pengukuran yang akan dilakukan.
2. Konfigurasi dipole-dipole menempatkan jarak elektroda arus C1C2 sama
dengan jarak elektroda potensial P1P2, dan jarak antar elektroda arus dan
potensial sebesar na. Kegunaan survei 2D konfigurasi dipole-dipole dalam
bidang geofisika sebagai salah satu cara atau metode untuk melakukan
penelitian biasa digunakan untuk mengetahui pola sebaran nilai resistivitas
bawah permukaan. Informasi nilai resistivitas bawah permukaan ini
dikembangkan untuk mendapatkan identifikasi yang diinginkan sesuai
dengan tujuan penelitian atau pengukuran.
3. Akuisisi data dengan menggunakan konfigurasi dipole-dipole cenderung
memiliki kualitas data dan penetrasi yang dalam, juga resolusi lateralnya
baik. Untuk pengukuran atau akuisisi di lapangan memang cenderung lebih
sulit dan memakan waktu lama karena elektroda dipindahkan secara
berpasangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ardi, Nanang Dwi, dan Iryanti, Mimin. (2009). Profil Resistivitas 2D pada Gua
Bawah Tanah dengan Metode Geolistrik Konfigurasi WennerSchlumberger
(Studi Kasus Gua Dago Pakar, bandung). Jurnal Pengajaran MIPA. 14(2):
79-86.

Effendy, Vicky Nur Amry. 2012. “Aplikasi Metode Geolistrik Konfigurasi Dipole-
Dipole untuk Mendeteksi Mineral Mangan (Physical Modeling)”. Skripsi.
FMIPA, Fisika, Universitas Jember, Jember.

Febrina, Media. 2012. “Estimasi Kedalaman Batuan Dasar Menggunakan Metoda


Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-Dipole Di Universitas Negeri
Padang Kampus Air Tawar”. Skripsi. FMIPA, Fisika, Universitas Negeri
Padang, Padang.

Fetter C.W., (1988). Applied Hydrogeologi, Third Edition, Prentice-Hall Inc,


Englewood Cliffs.

Loke, M. H. 2000. A practical guide to 2-D and 3-D surveys.

Setyawati, Eva. 2016. Studi Amblesan Daerah Rawan Gerakan Tanah Di Desa
Ngawen Muntilan Magelang Menggunakan Metode Geolistrik. Skripsi.
FMIPA, Fisika, Universitas Negeri Semarang, Semarang.

Reynolds, J.M. 1997. An Introduction to Applied and Enviromental Geophysics.


New York : John Wiley & Sons.

Simpen, I Nengah. 2015. Modul Praktikum Metoda geolistrik. Jurusan Teknik Sipil
Fakultas Teknik Universitas Udayana.

Suyanto, Imam. 2013. Analisis Data Resistivitas Dipole-dipole Untuk Identifikasi


Dan Perhitungan Sumber Daya Asbuton Di Daerah Kabungka, Pasarwajo,
Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Jurna Fisika Indonesia. 17(50): 1-7.
Telford, W., Geldart, L., & Sheriff, R. 1990. Applied Geophysic Second Edition.
Cambridge University Press.
LAMPIRAN
Soal Pembahasan
1. Bahas peralatan praktikum lapangan.
2. Prosedur akuisisi.
3. SOP akuisisi.
4. Perbedaan konfigurasi dipole-dipole dengan konfigurasi lain.

Anda mungkin juga menyukai