Anda di halaman 1dari 14

OPERASI MIGAS LEPAS PANTAI

“Electromagnetic Methods”

Dosen Pengampu
Idham Khalid S.T., M.T

Nama Kelompok :
Luigy Aditia Pradana 153210191
M. Yudatama HSB 163210399
Mila Chairani 163210052
Marselinus Satrio W 183210938

PROGRAM STUDI TEKNIK PERMINYAKAN


UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...........................................................................................................2

ABSTRAK..............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................4

1.2 Tujuan Makalah.........................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6

2.1 Sejarah Singkat..........................................................................................6

2.2 Jenis Peralatan Electromagnetic Method..................................................6

2.3 Environmental applications......................................................................8

2.4 Akuisisi Pengolahan Data.........................................................................9

BAB III KESIMPULAN.....................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

2
ABSTRAK

Selama ini metode seismik refleksi sangat handal untuk memperkirakan


keberadaan reservoir hidrokarbon. Hal ini disebabkan resolusi yang dihasilkan
oleh metode seismik sangat tinggi. Meskipun demikian informasi yang dihasilkan
oleh metode seismik umumnya adalah mengenai struktur atau geometri reservoir.
Metode elektromagnetik (EM) yang sensitif terhadap parameter resistivitas
diharapkan dapat lebih memastikan keberadaan hidrokarbon dalam reservoir.
Reservoir yang terisi minyak dan gas umumnya dikarakterisasi oleh resistivitas
tinggi. Selain itu, keberadaan reservoir hidrokarbon menghasilkan zona
mineralisasi di atas reservoir pada kedalaman yang lebih dangkal. Zona
mineralisasi tersebut menimbulkan anomali Induced Polarization (IP) yang dapat
dideteksi menggunakan metode geolistrik IP. Makalah ini membahas secara
singkat prinsip-prinsip dasar dan beberapa contoh aplikasi metode
elektromagnetik dan IP untuk mengurangi resiko pemboran (dry hole) pada
eksplorasi migas.

Kata kunci: elektromagnetik, reservoir, hidrokarbon, eksplorasi.

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Metode seismik dengan resolusi spasial yang sangat tinggi masih menjadi
metode utama dalam eksplorasi minyak dan gas bumi. Sampai sejauh ini metode
seismik telah berhasil memetakan secara detail berbagai struktur yang berpotensi
sebagai reservoir hidrokarbon. Meskipun demikian pada pemboran eksplorasi
masih sering terjadi kegagalan, dimana struktur yang diduga sebagai reservoir
ternyata tidak mengandung hidrokarbon (minyak maupun gas). Oleh karena itu
diperlukan informasi tambahan lain yang dapat memperkecil resiko kegagalan
pemboran (dry hole).
Metode elektromagnetik (EM) dapat memperkirakan distribusi sifat fisis
bawah-permukaan, khususnya konduktivitas atau resistivitas. Parameter
resistivitas berkaitan erat dengan keberadaan dan sifat fluida pengisi formasi
batuan. Dengan demikian pada prinsipnya metode EM dapat digunakan utuk
memperkirakan kandungan fluida dalam suatu batuan reservoir (minyak, gas atau
air). Reservoir berisi hidrokarbon umumnya memiliki karakter resistif.
Aplikasi metode geolistrik dan EM untuk eksplorasi hidrokarbon telah
banyak dilakukan sejak lama, terutama di negara-negara bekas Uni Sovyet.
Reservoir yang ada umumnya bersifat litologi dengan refleksi struktur yang lemah
sehingga metode seismik konvensional mengalami kesulitan dalam mendelineasi
reservoir yang potensial. Integrasi antara metode seismik dan geolistrik tetap
merupakan kunci sukses dalam penemuan reservoir minyak dan gas di daerah
tersebut (Spies, 1980; Zhdanov & Keller, 1994). Meskipun demikian aplikasi
metode geolistrik dan EM untuk eksplorasi hidrokarbon relatif terbatas karena
berbagai kendala, diantaranya resolusi vertikal metode EM yang sangat rendah
dibanding metode seismik.
Akhir-akhir ini daya tarik terhadap metode EM untuk eksplorasi
hidrokarbon mulai menguat. Hal ini disebabkan karena pencarian migas telah
mencapai daerah-daerah yang semakin sulit. Selain itu, tuntutan efisiensi dan

4
faktor ekonomi yang ketat membuat toleransi terhadap kegagalan pemboran
semakin kecil. Berbagai metode EM yang dikembangkan untuk keperluan
eksplorasi hidrokarbon diantaranya adalah controlled-source EM atau CSEM
yang banyak digunakan di laut, terutama laut dalam (MacGregor dkk., 2007),
multi transient EM atau MTEM yang dapat digunakan di darat maupun di laut
(Ziolkowski dkk., 2007) dan masih banyak lagi varian metode EM yang lain
(Grandis, n.d.).
1.2 Tujuan Makalah
Pada makalah ini terdapat beberapa tujuan meliputi sebagian berikut :
a. Mengetahui sejarah penggunaan Electromagnetic Methods.
b. Mengetahui sistem dan kegunaan Electromagnetic Methods.
c. Mengetahui penerapan Electromagnetic Methods pada perusahaan.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah Singkat


Pengembangan metode Electromagnetic Method (AEM) pertama kali di
Kanada pada tahun 1948 menandai era baru eksplorasi geofisika. Hasil awal
menggembirakan, dan pada tahun 1954 penemuan hasil pertama dikaitkan dengan
survei EM udara, Heath Steele Zinc Lead Copper Silver di New Brunswick,
Kanada (Fountain, 1998). Di Australia tidak sampai tahun 1970-an bahwa metode
EM mulai digunakan secara luas, seperti Teutonic Bore di Australia Barat (Fritz
dan Sheehan, 1984), meskipun survei sukses pertama dilakukan pada tahun 1928
di Leadville oleh Imperial Experimental Geophysical Survey (Broughton Edge
dan Laby, 1931). Alasan utama popularitas mereka adalah pengembangan dan
pemanfaatan waktu sistem EM (TEM), yang berpotensi 'melihat' di bawah lapisan
konduktif dan jenis Fluidanya.

2.2 Jenis System Electromagnetic Method


Menurut penggunaannya dalam metode survey hidrokarbon terdapat
beberapa jenis peralatan pada metode elektromaknetik yaitu:
1. Airborne systems
Pada saat ini airbone geophysical industry memiliki sistem FUGRO
Airbone dimana mendominasi market dan mengontrol mayoritas frekuensi dan
time domain yang digunakan pada saat ini. Dua time domain fixed wing
system yang biasa disebut Megatem dan Tempest, dimana satunya lagi
merupakan Spectrem yang dimiliki oleh perusahaan yang berbeda. Ketiga
sistem tersebut memiliki sistem sensor yang sama (Birds) dimana
menggunakan 3 komponen receiver. FUGRO Airbone Survey menawarkan
kualitas dan akurasi yang lebih baik dalam memberikan informasi struktur dan
geologi dibawah permukaan yang tidak dapat diberikan dari konvensional
airbone lainya

6
Gambar 2.1 Airbone System

2. Marine Systems
Sistem ini merupakan metode terbaru dan tercepat dalam
pengembangan electrical geophysics. Terdapat berbagai metode dalam Marine
System
 Marine magnetotellurics (MMT) (Constable et al., 1998; Hoversten et al.,
1998, Zerilli 1999,
 Controlled Source Electromagnetics (CSEM) (Constable, 2010, Johnstad et
al., 2005)
 Time domain CSEM (tCSEM™) (Allegar at al., 2008; Holten et al., 2009,
Strack et al., 2011)
 Focused resistivity marine EM (Davydycheva and Rykhlinski, 2009)
 Marine induced polarization (Davidenko et al., 2009; Legeydo et al., 2009)

Gambar 2.2 Transmiter sensor laut EM

7
3. Ground Systems
Ground electromagnetik survey dengan menggunakan beberapa peralatan
dimana transmitter dapat diletakan atau dipindahkan terhadap receiver,
sehingga masih sering digunakan sebagai konduktor yang baik. Berbeda
dengan metode konvensional EM yang hanya dapat melakukan survey
melaluik kandungan mineral, sedangkan ground system meliputi controlled-
source audio magnetollurics (CSAMT)
2.3 Environmental applications
Survei elektromagnetik adalah teknik pemetaan yang sangat baik yang
memungkinkan pemetaan 3-D penuh. Hal ini dilakukan dengan mengukur
sinyal pada frekuensi erent di ff atau dalam urutan waktu, sehingga
memungkinkan konduktivitas di di kedalaman ff erent harus dihitung. Akurasi
dan kemudahan perhitungan tergantung pada sumber geologi con fi gurasi.
Namun, dengan asumsi yang masuk akal, gambar kedalaman konduktivitas
(CDI) dapat dibangun. Jika pengukuran dilakukan pada interval cukup dekat,
gambar 3-D dapat dibentuk. Contoh terbaik dari penggunaan EM dalam
pemetaan umumnya berasal dari sistem udara, karena cakupan yang lebih luas
mereka. aplikasi pemetaan EM masih dalam tahap awal untuk, meskipun nilai
pemetaan sering dibahas di industri mineral, penggunaannya sebenarnya tidak
begitu luas seperti yang ditunjukan pada gambar.

8
Gambar 2.3 Pemetaan Udara

Gambar 2.4 Survey pada permukaan oleh Industrial Cooper Refineries,


Ltd., plant near Townsville, Queensland, Australia.

2.4 Akuisisi Pengolahan Data


Pada prinsipnya akuisisi data lapangan berupa pengukuran respons EM dan
IP dapat dilakukan di laut maupun di darat. Konfigurasi yang digunakan adalah
dipol-dipol aksial dimana dipol arus (transmitter) terletak pada lintasan yang sama
dengan dipol potensial (receiver), yaitu pada lintasan pengukuran. Arus dari
transmitter berkekuatan tinggi (400 - 500 A) diinjeksikan ke dipol arus dengan
jarak antar elektroda antara 200 sampai 500 meter. Serangkaian penerima

9
diletakkan pada jarak 1 sampai 3 km. Respons berupa beda potensial diukur pada
sejumlah dipol penerima dengan jarak antar elektroda sekitar 200 meter.
Arus yang diinjeksikan berupa pulsa segi-empat yang terdiri dari polaritas
positif, netral dan negatif masing-masing selama 4 detik. Frekuensi sinyal tersebut
disesuaikan dengan keperluan kedalaman jangkauan. Pada saat injeksi arus
diputus, pengukuran dilakukan untuk merekam peluruhan potensial pada dipol
penerima dengan interval waktu perekaman 0.25 detik (Gambar 2.5). Sensitivitas
penerima berkisar antara 1 mikrovolt untuk pengukuran statik (di darat) dana 20
mikrovolt untuk pengukuran bergerak (di laut).

Gambar 2.5 (a) Bentuk sinyal yang dikirimkan oleh transmitter dan (b) Bentuk
sinyal yang diterima oleh receiver (garis utuh) dan gradiennya (garis putus-putus).

Informasi mengenai karakteristik anomali bawahpermukaan terkandung


dalam peluruhan potensial sebagai fungsi waktu dan posisi elektroda penerima
(jarak terhadap sumber arus) serta parameter turunannya (diferensial). Secara
garis besar pengukuran potensial ketika sumber arus dimatikan merupakan prinsip
dasar metode Transient atau Time-Domain EM (TEM atau TDEM). Pengukuran
tersebut menghasilkan informasi mengenai variasi resistivitas terhadap
kedalaman. Selain itu, informasi mengenai sifat chargeability effect dari medium
juga dapat diperoleh dengan prinsip pengukuran yang sama. Teknik akuisisi dan

10
pengolahan data secara spesifik merupakan hak paten yang telah didaftarkan baik
di Rusia maupun di Eropa (Davydycheva dkk., 2006; Veeken dkk., 2009).

2.5 Lapangan Yang Pernah Menerapkan


Beberapa lapangan yang pernah menerapkan metode elektromagnetik
adalah sebagai berikut :
1. Trap Spring Field, Nevada
Trap Spring Field terletak di North south yang terletak antara Grant Range dan
Pancake Range di timur tengah Nevada. Nevada Trap Spring adalah Oilfield
ekonomi kedua di negara bagian itu, dan merupakan satu dari enam Oilfield
yang diketahui di seluruh Wilayah Cekungan dan Range di Amerika Serikat
bagian barat. Produksi berasal dari gunung berapi Oligosen antara 3.200 dan
4.950 ft (975 1.510 m) Tiga baris data resistivitas / fase dilakukan di Trap
Spring Field, menggunakan jarak dipole 1.250 kaki (381 m)

11
2. Little Buck Creek Field Niobrara County, Wyoming
Little Buck Creek Field terletak di batas tenggara ekstrim suotheast, sekitar 20
mil (32 km) north Lusk, Produksi di Little Buck Creek hampir secara eksklusif
minyak, Produksi telah mencapai hampir 12 juta barel pada awal 1983.
Meskipun kemunculan minyak di Little Buck Creek Field telah dicatat sejak
tahun 1833, eksploitasi komersial tidak dimulai sampai tahun 1880-an Sumur
minyak pertama di tahun 1884

12
BAB III
KESIMPULAN

Adapun beberapa kesimpulan pada topik Electromagnetic Mothod kali ini


meliputi sebagian berikut :
1. Pengembangan metode Electromagnetic Method (AEM) pertama kali di
Kanada pada tahun 1948 menandai era baru eksplorasi geofisika. Hasil awal
menggembirakan, dan pada tahun 1954 penemuan hasil pertama dikaitkan
dengan survei EM udara, Heath Steele Zinc Lead Copper Silver di New
Brunswick, Kanada (Fountain, 1998). Di Australia tidak sampai tahun 1970-an
bahwa metode EM mulai digunakan secara luas, seperti Teutonic Bore di
Australia Barat (Fritz dan Sheehan, 1984), meskipun survei sukses pertama
dilakukan pada tahun 1928 di Leadville oleh Imperial Experimental
Geophysical Survey (Broughton Edge dan Laby, 1931). Alasan utama
popularitas mereka adalah pengembangan dan pemanfaatan waktu sistem EM
(TEM), yang berpotensi 'melihat' di bawah lapisan konduktif dan jenis
Fluidanya.
2. Sistem dan kegunaan yang digunakan pada Electromagnetic Method adalah
Airborne System digunakan untuk mensurvey lewat udara dengan
menggunakan psawat untuk membantunya, Marine System adalah suatu sistem
pemancar yang digunakan pada dasar laut bisanya digunakan pada survey
Offshore dan Ground System adalah sistem yang digunakan diatas permukaan
tanah atau onshore.
3. Lapangan yang pernah menerapkanya adalah Trap Spring Field, Nevadadan
Little Buck Creek Field Niobrara County, Wyoming

13
DAFTAR PUSTAKA

A. Ziolkowski, B.A. Hobbs, and D. Wright, Multitransient electromagnetic


demonstration survey in France, Geophysics 72, 197-209 (2007).
B. Spies, Recent developments in the use of surface electrical methods for oil and
gas exploration in the Soviet Union, Geophysics 48, 1102-1112 (1980).
B.K. Sternberg, A review of some experience with the inducedpolarization/
resistivity method for hydrocarbon surveys: success and limitations,
Geophysics 56, 1522-1532 (1991).
Grandis, H. (n.d.). Metode Elektromagnetik (EM) Untuk Mengurangi Resiko Dry
Hole Pada Eksplorasi Hidrokarbon.
G.R. Olhoeft, Low-frequency electrical properties, Geophysics 50, 2492-2503
(1985).
L. MacGregor, A. Overton, S. Moody and D. Rockhopper, Derisking exploration
prospects using integrated seismic and electromagnetic data – a Falkland
Islands case study, The Leading Edge 26, 356-359 (2007).
M.S. Zhdanov and G.V. Keller, The geoelectrical methods in geophysical
exploration, Elsevier (1994).
P. Veeken, P. Legeydo, I. Pesterev, Y. Davidenko, E. Kudryavceva and S. Ivanov,
Geoelectric modelling with separation between electromagnetic and induced
polarization field components, First Break 27, 53-64 (2009).
S. Davydycheva, N. Rykhlinski and P. Legeydo, Electrical-prospecting method
for hydrocarbon search using the induced-polarization effect, Geophysics 71,
G179-G189 (2006).
Z. He, W. Dong and Y. Lei, Joint processing and integrated interpretation of EM
and seismic data– an effective method for detecting complicated reservoir
targets, The Leading Edge 26, 336-340 (2007).

14

Anda mungkin juga menyukai