Anda di halaman 1dari 19

PROBLEMATIKA PERLINDUNGAN HAK CIPTA DI INDONESIA

Anis Mashdurohatun

Abstract
Development of copyrighted works as part of the intellectual property
rights that stem from results of human creation gave birth to a right of the
creator of the so-called copyright. Copyright inherent in the creator
differs from other intellectual property rights, because the inherent
consists of two types of rights, moral rights and economic rights. The
problems of copyright protection in Indonesia is caused by several things
including: Islamic view of Copyrights, the public's view of the Copyright,
Still Lack Popularizing Copyright Act, the Purchaser is not in the
questioning, and legal awareness.

Keywords: Copyright, intellectual property right

A. Pendahuluan melakukan perubahan


terhadap isi ciptaan,judul
Perkembangan karya ciptaan, nama pencipta dan
cipta sebagai bagian hak ciptaan itu sendiri. Hak moral
kekayaan intelektual yang ini melekat pada pencipta
bersumber pada hasil kreasi walaupun ciptaannya sudah
manusia melahirkan suatu beralih ke pihak lain. Hak
hak bagi si pencipta yang ekonomi (economic rights)
disebut sebagai hak cipta adalah hak yang dapat
(copyright) (Eddy dipindahkan kepada pihak
Damian:2004:106). Hak lain ( pihak lain yang menjadi
Cipta yang melekat pada pemegang hak cipta ) dan
pencipta berbeda dari hak melalui hak inilah, pencipta
kekayaan intelektual lainnya, mendapatkan keuntungan
karena yang melekat terdiri ekonomi dari hasil
dari dua jenis hak, hak moral ciptaannya. Hak ini meliputi
dan hak ekonomi. Hak moral hak untuk mengumumkan
(moral rights) adalah hak dan memperbanyak atau
yang tidak akan lepas dari memberikan izin untuk
pencipta untuk selama- mengumumkan atau
lamanya. Hak eksklusif ini memperbanyak ciptaan
dimiliki oleh pencipta untuk miliknya.
melarang atau mengijinkan

Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 71


Pelanggaran hak cipta Dari latar belakang yang
dalam bidang ilmu, seni dan telah diuraikan di atas,
sastra, pada prinsipnya persoalan yang muncul
merupakan tindakan kriminal adalah bagaimana gambaran
sebagaimana pelanggaran hak problematika perlindungan
milik orang lain pada hak cipta dan solusi dalam
umumnya. Pembajakan mengatasinya di Indonesia ?
terhadap hak cipta dapat
merusak tatanan sosial,
ekonomi dan hukum di
B. Problematika Perlindungan
negara kita. Karena itu tepat
Hak Cipta di Indonesia
sekali diundangkannya
Undang-Undang Republik Pada masa lalu bisnis
Indonesia Nomor 19 tahun internasional hanya dalam
2002 tentang Hak Cipta yang bentuk export – import dan
dimaksudkan untuk penanaman modal. Kini
melindungi hak cipta dan transaksi menjadi beraneka
membangkitkan semangat ragam dan rumit seperti
dan minat yang lebih besar kontrak pembuatan barang,
untuk melahirkan ciptaan waralaba, imbal beli,
baru di berbagai bidang. “turnkey project,” alih
teknologi, aliansi strategis
Namun dalam
internasional, aktivitas
pelaksanaan ketentuan
financial, dan lain-lain, (S.
perundangan terkait hak cipta
Tamer Cavusgil: 1993:83-86,
di Indonesia masih banyak
Jaqnes Delors:1995: 723) .
terjadi pelanggaran-
Globalisasi menyebabkan
pelanggaran terhadap hak
berkembangnya saling
cipta. Berdasarkan laporan
ketergantungan pelaku-
berbagai asosiasi profesi yang
pelaku ekonomi dunia.
berkaitan erat dengan hak
Manufaktur, perdagangan,
cipta di bidang buku dan
investasi melewati batas-
penerbitan, musik dan lagu,
batas negara. meningkatkan
film dan rekaman video, dan
intensitas persaingan. gejala
komputer, bahwa
ini dipercepat oleh kemajuan
pelanggaran terhadap hak
komunikasi dan tran-sportasi
cipta masih tetap
teknologi. (Richard C.
berlangsung; bahkan semakin
Breeden:1993:514 ) .
meluas sehingga sudah
Manakala ekonomi menjadi
mencapai tingkat yang
terintegrasi, harmonisasi
membahayakan dan
hukum mengikutinya.
mengurangi kreativitas untuk
Terbentuknya WTO
mencipta, serta dapat
(World Trade Organization)
membahayakan sendi-sendi
telah didahului atau diikuti
kehidupan masyarakat dalam
oleh terbentuknya blok-blok
arti seluas-luasnya.
ekonomi regional seperti
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 72
Masyarakat Eropah, NAFTA, Tariff and Trade (GATT)
AFTA dan APEC. Tidak ada misalnya, mencantumkan
kontradiksi antara bebarapa ketentuan yang
regionalisasi dan globalisasi harus dipenuhi oleh negara-
perdagangan. Sebaliknya, negara anggota berkaitan
integrasi ekonomi global dengan penanaman modal,
mengharuskan terciptanya hak milik intelektual, dan
blok-blok perdagangan baru jasa. Prinsip-prinsip “Non-
( Bary Hufbauer:1995:108). Discrimination,” “Most
Bergabung dengan WTO dan Favoured Nation,” “National
kerjasama ekonomi regional Treatment,” “Transparency”
berarti mengembangkan kemudian menjadi substansi
institusi yang demokratis, peraturan-peraturan nasional
memperbaharui mekanisme negara-negara anggota. (
pasar, dan memfungsikan Micheal A Geist:1995:714-
sistim hukum. (Paul 716,Denine Manning-
Demaret:1995:123-171,Mary Cabral:1995: 1171-1199)
E.Footer:1995:464-466).
Prinsip-prinsip “Most - Prinsip hukum Hak
Favoured - Nation.” Cipta, atau konvensi-
“Transparency,’’ “National konvensi internasional terkait
Treatment..’ “Non - dengan hak kekayaan
Dicrimination” menjadi dasar intelektual selalu bermotifkan
WTO dan blok ekonomi ekonomi. Tidak
regional, (Carl J Green:1995:. mengherankan apabila
729, Gerard de Graaf and pengusung konvensi
Matthew King: 1995:452) internasional adalah negara-
globalisasi ekonomi negara maju yang
menimbulkan akibat yang menghasilkan komoditas
besar sekali pada bidang yang memiliki hak cipta
hukum. Globalisasi ekonomi seperti perangkat lunak
juga menyebabkan terjadinya komputer, film, inovasi
globalisasi hukum, teknologi dan sebagainya.
globalisasi hukum tersebut Untuk itulah negara-negara
tidak hanya didasarkan maju seringkali menekan
kesepakatan internasional negara-negara berkembang
antar bangsa, tetapi juga agar memberlakukan hukum
pemahaman tradisi hukum Hak Cipta di negaranya guna
dan budaya antara Barat dan melindungi komoditas
Timur. Globalisasi hukum ekspornya.
terjadi melalui usaha-usaha
standarisasi hukum. antara Keadaan ini sangat
lain melalui perjanjian- berbeda dengan negara
perjanjian internasional. berkembang seperti
(Stephen Zamora:1993: 406- Indonesia. Kebanyakan
433). General Agreement on masyarakat Indonesia adalah
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 73
masyarakat komunal yang mana saja asal penciptanya,
sering mengesampingkan namun dalam
Hak Cipta. Bagi mereka, bisa implementasinya masyarakat
menghasilkan suatu ciptaan belum bisa menghormati hak
yang berguna untuk cipta karena kebiasaan yang
masyarakat saja sudah lebih berkembang di masyarakat
dari cukup. Dalam suatu masih komunal.
penelitian di daerah Boyolali
dan Surakarta yang dilakukan Salah satu refleksi
oleh Absori (Riswandi dan masyarakat yang tidak begitu
Syamsudin, 2004: 202) peduli dengan hak cipta
ditemukan bahwa adalah kecenderungan
kebanyakan pengrajin masyarakat yang sering
tembaga di sana tidak membeli barang tiruan,
mempermasalahkan corak bajakan atau barang-barang
dan model tembaga mereka yang tidak orisinil.
ditiru oleh pihak lain. Mereka Masyarakat sebagai
juga tidak menuntut para konsumen tidak peduli
penirunya ke lembaga apakah barang yang mereka
pengadilan. Walau mereka beli itu termasuk barang
sadar sepenuhnya peniruan palsu, bajakan, ada hak
terhadap karya mereka akan ciptanya atau tidak, yang
merugikan secara ekonomis. terpenting bagi mereka
adalah bisa mendapatkan
Masyarakat adat di barang-barang dengan harga
Indonesia juga tidak terjangkau. Tak terkecuali
mengenal hukum hak cipta. buku, perangkat lunak
Tidak berlebihan bila maupun bahan-bahan
dikatakan hukum hak cipta perpustakaan lainnya.
ini tidak mengakar dalam
kebudayaan Indonesia. Perubahan kualifikasi
Keadaan inilah yang dari tindak pidana aduan
mendasari adanya dilema dalam UU Hak Cipta
dalam penegakan hukum hak sebelumnya menjadi tindak
cipta di Indonesia, walaupun pidana biasa dalam UU Hak
Indonesia merupakan salah Cipta tebaru ternyata
satu negara yang mendorong aparat kepolisian
menandatangani persetujuan untuk bertindak proaktif. Hal
internasional mengenai hak ini dibuktikan dengan adanya
cipta seperti TRIPs (Trade razia besar-besaran terhadap
Related Aspects of rental VCD bajakan, toko
Intellectual Property Rights) komputer dan sebagian
umpamanya. Perjanjian penjual VCD bajakan. Akan
TRIPs sangat mengikat tetapi tindakan yang telah
pemerintah Indonesia untuk dilakukan POLRI sendiri
melindungi hak cipta dari ternyata hanya memberikan
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 74
sebuah rekasi kejut yang yang relatif rendah
tidak bertahan lama, terbukti sehingga kurang
dengan maraknya kembali menghargai sebuah
penjualan produk-produk hasil karya cipta.
bajakan yang hanya berselang
beberapa minggu setelah Beberapa problematika
diadakannya razia. Kenyataan perlindungan hak cipta di
ini memberikan kesan bahwa Indonesia adalah
pelaku tindak pidana sebagaimana tergambar
pembajakan di Indonesia berikut ini.
telah sedemikian bebasnya
dalam melakukan 1. Pandangan Islam terhadap
aksinya.Hal ini dapat Hak Cipta
dikatakan bahwa ketentuan
dalam pasal 72 UU No.19 Pemikir Islam Imam al-
Tahun 2002 tentang Hak Qaraafi adalah tokoh Islam
Cipta yang memberikan pertama yang membahas
ketentuan sanksi yang lebih masalah hak cipta. Dalam
berat dari UU Hak Cipta kitabnya yang berjudul al-
sebelumnya, pada Ijtihadat, Imam al-Qaraafi
kenyataanya belum berhasil berpendapat bahwa hasil
menimbulkan efek penjeraan karya cipta (hak cipta) tidak
sebagaimana yang diharapkan boleh diperjual belikan
oleh pembuat Undang- karena hak tersebut tidak bisa
Undang. dipisahkan dalam sumber
aslinya.
Dalam memberikan
perlindungan hak cipta Namun demikian
mengalami beberapa pendapatnya ini dibantah oleh
kesulitan terkait untuk Fathi al-Daraini yang
mengatasi banyaknya kasus berpendapat bahwa hak cipta
pelanggaran hak cipta , yang merupakan sesuatu yang
mana tidak lepas dari adanya dapat diperjual belikan,
2 (dua) faktor utama : ( karena adanya pemisahan
William R Cornish: 1999) dari pemiliknya. Dalam hak
cipta ia mengatakan harus ada
1. Faktor ekonomi, yaitu standar orisinalitas yang
karena mahalnya membuktikan keaslian
harga produk barang ciptaan tersebut. (Masfuk
legal, sehingga Zuhdi:1988: 85-89 ). Karena
mendorong hak cipta tersebut hak milik
masyarakat mencari pribadi, maka agama
barang yang labih melarang orang yang tidak
murah harganya; berhak (bukan pemilik hak
2. Faktor kesadaran cipta), baik untuk
hukum masyarakat
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 75
kepentingan pribadi maupun pribadi, tetapi hak milik
untuk kepentingan bisnis. pribadi itu bersifat sosial,
karena hak milik pribadi pada
Demikian pula untuk hakikatnya adalah hak Allah
menterjemahkan ke dalam SWT yang diamanatkan
bahasa lain dan sebagainya kepada orang yang kebetulam
dilarang. Kecuali dengan izin memilikinya, oleh karenanya
penulisnya atau penerbit yang karya tulis itupun harus bisa
diberi hak untuk dimanfaatkan oleh umat,
menerbitkannya. Perbuatan, tidak boleh dirusak,
mencetak dan sebagainya disembunyikan oleh
terhadap karya tulis pemiliknya. Penulis atau
seseorang tanpa izin penulis penerbit tidak dilarang untuk
sebagai hak cipta, atau ahli mencantumkan kata-kata
warisnya yang sah, atau “dilarang mengutip dan/ atau
penerbit yang diberi memperbanyak dalam bentuk
wewenang oleh penulisnya apapun bila tidak ada izin
adalah perbuatan tidak etis tertulis/ penerbit”. Sebab
dan dilarang oleh Islam. pernyataan tersebut dilakukan
Sebab perbuatan semacam itu hanya untuk bertujuan
bisa termasuk kategori melindungi hak ciptanya dari
pencurian. Kalau dilakukan usaha pembajakan dan
dengan sembunyi-sembunyi sebagainya.(lampiran Fatwa
dan diambil dari tempat MUI Nomor:1/MUNAS
penyimpanan karya tulis VII/MUI/15/2005 )
tersebut atau disebut sebagai Setelah dipahami satu
perampasan, kalau dilakukan persatu tentang konsep hak
dengan terang-terangan dan milik dalam pandangan
diikuti dengan kekerasan hukum positif dan hukum
yang disebut pencopetan, dan Islam, dibuat sebuah
kalau dilakukan secara perbandingan(Syafrinaldi:
sembunyi-sembunyi dan di 2008:214-215 ):
luar tempat penyimpanannya a. Dunia Islam mengenal
yang semestinya dikatakan hak milik dalam sebuah
sebagai penggelapan. batasan tertentu, yang
Adapun dalil-dalil syar’i tidak sama pemahamannya
yang dapat dijadikan dasar dengan pemikiran hak
melarang pelanggaran hak milik dari kalangan kaum
cipta dengan perbuatan- kapitalis .
perbuatan tersebut di atas b. Islam hanya mengakui
antara lain sebagai berikut. hak milik mutlak hanya
Artinya:” janganlah sebagian milik Allah Swt,dan tidak
kamu memakan harta bisa menerima teori
sebagaian yang lain dengan kepemilikan ekslusif dari
cara bakhil.” Islam faham kapitalis, yang pada
menghormati hak milik
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 76
akhirnya bertentangan tidak hanya terletak dari
dengan sistem sosial Islam banyaknya penemu dalam
c. Islam melihat harta menemukan karya-
sebagai bagian hak milik karyanya, tetapi yang
yang memiliki nilai dan paling penting dan pokok
manfaat seperti juga yang menciptakan kondisi yang
dikemukakan oleh teori kondusif untuk menunjang
hak milik dari dunia barat, dan mendukung
hanya saja tidak selamanya terlahirnya embrio baru
hak milik tersebut dari hasil karya pemikiran
berorentasi pada nilai dan manusia.
manfaat material semata, g. Pada dasarnya Islam
tapi juga dibutuhkan dalam tidak mengenal
segi sosial. perlindungan hak milik
d. Proses kepemilikan Immaterial, ketika hak
hak dalam Islam pada milik yang abstrak tadi
dasarnya melekat dengan terlahir menjadi sebuah
sendirinya tanpa ada hak milik yang kongkrit
sebuah proses, sedangkan atau hasil dari
dalam pandangan hukum perwujudannya, baru Islam
positif, hak milik baru mempunyai suatu
akan melekat pada perlindungan hukum yang
pemiliknya apabila ada pada akhirnya nanti
sebuah proses yang dalam disandarkan kepada
hal ini proses pendaftaran hukum hak milik.
kepada lembaga yang h. Islam memandang
berwenang. Setelah itu dalam penggunaan
baru hak milik mendapat intelektual seseorang
sebuah pengakuan dan hanya sebatas
perlindungan. penyebarluasan ilmu
e. Hak milik dalam Islam pengetahuan kepada umat
mengacu pada ketentuan manusia sebagai suatu
syara’ sedangkan hak kewajiban yang tidak
milik dalam hukum positif berorentasi dengan nilai.
bersandar kepada sebuah
produk Undang-undang. 2. Pandangan Masyarakat
f. Dalam pandangan hukum Tentang Hak Cipta
positif, kemajuan sebuah Pandangan masyarakat
bangsa dilihat dari pada umumnya sampai
frekuensi rakyatnya dalam sekarang berbeda dengan
melakukan sebuah pandangan UU Hak Cipta,
penemuan dan karya-karya masyarakat masih
inteletualnya, sedangkan memandang hak cipta sebagai
dalam Islam yang dapat milik bersama (Res
dlihat dari sejarah, Communis) sedangkan
kemajuan suatu bangsa Undang-Undang memandang
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 77
hak cipta sebagai milik Berbeda dengan
perseorangan (res nullius ). masyarakat Indonesia yang
Perbedaan pandangan ini sampai sekarang
merupakan salah satu pandangannya masih
penyebab maraknya dilatarbelakangi oleh
pelanggaran hak cipta di pemikiran masyarakat hukum
masyarakat. Masyarakat adat yaitu kebersamaan,
Indonesia sebenarnya sudah dengan memandang hak cipta
lama mengenal hak cipta sebagai milik bersama.
sejak zaman nenek moyang Sebuah ciptaan yang dibuat
sebelum datangnya penjajah. oleh seseorang kapan saja, di
Hak cipta yang berlaku mana saja, dan diapakan saja
berdasarkan hukum adat tidak ada masalah. Bahkan
karena masyarakat Indonesia ada seniman patung dari Bali
waktu itu termasuk merasa tidak keberatan
masyarakat hukum adat. ciptaannya ditiru dan merasa
Menurut Van Vollenhoven bangga serta menganggap
dari hasil penelitiannya di orang yang meniru tersebut
Indonesia terdapat 19 sebagai murid-muridnya.
masyarakat hukum adat. Demikian pula dengan
penjualan patung tiruan
Pada waktu zaman dipandang bahwa rezeki
Belanda hak cipta yang orang sudah diatur sendiri-
diberlakukan di Hindia sendiri oleh Yang Maha
Belanda adalah Auteurswet Kuasa.
1912 yang berlaku sampai
Indonesia Merdeka dan Perbedaan pandangan
mempunyai UU Hak Cipta tersebut , membawa akibat
sendiri yaitu UU N0.6 Tahun suatu perbuatan sudah
1982 tentang Hak Cipta. Jadi merupakan kejahatan hak
setelah merdeka 37 tahun cipta dari sudut UU Hak
baru mempunyai UU Hak Cipta, tetapi masyarakat
Cipta Nasional. Meskipun memandang perbuatan
demikian apabila dipelajari tersebut bukan sebagai
isinya antara Auteurswet 1912 kejahatan perlu dihukum.
dengan UU Hak Cipta
dilatarbelakangi alam pikiran Pandangan masyarakat
Barat di mana bersifat yang masih memandang hak
Universal. Karena sebagai cipta sebagai milik bersama
milik perorangan maka orang memang menghambat
lain tidak boleh meniru pelaksanaan hukum tertulis
ciptaan kecuali dengan tentang hak cipta karena
meminta izin terlebih dahulu pandangannya bertolak
dari pencipta. belakang. Jalan keluarnya
untuk itu harus mengubah
pandangan masyarakat dari
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 78
res communis menjadi res yang kurang memahami
nullius untuk hak cipta dan termasuk kalangan petugas
HKI (Hak Kekayaan hukum yaitu polisi, jaksa dan
Intelektual ) pada umumnya, hakim, kemudian pedagang,
namun bukan persoalan yang pengusaha, dan mahasiswa.
mudah karena masyarakat
Indonesia jumlahnya ratusan Kurang
juta orang. Selain harus ada memasyaratkannya UU Hak
kemauan politik dari Cipta diduga disebabkan
pemerintah, juga adanya dipengaruhi oleh faktor-
kemauan dari masyarakat kita faktor antara lain peraturan
sendiri, bagaimana kesadaran tertulis dibuat oleh
hukum masyarakat tentang sekelompok orang,
hak cipta dapat di masyarakat kurang berminat
wujudkan.(Gatot membaca peraturan dan
Supramono:2010) minimnya penyuluhan
hukum.
3. Masih Kurangnya
Memasyarakatkan Mengenai faktor yang
Undang-Undang Hak pertama, peraturan tertulis
Cipta berupa Undang-Undang pada
kenyataannya di buat oleh
Sejak Indonesia merdeka sekelompok orang yaitu
tahun 1945 negara Indonesia Dewan Perwakilan Rakyat
menganut sistem hukum dan Presiden . Sekelompok
tertulis. Semua peraturan orang tersebut bertugas
hukum yang berlaku mewakili kepentingan rakyat,
dituangkan dalam bentuk akan tetapi kepentingannya
tertulis sehingga semua itu belum tentu benar-benar
warga masyarakat lebih mewakili rakyat. Sampai
mudah mengetahui dan sekarang masih banyak rakyat
memahaminya. Meskipun yang tidak tahu ketika para
demikian masih banyak wakilnya membuat Undang-
masyarakat yang tidak Undang.
mengetahui dan memahami
hukum tertulisnya. Undang-Undang yang
sudah disahkan untuk
Banyak pelanggaran hak diberlakukan dengan
cipta di negara Indonesia juga prosedur melalui
disebabkan UU Hak Cipta pengundangan dengan
sebagai hukum tertulis masih menempatkan pada Lembaran
kurang dipahami masyarakat. Negara, tujuannya agar
Sudah lama negara Indonesia seluruh rakyat
mempunyai UU Hak Cipta mengetahuinya. Dengan
tetapi sebagian besar pengundangan tersebut setiap
masyarakat masih banyak orang dianggap telah
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 79
mengetahui adanya Undang- sistem hukum tertulis. Pada
Undang yang baru yang waktu itu Belanda tidak
langsung diberlakukan. memaksa memberlakukan
Padahal kenyataannya tidak hukum tertulisnya kepada
demikian sebagian besar masyarakat Indonesia, dengan
masyarakat kita belum mendasarkan Pasal 131 jo
banyak mengetahuinya. Pasal 163 IS orang Bumi
Putra tetap berlaku pada
Faktor yang kedua, faktor hukum adatnya. Meskipun
ini seperti melengkapi faktor demikian masyarakat kita
pertama di atas. Sudah tidak diperbolehkan menundukkan
mengetahui ada peraturan diri kepada hukum Belanda
baru yang dilahirkan, jika hendak
ditambah masyarakat kurang menggunakannya.
berminat membaca peraturan.
Sampai sekarang minat Setelah Indonesia
membaca masyarakat masih merdeka sistem hukum yang
kurang terlebih lagi minat dianut adalah sistem hukum
untuk membaca peraturan. tertulis, dengan diawali
dibentuknya UUD 1945
Rendahnya minat sampai kepada peraturan-
membaca dipengaruhi oleh peraturan pelaksanaannya
sejarah masa lalu ketika dibuat secara tertulis.
masih berlaku hukum adat Meskipun hukumnya sudah
sebelum negara Indonesia dibuat secara tertulis namun
dijajah oleh bangsa lain. pengaruh sejarah masa lalu
Sebagaimana diketahui masih kuat sekali sampai
bahwa hukum adat kaidah sekarang. Sikap nenek
hukum yang tidak tertulis. moyang di zaman hukum
Meskipun peraturannya tidak tidak tertulis masih sulit
tertulis namun hukum adat untuk dilepaskan dari
ditaati dan dipatuhi oleh masyarakat Indonesia
masyarakatnya. Masyarakat walaupun zaman sudah
mengetahui aturan hukum berubah.
adat bukan dari membaca
melainkan dari melihat dan Bagi para pengusaha dan
bertanya kepada orang lain pedagang yang dalam
dan mengalaminya sendiri. aktivitas kesehariannya
berhubungan dengan masalah
Sewaktu negara hak cipta tentunya tidak dapat
Indonesia dijajah oleh bersikap demikian. Mereka
Belanda, hukum yang harus menyadari apabila
diberlakukan adalah hukum usahanya menyangkut
yang berlaku dari negaranya. tentang ciptaan seseorang
Sistem hukum yang berlaku jelas ada hak ciptanya. Oleh
di negara Belanda adalah karena itu, tidak ada ruginya
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 80
apabila mereka mengetahui Meskipun demikian,
peraturannya, sehingga dapat Undang-Undang yang telah
menghindari adanya sampai ke masyarakat belum
pelanggaran hak cipta. tentu dibaca dengan baik
karena seperti deketahui
Faktor yang ketiga, yaitu minat membaca peraturan
minimnya penyuluhan hukum masih rendah. Kalaupun
kepada masyarakat. Pada masyarakat membaca
dasarnya hukum tertulis yang Undang-Undang belum tentu
sudah disahkannya tidak mereka dapat memahami
cukup hanya dengan peraturannya dengan benar.
mengundangkan di dalam
Lembaran Negara dan Selama ini penyuluhan
masyarakat kemudian hukum yang dilakukan
dianggap telah pemerintah memang sudah
mengetahuinya, hal tersebut berjalan namun frekuensinya
karena asas fiksi hukum, yang masih minim diduga mungkin
semua orang dianggap tahu dananya masih terbatas.
tentang hukum tanpa pandang Pihak pemerintah yang
bulu. Hal ini terkesan berwenang melaksanakan
menutup mata, telinga kalau penyuluhan hukum adalah
warga negara Indonesia yang Departemen Hukum dan
terdiri atas berbagai pulau, HAM. Dahulu sewaktu
dengan berbagai kendala pengadilan secara
yang dihadapi untuk bias administratif masih di bawah
mengakses perkembangan Departemen Kehakiman
hukum baik melalui media setiap tahun melakukan
cetak maupun elektronik penyuluhan hukum ke
dikarenakan beberapa hal masyarakat bertempat di
seperti misalnya factor kecamatan atau
ekonomi, social ,ilmu kelurahan/desa. Penyuluhan
pengetahuan dan teknologi. hukum dilakukan enam kali
Agar masyarakat dapat dalam satu tahun dan pada
mengetahui dan memahami umumnya yang disuluhkan
hukumnya perlu berbagai materi Undang-
disosialisasikan. Terkadang Undang, tetapi masih jarang
dijumpai sebuah Undang- sekali penyuluhan tentang
Undang yang telah materi HKI termasuk Hak
diundangkan, salinannya Cipta.
dikirimkan ke berbagai
instansi pemerintah dan ada Minimnya penyuluhan
pula yang dimuat secara hukum tersebut berpengaruh
berlanjut di sebuah surat kepada masyarakat yang
kabar harian. kurang memahami hak cipta.
Hak cipta hanya dipahami
sejumlah orang-orang tertentu
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 81
saja yang tugasnya di bidang paling banyak sembilan ratus
Hak Cipta atau mereka yang rupiah :
mendalami hukum tersebut.
Oleh karena itu yang tampak (1) Barangsiapa membeli,
adalah UU Hak Cipta dibuat menyewa, menukar,
baru sampai lapisan menarik keuntungan,
masyarakat tertentu dan menjual, menyewakan,
belum sampai ke seluruh menukarkan,
lapisan masyarakat. menggadaikan,
mengangkut, menyimpan
4. Pembeli tidak Pernah atau menyembunyikan
Dipersoalkan sesuatu barang yang
diketahui atau patut
Dalam penindakan disangkanya bahwa
pelanggaran hak cipta barang tersebut diperoleh
terutama penggrebekan atau dari kejahatan;
penangkapan pada waktu (2) Barang siapa menarik
dilakukan di lapangan sasaran keuntungan dari hasil
petugas hanya sepihak yaitu sesuatu barang yang
ditujukan kepada pembajak diketahuinya atau patut
dan pedagang barang bajakan disangkanya bahwa
hak cipta, sedangkan kepada barang tersebut diperoleh
masyarakat yang membeli dari kejahatan.
barang bajakan tersebut tidak
pernah dilakukan penindakan. Jadi pembeli barang bajakan
Perlunya pemikiran bahwa hak cipta tetap dapat dipidana
pembajak dan penjual barang dengan ketentuan Pasal 480
bajakan ditindak, maka tidak KUHP Ayat (1), pasal
ada yang jual tentu dengan tersebut karena perbuatannya
sendirinya tidak ada membeli barang hasil
pembelinya. Selama ini, kejahatan.
pembeli barang bajakan tidak
dilakukan penindakan karena Setelah mengetahui bahwa
mereka tidak dapat dikenakan pembeli barang bajakan
ketentuan UU Hak Cipta. tersebut dapat dipidana,
Meskipun demikian apakah dalam melaksanakan
perbuatan mereka sebenarnya penanggulangan pelanggaran
tetap sebagai kejahatan, hak cipta akan tetap dibiarkan
karena dapat dikenakan begitu saja, hal ini bergantung
kejahatan penadahan kepada kemauan penyidik
berdasarkan Pasal 480 KUHP untuk menindaknya.
sebagai berikut : Seharusnya memang para
pembeli barang bajakan
Diancam dengan pidana ditanggap dan diadili tanpa
penjara paling lama empat pandang bulu, karena
tahun atau pidana denda perbuatan mereka merupakan
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 82
salah satu faktor yang penyimpangan-
merangsang para pembajak penyimpangan terhadap
baru maupun yang sudah jadi kaidah - kaidahnya berupa
terpidana mengulangi pelanggaran bauk yang
perbuatannya lagi. pelakunya diadili maupun
yang tidak diadili.
Apabila dalam
penanggulangan pelanggaran Dari Badan Reserse
hak cipta dilakukan Kriminal Polri, untuk data
penindakan terhadap pelanggaran hak cipta
pembajak dan pedagang tergolong sangat tinnggi,
barang hasil bajakan di satu untuk tahun 2004 sebanyak
pihak, pembeli juga ditindak, 209 kasus, tahun 2005
maka yang terjadi barang sebanyak 506 kasus dan
tersebut tidak ada pihak yang tahun 2006 sampai mei
memproduksi dan sebanyak 987 kasus. Jumlah
memperdagangkan, dan juga kasus hak cipta tersebut
tidak ada pihak pembelinya. dibandingkan dengan kasus-
kasus HKI lainnya yang
5. Kesadaran Hukum jumlahnya sangat sedikit
Masyarakat
Banyak pelanggaran hak
Persoalan kesadaran cipta baik yang menjadi
hukum masyarakat lebih perkara dan yang lain tidak
tertuju kepada kesadaran menjadi perkara dapat
hukum terhadap hukum menggambarkan bahwa
tertulis, persoalan ini terlihat tingkat kesadaran hukum
pada kelancaran masyarakat di bidang hak
pelaksanaannya hukumnya. cipta masih tergolong rendah.
Apabila di dalam pelaksanaan Rendahnya tingkat kesadaran
hukum tertulis banyak warga hukum masyarakat tersebut
masyarakat tidak disebabkan sebagian besar
mengindahkan atau tidak masyarakat masih banyak
mematuhi kaidah hukumnya yang belum mengenal dan
sehingga banyak terjadinya memahami UU Hak Cipta.
penyimpangan hukum maka Undang-Undang tersebut
dapat disimpulkan kesadaran dibuat sebagai peraturan
hukum masyarakat rendah. nasional tetapi hanya dikenal
oleh warga masyarakat.
UU Hak Cipta Sebagaimana yang pernah
merupakan salah satu hukum dibahas di atas sampai
tertulis dan Undang-Undang sekarang masih terjadi
tersebut sudah lama ada, perbedaan antara pandangan
namun dalam perjalan UU Hak Cipta dengan
pelaksanaan UU Hak Cipta pandangan masyarakat.
selama ini banyak Undang-Undang memandang
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 83
hak cipta sebagai Apabila warga
perseorangan, sedangkan masyarakat masih
masyarakat memandang hak memandang hak cipta sebagai
cipta sebagai milik bersama. milik bersama dan di lain
Perbedaan pandangan pihak masyarakat tidak
tersebut mempunyai memahami bahwa membeli
pengaruh yang sangat besar barang bajakan hak cipta
terhadap tingkat kesadaran sebagai sebuah kejahatan,
hukum masyarakat. maka sikap yang demikian
akan berpengaruh
Sebagaimana pendapat menyuburkan pembajakan
Friedman, yang menyatakan hak cipta di negara kita. Oleh
bahwa tegaknya peraturan- karena itu diperlukan usaha
peraturan hukum bergantung untuk meningkatkan
budaya hukum kesadarn hukum terutama di
masyarakatnya. Budaya bidang hak cipta sebagai
hukum masyarakat milik bersama menjadi
bergantung budaya hukum sebagai milik perseorangan
anggota-anggotanya yang dengan melakukan
dipengaruhi oleh latar penyuluihan hukum atau
belakang pendidikan, ceramah-ceramah tentang hak
lingkungan budaya, posisi cipta sekaligus tentang HKI
atau kedudukan, bahkan lainnya ke tengah-tengah
kepentingan-kepentingan. masyarakat selain itu juga
Dalam menghadapi hal yang dirasa penting untuk
demikian itu perlu “check and mengkalim para pembajak
balance” dalam bernegara. dengan berbagai poster yang
“Check and balance” hanya isinya cinta indonesia cinta
dapat dicapai dengan karya sendiri dan hormati
parlemen yang kuat, karya orang lain serta stop
pengadilan yang mandiri, dan pembajakan. Pemerintah
partisipasi masyarakat melalui Departemen Hukum
melalui lembaga-lembaganya. dan HAM perlu memberi
Dalam hal tersebut, perhatian serius dengan
khususnya dalam masalah menyiapkan tenaga dan
pengawasan dan Law didukung dengan dana yang
Enforcement, dua hal yang cukup untuk itu sehingga
merupakan komponen yang penyuluhan hukum dapat
tak terpisahkan dari sistim berjalan dengan lancar.
rule of law. Tidak akan ada Penyuluhan dapat dilakukan
law enforcement kalau tidak dalam kurun waktu tertentu
ada sistim pengawasan dan dengan memperhatikan
tidak akan ada rule of law masyarakat dalam memahami
kalau tidak ada law hak cipta. Pemahaman hak
enforcement yang memadai. cipta ini perlu terus
digalakkan oleh pemerintah
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 84
dan penegak hukum dengan sebagai hasil kopi bajakan.
melakukan kerjasama dengan Kemudian persoalan ini
berbagai lembaga pendidikan, memudar karena para
perguruan tinggi, juga para penyanyi, pencipta lagu dan
pengusaha dan tokoh – tokoh para produser ramai-ramai
masyarakat, karena untuk melakukan protes dan
menumbuhkan kesadaran mengancam menggugat
hukum atau di singkat dengan secara hukum bagi siapapun
kadarkum tidak mudah yang memperbanyak kaset,
sebagaimana membalik compact disc ataupun video
telapak tangan akan tetapi Compact Disc lagu atau
lebih pada ibaratnya musik secara ile compact disc
menaikkan benang yang ataupun video Compact Disc
basah, sehingga kesadaran lagu atau musik secara
hukum masyarakat perlu illegal. Namun, langkah para
ditingkatkan terus menerus. seniman musik memberantas
kegiatan illegal itu hanya
C. Solusi dalam Mengatasi menghentikan sesaat masalah
Problematika Perlindungan pelanggaran hak cipta.
Hak Cipta di Indonesia Buktinya, akhir-akhir ini
kembali beredar kaset,
Dampak pelanggaran hak compact disc ataupun video
cipta ini disamping akan Compact Disc lagu atau
merusak tatanan masyarakat musik bajakan. Bahkan, tidak
pada umumnya, juga sulit menemukan pedagang
mengkibatkan lesunya gairah kaki lima di pinggir jalan
untuk berkarya di bidang menawarkan kaset-kaset,
ilmu pengetahuan, seni dan compact disc ataupun video
sastra. Dampak lainnya Compact Disc lagu atau
adalah berkurangnya musik bajakan yang sudah
penghasilan negara berupa pasti harganya jauh lebih
pajak penghasilan yang murah dibandingkan dengan
seharusnya di bayar oleh harga toko. Bukan hanya itu,
pemegang hak cipta (Insan pembajakan juga bertambah
Budi Maulana, Ridwan dengan munculnya, compact
Khairandy, Nurjihad: disc ataupun video Compact
2000:189). Disc,maupun Digital Video
Problematika Disc, lagu dan musik bajakan.
pelanggaran hak cipta di Di perkirakan sekitar 98%
bidang lagu atau musik ini, kaset, compact disc ataupun
dimulai tahun 1990an yang video Compact Disc lagu atau
terlihat dari banyak beredar musik yang beredar di
kaset, compact disc ataupun Indonesia adalah produk
video Compact Disc yang bajakan.
berisi penyanyi dari dalam (http://www.Tempo.co.id,
dan luar negeri yang dijual Error! Hyperlink reference not
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 85
valid. online%20%20 12 Tahun 1997 tentang
http://www_tempo_co_id: Hak Cipta, maka dari itu
2002) substansi dalam Undang-
Undang tersebut kiranya
Oleh karena itu penting perlu benar-benar
kiranya dilakukan beberapa dilaksanakan dan
cara untuk mengatasi ditegakkan sehingga bagi
problem/ masalah-masalah pelanggar hak cipta harus
yang muncul dalam dirazia dan ditangkap
perlindungan hak cipta di sesuai peraturan
Indonesia, hal tersebut perundang-undangan yang
diantaranya adalah sebagai berlaku;
berikut :
5.Meningkatkan kualitas para
1. Sosialisasi terhadap penegak hukumnya
pentingnya penghormatan melalui pendidikan supaya
atas Hak kekayaan dapat menegakkan
intelektual pada keadilan dan mencari
umumnya dan hak cipta kebenaran dalam
pada khususnya, melalui menangani kasus-kasus
pendidikan masyarakat pelanggaran Hak kekayaan
luas terutama generasi intelektual pada umumnya
mudanya pada tahap dan pelanggaran hak cipta
sedini mungkin sehingga pada khususnya.
bisa mengetahui betapa
penting dan berartinya Dibalik usaha keras
sebuah karya cipta; menciptakan globalisasi
hukum, diantaranya dalam
2. Peningkatan kesadaran
hukum hak cipta, menurut
hukum bagi masyarakat
Erman, tidak ada jaminan
3. Peningkatan ekonomi bahwa hukum tersebut akan
masyarakat dengan memberikan hasil yang sama
mendorong terciptanya di semua tempat. Hal mana
karya-karya intelektual dikarenakan perbedaan
/HKI. politik, ekonomi dan budaya.
Hukum itu tidak sama dengan
4. Dukungan dari pemerintah kuda. Orang tidak akan
dalam bentuk peran serta menamakan keledai atau
menyediakan perangkat zebra adalah kuda. Walau
perundang - undangan. bentuknya hampir sama.
Dalam hal ini hak cipta Kuda adalah kuda. Hukum
telah diatur dalam UU No tidak demikian. Apa yang
19 Tahun 2002 tentang disebut hukum itu tergantung
Hak Cipta yang kepada persepsi
merupakan pengganti dari masyarakatnya ( Erman
Undang-Undang Nomor Rajagukguk : 1997:18-19).

Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 86


Friedman, mengatakan bahwa pandangan Islam terhadap Hak
tegaknya peraturan-peraturan Cipta, pandangan masyarakat
hukum tergantung kepada terhadap hak cipta, masih
budaya hukum kurangnya memasyarakatkan
masyarakatnya. Budaya Undang-Undang Hak Cipta,
hukum masyarakat pembeli tidak di persoalkan, dan
tergantung kepada budaya kesadaran hukum masyarakat.
hukum anggota-anggotanya Cara untuk mengatasi problem/
yang dipengaruhi oleh latar masalah-masalah yang muncul
belakang pendidikan, dalam perlindungan hak cipta di
lingkungan budaya, posisi Indonesia, hal tersebut
atau kedudukan, bahkan diantaranya adalah sosialisasi
kepentingan-kepentingan. terhadap pentingnya
Dalam menghadapi hal yang penghormatan hak cipta,
demikian itu perlu “check and peningkatan kesadaran hukum
balance” dalam bernegara. bagi masyarakat, peningkatan
“check and balance” hanya ekonomi masyarakat , dukungan
bisa dicapai dengan parlemen pemerintah dalam Undang-
yang kuat, pengadilan yang Undang Hak Cipta, dan
mandiri, dan partisipasi meningkatkan kualitas para
masyarakat melalui lembaga- penegak hukumnya melalui
lembaganya. pendidikan supaya dapat
menegakkan keadilan dan
D. Simpulan mencari kebenaran dalam
menangani kasus-kasus
Problematika perlindungan hak pelanggaran pelanggaran hak
cipta di Indonesia meliputi cipta pada khususnya.

Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 87


Daftar Pustaka

Bary Hufbauer. 1995. ”International Trade Organizations and Economies in


Transition : A Glimpse of the Twenty-First Century,” Law &
Policy in International Business, vol. 26.
Budi Agus Riswandi & M. Syamsudin. 2004. Hak Kekayaan Intelektual dan
Budaya Hukum. Jakarta: PT Raja Grafindo
Carl J Green. 1995. ”APEC and Trans-Pasific Dispute Management, “Law &
Policy in International Business,” vol. 26
Denine Manning-Cabral. 1995. ”The Eminent Death of the Calvo Clause and the
Rebirth of the Calvo Principle : Equality of Foreign and National
Investors,” Law & Policy in International Business vol. 26
Eddy Damian. 2009. Hukum Hak Cipta. Jakarta : IKAPI,PT Alumni.
_____________. 2004. Hukum Hak Cipta Undang-Undang Hak Cipta Nomor 19
Tahun. Bandung: PT Alumni
Endang P. 2005. ”Perkembangan Hukum Intellectual Property Rights. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Erman Rajagukguk. 1997. “Peranan Hukum dalam Pembangunan pada Era
Globalisasi: Implikasinya bagi Pendidikan Hukum di
Indonesia,” Pidato Pengukuhan Guru Besar di ucapkan pada
upacara penerimaan guru besar bidang hukum di Fakultas
Hukum Universitas Indonesia, Jakarta 4 Januari.
Gatot Supramono. 2010. Hak Cipta dan Aspek-Aspek Hukumnya. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Gerard de Graaf and Matthew King. 1995. ”Towards a More Global Government
Procurement Market : The Expansion of the GATT Government
Procurement Agreement in the Context of the Uruguay
Round,” The International Lawyer, vol. 29, No. 2

Insan Budi Maulana, Ridwan Khairandy, Nurjihad. 2000. Kapita Selekta Hak
Kekayaan Intelektual I. Yogyakarta-Jakarta: Pusat Stud Hukum VII
Yogyakarta bekerja sama dengan yayasan Klinik HAKI Jakarta,.

Jaqnes Delors(1995), ”The Future of Free Trade in Europe and the World,”
Fordham International Law Journal. Vol. 18

Keputusan Fatwa Majelis Ulama Indonesia Nomor: 1/MUNAS VII/MUI/15/2005


tentang Perlindungan Hak Kekayaan Intelektual (HKI )

Mary E.Footer. 1995. ”The International Regulation of Trade in Service


Following Completion of the Uruguay Round,” The
International Lawyer, vol. 29 No. 2
Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 88
Masfuk Zuhdi. 1988. Studi Islam, (Vol.III). Jakarta: Rajawali Pers

Micheal A Geist. 1995. ”Toward A General Agreement on the Regulation of


Foreign Direct Investment,” Law & Policy in International
Business, vol. 26
Paul Demaret. 1995. ”The Metamorphoses of the GATT : from the Havana
Charter to the World Trade Organization,” Columbia Journal
of Transnational Law, vol 34
Richard C. Breeden. 1993. ”The globalization of Law and Business in the 1990s,”
Wake Forest Law Review, vol.28 No.3
S. Tamer Cavusgil. 1993. ”Globalization of Markets and Its Impact on Domestic
Institutions.” Global Legal Studies Journal, vol 1

Syafrinaldi. 2008. “Perbandingan Hak Cipta Dalam Konsep Kapitalis Dengan


Hak Milik Dalam Pandangan Islam Hukum Islam”. Vol. VIII
No. 2 Desember.

Stephen Zamora. 1993. ”The Americanization of Mexican Law : Non-Trade


Issues in the North American Free Trade Agreement,” Law & Policy
in International Business. Vol. 24

William R Cornish. 1999. Intellectual Property. FourthEdition. London: Sweet


Maxwell

“Pembajakan Pekerjaan Rumah Yang Belum Tuntas(2002),,” Tempo,18 Mei


http://www.Tempo.co.id, Error! Hyperlink reference not valid. online%20%20
http://www_tempo_co_id.htm

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta

ANIS MASHDUROHATUN, SH., M.Hum.

(STAF PENGAJAR FAKULTAS HUKUM UNISSULA, SI FH UNISSULA, S2


UNDIP, Mahasiswa S3 PDIH UNS angkatan IV 2010, Sekretaris Bidang II:
Keuangan dan Administrasi Umum Program S2 Ilmu Hukum UNISSULA)

Yustisia Vol.1 No.1 Januari – April 2012 Problematika Perlindungan... 89

Anda mungkin juga menyukai