Anda di halaman 1dari 12

APLIKASI METODE AUDIO MAGNETOTELLURIC UNTUK KAJIAN

GEOTHERMAL

Agry Yoel Tumbelaka1, Magdalena Manus2, Teriovina Gita Tatiwung3


Program Studi Fisika, Universitas Sam Ratulangi Manado
Email: agrytumbelaka104@student.unsrat.ac.id

ABSTRAK

Salah satu metode geofisika yang dapat digunakan untuk mengetahui


struktur bawah permukaan bumi adalah metode Audio Magnetotellurik (AMT).
Metode Audio Magnetotellurik (AMT) adalah sebuah metode geofisika pasif yang
memanfaatkan penetrasi gelombang Elektromagnetik (EM) ke bawah permukaan
bumi untuk mengetahui nilai impedansi suatu materi dengan cara mengukur
variasi medan magnet dan medan listrik dari gelombang EM di bawah permukaan
yang berubah terhadap waktu. Meskipun Audio Magnetotellurik memiliki
penetrasi yang sedikit dari Magnetotelluric, namun Audio Magnetotellurik mampu
memetakan struktur batuan di bawah permukaan bumi dengan kedalaman hingga
beberapa ratus meter. Dalam mengeksplorasi batuan, Audio Magnetotellurik
berperan penting baik pada eksplorasi geothermal, karbonat, dan eksplorasi
lainnya. Seperti yang ditunjukkan pada interpretasi data AMT di Nevada Yang
memiliki struktur karbonat dan patahan di bawah permukaan dengan cekungan
yang menunjukkan lokasi sesar intra-cekungan dan sesar frontal di sebelah timur
yang mendefinisikan pengangkatan karbonat, serta Model resistivitas dari inversi
data 2D dengan metode audio magnetotellurik, penampang utara-selatan di
sumber Panas Bumi Gedongsongo, memiliki prinsip kerja yang sama antara
geothermal dan karbonat sehingga Audio Magnetotellurik efektif untuk eksplorasi
apa saja di bawah permukaan.
Kata Kunci: Metode Audio Magnetotelluric

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Metode Audio Magnettoteluric merupakan metode yang memetakan


konduktivitas elektrik bawah permukaan menggunakan sumber energi
elektromagnetik yang bersumber dari alam (Lahti, 2015). Potensi sumber daya
alam di Indonesia sangat besar terutama pada panas bumi. Hal ini disebabkan
karena wilayah Indonesia adalah wilayah yang terletak di area subduksi. Di suatu
lapangan, keberadaan struktur panas bumi memiliki peranan penting dalam
berjalannya sebuah sistem panas bumi. Dalam sistem panas bumi terdapat
beberapa pengontrol di antaranya adalah adanya sumber panas (heat source),
batuan reservoir, lapisan penutup, keberadaan struktur geologi dan daerah resapan
air (Suharbo, 2010). Indonesia merupakan tempat cadangan energi panas bumi
terbesar di dunia. Sulawesi Utara adalah daerah yang lebih maju dari daerah
Indonesia khususnya bagian timur lainnya dalam pemanfaatan energi Geothermal
(Yayasan Lembaga Konsumen, 2017).

Indonesia berada pada zona tumbukan 3 lempeng, di antaranya Indo-


Australia, Eurasia dan Pasifik (Helmi, 2020). Tumbukan antar lempeng ini
menyebabkan terbentuknya gunung api aktif dengan potensi panas bumi yang
tinggi. Sebelum memulai suatu tahapan eksplorasi, pentingnya dilakukan
identifikasi lokasi sebaran panas bumi, untuk mengetahui titik-titik sumber panas
bumi tersebut. Beragam metode untuk mengetahui struktur bawah permukaan,
termasuk dengan metode AMT (Audio Magnetotellurik). Keberadaan sesar
menjadi kontrol dalam siklus hidrologi pada daerah panas bumi. Dalam
mengidentifikasi sesar dan pengontrol sistem panas bumi yang lain dari suatu
lokasi diperlukan metode geofisika yang relevan untuk menggambarkan sistem
yang mengontrol panas bumi. Metode geofisika yang relevan adalah audio
magnetotellurik (AMT). Metode AMT merupakan salah satu metode geofisika
yang memanfaatkan medan elektromagnetik (EM) alam metode ini baik untuk
memetakan resistivitas batuan bawah permukaan (Suryadi, 2015).

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, pokok permasalahan yang akan dibahas yaitu,


konsep fisis, cara kerja, kelemahan dan kelebihannya, kegunaan dari Audio
Magnetotelluric, serta apakah metode Audio Magnetotelluric lebih dominan pada
eksplorasi geotermal, eksplorasi karbonat, atau eksplorasi lainnya.

Tujuan Pembelajaran

Dari latar belakang dan rumusan masalah yang ditulis, didapatkan tujuan
pembelajaran sebagai berikut: Sebagai Mahasiswa kita dapat mengenal dan
mengetahui konsep fisis Audio Magnetotelluric. Mampu menjelaskan cara kerja
dengan kelebihan dan kelemahan dari Audio Magnetotelluric. Memahami dan
mengetahui kegunaan Audio Magnetotelluric, serta dapat mengetahui eksplorasi
apa yang punya peran utama atau eksplorasi yang paling efektif pada Audio
Magnetotelluric.

LANDASAN TEORI

1. Metode AMT

Metode Audio magnettoteluric merupakan metode geofisika non-invasif


yang digunakan untuk mengukur resistivitas batuan di bawah permukaan bumi.
Metode ini didasarkan pada pengukuran medan listrik dan magnet di permukaan
bumi yang dihasilkan oleh arus listrik alami yang mengalir melalui batuan dan air
tanah (Daud dalam Rupiah, 2012).

Dalam metode Audio-MT, sinyal arus listrik alami yang dihasilkan oleh
aktivitas seismik di bawah permukaan bumi dicuplik ke frekuensi audio dan
direkam oleh perekam digital. Kemudian, sinyal tersebut diproses untuk
menghasilkan spektrum frekuensi yang dapat digunakan untuk menentukan
resistivitas batuan di bawah permukaan bumi. Sinyal yang ditangkap oleh alat
magnetotellurik merupakan sinyal yang berasal dari medan elektromagnetik total
yaitu medan elektromagnetik yang berasal dari gelombang primer dan sekunder.

Gelombang elektromagnetik yang tertransmisi ke dalam bumi akan


berinteraksi dengan medium yang memiliki nilai tahanan jenis tertentu. Hasil dari
interaksi tersebut mengakibatkan terjadinya induksi yang menyebabkan
terbentuknya arus telluric dan medan magnet sekunder. Sinyal yang ditangkap
oleh alat magnetotellurik merupakan sinyal yang berasal dari medan
elektromagnetik total yaitu medan elektromagnetik yang berasal dari gelombang
primer dan sekunder, seperti pada gambar berikut:
Gambar 1. Penjalaran Gelombang Elektromagnetik (Daud dalam Rupiah, 2012)

Metode Audio-MT biasanya digunakan untuk eksplorasi mineral, eksplorasi


air tanah, dan pemetaan geologi. Keuntungan dari metode ini adalah dapat
digunakan untuk memetakan struktur batuan di bawah permukaan dengan resolusi
yang tinggi dan dapat mencapai kedalaman hingga beberapa ratus meter.

Sumber dari energi elektromagnetik yang berada di alam berasal dari petir
dan solar wind. Frekuensi yang dihasilkan oleh petir memiliki frekuensi lebih
kecil dari 1-400 Hz. Frekuensi yang dihasilkan oleh solar wind memiliki frekuensi
lebih kecil dari 0,0005-1 Hz sehingga memiliki penetrasi yang dalam (Reynolds,
1995).

2. Teori Dasar AMT

Dasar dari metode MT maupun AMT adalah persamaan Maxwell yang


berkaitan dengan listrik dan magnet. Persamaan Maxwell yang menggabungkan
hukum Faraday, hukum Ampere, hukum Coloumb dan hukum kontinuitas fluks
magnet. Bentuk persamaan Maxwell adalah sebagai berikut:
Di mana: E = medan listrik (Volt/m), B = fluks atau induksi magnetik
(Weber/m2 atau Tesla), H = medan magnet (A/m), D = perpindahan listrik
(Coloumb/m2), q = kerapatan muatan listrik (Coloumb/m3) (Simpson dan Bahr,
2005).

3. Pengukuran Metode AMT

Peralatan yang digunakan untuk merekam sinyal


gelombang
elektromagnetik dapat dilihat pada Gambar 2.3 yang mana
dapat diketahui bahwa dalam proses pengukuran MT
terdapat tiga sensor magnetik (Hx, Hy, Hz) dan empat

sensor elektrik.

Gambar 2. Konfigurasi Alat dalam Akuisisi Data Metode AMT (Daud, 2010)

Dalam pengukuran metode AMT terdapat beberapa alat utama yaitu main unit,
empat buah elektroda (porouspot) yang dipasang pada sumbu X (Ex) dua
elektroda pada sumbu Y (Ey) dan sensor sinyal magnetik (Hx, Hy dan Hz). Kedua
sensor (listrik dan magnetik) dipasang dengan cara ditanam untuk meminimalisir
pergeseran. Konfigurasi atau susunan alat dalam pengambilan data AMT seperti
pada gambar berikut:

DISKUSI

Berdasarkan data yang diperoleh, audio-magnetotellurik (AMT) adalah


teknik magnetotellurik frekuensi tinggi untuk penyelidikan yang lebih dangkal.
Meskipun AMT memiliki penetrasi kedalaman yang lebih sedikit daripada MT,
pengukuran AMT seringkali hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk
dilakukan (namun pengukuran AMT yang dalam selama periode kekuatan sinyal
rendah dapat memakan waktu hingga 24 jam) dan menggunakan sensor magnetik
yang lebih kecil dan lebih ringan. Transient AMT adalah varian AMT yang
merekam hanya sementara selama periode sinyal alami yang lebih intens (impuls
transien), meningkatkan rasio sinyal terhadap kebisingan dengan mengorbankan
polarisasi linier yang kuat.

Metode AMT Audio-magnetotellurik digunakan untuk eksplorasi mineral,


eksplorasi air tanah, dan pemetaan geologi. Kelebihan dari metode ini adalah
dapat digunakan untuk memetakan struktur batuan di bawah permukaan dengan
resolusi yang tinggi dan dapat mencapai kedalaman hingga beberapa ratus meter.

Gambar 3. Interpretasi Karbonat (McPhee, 2016)


Gambar 3 menampilkan interpretasi data AMT yang dikumpulkan di Nevada yang
menunjukkan struktur karbonat dan patahan di bawah permukaan. Struktur yang
digambarkan dalam cekungan juga dapat menunjukkan lokasi sesar intra-
cekungan dan sesar frontal di sebelah timur yang mendefinisikan pengangkatan
karbonat (McPhee, 2016). Prinsip kerja interpretasi data pada Geothermal sama
halnya dengan kerja pada Karbonat. Misalnya pada interpretasi bawah permukaan
di Gedongsongo, Jawa Tengah.

Gambar 4. Model resistivitas dari inversi data 2D dengan metode audio


magnetotellurik, penampang utara-selatan di sumber Panas Bumi Gedongsongo
(Widarto dkk., 2017)
Zona resistivitas rendah terdapat di bagian selatan daerah tersebut seperti
yang ditunjukkan oleh penampang A dan B, juga didukung oleh penampang C.
Secara ortogonal, zona yang sama juga terdapat di bagian bagian barat daerah
survei seperti yang ditunjukkan pada bagian D. Di sisi lain, zona resistivitas tinggi
dapat ditemukan terutama di bagian utara daerah survei, memanjang dari barat ke
timur. Zona resistivitas rendah hingga menengah dapat disimpulkan sebagai
batuan penutup sistem panas bumi di daerah tersebut, sedangkan zona resistivitas
tinggi dapat disimpulkan sebagai batuan reservoir utama di daerah tersebut. Selain
itu, antarmuka batuan penutup-batuan reservoir diperkirakan berada pada
kedalaman 300-400 meter di atas permukaan laut (mdpl) atau secara umum 600-
700 meter di bawah permukaan.


KESIMPULAN
Metode Audio Magnettotelluric adalah metode yang digunakan untuk
mengukur resistivitas batuan di bawah permukaan bumi, didasarkan pada
pengukuran medan listrik dan magnet di permukaan bumi yang dihasilkan oleh
arus listrik alami yang mengalir melalui batuan dan air tanah. Metode ini sangat
berguna untuk eksplorasi mineral, eksplorasi air tanah, dan pemetaan geologi.
Meskipun metode Audio Magnetotelluric memiliki penetrasi kedalaman yang
lebih sedikit daripada metode Magnetotelluric. Namun Audio Magnetotelluric
dapat memetakan struktur batuan di bawah permukaan bumi dengan resolusi yang
tinggi dan dapat mencapai kedalaman hingga beberapa ratus meter.

Peranan Audio Magnetotelluric pada geothermal memiliki prinsip kerja


interpretasi yang sama dengan prinsip kerja karbonat, ini menunjukkan bahwa
peranan Audio Magnetotelluric dapat bekerja dengan baik dan efektif terhadap
eksplorasi di bawah permukaan bumi baik menggunakan geothermal, karbonat,
dan eksplorasi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
Aboud, E., Lashin, A., Zaidi, F., Al-Bassam, A., Al Arifi, N., Abu Anbar, M., &
Al-Homadhi, E. (2023). Audio Magnetotelluric and Gravity Investigation
of the High-Heat-Generating Granites of Midyan Terrane, Northwest
Saudi Arabia. Applied Sciences, 13(6), 3429.
https://www.mdpi.com/2076-3417/13/6/3429
Amin, S. S. (2016). Aplikasi metode geofisika elektromagnetik Audio
Magnetotelluric (AMT) terhadap prospek dari caprock panas bumi
lapangan “M” daerah pariangan, tanah datar, Sumatera Barat (Doctoral
dissertation, UPN" Veteran" Yogyakarta).
https://eprints.upnyk.ac.id/1380/
Grandis, H., & Sumintadireja, P. (2017, April). Improved Pseudo-section
Representation for CSAMT Data in Geothermal Exploration. In IOP
Conference Series: Earth and Environmental Science (Vol. 62, No. 1, p.
012035). IOP Publishing.
(Placeholder1)Haerudin, N., & Despa, D. (2020). Penentuan Patahan dan Saluran
Fluida Panas Bumi Rajabasa Bagian Selatan dengan Kombinasi Metode
Second Horizontal Derivatif (SHD) dan Audio Magnetotelluric (AMT).
Jurnal Profesi Insinyur Universitas Lampung, 1(1), 11-19.
https://jpi.eng.unila.ac.id/index.php/ojs/article/view/12
Hamdalah, H. (2016). Metode MT, CSAMT, dan TDEM terintregrasi untuk
mendesain model konseptual panas bumi lapangan wayang windu Jawa
Barat (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).
http://jurnal.upnyk.ac.id/index.php/JMEL/article/view/2039
Hamdi, H., Qausar, A. M., & Srigutomo, W. (2016, August). CSAMT Data
Processing with Source Effect and Static Corrections, Application of
Occam's Inversion, and Its Application in Geothermal System. In Journal
of Physics: Conference Series (Vol. 739, No. 1, p. 012057). IOP
Publishing.
https://iopscience.iop.org/article/10.1088/1742-6596/739/1/012057
Helmi, H., Kurniawan, H., & Adam, W. (2020). Kontrol geologi terhadap
permunculan manifestasi panas bumi di kawasan gunung lawu. Kurvatek,
5(1), 1-9.
https://journal.itny.ac.id/index.php/krvtk/article/view/1790
Hidayat, W., & Hamdalah, H. (2019). Analisa Geoelectrical Strike Metode AMT
untuk Identifikasi Awal Potensi Sistem Panas Bumi di Daerah Gunung
Pancar Bogor Jawa Barat. Jurnal Offshore: Oil, Production Facilities and
Renewable Energy, 3(1), 23-29.
https://ejournal.up45.ac.id/index.php/Jurnal_OFFSHORE/article/view/487
Idral, A. (2010). Struktur geologi bawah permukaan daerah panas bumi waesalit
berdasarkan analisa data gaya berat. Buletin Sumber Daya Geologi, 5(1),
17-26.
http://buletinsdg.geologi.esdm.go.id/index.php/bsdg/article/view/252
Pratama, R., Resta, I. L., Farid, F., & Joni, W. (2021). Identifikasi lapisan bawah
permukaan daerah prospek panas bumi songa-wayaua berdasarkan metode
magnetoteluric. Jurnal Meteorologi dan Geofisika, 22(2), 45-53.
https://puslitbang.bmkg.go.id/jmg/index.php/jmg/article/view/786/pdf
Putriyana, L., Ladiba, A. F., & Soekarno, H. (2021). Simulasi pengembangan
lapangan panas bumi sirung pantar, kabupaten Alor, Nusa tenggara timur.
Ketenagalistrikan dan Energi Terbarukan, 20(1), 1-12.
http://ketjurnal.p3tkebt.esdm.go.id/index.php/ket/article/view/312
Sukowati, R. Identifikasi Panas Bumi Menggunakan Metode Audio
Magnetotelurik (AMT).
https://www.researchgate.net/publication/365853560_Identifikasi_Panas_
Bumi_Menggunakan_Metode_Audio_Magnetotelurik_AMT
Suryadi, S., Haerudin, N., Karyanto, K., & Sudrajat, Y. (2019). Identifikasi
struktur bawah permukaan lapangan panas bumi Way ratai berdasarkan
data Audio Magnetotelluric (AMT). JGE (Jurnal Geofisika Eksplorasi),
3(1), 85-97.
http://journal.eng.unila.ac.id/index.php/geo/article/view/1033
Susilawati, S., & Mustopa, E. J. (2017). Application of Controlled Source Audio
Magnetotelluric (Csamt) at Geothermal. Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika
dan Aplikasinya, 9(2), 39-43.
https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/view/4131
Terpadu, T. S. (2005). Penyelidikan Terpadu Geologi, Geokimia, dan Geofisika
Daerah Panas Bumi Jaboi, Pulau Weh, NAD.
https://docplayer.info/50972978-1-pendahuluan-2-hasil-penyelidikan-2-1-
manifestasi-panas-bumi.html
Tripaldi, S. (2020). Electrical signatures of a permeable zone in carbonates
hosting local geothermal manifestations: insights for the deep fluid flow in
the Gargano area (south-eastern Italy). Bollettino di Geofisica Teorica ed
Applicata, 61(2).
https://bgo.ogs.it/pdf/bgta0312_Tripaldi.pdf
Zani, F. R. Identifikasi Struktur Sistem Panas Bumi Daerah X Menggunakan
Metode Magnetotellurik dan Data Well Log (Bachelor's thesis, Fakultas
Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta).
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/69298
Zhao, G., Liu, Y., Hu, L., Bian, K., Qin, S., Liu, F., & Hu, J. (2022). Inversion of
the Temperature and Depth of Geothermal Reservoirs Using Controlled
Source Audio Frequency Magnetotellurics and Hydrogeochemical
Method. Frontiers in Earth Science, 10, 521.
https://www.frontiersin.org/articles/10.3389/feart.2022.858748/full
Zhu, J., Li, P., & Chen, H. (2023). Exploration of geothermal resources using
comprehensive electromagnetic method. Energy Exploration &
Exploitation, 01445987231168710.
https://journals.sagepub.com/doi/full/10.1177/01445987231168710
ZHU, Jie, et al. (2022). Geothermal resource exploration in magmatic rock areas
using a comprehensive geophysical method. Geofluids, 2022, 1-12.
https://www.hindawi.com/journals/geofluids/2022/5929324/

Penyesuaian Judul
Selesaikan Kesimpulan
Pustaka
Abstrak
Data di bagian diskusi = compare

Anda mungkin juga menyukai