Anda di halaman 1dari 18

12/3/15

Audio Magnetotelluric

Defenisi
Metode Audio
magnetotellurik (AMT)

Nilai elektromagnetik
natural
Konduktivitas listrik dari
formasi
frekuensi antara 10 kHz
dan 0,1 Hz.

12/3/15

Audio Magnetotelluric

Kelebihan AMT (Panjaitan,2010).


penetrasi dalam sehingga dapat memberikan
informasi pada daerah non seismik
Memiliki resolusi yang lebih baik
Tidak memberikan dampak buruk bagi lingkungan
karena memanfaatkan sumber gelombang
elektromagnetik
Tidak memerlukan transmitter
Rasio pada bentangan frekuensi tinggi memberikan
informasi bawah permukaan dangkal, sedangkan
rasio pada bentangan frekuensi rendah
memberikan informasi bawah permukaan dalam
12/3/15

Audio Magnetotelluric

AMT?
Metode Audio
magnetotellurik (AMT)
Sumber medan EM timbul pada
partikel yang dikeluarkan oleh
matahari pada frekuensi < 1 Hz
Pada permukaan matahari
terjadi letupan plasma yang
sebagian partikel berupa
hidrogen
proses ionisasi sehingga berubah
menjadi plasma
Proton

12/3/15

Elektron
Pergerakan acak yang terjadi
menyebabkan plasma berubah
menjadi angin matahari (solar
Arus
wind)
Induksi/Arus
Eddy/Arus
Tellurik
Audio Magnetotelluric

Kilat & Gelombang EM


Kilat menimbulkan frekuensi
elektromagnetik >1 Hz
Karena adanya perbedaan
potensial antara awan yang satu
dengan yang lain
awan yang satu menyimpan
banyak muatan negatif maka
muatan positif akan berkumpul
pada awan lain
Terjadi interaksi untuk
menyeimbangkan kondisi

Kilat yang terjadi akan menimbulkan


gelombang EM yang terperangkap di
antara lapisan ionosfer dan bumi
menjalar
mengitari bumi
12/3/15

Audio Magnetotelluric

AMT & Geothermal


parameter yang digunakan untuk mengamati atau mencari sumber
energi panas adalah harga resistivitas batuan sebagai fungsi
frekuensi atau kedalaman, yang ditandai dengan harga yang
semakin rendah untuk batuan yang suhunya makin tinggi
(Hochstein et al., 1996).
Dari segi ada atau tidaknya fluida, sistem panas bumi melibatkan
sistem hidrotermal dan hot dry rock. Syarat suatu sistem
hidrotermal adalah tersedianya sumber panas, fluida sebagai
merupakan sistem panas bumi hidrotermal yang mempunyai
temperatur tinggi. Komponen utama pada sistem hidrotermal yaitu
air, panas, dan lapisan permeabel Heasler (Heasler, 2009).
Sistem panas bumi terutama dibangun oleh keberadaan sumber
panas (heat source),reservoir dan fluida (Hochstein et al., 1996).
12/3/15

Audio Magnetotelluric

Pengukuran AMT di lakukan pada dua daerah manifestasi panas bumi


yaitu di Diwak dan Derekan Kecamatan Bergas, Kabupaten Semarang,
Jawa Tengah. Pengukuran dilakukan pada tiga lintasan dimana lintasan
I (A-A) dan lintasan II terdiri dari enam titik, sedangkan pada lintasa. III
terdiri dari lima titik. Titik-titik stasiun pengukuran AMT dapat dilihat
pada Gambar 1 (segitiga biru). Jarak antara titik adalah sekitar 500 m.
Data yang didapatkan berisi informasi yang terdiri dari frekuensi,
apparent resistivity, dan kedalaman.
Pada dasarnya pengambilan data AMT untuk mengetahui variasi
medan EM terhadap waktu, sehingga terdapat hubungan antara medan
listrik dan medan magnet. Hubungan ini terlihat dari analisa kurva TE
dan TM yang berimpitan (terlihat pada Gambar 2, contoh data dari satu
titik pengamatan).

12/3/15

Audio Magnetotelluric

Pada dasarnya sistem panas bumi memiliki beberapa


komponen yaitu:
a. Sumber panas (heat source), berupa magma atau batuan
beku yang masih memiliki energi panas. Magma tersebut
menghantarkan panas secara konduksi maupun secara
konveksi.
b. Batuan reservoir, batuan ini memiliki sifat permeable yang
menimbulkan terjadinya aliran fluida
c. Batuan penutup (cap rock) yang memiliki sifat permeable
sehingga memungkinkan terjadinya aliran fluida.
d. Fluida thermal yang sudah terpanaskan dalam reservoir.
Dari segi ada atau tidaknya fluida, sistem panas bumi
melibatkan sistem hidrotermal dan hot dry rock. Syarat suatu
sistem hidrotermal adalah tersedianya sumber panas, fluida
sebagai pembawa panas dari recharge area dan batuan
permeabel sebagai zona meresapnya fluida. Pada dasarnya
sistem panas bumi jenis hidrotermal terbentuk sebagai hasil
12/3/15
Audio Magnetotelluric
perpindahan panas dari suatu sumber panas ke sekelilingnya

Akuisisi AMT
Peralatan yang digunakan untuk akuisisi terdiri dari satu buah MTU-5A (5-Channel
System) produksi Phoenix Geophysics, 3 buah koil induksi megnetik, 6 buah sensor
medan listrik (porousspot), 1 buah laptop untuk memonitor data, GPS, kabel-kabel.
Sebelum melakukan akuisisi, terlebih dahulu dilakukan kalibrasi sistem MTU-5A
box dan ketiga koil magnetik. Kalibrasi dilakukan dalam kondisi sensor magnetik
belum ditanam ke dalam tanah

Peralatan MT type MTU 5A buatan Phoenix Geophysics, Ltd Canada


(Sumber: http://www.phoenix-geophysics.com)
12/3/15

Audio Magnetotelluric

12/3/15

Gambar 3.2 Sketsa Instalasi Sensor-sensor


Pengukuran MT di Lapangan
(Sumber: Widarto, Djedi S. 2008)
Audio Magnetotelluric

10

Diagram Alur
Pengolahan Data AMT

Data AMT yang


diperoleh dari akuisisi di
lapangan berupa deret
waktu (time series).
Data lapangan dalam
deret waktu (time
series) diubah menjadi
data dalam domain
frekuensi (frequency
domain) dengan
menggunakan program
SSMT2000.

12/3/15

Audio Magnetotelluric

11

Pemodelan pada data geofisika memiliki fungsi untuk


menentukan sifatsifat batuan di bawah permukaan
bumi berdasarkan data yang terukur di permukaan
bumi. Salah satunya dengan mengukur medan
elektromagnetik alam yang dipancarkan oleh bumi.
Kemudian struktur bawah permukaan bumi dapat
ditentukan berdasarkan respon perubahan medan
secara spasial (jarak) dan frekuensinya
Pemodelan data AMT terbagi dua, yaitu:
1. Pemodelan 1-D
2. Pemodelan 2-D

12/3/15

Audio Magnetotelluric

12

1. Model 1-D
merupakan model yang sederhana, dalam hal ini
tahanan-jenis
hanya
bervariasi
terhadap
kedalaman. Parameter dalam model 1-D adalah
tahanan-jenis dan ketebalan tiap lapisan. Model
1-D direpresentasikan oleh model berlapis
horisontal, yaitu model yang terdiri dari
beberapa lapisan dimana tahanan-jenis pada
setiap lapisannya adalah homogen
2. Pemodelan 2-D
Parameter model 2-D adalah nilai tahanan jenis
dari tiap blok yang berdimensi lateral (x) dan
dimensi vertikal (z).
12/3/15

Audio Magnetotelluric

13

12/3/15

Audio Magnetotelluric

14

12/3/15

Audio Magnetotelluric

15

Pemodelan

12/3/15

Audio Magnetotelluric

16

Penampang 2D hasil pemodelan inversi


dapat dilihat dari hasil nilai resistivitasnya
berdasarkan warna, dimana setiap warna
memiliki rentang nilai tertentu. Zona nilai
resistivitas tersebut kemudian
dikelompokkan sesuai dengan sistem panas
bumi, yaitu heat source, reservoir, dan cap
rock (Rulia, 2012).

12/3/15

Audio Magnetotelluric

17

Pada ketiga model pada Gambar 3, ditarik garis yang


menunjukkan adanya perkiraan struktur pada lintasan 1,
lintasan 2, dan lintasan 3. Bila ditarik garis lurus antara
ketiga titik dimana struktur itu berada, maka tampak
seperti garis merah putus-putus di Gambar 1. Garis
tersebut sesuai dengan perkiraan adanya sesar berarah
barat daya timur laut seperti yang disimpulkan pada
penelitian sebelumnya dengan metode gravitasi pada
daerah yang sama (Meilisa dan Sarkowi, 2013; Rezky et
al., 2012, Budiardjo et al., 1997). Keseluruhan penelitian
tersebut mendukung dugaan bahwa munculnya
manifestasi air panas ke permukaan adalah akibat
adanya sesar tersebu
12/3/15

Audio Magnetotelluric

18

Anda mungkin juga menyukai