Anda di halaman 1dari 13

Kromatografi Lapis Tipis Densitometri Prinsip dari KLT yaitu suatu analit bergerak naik atau melintasi lapisan

fasediam (paling umum digunakan gel silica), di bawah pengaruh fase gerak (biasanyacampuran pelarut organik), yang bergerak melalui fase diam oleh kerja kapiler. Jarak pemindahan oleh analit tersebut ditentukan oleh afinitas relatifnya untuk fase diam vsfase gerak. Penerapan metode ini yaitu digunakan untuk menenetukan pengotordalam bahan baku famasi dan produkproduk yang sudah diformulasi, digunakan jugasebagai pemeriksaan identitas dasar terhadap bahan baku farmasi, dan kemungkinanbermanfaat dalam validasi pembersihan, yang merupakan bagian dari pembuatanobat. Kelebihan dari metode ini yaitu deteksi melalui reaksi kimia denganmenggunakan reagen penampak dapat dilakukan yang berarti bahwa kurang lebihsetiap jenis senyawa dapat dideteksi jika menggunakan reagen deteksi yang sesuai, robust , murah, dan dikombinasikan dengan deteksi densitometri, metode ini dapatdigunakan sebagai teknik kuantitatif untuk senyawa-senyawa yang sulit dianalisisdengan metode-metode kromatografi lain karena tidak adanya kromofor (Watson,2010).Penggunaan KLT sebagai suatu metode kuantitatif dapat dilakukan denganmenggunakan densitometer untuk membaca intensitas bercak. KLT kuantitatif palingbaik digunakan dengan menggunakan system kinerja tinggi. Densitometer dapatdigunakan untuk menghitung komponen dalam sampel pada basis fluoresensi atauserapan cahaya UV (Watson, 2010).Pengukuran rasio L/S dengan kromatografi lapis tipis (KLT) terdiri daripengolahan cepat cairan amnion dengan pemusingan untuk menyingkirkan sel-sel danpartikel lain, ekstraksi dengan pelarut organik, pemekatan, dan aplikasi sampel kesebuah lempeng lapis-tipis. KLT didasarkan pada pemisahan lesitin dan sfingomielindengan migrasi suatu pelarut organik di sepanjang lempeng lapis tipis; jumlah relatif kedua zat ini kemudian dihitung dari pengukuran intensitas atau area bercak denganmenggunakan densitometri. Bagaimanapun, metode KLT merupakan metodepemeriksaan rasio L/S yang pertama dan sampai saat ini masih digunakan di banyak laboratorium (Sacher, 2002).Pada KLT, sampel diletakkan pada plat dan dibiarkan mengembang. Fasegerak yang digunakan dapat berupa air atau campurannya air dengan pelarut organik yang dapat bercampur (seperti aseton) untuk meningkatkan kelarutan sampel. Setelahmengembang, bercak-bercak yang terbentuk segera dilihat (dengan menggunakanlampu ultraviolet jika obat tersebut memiliki gugus kromofor, atau dengan uap iodine jika obat tidak memiliki gugus kromofor), dan Rf masing-masing bercak ditentukan.Rf adalah hasil pembagian antara jarak perpindahan bercak dengan jarak pengembangan pelarut, dan dituliskan dalam bentuk nilai desimal (Cairns, 2004).

Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan yang dilakukan yaitu untuk menetapkan kadar metampiron ( antalgin ) secara iodimetri. B. Landasan Teori Tablet adalah sediann padat dibuat secara kempa-cetak berbentuk rata atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih, dengan atau tanpa zat tambahan ( Anief, 1999 ). Analgetika atau obat penghilang nyeri adalah zat yang mengurangi rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Antalgin merupakan derivate sulfonat dari aminofenazon yang larut dalam air. Obat ini dapat secara mendadak dan tak terduga menimbulkan kelainan darah yang ada kalanya fatal. Karena bahaya agranalusitosis, obat ini sudah banyak dilarang peredarannya dibanyak Negara, antara lain Amerika serikat, Swedia, Inggris, dan belanda ( Rahardja, 2007 ). Metampiron adalah obat turunan pirazolon yang digunakan secara luas dalam pengobatan analgetika, antipiretika dan antirheumatik. Obat ini dalam air asam dan basa akan terurai menjadi senyawa N-metil-4-amino-antipirin. Pada pengobatan metampiron sering dikombinasikan dengan vitamin C dengan tujuan untuk mempercepat kesembuhan ( Puspa, ) Berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menetapkan kadar suatu obat, tergantung dari struktur kimia dan sifat kimia-fisikanya. Antalgin dapat ditentukan dengan cara titrimetri atau titrasi iodimetri. Titrasi iodimetri merupakan titrasi langsung terhadap zat zat yang potensial oksidasinya lebih rendah dari system iodium-iodida, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium ( Flower, dkk 1980 ) Berdasarkan atas hasil reaksi antara analit dengan larutan standar maka analisis volumetric dibagi menjadi titrasi netralisasi ( asam-basa ) yang terdiri dari asidimetri dan alkalimetri. Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan HCl yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis yang disebut sebagai titik ekuivalen. Perbedaan titik akhir dan titik ekivalen disebut sebagai kesalahan titik akhir. Kesalahan titik akhir adalah kesalahan acak yang berbeda untuk setiap sistem.

Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi yaitu suatu larutan pada penambahan indicator warna pada larutan yang diuji kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-basanya. Jadi, apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pada pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan metode titrasi asam basa, biasanya cara umum yang sering digunakan adalah dengan menetesi larutan yang diuji yang sebelumnya telah diberi larutan indicator, apabila terjadi perubahan warna yang disebut titik akhir, maka penetesan larutan uji di hentikan ( Khopkar, 1990 ) Pada analisis titrimetri atau volumetric, untuk mengetahui saat reaksi sempurna dapat dipergunakan suatu zat yang disebut indicator. Indicator umumnya adalah senyawa yang berwarna dimana senyawa tersebut akan berubah warnanya dengan adanya perubahan pH. Indicator dapat menanggapi munculnya kelebihan titran dengan adanya perubahan warna. Indicator berubah warna karena sistem kromofornya diubah oleh reaksi asam basa ( Day et al, 1986)

C. 1.

Alat dan Bahan Alat Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah :

2.

Buret 50 ml Erlenmeyer 250 ml Gelas ukur 50 ml Gelas piala Pipet tetes Statif dan klem Lumpang dan mortar Timbangan. Bahan Bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah ;

Asam klorida encer Larutan iodium 0,1 N

Air bebas CO2 Larutan kanji 0,5 % Antalgin 400 mg

D.

Prosedur Kerja

- di gerus hingga halus timbangan ditimbangan analitik - masukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml - tambahkan aquades 50 ml - tambahkan HCl 5 ml - gojog hingga homogen sudah tambahkan larutan kanji 3 ml yang menggunakan

dicampur dengan aquades 100 ml

- titrasi menggunakan penitar iodium 0,1 N Hijau muda Keterangan : 1 ml iodium 0,1 N = 16,67 mg C13H16N3NaO4S.H2O

E.

Hasil Pengamatan 0,4 gr = 400 mg Ditambahkan larutan kanji 3 ml dan HCl 5 ml, setelah itu dititrasi dan akan menghasilkan warna hijau muda. Reaksi yang terjadi sebagai berikut : CH3 C6H5 N CH3 H2O C6H5 N

HCl CHOH SO3Na O N-CH2 CH3 NaHSO3 + I2 + H2O CH3 NaHSO4 + 2HI O NH

+ NaHSO3 +

F.

Pembahasan Titrasi iodimetri merupakan titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodine sebagai peniter dengan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari system iodine-iodida dimana sebagai indicator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral dengan sedikit asam ( pH 5-8 ). Pada antalgin, gugus SO3Na dioksida oleh I2 menjadi - SO4Na. Pada titrasi iodimetri ini, larutan iodine sebagai larutan titer, larutan iodine sukar larut dalam air tetapi mudah larut dalam Kalium Iodida pekat. Pada percobaan yang telah kami lakukan dilakukan penetapan kadar metampiron ( antalgin ) secara iodimetri. Metode ini cukup akurat karena titik akhirnya jelas sehingga

memungkinkan titrasi dengan larutan titer yang encer yaitu 0,001 N. Iodimetri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksinya lebih rendah dari system larutan iodium. Titrasi iodimetri harus dilakukan dengan lambat agar I2 sempurna bereaksi dengan metampiron, jika titrasi yang kita lakukan cepat maka I2 tidak bereaksi sempurna dengan metampiron ( antalgin ) sehingga titik akhir lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indicator kanji yang akan memberikan warna biru pada saat tercapai titik akhir titrasi. Namun pada percobaan yang telah kami lakukan terjadi kesalahan sehingga titk akhir titrasi tidak berjalan dengan sempurna. Obat antalgin digerus hingga halus dan homogen, setelah itu kita timbang dengan menggunakan timbangan analitik sebanyak 0,4 gr. Setelah ditimbang masukkan kedalam Erlenmeyer 250 ml, dan tambahkan aquades sebanyak 50 ml, HCl 5 ml, lakukan penggojogan hingga tercampur homogen. Setelah larutan tersebut homogen tambahkan larutan kanji 3 ml . setelah itu titrasi dengan menggunakan penitar iodium 0,1 N. Seharusnya pada percobaan ini air bebas CO2 harus dipanaskan, sehingga kanjinya mudah larut. Karena pada praktikum ini kami kekurangan alat sehingga air tersebut tidak kami panaskan. Maka hasil yang kami dapatpun tidak akurat, yaitu kita dapatkan warna hijau muda pada titik akhir titrasi.

G.

Kesimpulan Titrasi iodimetri harus dilakukan dengan lambat agar I2 sempurna bereaksi dengan metampiron, jika titrasi yang kita lakukan cepat maka I2 tidak bereaksi sempurna dengan metampiron ( antalgin ) sehingga titik akhir lebih cepat tercapai dan hasilnya tidak akurat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indicator kanji yang akan memberikan warna biru pada saat tercapai titik akhir titrasi.

DAFTAR PUSTAKA

Alamsyah, A., 1994, Analisis Kuantitatif Beberapa Senyawa Farmasi , Utara Press, Medan, Hal 23 25 Anief, M., 1999, Ilmu Meracik Obat Teori dan Praktek, Gajah Mada Yogyakarta

Universitas Sumatra

University Oress,

Day Jr. A. and Underwood A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, terjemahan Edisi V, Penerbit Erlangga, Jakarta

Pujaatmaka,

Khopkar S.M., 1990, Konsep Dasar Kimia Analitik, terjemahan Saptorahardjo, penerbit Universitas Indonesia, Jakarta Sari, PW. Efek pH lambung terhadap daya analgetik kombinasi Vitamin C pada mencit. Hal ( 124-125 ). metampiron dan

INTISARI Natrium nitrit merupakan salah satu pengawet yang banyak digunakan pada daging dan ikan. Senyawa ini dapat berikatan dengan amina sekunder membentuk turunan N-nitroso yang berpotensi menyebabkan kanker. Oleh karena itu, konsumsi nitrit pada manusia umumnya dibatasi hingga 0,1 mg/KgBB/hari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui validitas metode analisis nitrit dengan sampel yang digunakan berupa daging sapi kalengan (kornet daging sapi) merek tertentu. Senyawa azo hasil reaksi nitrit dengan asam sulfanilat dan N-1-naftil etilendiamin dihidroklorida dalam suasana asam pada suhu di bawah 15 C, kemudian dianalisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis. Hasil optimasi panjang gelombang maksimum nitrit yaitu 533,50 nm. Hasil uji validasi metode meliputi Linearitas dengan persamaan regresi linier y = 1,692 x + 0,157, dengan nilai r = 0,998. Akurasi (Persen Perolehan Kembali 88, 104, dan 84,8 %), Presisi (CV= 0,24 %),) dengan batas deteksi 0,5 ppm dan batas kuantitasi 1,67 ppm. Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa daging sapi kalengan layak di konsumsi. Kata kunci: Nitrit, Validasi metode, Spektrofotometer UV-Vis, daging sapi kalengan. METHOD VALIDATION OF ANALYSIS NITRITE

IN CANNED BEEF USING SPECTROFOTOMETRY UVTRAVIOLET-VISIBLE ABSTRACT Sodium nitrite is one of preservative that widely used in meat and fish. However, this compounds can binding with secondary amines to form N-nitroso derivatives, has potentially caused cancer. Therefore, consumption of nitrite in humans are generally limited to 0,1 mg/Kg body weight in day. The research aim to develop and validate analytical methods of nitrit in canned beef. Azo compound as a result of nitrite with sulfanilic acid and N-naphthyl ethylenediamine dihydrochloride reaction in acid condition with temperature below 15 C, then analyzed by spectrophotometry UV-Vis. The result of optimation wavelength is 533,50 nm. The result of validation method include linearity with linear equation regresi y = 1,692 x + 0,157, with r = 0,9984. Accuration (Present recovery: 88, 104 and 84,8 %), Precision (CV = 0,24 %) with LOD 0,5 ppm and LOQ 1,67 ppm. According to the analysis research, can be concluded that canned beef suitable to consume Keywords: Nitrite, Validation Method, Spectrophotometry UV-Vis, canned beef. BAB I PENDAHULUAN

1 ANALISIS KADAR AIR PADA SAMPEL TEPUNG KUEDAN ANALISIS NITRIT PADA SAMPEL BAKSO AYAMHari/Tanggal : Senin, 14 Februari 2011I. Tujuan 1. Analisis kadar air pada sampel tepung kue Praktikum analisis kadar air pada sampel tepung kue bertujuan untuk mengetahui kandungan air pada pada tepung kue 2. Analisis Nitrit pada sampel bakso Praktikum analisis nitrit pada sampel bakso bertujuan untuk mengetahuiapakah sampel makanan tersebut mengandung nitrit atau tidak II. Prinsip 1. Analisis Kadar Air pada sampel tepung kue Prinsip praktikum ini adalahdengan oven pengeringan yaitu air yangterkandung dalam suatu bahan akan menguap bila bahan tersebut dipanaskanpada suhu 105 o C selama waktu tertentu. Perbedaan antara berat sebelum dansesudah dipanaskan adalah kadar air.(Astuti. 2010: 9) 2. Analisis Nitrit pada sampel bakso ayam Prinsip praktikum ini adalah sampel dilarutkan dengan akuades, ditambahkanbeberapa tetes naftil dan beberapa tetes asam sulfanil, jika warna larutanberubah menjadi merah muda berarti sampel yang diperiksa mengandungnitrit (+) dan jika tidak terjadi perubahan berarti sampel yang diperiksa tidak mengandung nitrit (-). III. Reaksi 1. Analisis kadar air -

22.

Analisis Nitrit pada sampel a. Reaksi positif nitratSampel + akuadest + naftil + asam s ulfanil merah mudahb. Reaksi negative nitrat Sampel + akuadest + naftil + asam sulfanil tidak terjadi perubahanc. Reaksi pembentukan nitrosamin dalam pengolahan atau dalam perutyang suasana asam adalah sabagai berikut1. R 2 NH + N 2 O 3 R 2 N 2 NO + HNO 2 2. R 3 N+N 2 O 3 R 2 N 2 NO + R IV. Dasar teori

1. Pengukuran Kadar Air dalam sampel bahan makanan Air yang terdapat dalam suatu bahan makanan terdapat dalam tiga bentuk: a. Air bebas, terdapat dalam ruang-ruang antarsel dan intergranular dan pori-pori yang terdapat pada bahan. b. Air yang terikat secara lemah karena terserap (teradsorbsi) padapermukaan koloid makromolekulaer seperti protein, pektin pati, sellulosa.Selain itu air juga terdispersi di antara kolloid tersebut dan merupakanpelarut zat-zat yang ada di dalam sel. Air yang ada dalam bentuk ini masihtetap mempunyai sifat air bebas dan dapat dikristalkan pada proses c. pembekuan. Ikatan antara air dengan kolloid tersebut merupakan ikatanhidrogen. d. Air yang dalam keadaan terikat kuat yaitu membentuk hidrat. Ikatannyaberifat ionik sehingga relatif sukar dihilangkan atau diuapkan. Air ini tidak membeku meskipun pada suhu 0 o F. Kandungan air dalam bahan makanan ikut menentukan kesegaran dandaya tahan bahan itu sendiri. Sebagian besar dari perubahan-perubahan bahanmakanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau berasal dari bahan itusendiri. Menurut derajat keterikatan air dalam bahan makanan atau boundwater dibagi menjadi 4 tipe, antara lain : 3a. Tipe I adalah tipe molekul air yang terikat pada molekul-molekul air melaluisuatu ikatan hydrogen yang berenergi besar. Molekul air membentuk hidratdengan molekul-molekul lain yang mengandung atom-atom O dan N sepertikarbohidrat, protein atau garam.b. Tipe II adalah tipe molekul-molekul air membentuk ikatan hydrogen denganmolekul air lain, terdapat dalam miro kapiler dan sifatnya agak berbeda dariair murni.c. Tipe III adalah tipe air yang secara fisik terikat dalam jaringan matriks bahanseperti membran, kapiler, serat dan lain-lain. Air tipe inisering disebutdengan air bebas.d. Tipe IV adalah tipe air yang tidak terikat dalam jaringan suatu bahan atau airmurni, dengan sifat-sifat air biasa. (F.G. Winarno, 1999 : 3 14) Pengukuran kadar air dalam suatu bahan sangat diperlukan dalam berbagaibidang. Salah satu bidang yang memerlukan pengukuran kadar air adalah bidangpertanian . Komoditi pertanian yang cukup penting untuk

diketahui kadar airnyaadalah beras. Mutu beras terutama ditentukan oleh kadar airnya, semakin tinggikadar air beras, mutunya semakin jelek. Tingginya kadar air beras dapatberakibat tumbuhnya jamur-jamur penghasil mikotoksin (racun) yang sangatberbahaya bagi kesehatan manusia (anonym.2010).Praktikum kali ini adalah untuk mengetahui kadar air dalam suatu bahanmakanan seperti kacang hijau, kacang tanah, kacang merah, dan susu. Metodeyang digunakan adalah oven pengering. Pengeringan adalah suatu metode untuk mengeluarkan atau menghilangakan sebagian air dari suatu bahan dengan caramenguapkan air tersebut dengan menggunakan energi panas. Biasanya kandunganair bahan tersebut dikurangi sampai suatu batas agar mikroba tidak dapat tumbuhlagi didalamnya. 2. Analisis Nitrit pada sampel Makanan Dalam usus, nitrat diserap ke dalam sirkulasi darah dan sebagian diedarkankembali melalui liur. Dimulut, 5 % nitrat diubah oleh kuman menjadi nitrit, yang

ANTALGIN Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (Analgetik) turunan NSAID, (Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs). Umumnya, obat-obatan analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (anti pembengkakan), dan beberapa jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan. Contoh obat yang berada di golongan ini adalah parasetamol. Tetapi Antalgin lebih banyak sifat analgetiknya. Umumnya, cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter terentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan "sinyal" nyeri, sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang. Setiap obat harus diatur dosisnya, apapun itu, terutama jika menyangkut usia. Hal ini karena selain luas permukaan tubuh yang berbeda-beda, juga fungsi organ tubuh bisa jadi berbeda. Misalnya, fungsi organ tubuh anak-anak yang dalam usia perkembangan belum sesempurna orang dewasa, dan fungsi organ tubuh manula bisa dikatakan sudah mengalami penurunan fungsi. Oleh karena itu terutama pada kedua golongan usia tersebut, anak-anak dan manula, dosisnya harus lebih diatur. Selain usia, pembagian dosis juga bisa berdasarkan berat badan, karena pada intinya, untuk bisa bekerja, obat harus berada di "site aktif"-nya, yang mungkin saja berada di hampir seluruh bagian tubuh, yang terjadi pada obat-obat berdosis besar (di atas 100mg per satu kali minum). Antalgin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki riwayat alergi terhadap obat-obat golongan NSAID seperti aspirin, parasetamol, dll. Karena pada umumnya obat golongan NSAID memiliki salah satu efek sebagai pengencer darah, maka pasien yang sedang menjalani pengobatan dengan heparin atau obat-obatan pengencer darah lainnya, harus lebih berhati-hati, karena jika terjadi perdarahan, akan dapat mengakibatkan perdarahan yang lebih hebat. Untuk penderita sirosis hati, harus menggunakan dosis minimum jika mengkonsumsi antalgin. Dan pasien dengan gagal ginjal tidak direkomendasikan mengkonsumsi obat ini.

Anda mungkin juga menyukai