KESELAMATAN
PASIEN
PATIENT SAFETY
Anggi Napida Anggraini, MMR
Berdasarkan hasil analisis data dengan Kesimpulannya bahwa ada pengaruh lama pemasangan infus
terhadap kejadian flebitis.
Oleh karena itu dapat disarankan untuk tim kesehatan di rumah sakit untuk melakukan perawatan infus
pasien sesuai prosedur, terutama untuk pasien dengan pemasangan infus lebih dari 3 hari, untuk
menghindari terjadinya flebitis.
(Putri, 2016)
Sumber : KONVENSI NASIONAL MUTU RUMAH SAKIT KE VI 2006
In a Hospital :
Because there are
hundreds of
medications, tests
and procedures,
and many patients
and clinical staff
members in a
hospital, it is quite
easy for a mistake
to be made. . . .
(JCAHO :
Joint Commission
on Accreditation of
Healthcare
Organization)
PENDAHULUAN
• Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit.
• Ada lima isu penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit
yaitu :
1. keselamatan pasien (patient safety)
2. keselamatan pekerja atau petugas kesehatan
3. keselamatan bangunan dan peralatan di rumah sakit yang bisa berdampak
terhadap keselamatan pasien dan petugas,
4. keselamatan lingkungan (green productivity) yang berdampak terhadap
pencemaran lingkungan
5. keselamatan “bisnis” rumah sakit yang terkait dengan kelangsungan hidup
rumah sakit.
Indonesia, P. M. K. R. (2011).
Definisi
• Keselamatan Pasien adalah suatu sistem dimana rumah sakit membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi assessmen risiko,
identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko
pasien, pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden
dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
timbulnya risiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah
terjadinya cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak melakukan tindakan yang
seharusnya dilakukan
-Kesalahan proses
-Dpt dicegah
-Pelaks Plan action Pasien
tdk komplit
cidera Adverse Event (AE)
-Pakai Plan action yg
salah (KTD=Kejadian Tdk Diharapkan)
-Krn berbuat : commission
-Krn tidak berbuat : omission
Nico A. Lumenta/KKP-RS
Keselamatan Pasien Rumah Sakit -
KPRS (Patient safety)
Mengapa Patient Safety
Quality Quality
Quality
Structure Process of care Outcome : AE
Costly
Cost: Invsment
“Blaming”
Patient Safety -Pengaduan, Tuntutan
-Culture -Tuduhan “Malpraktek”(Pid/Perd)
-Reporting -Proses Hukum:Polisi,Pengadilan
-Blow-up Mass Media, 90%
-Learning/Analysis/Research Publikasi-opini negatif
-K&R-based Standard-Guideline -“Pertahanan RS” :
-Implementasi,Monitor -Pengacara
-RS/Dr : Asuransi
-Patient Involvement -Tuntutan balik
- Dsb
Kepercayaan meningkat
Kecurigaan meningkat
Nico A. Lumenta/KKP-RS
Patient Safety di berbagai negara
RS:
•Kebijakan : tindakan staf segera setetelah insiden, langkah kumpul fakta,
dukungan kepada staf, pasien - keluarga
•Kebijakan : peran & akuntabilitas individual pada insiden
•Tumbuhkan budaya pelaporan & belajar dari insiden
•Lakukan asesmen dengan menggunakan survei penilaian KP.
Tim:
• Anggota mampu berbicara, peduli & berani lapor bila ada insiden
• Laporan terbuka & terjadi proses pembelajaran serta pelaksanaan tindakan /
solusi yg tepat.
2. PIMPIN DAN DUKUNG STAF ANDA
Bangunlah komitmen & fokus yang kuat & jelas tentang
KP di RS Anda.
RS:
•Ada anggota Direksi yg bertanggung jawab atas KP
•Di bagian2 ada orang yg dapat menjadi ”penggerak” (champion) KP
•Prioritaskan KP dalam agenda rapat Direksi / Manajemen
•Masukkan KP dalam semua program latihan staf
Tim:
•Ada ”penggerak” dalam tim untuk memimpin Gerakan KP
•Jelaskan relevansi & pentingnya, serta manfaat gerakan KP
•Tumbuhkan sikap kesatria yg menghargai pelaporan insiden.
3. INTEGRASIKAN AKTIVITAS PENGELOLAAN RISIKO
Kembangkan sistem & proses pengelolaan risiko, serta
lakukan identifikasi & asesmen hal yang potensial bermasalah.
RS:
• Struktur & proses mjmn risiko klinis & non klinis, mencakup KP
• Kembangkan indikator kinerja bagi sistem pengelolaan risiko
• Gunakan informasi dari sistem pelaporan insiden & asesmen risiko & tingkatkan kepedulian
terhadap pasien.
Tim:
• Diskusi isu KP dalam forum2, untuk umpan balik kepada mmanajemen terkait
• Penilaian risiko pada individu pasien
• Proses asesmen risiko teratur, tentukan akseptabilitas tiap risiko, & langkah memperkecil
risiko tsb
4. KEMBANGKAN SISTEM PELAPORAN
Pastikan staf Anda agar dgn mudah dapat melaporkan
kejadian / insiden, serta RS mengatur pelaporan kpd KKP-RS.
RS:
•Lengkapi rencana implementasi sistem pelaporan insiden, ke dalam maupun ke luar - yg
harus dilaporkan ke KPPRS - PERSI.
Tim:
• Dorong anggota untuk melapor setiap insiden & insiden yg telah dicegah tetapi tetap
terjadi juga, sebagai bahan pelajaran yg penting.
5. LIBATKAN DAN BERKOMUNIKASI DENGAN PASIEN
Kembangkan cara-cara komunikasi yg terbuka dgn
pasien.
RS:
•Kebijakan : komunikasi terbuka ttg insiden dgn pasien & keluarga
•Pasien & kel. mendapat informasi bila terjadi insiden
•Dukungan, pelatihan & dorongan semangat kepada staf agar selalu terbuka kepada pasien &
kel. (dlm seluruh proses asuhan pasien)
Tim:
•Hargai & dukung keterlibatan pasien & kel. bila telah terjadi insiden
•Prioritaskan pemberitahuan kpd pasien & kel. bila terjadi insiden
•Segera setelah kejadian, tunjukkan empati kpd pasien & kel.
6. BELAJAR & BERBAGI PENGALAMAN TTG KP
Dorong staf anda utk melakukan analisis akar masalah untuk
belajar bagaimana & mengapa kejadian itu timbul.
RS:
•Staf terlatih mengkaji insiden secara tepat, mengidentifikasi sebab
•Kebijakan : kriteria pelaksanaan Analisis Akar Masalah (Root Cause Analysis/RCA) atau
Failure Modes & Effects Analysis (FMEA) atau metoda analisis lain, mencakup semua insiden
& minimum 1 X per tahun utk proses risiko tinggi.
Tim:
•Diskusikan dalam tim pengalaman dari hasil analisis insiden
•Identifikasi bagian lain yg mungkin terkena dampak & bagi pengalaman tsb.
7. CEGAH CEDERA MELALUI IMPLEMENTASI SISTEM KP
Gunakan informasi yang ada tentang kejadian / masalah untuk melakukan
perubahan pada sistem pelayanan.
RS
•Tentukan solusi dengan informasi dari sistem pelaporan, asesmen risiko, kajian insiden,
audit serta analisis
•Solusi mencakup penjabaran ulang sistem, penyesuaian pelatihan staf & kegiatan klinis,
penggunaan instrumen yg menjamin KP.
•Asesmen risiko untuk setiap perubahan
•Sosialisasikan solusi yg dikembangkan oleh KKPRS - PERSI
•Umpan balik kepada staf ttg setiap tindakan yg diambil atas insiden
Tim
•Kembangkan asuhan pasien menjadi lebih baik & lebih aman.
•Telaah perubahan yg dibuat tim & pastikan pelaksanaannya.
•Umpan balik atas setiap tindak lanjut tentang insiden yg dilaporkan.
2
STANDAR
KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
(KARS – DEPKES)
Standar Keselamatan Pasien RS
(KARS – DepKes)
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan asuhan berkesinambungan
4. Penggunaan metoda-metoda peningkatan kinerja, untuk
melakukan evaluasi dan meningkatkan keselamatan pasien
5. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
6. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
Dewi (2011) yang menunjukkan hasil yang signifikan dengan melakukan pelatihan timbang terima dengan
pendekatan komunikasi S-BAR pada perawat maka berpengaruh juga terhadap penerapan keselamatan
pasien
Fitria (2012) judul penelitian Efektivitas pelatihan komunikasi S-BAR dalam meningkatkan motivasi dan
psikomotor perawat ruang medikal bedah Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Surakarta.
HASILNYA : terdapat perbedaan bermakna motivasi dan psikomotor setelah pelatihan
JCI & WHO (2007) ; Komunikasi S-BAR adalah suatu metode komunikasi yang telah terstandaraisasi atau
menggunakan alat yang terstruktur yaitu situation, background, assessment dan recommendation,
sehingga informasi dapat disampaikan pada orang lain dengan efisien dan akurat
Langkah Penerapan :
• Rumah sakit mengembangkan Kebijakan tentang Keakuratan dan
penerapan Komunikasi (lisan, telepon) secara konsisten di rumah sakit.
• Rumah sakit mengembangkan Pedoman/ Panduan Komunikasi Efektif
yang akan dijadikan acuan bagi seluruh unit di rumah sakit.
• Rumah sakit merancang SPO tentang Komunikasi Efektif (lisan, telepon)
• Rumah sakit merancang SPO tentang Komunikasi Efektif SBAR Rumah
sakit membuat Daftar Singkatan resmi yang digunakan oleh seluruh
unit.
• Rumah sakit membuat SPO Serah Terima pasien
• Rumah sakit merancang SPO tentang Penyampaian Hasil Nilai Kritis
Sasaran 3 : Peningkatan keamanan obat yang perlu
diwaspadai;
Obat-obatan menjadi bagian rencana pengobatan pasien, manajemen harus
berperan secara kritis untuk memastikan keselamatan pasien terkait keamanan
obat.
Langkah Penerapan :
• Rumah sakit mengembangkan Kebijakan tentang Prosedur Operasi (tepat lokasi-
tepat prosedur, tepat pasien)
• Rumah sakit merancang SPO tentang Penandaan Identifikasi Lokasi Operasi
• Rumah sakit merancang SPO tentang Surgical Patient Safety Check List
• Rumah sakit mengembangkan Form Surgical Patient Safety Check List
• Rumah sakit merancang SPO tentang Pengecekan Intrumen, Kasa
• Rumah sakit mengembangkan Form Pengecekan Instrumen, Kasa
Sasaran 5 : Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan;
1. Kewaspadaan standar, program pengendalian infeksi.
2. Pengusaha harus memastikan bahwa sarana cuci tangan tersedia pada tempat
yang ditandai dengan jelas dalam tempat kerja.
Tersedianya : sarana cuci tangan, sabun dan handuk, sekali pakai.
3. Penanganan benda-benda tajam dan peralatan injeksi sekali pakai yang aman.
a. Penempatan wadah tahan tusukan yang diberi tanda dengan jelas
b. Penempatan ulang yang teratur dari wadah benda-benda
tajam sebelum mereka mencapai garis isi
c. Hindari penutupan ulang dan manipulasi jarum dengan
tangan lainnya,
d. Tanggung jawab untuk pembuangan yang benar
e. Melaporkan setiap kejadian oleh setiap orang yang
menemukan benda tajam
Langkah Penerapan :
• Rumah sakit mengembangkan Kebijakan RS Pencegahan Infeksi
• Rumah sakit membuat Pedoman Pencegahan Infeksi di RS yang
dijadikan acuan diseluruh unit
• Rumah sakit merancang SPO tentang Cuci Tangan
• Rumah sakit menyediakan Fasilitas Cuci Tangan
• Rumah sakit melakukan sosialisasi dengan alat bantu : Sosialisasi ;
brosur, flyer, standing banner – Edukasi ; Pedoman Hand Hyangiene
(WHO)
Sasaran 6: Pengurangan risiko pasien jatuh