Anda di halaman 1dari 25

BAB I.

COVER DAN JUDUL

BAB II. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Memperkenalkan mahasiswa pada peralatan utama yang diperlukan dalam penelitian biologi molekuler 2. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi dan cara kerja alat-alat tersebut. 3. Mempelajari dan memahami teknik dalam melakukan pipeting.

BAB III. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat adalah mikropipet, tip, micro tube, gel doc, spektrofotometri, PCR, centrifuge refrigerator, water bath sahker, micro centrifuge, microwave, vortex, oven, freezer box, elektroforesis horizontal dan elektroforesis vertikal, mini micro centrifuge, rak tip, wadah sumuran. Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum pengenalan alat adalah green juice, aquabides, agarose, kertas film, dan tissue.

BAB IV. CARA KERJA Alat dan bahan diperkenalkan oleh asisten dan praktikan memperhatikan serta mencatat deskripsi mengenai alat-alat. Proses melakukan pipeting dilakukan oleh praktikan dengan pipet yang sudah diletakkan di meja masing-masing, kemudian tip diambil oleh praktikan sesuai dengan ukuran dari mikropipet. White tip digunakan untuk mikropipet dengan ukuran 0,1-10l ; yellow tip digunakan untuk mikropipet 10-100 l , 2-20 l , 20-200 l ; blue tip digunakkan untuk mikropipet ukuran 100-1000 l. Tip tersebut dimasukkan ke dalam mikripipet, lalu untuk mengambil loading dyes berupa green juice digunakan mikropipet yang menggunakan white tip dan yellow tip, sedangkan mikropipet yang digunakan untuk mengmbil aquabides adalah mikropipet yang menggunakan blue tip. Setelah praktikan mengambil green juice kemudian diletakkan di kertas film dan dicampur dengan aquabides dengan menggunakan mikropipet dan konsentrasi 10x, kemudian cairan antara green juice dan aquabides yang telah dicampur tersebut dimasukkan ke dalam agarose.

BAB IV. PEMBAHASAN PROSES Alat-alat yang diperkenalkan dalam praktikum teknologi molekuler adalah : 1. Mikropipet Mikropipet merupakan alat yang digunakan untuk mengambil larutan dalam jumlah yang sangat kecil. Setiap ukuran mikropipet memiliki ukuran tip yang berbeda. Tip berfungsi sebagai wadah dari cairan yang akan diambil. Untuk ukuran mikropipet 0,1-10 l digunakan tip yang berwarna putih, untuk ukuran mikropipet 10-100 l, 2-20 l, 20-200 l digunakan tip yang berwarna kuning, dan untuk ukuran pipet 100-1000 l menggunakan tip yang berwarna biru. Pada praktikum pengenalan alat praktikan menggunakan mikropipet dengan ukuran 0,1-10 l, 10-100 l, 2-20 l, 20-200 l, dan 100-1000 l. Bagian bagian dari alat mikropipet antara lain : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Piston untuk memipet Bagian untuk melepaskan tip dari pipet Display yang menunjukkan volume cairan yang akan dipipet Alat pengatur volume pipet Badan pipet yang berisi tabung piston untuk memipet Batang besi yang dipakai untuk melepaskan tip Bagian pipet yang memegang tip

Mikropipet tidak boleh digunakan untuk memipet larutan dengan volume yang berada diluar jangkauannya. Misalnya, menggunakan mikropipet dengan skala volume 10 100 l untuk memipet larutan sebanyak 1 l (volume terlalu kecil) dan 200 l (volume terlalu tinggi). Hal ini bisa menyebabkan ketidakakuratan pengukuran serta bisa merusakkan mesin dalam mikropipet itu sendiri. Masing-masing mikropipet dilengkapi pengaturan volume yang terletak di bagian tengah (badan) pipet. Untuk setting, kita bisa memutar-mutar bagian pengatur atau kepala pipet. Cara penggunaan mikropipet yaitu mikropipet dipegang dengan genggaman menyerupai petinju, dengan ibu jari berada di bagian pengatur volume. Tip ditambahkan pada ujung pipet dengan cara menekan tip yang berada dalam kotak tip. Untuk memipet larutan, pengaturan berada di tombol bagian atas. Tombol

bagian atas ditekan hingga setengah lalu ditahan, ujung tip dimasukkan ke dalam larutan yang akan diambil, dan tekanan dilepas secara perlahan. Setelah itu, larutan yang telah diambil diletakkan di kertas film atau wadah yang telah disediakan. Tombol bagian atas ditekan penuh secara perlahan untuk mengeluarkan larutan dari pipet. Setelah semua larutan keluar, tekanan dilepaskan secara perlahan. Pada praktikum dilakukan dengan mangambil sampel green juice dengan menggunakan mikropipet dengan ukuran 0,1-10l karena akan dibuat pengenceran 10x, dan aquabides diambil dengan menggunakan mikropipet dengan ukuran 0,1-10 l, 10-100 l, 2-20 l, 20-200 l, kemudian kedua larutan tersebut dicampurkan dan dimasukkan ke dalam sumuran yang terbuat dari agarose. 2. Tip Tip merupakan suatu wadah berbahan polimer yang berfungsi sebagai wadah cairan sampel yang diletakkan pada ujung mulut mikropipet. Ukuran dan warna tip bisa bermacam-macam, tergantung dengan jenis mikropipet yang sesuai. Penggunaan tip biasanya hanya sekali pakai tetapi ada juga beberapa jenis tip yang bisa digunakan berulang-ulang karena mampu diautoklaf. Penyimpanan tip diletakkan di dalam rak tip. Tip yang berbeda jenis disimpan di dalam rak yang berbeda pula. Berikut jenis-jenis tip yang digunakan dalam praktikum a. White tip b. Yellow tip c. Blue tip 3. Tube Tube merupakan suatu wadah berbahan polimer yang berfungsi sebagai tempat sampel dalam jumlah kecil. Ukuran dan bentuk tube bisa bermacammacam, tergantung dengan volume dan fungsinya. Pada penggunaannya, biasanya tube diberi tanda (marker) agar sampel tidak tertukar. Ukuran tube yang digunakan dalam praktikum adalah ......... 4. Spektrofotometer : untuk mikropipet ukuran 0,1-10l : untuk mikropipet ukuran 0,1-10 l, 10-100 l, 2-20 l : untuk mikropipet ukuran 100-1000 l

Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur intensitas sinar pada berbagai panjang gelombang setelah sinar itu diserap oleh suatu cuplikan, biasanya langsung terbaca absorbans pada panjang gelombang itu. Pada alat automatik diperoleh spektrum serapan dari zat yang diperiksa. Pada bidang molekuler spektrofotometer digunakan untuk mengukur kadar DNA dimana DNA mempunyai panjang gelombang 260-280 nm. Beer dan Lambert menemukan hukum yang menerangkan interaksi bahan kimia dengan gelombang cahaya (elektromagnetik), yang disimpulkan dalam hukum Lambert-Beer menyebabkan berkembangnya analisis kimia dengan menggunakan alat instrumentasi yakni spektrofotometer (Tipler, 1991). Suatu spektrofotometer standar terdiri atas spektrofotometer untuk menghasilkan cahaya dengan panjang gelombang terseleksi yaitu bersifat monokromatik serta suatu fotometer yaitu suatu piranti untuk mengukur intensitas berkas monokromati, penggabungan bersama dinamakan spektrofotometer. Penggabungan alat optik ini merupakan elektronika sifat kimia dan fisiknya dan detektor yang digunakan secara langsung mengukur intensitas dari cahaya yang dipancarkan (It) dan secara tidak lansung cahaya yang diabsorbsi (Ia). Kemampuan ini bergantung pada spektrum elektromagnetik yang diabsorb (serap) oleh benda. (Khopkar, 2007). Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau absorbans suatu contoh yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang. Prinsip kerja spektrofotometer adalah bila cahaya (monokromatik maupun campuran) jatuh pada suatu medium homogen, sebagian dari sinar masuk akan dipantulkan, sebagian di serap dalam medium itu, dan sisanya diteruskan. Nilai yang keluar dari cahaya yang diteruskan dinyatakan dalam nilai absorbansi karena memiliki hubungan dengan konsentrasi sampel. Studi spektrofotometri dianggap sebagai perluasan suatu pemeriksaan visual yang lebih mendalam dari absorbsi energi. Hukum Beer menyatakan absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium (Miller, 2000).

5.

PCR (Polymerase Chain Reaction)

Polymerase Chain Reaction (PCR) atau disebut juga thermocycler merupakan alat yang berfungsi untuk amplifikasi fragmen DNA atau RNA tertentu. PCR memiliki bagian berupa Peltier yang berfungsi untuk menaik turunkan suhu secara cepat agar perhitungan dapat akurat. PCR juga memiliki pelet yang digunakan untuk meletakkan mikrotube dan Hot lid dengan suhu 1050C yang berfungsi untuk menyerap penguapan dan memberikan panas dari atas bagi peltier. Prinsip kerja dari PCR adalah amplifikasi DNA pada suhu tinggi dengan primer yang sesuai. PCR dirancang pada tahun 1985 dan telah memberikan dampak besar pada penelitian biologis dan bioteknologi. PCR telah digunakan untuk memperkuat DNA dari berbagai macam sumber misalnya fragmen DNA kuno dari gajah purba (mammoth) berbulu yang telah membeku selama 40.000 tahun; DNA dari sedikit darah, jaringan atau air mani yang ditemukan di tempat kejadian perkara kriminal; DNA dari sel embrionik tunggal untuk diagnosis kelainan genetik sebelum kelahiran dan DNA gen virus dari sel yang diinfeksi oleh virus yang sulit terdeteksi seperti HIV (Campbell dkk., 2004:395). Menurut Darmo dan Ari (2000), teknik PCR dapat digunakan untuk fasilitasi analisis gen. Selain itu telah dikembangkan banyak sekali aplikasi praktis. Sebagai contoh teknik dan aplikasi PCR dapat disebutkan sebagai berikut: kloning hasil PCR; sekuensing hasil PCR; kajian evolusi molekular; deteksi mutasi penyakit genetik; determinasi seks pada sel prenatal; dan kajian forensik.

6.

Centrifuge refrigerate Centrifuge adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendapkan suatu

presipitasi atau memisahkan cairan dari cairan lainnya berdasarkan gradien sentrifugasi. Prinsip kerja dari sentrifuge adalah bila mengalami perputaran dengan kecepatan tertentu. Alat sentrifuge terdiri dari dua bagian besar. Bagian pertama disebut rotor. Rotor adalah bagian tempat dimana tabung tabung ditempatkan dan merupakan bagian yang berputar. Bagian kedua adalah mesin. Mesin terdiri alat pemutar, timer dan rem.

Prinsip sentrifugasi didasarkan atas fenomena bahwa partikel yang tersuspensi di dalam suatu wadah (tabung atau bentuk-bentuk lain) akan mengendap ke dasar wadah karena pengaruh gravitasi. Laju pengendapan tersebut dapat ditingkatkan dengan cara meningkatkan pengaruh gravitasional terhadap partikel. Hal ini dapat dilakukan dengan menempatkan tabung berisi suspensi ke dalam rotor suatu mesin sentrifugasi kemudian diputar dengan kecepatan tinggi (Yuwono, 2008). Centriguge refrigerate merupakan alat yang digunakan untuk

mengendapkan suatu presipitasi atau memisahkan cairan dari cairan lainnya berdasarkan gradien sentrifugasi pada sampel sampel yang memerlukan suhu dingin seperti protein dan RNA. Protein mudah terdenaturasi sedangkan RNA mudah terdegradasi. Centriguge refrigerate memiliki 24 hole dan sampel yang akan di sentrifugasi harus genap agar keseimbangan rotor terjaga. Pada Centriguge refrigerate memiliki kecepatan maksimum hingga 13.000 rpm dan temperatur yang digunakan untuk mengatur suhu (hingga -4oC) sehingga sampel yang butuh suhu rendah dapat terjaga kondisinya. Pada pengenalan alat digunakan juga Centriguge non refrigerate yang tidak menggunakan perlakuan dingin. Penggunaan kedua centrifuge ini tergantung dari metode yang diterapkan. Contohnya DNA yang tidak membutuhkan suhu dingin dan RNA yang membutuhkan suhu dingin.

Gambar 8. Centrifuge refrigerate (dokumentasi pribadi, 204) 7. Gel Documentation System (Gel Doc) Gel Doc merupakan alat yang digunakan untuk visualisasi fragmen DNA. Sampel yang akan diamati diwarnai dengan ethidium bromide atau cyber safe, sehingga dapat terlihat di UV Transiluminator. Fungsi UV Transiluminator sendiri untuk memberi cahaya UV dengan panjang gelombang 300nm sehingga DNA yang sudah diwarnai akan berpendar. Gel doc juga dilengkapi dengan kamera polaroid maupun kamera digital yang langsung tersambung dengan sistem komputer yang memiliki program khusus sehingga hasil gambar dari sampel dapat langsung terlihat. Pada Gel Doc dilengkapi juga dengan safety door switch yang menjaga keamanan praktikan saat menggunakan dimana pada waktu kita lupa mematikan lampu UV, dan kita langsung membuka pintu alat, lampu UV akan mati dengan otomatis dan tidak membahayakan praktikan, kemudian ada juga EPI white yang berfungsi untuk mengoraksi sampel apakah ada gelembung atau tidak.

8.

Water Bath Shaker Water Bath Shaker merupakan alat yang digunakan untuk inkubasi melalui

media air. Prinsipnya adalah perantaraan panas secara konveksi dengan media air. Keuntungan menggunakan inkubasi secara basah dibandingkan dengan inkubasi kering adalah kontak permukaan yang lebih luas, dan adanya shaker berfungsi untuk homogenisasi suhu. Pada bidang molekuler water bath shaker digunakan untuk ekstraksi DNA. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan waterbath adalah 1. Jumlah air dalam waterbath harus cukup untuk waktu pemanasan dan selama inkubasi 2. Waterbath dinyalakan dan suhu yang ingin dicapai (SV) diatur. Suhu dapat dikalibrasi dengan menggunakan termometer. Suhu sekarang yang ada pada waterbath (PV) juga harus diperhatikan dalam penggunaan.

3. Waterbath dibiarkan menyala sampai lampu tanda pemanasan berkedip-kedip, artinya suhu yang diinginkan sudah tercapai. Bila suhu sudah stabil, waterbath siap untuk digunakan. 4. Waterbath dilengkapi dengan shaker yang dapat diatur kecepatannya sesuai dengan yang diinginkan. Shaker tersebut berfungsi untuk menghomogenkan suhu karena ada sirkulasi panas. 5. Waterbath dimatikan setelah inkubasi untuk menghindari bahaya kebakaran. 9. Micro sentrifuge Sentrifuge adalah suatu alat yang berfungsi untuk mengendapkan suatu presipitasi atau memisahkan cairan dari cairan lainnya berdasarkan berat jenisnya. Alat ini digunakan untuk memisahkan material (dalam hal ini materi genetik) dari sampel yang sedikit (anonim, 2008). Micro cntrifuge dilengkapi dengan kecepatan yang dapat mencapai 13.000 rpm, timer, dan indikator rotor. Alat ini juga dilengkapi dengan 24 hole dengan ukuran tube 1,5- 2 ml. Kelemahan micro sentrifuge dibandingkan dengan macro sentrifuge antara lain suhu pada micro sentrifuge tidak dapat diatur.

Gambar 9. Micro sentrifuge (dokumentasi pribadi, 2014) 10. Microwave Microwave adalah alat yang digunakan untuk pemanasan dalam waktu cepat dan suhu tinggi dengan gelombang elektromagnetik, dan digunakan untuk mengurangi penguapan. Pada bidang molekuler microwave digunakan untuk membuat agarose. Keuntungannya microwave dapat membuat tekstur agarose tidak menggumpal. Microwave adalah gelombang electromagnetic yang mempunyai frekunsi sekitar 0,3 300 GHz dan panjang gelombang yang berkisar 1m sampai 1mm. Microwave bersifat coherent dan terpolarisasi di contrast pada gelombang tampak (terpisah dari laser). Hukup optik berlaku pada microwave dan dapat di transmisikan, diserap dan dipantulkan tergantung pada materinya. Pada kehidupan sehari-hari microwave biasanya digunakan untuk memanaskan makanan atau memasak makanan dengan aturan waktu. Di amerika microwave hampir dimiliki setiap rumah. Microwave bisa memanaskan dengan gelombang mikro yang terdapat di dalam bilik lebih merata dariapada oven konvensional (Creighton, 1999).

11.

Vortex Vortex merupakan alat yang biasa digunakan dalam proses ekstraksi DNA.

Alat ini digunakan untuk menghomogenkan dan memisahkan larutan. Prinsip kerja vortex adalah berputar secara tidak teratur untuk menimbulkan agitasi yang mengakibatkan tercampurnya cairan dalam tabung.

12.

Oven Oven merupakan alat sterilisasi secara fisik dengan cara panas kering.

Oven digunakan sebagai alat untuk mengurangi kadar air, pengeringan dan dapat digunakan untuk metode LAMP yang membutuhkan suhu 100-2000C. Oven merupakan alat laboratorium yang fungsinya sebagai tempat sterilisasi alat-alat mikrobiologi. Alat ini digunakan untuk mensterilkan alat- alat seperti gelas dan dalam batas-batas tertentu dapat juga digunakan untuk mensterilkan bahan-bahan seperti kapas, kertas, dan kain. Pada umumnya suhu yang digunakan adalah 170-1800 C selama paling sedikit dua jam. Lamanya sterilisasi tergantung pada jumlah dan ketahanan alat atau bahan yang akan disterilkan terhadap panas. Suhu pada penggunaan oven juga dibagi menjadi dua, yaitu penggunaan suhu 1000 C untuk proses selama 6-8 jam, sedangkan suhu 1200 C untuk proses selama 2 jam.

13.

Freezer box Freezer box merupakan alat yang digunakan untuk menyimpan sampel

enzim, loading dyes, dan sampel-sampel yang memerlukan suhu dingin. Freezer box dapat mencapai suhu -200C. Freezer bekerja dengan membuang panas dari dalam kompartemen. Proses diawali dengan refrigeran dalam bentuk gas masuk ke kompresor sehingga refrigeran menjadi sangat panas. Gas panas bergerak melalui kumparan dan mulai didinginkan. Hal ini menyebabkan gas berubah menjadi cair. Gas dipaksa menuju katup ekspansi dalam bentuk cair (Anonim, 2014) Katup ekspansi memiliki bukaan yang sangat kecil yang ketika refrigeran melalui bukaan itu akan berubah menjadi kabut yang sangat dingin. Saat melewati kumparan bawah freezer, kabut refrigeran mulai menguap dan berubah kembali menjadi gas. Suhu kabut bisa mencapai sekitar -27 derajat dan mengambil panas dari kompartemen freezer (Anonim, 2014) Sebagai akibatnya suhu refrigeran akan mulai naik lagi karena membawa keluar panas. Refrigeran kemudian dikirim kembali ke kompresor untuk memulai proses lagi dari awal. hermostat mendeteksi suhu di dalam kompartemen freezer dan mengatur siklus di kompresor (Anonim, 2014)

Inilah sebabnya mengapa kadang-kadang freezer seperti mati dan tidak melakukan siklusnya. Hal ini berarti suhu di kompartemen telah dingin. Freezer merupakan sistem tertutup sehingga Anda tidak akan melihat refrigeran. Refrigeran umumnya bersifat racun dan hanya boleh ditangani oleh orang yang memiliki sertifikat (Anonim, 2014) 14. Elektroforesis Elektroforesis merupakan alat yang digunakan untuk menganalisis asam nukleat dan protein dengan memisahkan DNA, RNA, atau molekul protein menggunakan medan listrik. Salah satu bahan yang juga penting dalam penggunaan elektroforesis adalah gel (agarose gel). Pembuatan agarose gel dilakukan dengan memasukkan gel pada gel tray. Kemudian comb diletakkan pada gel sehingga akan terbentuk sumuran-sumuran tempat peletakan sampel DNA. Sumuran yang berisi DNA template diletakkan pada kutub negatif (karena DNA bermuatan negatif). Hal ini bertujuan untuk menghindari hilangnya atau larinya DNA template tersebut. Setelah itu gel tray diangkat secara perlahan agar agarose gel tidak terjatuh. DNA template yang dielektroforesis dapat hilang atau larinya cepat jika DNA tersebut berantai pendek dan berat molekulnya kecil. Pada praktikum diperkenalkan 2 macam elektroforesis yaitu elektroforesis horizontal dan vertikal. Pada elektroforesis horizontal digunakan buffer TBE sebagai larutan elektrolit yang berfungsi untuk menyangga DNA agar tidak rusak oleh panas akibat tegangan listrik, sebagai pengencer, dan sebagai penghantar arus listrik. Pada elektroforesis vertikal memiliki prinsip yang sama dengan elektroforesis horizontal, namun media yang digunakan adalah poliakrilamid, dan pada elektroforesis vertikal pori-porinya lebih kecil sehingga resolusi dan daya seleksinya lebih ketat daripada elektroforesis horizontal. Elektroforesis merupakan suatu cara analisis kimiawi yang didasarkan pada pergerakan molekul-molekul protein bermuatan di dalam medan listrik atau titik isoelektrik. Pergerakan molekul dalam medan listrik dipengaruhi oleh bentuk, ukuran, besar muatan dan sifat kimia dari molekul (Titrawani, 1996).

Molekul terlarut dalam medan listrik bergerak atau migrasi dengan kecepatan yang ditentukan oleh rasio muatan dan massa (David G. Watson, 2007). Bila arus listrik dialirkan pada suatu medium penyangga yang telah berisi protein plasma maka komponen-komponen protein tersebut akan mulai bermigrasi (Ricardson dkk. 1986). Prinsip kerja dari elektroforesis berdasarkan pergerakan partikel-partikel bermuatan negatif (anion), dalam hal tersebut DNA, yang bergerak menuju kutub positif (anode), sedangkan partikel-partikel bermuatan positif (kation) akan bergerak menuju kutub negatif (anode) (Klug & Cummings, 1994: A 6). Teknik elektroforesis dapat dibedakan menjadi dua cara, yaitu : elektroforesis larutan (moving boundary electrophoresis) dan elektroforesis daerah (zone electrophoresis). (Titrawani 1996). Media penunjang yang biasa dipakai adalah gel agarose, gel pati, gel poliakrilamida dan kertas sellulose poliasetat. Menurut Sargent & George (1975) elektroforesis daerah disebut sebagai elektroforesis gel dengan dua buah model yaitu horizontal dan vertikal. Metode yang biasa digunakan adalah model horizontal, karena mempunyai beberapa keuntungan yaitu peralatan yang digunakan sangat sederhana, relatif murah dan pemisahan untuk enzim tertentu dapat menghasilkan pemisahan yang lebih baik. Beberapa faktor mempengaruhi kecepatan migrasi dari molekul protein yakni: (Sudarmadji, 1996) 1. Ukuran molekul protein, Migrasi molekul protein berukuran besar lebih lambat daripada migrasi molekul berukuran kecil. 2. Konsentrasi gel, Migrasi molekul protein pada gel berkosentrasi rendah lebih cepat daripada migrasi molekul protein yang sama pada gel berkosentrasi tinggi. 3. Bufer (penyangga) dapat berperan sebagai penstabil medium pendukung dan dapat mempengaruhi kecepatan gerak senyawa karena ion sebagai pembawa protein yang bermuatan. Kekuatan ion yang tinggi dalam bufer akan meningkatkan panas sehingga aliran listrik menjadi maksimal. Hal

ini dapat mempercepat gerakan molekul protein. Kekuatan ion rendah dalam bufer akan menurunkan panas sehingga aliran listrik akan sangat minimal dan migrasi molekul protein sangat lambat. 4. Medium penyangga, Medium pendukung ideal untuk elektroforesis adalah bahan kimia inert yang bersifat relatif stabil, mudah ditangani dan mempunyai daya serap yang baik, sebagai migrasi elektron atau penyaringan berdasarkan ukuran molekul seperti gel poliakrilamid (Sudarmadji, 1996). 5. Kekuatan voltase, Voltase yang dipakai rendah (100-500) V, kecepatan migrasi molekul sebanding dengan tingginya voltase yang digunakan. 6. Temperatur medium disaat proses elektroforesis berlangsung. Jika temperatur tinggi akan mempercepat proses bermigrasinya protein dan sebaliknya jika temperatur rendah akan mengurangi kekuatan

bermigrasinya protein. Elektroforesis melalui gel agarosa atau poliakrilamid merupakan Teknik ini merupakan teknik yang sederhana, cepat, dan dapat memisahkan molekul yang diinginkan dari matriksnya yang tidak dapat dilakukan oleh prosedur lainnya, seperti sentrifugasi gradient. (David G. Watson, 2007). Metode standar yang digunakan untuk memisahkan, mengidentifikasi dan memurnikan fragmen DNA adalah elektroforesis gel agarose. Teknik ini sederhana, cepat terbentuk, dan mampu memisahkan campuran potongan DNA sesuai dengan ukurannya secara akurat, dibanding dengan densitas gradient sentrifugasi. (Maniatis T. et al, 1982) 15. Mini Micro Centrifuge Mini micro sentrifuge merupakan salah satu jenis sentrifuge yang khusus digunakan untuk tube dengan ukuran 1,5 ml dan memiliki 6 hole. Alat ini hanya memiliki kecepatan maksimum 6500 rpm dan biasanya digunakan untuk menurunkan larutan yang menempel pada dinding tube. Mini micro sentrifuge sering juga disebut dengan qik spin sentrifuge. Alat ini lebih fleksibel dan efisien dengan rotor yang bisa dirubah-rubah (Westlab, 2014).

Menurut Edwards (2002), Microcentrifuge QikSpin memiliki fleksibilitas dan efisiensi dengan rotor yang memiliki desain dengan penggunaan kemudahan dan dirancang secara ergonomis. Hal ini juga menyediakan operasi yang tenang untuk 6500rpm, 2000xg dan dapat menyimpan hingga 8 x 0,5ml atau 1,5ml tabung dan dengan rotor sampai dengan 16 x 0.2ml tabung. Microcentrifuge QikSpin sangat ideal untuk ekstraksi DNA dan konsentrasi DNA alat ini akan bekerja dengan turun berputar cepat, mikrofiltrasi dan pemisahan sel. Menurut Edwards (2002), Microcentrifuge QikSpin memiliki fleksibilitas dan efisiensi dengan rotor yang memiliki desain dengan penggunaan kemudahan dan dirancang secara ergonomis. Hal ini juga menyediakan operasi yang tenang untuk 6500rpm, 2000xg dan dapat menyimpan hingga 8 x 0,5ml atau 1,5ml tabung dan dengan rotor sampai dengan 16 x 0.2ml tabung. Microcentrifuge QikSpin sangat ideal untuk ekstraksi DNA dan konsentrasi DNA alat ini akan bekerja dengan turun berputar cepat, mikrofiltrasi dan pemisahan sel. Microcentrifuge QikSpin memiliki bentuk kecil dan ringan sehingga dapat dengan mudah dipindahkan pada laboratorium dan akan menghemat ruang laboratorium. Berikut merupakan gambar dan bagian-bagian dari Microcentrifuge QikSpin.

Figure 2

Dalam mengoperasikan Microcentrifuge QikSpin langkah pertama yang tidak boleh lalai adalah sebelum menghubungkan daya ke Microcentrifuge QikSpin diharapkan menjamin sumber yang benar dari daya AC yang akan digunakan. Selanjutnya adalah buka tutupnya dengan menekan tombol pembuka dan dengan tepat menempatkan rotor yang dibutuhkan ke drive heksagonal.

Setelah itu tempatkan jumlah tabung yang akan berputar turun dalam rotor dalam pengaturan yang ditunjukkan di figure 2 untuk memastikan QikSpin yang seimbang. Jika tabung berputar 0.5ml kemudian tempatkan tabung dalam urutan yang ditunjukkan A, B, C, D, E, F, G. Setelah itu tutup rapat QikSpin ketika akan mempercepat kecepatan pada kecepatan 6500rpm. Tutup QikSpin jangan dibuka sampai rotor berhenti. Setelah tabung telah berputar kemudian tombol rilis ditekan. Rotor dengan cepat akan berhenti dan disaat inilah baru aman untuk membuka tutupnya. Kemudian ambil semua tabung dan jangan biarkan tutup menutup ketika rotor dan tabung belum benar ditempatkan. Ketika Microcentrifuge QikSpin tidak berputar biasanya karena alat ini tidak menerima daya yang cukup. Microcentrifuge QikSpin mungkin pada bagian cap hexagonalnya telah longer maka kencangkan sekrup dengan kunci allen bila tidak maka tutup tidak akan menutup. Cara perawatan Microcentrifuge QikSpin adalah dengan cabut QikSpin yang sebelumnya dibersihkan dulu. Ketika ada tumpahan terjadi maka hapus tumpahan tersebut dengan hati-hati dengan menggunakan kain yang sedikit basah. Jangan pernah dalam pengoperasian Microcentrifuge QikSpin menggunakan pelarut yang keras atau melakukan pembersihan dengan pembersih abrasive kasar. Penting untuk secara berkaa memeriksa kerusakan pada kabel listrik karena bila daya yang diunakan kurang tepat maka akan membuat Microcentrifuge QikSpin akan rusak.

Gambar 15. Mini Micro Sentrifuge (dokumentasi pribadi, 2014)

BAB VI. KESIMPULAN

1. Memperkenalkan mahasiswa pada peralatan utama yang diperlukan dalam penelitian biologi molekuler 2. Mahasiswa mengetahui dan memahami fungsi dan cara kerja alat-alat tersebut. 3. Mempelajari dan memahami teknik dalam melakukan pipeting.

DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2008. Microsentrifuge. https://www.wordnik.com/words/microcentrifuge. 12 Maret 2014 Campbell, N.A., J.B. Reece, L.G. Mitchell. (2002). Biologi jilid 1. Jakarta: Erlangga. Darmo, H & Ari, R. (2000). Prinsip umum dan pelaksanaan Polymerase Chain Reakction (PCR). Diakses pada tanggal 12 maret 2014 dari

http://repository.ubaya.ac.id/35/1/ART002.pdf David G. Watson. 2009. Analisis Farmasi. Jakarta : EGC Edwards Instrument Co.2002. Operating Instructions Manual for Qikspin Personal Interchangeable Micro Centrifuge.

http://search.cosmobio.co.jp/cosmo_search_p/search_gate2/docs/EDW/QS7001.20060119.pdf. 11 Maret 2014. Khopkar, S. 2007. Konsep Dasar kimia Analitik. UI-Press. Jakarta. Klug, W. S. & M. R. Cummings. 1994. Concepts of genetics. 4th ed. Prentice Hall, Englewood cliffs: xvi + 779 hlm. Miller, J.N. 2000. Statistics and Chemometrics for Analytical Chemistry, 4th ed. Pratiwi, R. 2001. Mengenal Metode Elektroforesis. RICHARDSON, B. J, P. R. BAVERSTOCK and M. ADAMS 1986. Allozyme Electro-phoresis. A Handbook for Animal Sys-tematics and Population Studies. Aca- demic Press, Inc. San Diego : 410 pp Sambrook, L., Fritsch, and Maniatis. 1990. Molecular Cloning. CSH. USA. SARGENT, J. R. dan S. G. GEORGE 1975. Methods in Zone Electrophoresis BDH Chemical LTD. Poole England: 219 pp. Sudarmadji, S., Haryono, B., Suhardi, 1996. Analisa Bahan Makanan dan Pertanian. Penerbit Loberty : Yogyakarta Tipler, P. 1991. Fisika untuk Sains dan Teknik Jilid . Penerbit Erlangga.

Bandung.

Titrawani.1996. Biodiversiti kodok genus Rana Ditinjau dari Morfologi, Kariotip, dan Pola Protein di Kodya Sawahlunto. Program Pasca Sarjana. IPB: 76 hal.

Westlab. 2014. Centrifuge, Microcentrifuge, Qikspin. http://www.westlab.com.au/centrifuge-microcentrifuge-qikspin-p-790.html. 12 Maret 2014 Yuwono, T. 2008. Biologi Molekuler. Erlangga. Jakarta Creighton, T.E. 1999. The Encyclopedia of Moleculer Biology. Library of Congress Cataloging in Publication Data. Canada. Anonim. Freezer box. http://www.argos-tech.com/c-3-p-48-id-3.html. 11 Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai