Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM GENETIKA (BI-2105) PENGGUNAAN MIKROPIPET

Tanggal Praktikum : 28 Oktober 2013 Tanggal Pengumpulan : 4 November 2013

Disusun Oleh : Annisa Amalia 10612007 Kelompok 1

Asisten: Gian Seloni 10610022

PROGRAM STUDI BIOLOGI SEKOLAH ILMU DAN TEKNOLOGI HAYATI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG BANDUNG 2013

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang Menurut Gerald Karp (2009), biologi molekular merupakan salah satu cabang biologi yang merujuk kepada pengkajian mengenai kehidupan pada skala molekul. Oleh karena objek yang dipelajarinya dalam skala molekul seperti DNA, dibutuhkan alat yang akurat dan presisi untuk mengambil volume sampel objek yang sangat kecil tersebut. Pada tahun 1960, Dr. Hanns Schmitz menciptakan alat yang dinamakan mikropipet. Mikropipet merupakan alat presisi yang didesain untuk pengukuran dan pemindahan larutan dengan volume kecil (skala mikroliter) yang akurat. Mikropipet sendiri terdiri dari berbagai macam kapasitas volume pengambilan sampel. Berdasarkan kapasitas volume pengambilan sampel, terdapat 4 jenis mikropipet dengan skala ukuran 0,5-10 l, 2-20 l, 20-20l, dan 200-1000 l (Universitas Queensland, 2013).

1.2 Tujuan 1. Menentukan perbedaan cara penggunaan mikropipet untuk pengambilan larutan encer dan larutan kental 2. Menentukan nilai akurasi dan presisi dari mikropipet 3. Menentukan kelayakan mikropipet berdasarkan analisis nilai akurasi dan presisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prinsip Kerja Mikropipet Mikropipet merupakan alat presisi yang didesain untuk pengukuran dan pemindahan larutan dengan volume kecil (skala mikroliter) yang akurat. Kapasitas volume yang dapat diambil oleh mikropipet pada umumnya sekitar 1l-1.000 l. Merk mikropipet yang paling umum digunakan adalah Eppendorf, Hamilton, Rainin, Drummond, Brand Tech, dan Biohit. Mikropipet digunakan bersamaan dengan tip sebagai wadah bagi larutan sampel yang akan diambil. Prinsip pengambilan larutan dengan mikropipet adalah pergantian volume udara yang dikeluarkan oleh mikropipet dengan larutan. Apabila tombol pengatur volume (Plunger) ditekan, tekanan tersebut akan menggerakkan sebuah piston internal untuk salah satu dari dua posisi yang berbeda. Posisi pertama disebut stop pertama digunakan untuk mengisi ujung mikropipet, ketika praktikan menekan tombol pengatur volume pada stop pertama, piston internal mengeluarkan volume udara sama dengan volume yang ditampilkan pada indikator volume sehingga larutan yang masuk sama dengan volume udara yang keluar. Posisi kedua disebut stop kedua digunakan untuk membuang isi tips (Universitas Buffalo, 2013). Berikut merupakan gambar dari stop pertama dan stop kedua:

Gambar 2.1. Stop Pertama dan Stop Kedua (Boston College, 2013)

2.2 Jenis Jenis Mikropipet Menurut Universitas Queensland (2013), mikropipet terdiri dari berbagai macam kapasitas volume pengambilan sampel. Kapasitas volume yang dapat

diambil oleh mikropipet pada umumnya sekitar 1l-1.000 l. Berdasarkan kapasitas volume pengambilan sampel, terdapat 4 jenis mikropipet yaitu P10, P20, P200, dan P1000. Berikut tabel rincian skala volume mikrometer :
Tabel 2.1. Jenis-Jenis Mikropipet Berdasarkan Skala Volume (Universitas Queensland, 2013)

Jenis Mikropipet

Skala Volume 0,5-10 l

Bentuk

Contoh Penyetalan Volume

P10

P20

2-20 l

P200

20-200 l

P1000

200-1000 l

2.3 Bagian Bagian Mikropipet dan Tips Menurut Boston College (2013), Berikut merupakan gambar dan rincian bagian-bagian dari mikropipet : A = Tombol pengatur volume (Stop pertama digunakan untuk volume yang diharapkan. Stop kedua digunakan untuk mengeluarkan sisa cairan dalam tip) B = Tombol untuk melepaskan tips C = Angka penunjuk volume D = Cincin pengatur volume E = Tempat menempatkan tips

Tip digunakan sebagai wadah bagi larutan sampel yang akan diambil. Jenis dan warna tip bermacam-macam, bergantung pada kapasitas volume dan jenis

mikropipet (Boston College, 2013). Berikut merupakan tabel rincian ukuran dan warna tip:
Tabel 2.2 Rincian Ukuran dan Warna Tip (Universitas Queensland, 2013)

Jenis Mikropipet P10

Ukuran dan Warna Tip Putih Mikro

Sampel Tip

P20

Kuning Medium

P200

Kuning Medium

P1000

Biru Besar

2.4 Hal Hal yang Perlu Diperhatikan Dalam Penggunaan Mikropipet Menurut Universitas Buffalo (2013), ada banyak hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mikropipet agar mikropipet berfungsi dengan baik dan tidak rusak, yaitu : 1. Selalu gunakan mikropipet sesuai skala volume larutan yang ingin dipindahkan. Jangan mengambil volume larutan diluar skala volume yang tercantum pada mikropipet. Volume larutan yang diambil harus sesuai dengan skala volume mikropipet. 2. Posisi mikropipet harus selalu tegak pada saat digunakan. Jangan pernah meninggalkan pipet pada posisi mendatar apalagi terbalik saat tip terisi sampel. 3. Jangan pernah memaksa menekan tombol pengatur volume apabila sulit ditekan.

4. Saat pengambilan larutan sampel, tombol pengatur volume mikropipet harus ditekan dengan perlahan, hal ini akan membantu memberikan pengukuran yang akurat dan juga mencegah kerusakan dari pipet. 5. Selalu buang tips ke dalam limbah, setelah dipergunakan. Tips hanya bisa digunakan sekali.

2.5 Akurasi dan Presisi (beserta rumus perhitungannya) Berdasarkan Surat SOP (Standard Operating Procedure) produk mikropipet Eppendorf (2013), mikropipet yang layak pakai adalah mikropipet yang akurat dan presisi. Mikropipet harus akurat yaitu memiliki nilai pengukuran sesuai dengan yang diharapkan. Akurat atau tidaknya suatu mikropipet diukur melalui besarnya persentase error. Semakin kecil nilai persentase error, mikropipet semakin akurat. Berikut merupakan rumus perhitungan nilai persentase error : E% = E% = Persentase Error V= Volume rata-rata dari hasil pengukuran V0= Volume standar sesuai spesifikasi alat Mikropipet juga harus presisi yang mana setiap kali pengukuran selalu memberi hasil pengukuran yang relatif sama. Presisi atau tidaknya suatu mikropipet x 100%

ditentukan melalui besarnya relatif standar deviasi. Semakin kecil nilai relatif standar deviasi, mikropipet semakin presisi. Berikut merupakan rumus perhitungan nilai relatif standar deviasi : RSD = SD = RSD = Relatif Standard Deviation SD = Standard Deviation V1 = Volume masing-masing perhitungan N = Jumlah perhitungan x 100%

BAB III METODE KERJA

3.1 Alat dan bahan Berikut adalah alat dan bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini:
Tabel 3.1 Alat dan bahan

Alat Mikropipet Tips Tisu Timbangan

Bahan Akuades Gliserol

3.2 Cara kerja 3.2.1. Pengambilan Larutan Encer Larutan encer yang dugunakan adalah aquades. Pertama-tama, mikropipet diatur sesuai dengan volume larutan yang akan diambil yaitu 50 . Tips dipasangkan pada ujung mikropipet. Kemudian, tombol ditekan sampai stop pertama. Ujung tips dimasukkan ke dalam tabung berisi aquades kira-kira sedalam 3mm. Tombol dilepas dengan perlahan sehingga masuk ke dalam pipet. Apabila aquades sudah berhenti masuk ke dalam tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung. Kemudian, ujung pipet diletakan pada dinding tabung baru. Tombol dilepas dengan perlahan sampai stop pertama, didiamkan sebentar, lalu tombol ditekan sampai habis (sampai stop kedua). Setelah aquades berhasil dipindahkan dari tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung sambil digeser pada dinding tabung. Kemudian, ujung tips dimasukkan ke dalam akuades di beakerglas. Tombol pelepas tips ditekan agar tips bisa dilepaskan dari mikropipet.

3.2.2. Pengambilan Larutan Kental Larutan kental yang dugunakan adalah gliserol. Pertama-tama, mikropipet diatur sesuai dengan volume larutan yang akan diambil yaitu sebesar 30 . Tips dipasangkan pada ujung mikropipet. Kemudian,tombol ditekan sampai stop

kedua. Ujung tips dimasukkan ke dalam tabung berisi larutan gliserol. Tombol dilepas dengan perlahan sehingga larutan gliserol masuk ke dalam pipet. Apabila larutan gliserol sudah berhenti masuk ke dalam tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung. Kemudian, ujung pipet diletakan pada dinding tabung baru. Tombol dilepas dengan perlahan sampai stop kedua. Setelah larutan gliserol berhasil dipindahkan dari tips, ujung tips dikeluarkan dari tabung sambil digeser pada dinding tabung. Kemusdian, ujung tips dimasukkan ke dalam akuades di beakerglas. Tombol pelepas tips ditekan agar tips bisa dilepaskan dari mikropipet.

BAB IV HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil pengamatan dan perhitungan 4.1.1 Tabel Massa Larutan Aquades dan Gliserol Tabung Aquades 1 Aquades 2 Aquades 3 Gliserol 1 Gliserol 2 Gliserol 3 Massa Tabung Kosong 0,9955 gram 1,0114 gram 1,0088 gram 1,0055 gram 1,0156 gram 1,0052 gram Massa Tabung Isi 1,0449 gram 1,0610 gram 1,0588 gram 1,0419 gram 1,0951 gram 1,0886 gram Massa Larutan 49,41 mg 49,6 mg 50 mg 36,4 mg 79,5 mg 83,4 mg

4.1.2 Perhitungan Volume Aquades dan Gliserol Massa jenis Gliserol = 1,261 gr/mL = 1,261 Massa jenis Aquades = 1 gr/mL = 1 Faktor konversi Z untuk Aquades pada suhu 27C = 1,0045 Volume Gliserol = Volume Aquades =

Tabung Aquades 1 Aquades 2 Aquades 3 Gliserol 1 Gliserol 2 Gliserol 3

Volume Larutan 49,6223 49,8232 50,225 28,866 63,045 66,138

4.1.3 Perhitungan akurasi dan presisi dari mikropipet Perhitungan akurasi dan presisi mikropipet pada pengambilan aquades V = Volume rata-rata dari hasil pengukuran = Vo = Volume standar sesuai spesifikasi alat = 50 E% = SD = RSD = x 100% = x 100% = = x 100% = 0,621% x 100% = 0,22% < V0 = 0,31 = 49,89

Untuk pemakaian pada gliserol V = Volume rata-rata dari hasil pengukuran = Vo = Volume standar sesuai spesifikasi alat = 30 E% = SD = RSD = x 100% = x 100% = = x 100% = 39,25% x 100% = 75,61% > V0 =20,68 = 52,683

4.2 Pembahasan Mikropipet harus akurat yaitu memiliki nilai pengukuran sesuai dengan yang diharapkan . Akurat atau tidaknya suatu mikropipet diukur melalui besarnya persen error. Selain harus akurat, mikropipet juga harus presisi yang mana setiap kali pengukuran selalu memberi hasil pengukuran yang relatif sama. Presisi atau tidaknya suatu mikropipet ditentukan melalui besarnya relatif standar deviasi (Universitas Queensland, 2013). Pada pengambilan larutan encer, larutan encer diambil sebanyak 50 .

Berdasarkan percobaan, nilai persen error mikropipet saat pengambilan larutan encer adalah 0,22% kurangnya dari volume yang diharapkan (V0). Nilai relatif standar deviasi adalah 0,621 %. Jika dibandingkan dengan data literatur yang tertera pada tabel 4.1, nilai persen error masih dalam batas normal (tidak melebihi limit error) yang artinya mikropipet akurat. Namun, nilai relatif standar deviasi

tidak berada dalam batas normal (Melebihi limit error) yang artinya mikropipet tidak presisi (SOP Eppendorf, 2013).
Tabel 4.1 Limit Error Mikropipet (SOP Eppendorf, 2013)

Pada pengambilan larutan kental, diambil larutan kental sebanyak 30 menggunakan mikropipet. Nilai persen error mikropipet adalah 75,61% lebihnya dari volume yang diharapkan (V0). Nilai relatif standar deviasi adalah 39,25%. Jika dibandingkan dengan literatur pada tabel 4.1. data percobaan pada pengambilan larutan kental menunjukkan nilai persen error dan nilai relatif standar deviation yang melebihi nilai limit error, hal ini menunjukkan bahwa mikropipet tidak akurat dan tidak presisi (SOP Eppendorf, 2013). Pada percobaan pengambilan larutan encer, didapatkan data bahwa mikropipet akurat dan tidak presisi. Sementara, berdasarkan percobaan pengambilan larutan kental, didapatkan data mikropipet tidak akurat dan tidak presisi. Padahal pada percobaan ini digunakan mikropipet yang sama, perbedaan hasil percobaan ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, pada saat pengambilan sampel yang dilakukan sebanyak tiga kali untuk masing-masing larutan, praktikan yang mengambil sampel dengan mikropipet itu berbeda-beda (berganti-gantian). Hal ini tentu saja menyebabkan kecepatan dan tekanan yang

berbeda-beda pula saat menekan tombol mikropipet. Perbedaan tekanan dan kecepatan saat menekan tombol mikropipet menyebabkan volume larutan yang masuk ke tip juga berbeda-beda. Kedua, saat pengambilan sampel larutan, tip terlalu masuk ke dalam larutan padahal seharusnya tip hanya di permukaan larutan saja. Jika tip terlalu masuk ke dalam larutan, larutan bisa menempel ke dinding luar tip dan hal ini akan memengaruhi volume larutan yang masuk ke dalam tip. (Boston College, 2013) Sebenarnya, belum bisa ditentukan apakah mikropipet tersebut masih layak digunakan atau tidak karena data hasil percobaan penggunaan mikropipet untuk mengambil dan memindahkan larutan sampel ini tidak valid sebab pengambilan dilakukan oleh orang yang berbeda-beda. Namun, jika berdasarkan pengolahan data, didapatkan kesimpulan bahwa mikropipet itu sudah tidak layak digunakan sebab mikropipet yang masih layak digunakan adalah yang akurat dan presisi (SOP Eppendorf, 2013). Posisi mikropipet saat digunakan harus tegak. Apabila mikropipet digunakan pada posisi miring, larutan yang berada didalam tips bisa masuk ke mikropipet dan merusak sensitifitas sensor volume mikropipet. Hal ini bisa menyebaban mikropipet menjadi tidak akurat dan tidak presisi. (Universitas Buffalo, 2013)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan Setelah melakukan percobaan ini, didapatkan kesimpulan sebagai berikut : Pada pengambilan larutan encer, tombol pengatur volume pada mikropipet ditekan hingga stop pertama, sedangkan pada pengambilan larutan kental, tombol pengatur volume pada mikropipet ditekan hingga stop kedua. Pada pengambilan larutan encer, nilai persen error mikropipetadalah 0,22% kurangnya dari volume yang diharapkan (V0) dan nilai relatif standar deviasi adalah 0,621 %. Pada pengambilan larutan kental, nilai persen error mikropipet adalah 75,61% lebihnya dari volume yang diharapkan (V0) sedangkan nilai relatif standar deviasi adalah 39,25%. Mikropipet sudah tidak layak untuk digunakan. 5.2 Saran Agar percobaan yang dilakukan dapat mencapai tujuan secara maksimal dan data hasil percobaan yang didapatkan akurat, disarankan masing-masing praktikan melakukan pengambil sampel sebanyak tiga kali tersebut sendirian tanpa bergantian.

Daftar Pustaka Boston College. Diakses melalui https://www2.bc.edu/clareoconnor/bcbc/courses/bi204_2014F/3-micropipettes_2013.pdf pada tanggal 1 November 2013 Pukul 20.33. Gerald Karp. 2009. Cell and Molecular Biology: Concepts and Experiments. USA: John Wiley & Sons. Universitas Buffalo. Diakses melalui http://faculty.buffalostate.edu/wadswogj/courses/BIO211%20Page/Resou rces/micropipetting%20lab.pdf pada tanggal 1 November 2013 Pukul 20.03. Universitas Queensland. Diakses melalui http://www.di.uq.edu.au/sparqmicropipette pada tanggal 1 November 2013 Pukul 21.05. SOP Micropipette Eppendorf. Diakses melalui http://www.eppendorf.com/int/index.php?l=1&pb=f4fe55e5b4c9d954&action =news&contentid=2&sitemap=5.2&itemid=17201pada tanggal 1 November 2013 Pukul 22.13.

Anda mungkin juga menyukai