Anda di halaman 1dari 13

PERBANDINGAN BIOAVAILABILITAS ALOPURINOL DALAM

SEDIAAN GENERIK
DAN PATEN SECARA IN VITRO

oleh :

Fajrian aulia putra ( 1204057 )


Ratna juita candra(1204058)
bioavailabilitas merupakan salah satu aspek yang
dipertimbangkan dalam menentukan kualitas
produk obat dengan memberikan profil in vivo yang
menunjukkan bukti efektivitas dan keamanan suatu
produk obat. Oleh karena itu, mengingat adanya
pengaruh bioavailabilitas terhadap efek terapi yang
ditimbulkan maka perlu dilakukan uji
bioavailabilitas terhadap dua produk obat dengan
dosis yang sama dari bahan aktif yang sama.
Latar Belakang : Obat generik masih sering dianggap
mempunyai mutu yang lebih rendah daripada obat paten.
Untuk itu diperlukan penelitian guna meyakinkan bahwa mutu
obat generik tidak lebih rendah daripada obat paten. Salah satu
obat yang terdapat dalam sediaan generik dan paten adalah
Alopurinol. Oleh karena obat ini sering digunakan, maka obat ini
dipilih sebagai sampel dalam penelitian.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan mengetahui bioavailabilitas
dan bioekivalensi Alopurinol dari sediaan generik
dan paten secara in vitro.
Alopurinol adalah obat yang banyak digunakan
pada terapi gout.
Mekanisme kerja Alopurinol adalah
menghambat xantin oksidase secara kompetitif.
Xantin oksidase adalah enzim yang yang
mengubah hipoxantin
menjadi xantin dan selanjutnya menjadi asam
urat.
Disolusi adalah suatu proses dimana kandungan aktif dari obat,
terlarut dalam suatu pelarut.
Disolusi
suatu tablet adalah jumlah atau persen zat aktif dari suatu
sediaan padat yang larut pada suatu waktu tertentu
dalam kondisi baku misal pada suhu, kecepatan pengadukan
dan komposisi media tertentu, Sedangkan
bioavailabilitas menyatakan kecepatan dan jumlah obat aktif
yang mencapai sirkulasi sistemik Menurut definisi
yang sederhana, dua produk obat yang mempunyai dosis yang
sama disebut bioekivalen apabila jumlah dan
kecepatan obat aktif yang dapat mencapai sirkulasi sistemik
dari keduanya tidak mempunyai perbedaan yang
signifikan.
Uji disolusi ini dapat digunakan untuk mengetahui
bioavailabilitas suatu obat, karena hasil disolusi
berkorelasi secara erat dengan ketersediaan hayati suatu
obat dalam tubuh. Sedangkan uji bioekivalensi
merupakan cara untuk menilai aktivitas obat di dalam
tubuh. Selain itu Uji disolusi digunakan dalam
pengembangan produk dan pengendalian
mutu sediaan obat berdasarkan pengukuran
parameter kecepatan pelepasan dan melarut zat
berkhasiat dari sediaannya.
Profil disolusi Alopurinol dari tablet dalam sediaan generik dan paten padamenit
ke 15, 30, 45, 60 dapat
dilihat pada gambar 1-4 berikut
Grafik Kadar Zat Aktif Yang Terlarut Menit ke-15 (%)

Gambar 1. Grafik perbandingan hasil kadar zat aktif yang terlarut (%)
Tablet Alopurinol 100 mg sediaan generik dan paten pada menit ke-15
Berdasarkan grafik di atas, didapatkan rata – rata kadar zat aktif yang terlarut
dari obat Alopurinol sediaan generik pada titik 1 adalah 92.37032. Sedangkan
rata – rata kadar zat aktif yang terlarut dari obat Alopurinol sediaan paten pada
titik 1 adalah 91.65548 %.
Grafik Kadar Zat Aktif Yang Terlarut Menit ke-30 (%)

 
 
Tablet Alopurinol 100 mg sediaan generik dan paten pada menit ke-30 Berdasarkan grafik di atas,
didapatkan rata – rata kadar zat aktif yang terlarut dari obat Alopurinol sediaan generik pada titik ke-
2 adalah 90.46601 %. Sedangkan rata – rata kadar zat aktif yang terlarut dari obat Alopurinol sediaan
paten pada titik ke-2 adalah 97.05873 %.
Grafik Kadar Zat Aktif Yang Terlarut Menit ke-45 (%)

Tablet Alopurinol 100 mg sediaan generik dan paten pada menit ke-45
Berdasarkan grafik di atas, didapatkan rata – rata kadar zat aktif yang terlarut
dari obat Alopurinol sediaan generik pada titik ke-3 adalah 92.7234 %.
Sedangkan rata – rata kadar zat aktif yang terlarut dari obat Alopurinol sediaan
paten pada titik ke-3 adalah 99.39425 %.
Tablet Alopurinol 100 mg sediaan generik dan paten pada menit ke-60
Berdasarkan grafik di atas, didapatkan rata – rata kadar zat aktif yang terlarut
dari obat Alopurinol sediaan generik pada titik ke-4 adalah 93.75079 %.
Sedangkan rata – rata kadar zat aktif yang terlarut dari obat Alopurinol sediaan
paten pada titik ke-4 adalah 94.65085 %.
Melalui perhitungan, rata-rata kadar zat aktif yang terlarut dari tablet
Alopurinol 100 mg sediaan generik dan paten dapat dilihat dari tabel 1 dan
grafik pada gambar 5 berikut.
 
Gambar 5. Grafik perbandingan hasil kadar zat aktif yang terlarut (%) Tablet Alopurinol
100mg sediaan generik dan paten
Dari grafik, didapatkan bahwa pada titik ke-3 (menit ke-45), kadar zat aktif yang terlarut pada
tablet Alopurinol 100 mg dari sediaan paten berada di atas sediaan generik. Pada masing-
masing sediaan dilakukan uji normalitas Shapiro-Wilk dan didapatkan hasil bahwa data-data
tersebut tersebar secara normal, yaitu p > 0,05. Kemudian dilanjutkan dengan uji parametrik
t-independent. Hasil yang didapat adalah p = 0,000 (signifikan). Hal ini berarti bahwa secara
in vitro bioavailabilitas Alopurinol sediaan generik dengan sediaan paten memiliki perbedaan
yang signifikan (p < 0,05) dan kedua sediaan tidak bioekivalen.
Hasil pengukuran kadar zat aktif yang terlarut telah memenuhi
persyaratan yang ditetapkan Farmakope Indonesia IV, yaitu dalam waktu
45 menit (titik ke-3) tidak kurang dari 75 % Alopurinol, C5H4N4O dari
yang tertera pada etiket harus sudah melarut.
Pada tabel 1, tampak bahwa kadar zat aktif Alopurinol sediaan paten
yang terlarut lebih tinggi dibandingkan dengan Alopurinol sediaan
generik. Dari profil disolusi juga dapat dilihat bahwa kadar zat aktif
terlarut pada Alopurinol sediaan paten pada titik puncak pengambilan
(menit ke-45) berada di atas sediaan generiknya
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai