Anda di halaman 1dari 42

TONISITAS

H E S T I A RY R AT I H
TONISITAS
• Tonisitas menggambarkan tekanan osmose yang diberikan oleh suatu larutan
(zat padat yang terlarut di dalamnya)
• Suatu larutan dapat bersifat isotonis, hipotonis atau hipertonis
• NaCl 0,9% sebagai larutan pengisotoni
• Tidak semua sediaan steril harus isotonis, tapi tidak boleh hipotonis,
beberapa boleh hipertonis
ISOTONI

• Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi dalam sel darah merah
sehingga tidak terjadi pertukaran cairan di antara keduanya, maka larutan tersebut dikatakan
isotoni (ekivalen dengan 0,9% NaCl)
ISOOSMOTIK

• Jika suatu larutan memiliki tekanan osmosa sama dengan tekanan


osmose serum darah, maka larutan tersebut dikatakan isoosmotik
(0,9% NaCl memiliki tekanan osmose 6,86 atm)
• Umumnya larutan isoosmotik identik dengan larutan isotoni, artinya
secara fisiologis (terutama terhadap sel darah merah) memiliki
kondisi yang sama (ekivalen dengan 0,9% NaCl)
H I P OTO N I
Turunnya titik beku kecil, tekanan
osmosenya lebih rendah dari serum
darah menyebabkan air akan
melintasi membran sel darah merah
yang semipermeabel memperbesar
volume sel darah merah dan
menyebabkan peningkatan tekanan
dalam sel. Tekanan yang lebih besar
menyebabkan pecahnya sel-sel
darah merah. Peristiwa demikian
dikenal dengan Hemolisa.

Jadi, bila larutan hipotonis


disuntikkan (mempunyai tekanan
osmosis yang lebih kecil dari cairan
tubuh), maka air akan diserap masuk
ke dalam sel tubuh dan akan
mengembang atau dapat terjadi
pecah sel.
H I P E RTO N I

Turunnya titik beku besar, tekanan


osmosenya lebih tinggi dari serum
darah menyebabkan air keluar dari
sel darah merah melintasi
membran semipermeabel
mengakibatkan terjadinya
penciutan sel-sel darah merah,
peristiwa demikian dikenal dengan
nama Plasmolisa

Jadi, bila larutan hipertonis


disuntikkan, (tekanan osmosa lebih
tinggi dari cairan tubuh), maka air
dari sel akan ditarik keluar dan sel
akan mengkerut.
TOLERANSI TUBUH

• Toleransi tubuh : dapat mengimbangi penyimpangan-penyimpangan


isotonis sampai 10%. Larutan yang hipertonis masih dapat ditolerir
oleh tubuh lebih baik.
ISOTONIS PERLU DIPERHATIKAN PADA CARA-
CARA PENYUNTIKAN :

1. sk, bila tidak isotonis akan menimbulkan sakit, sel-sel di sekitar penyuntikan dapat rusak
(nekrosis), penyerapan obat menjadi tidak baik.
2. Intra lumbal: bila terjadi perubahan dalam cairan lumbal, dapat timbul perangsangan pada
selaput otak.
3. Intra vena, bila diberikan infus, bila terlalu jauh menyimpang dari isotonis ada kemungkinan
terjadi hemolisis. Pada volume kecil, pemberian intra vena, isotonis tidak perlu diperhatian,
kecuali pada jumlah yang besar.
BAHAN PEMBANTU PENGATUR TONISITAS

• NaCl
• Glukosa
• Sukrosa
• KNO3
• NaNO3
• Alat untuk mengukur tonisitas suatu sediaan injeksi/infus : osmometer
METODE PERHITUNGAN ISOTONI

1. Metode Penurunan Titik Beku


2. Metode Ekivalensi NaCl
3. Metode White Vincent
4. Metode Sprowls
5. Metode Grafik
1. METODE PENURUNAN TITIK BEKU
(METODE KRISKOPIK)
• Turunnya titik beku serum darah atau cairan lakrimal sebesar -
0,52oC; setara dengan larutan 0,9% NaCl yang isotoni baik terhadap
serum darah maupun air mata.
• Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar turunnya titik
beku, jadi turunnya titik beku dipengaruhi oleh jumlah molekul atau
ion yang terdapat dalam larutan.
METODE L ISO (UNTUK MENCARI ∆TB)

• ∆tb = L iso x Berat x 1000 = L Iso X C


BM x V
• ∆tb : penurunan titik beku
• Liso : harga tetapan; non elektrolit=1,86; elektrolit lemah = 2; uni
univalen=3,4
• BM= berat molekul
• V = volume larutan dalam mL
• Berat = dalam g zat terlarut
CONTOH SOAL

• Berapa ∆tb dari 1% larutan Na-propionat (BM=96). Na propionat adalah uni univalen elektrolit;
L iso = 3,4
• ∆tb = 3,4 x 1 x 1000
96 x 100
= 3,4 x 0,104
= 0,35o
TABEL NILAI L ISO UNTUK BEBERAPA TIPE
IONIK

Tipe L iso Contoh

Non elektrolit 1,9 Sukrosa, gliserin, urea,


campher
Elektrolit 2,0 Asam borat, kokain,
lemah fenobarbital
Di-divalen 2,0 Magnesium sulfat, zink
elektrolit sulfat
TABEL NILAI L ISO UNTUK BEBERAPA TIPE
IONIK

Uni-univalen 3,4 NaCl, kokain HCl, Na-


elektrolit fenobarbital
Uni-divalen 4,3 Na-sulfat, atropin
elektrolit sulfat
Di-univalen 4,8 Zink klorida, kalsium
elektrolit bromida
Uni-trivalen 5,2 Na-sitrat, Na-fosfat
elektrolit
TABEL NILAI L ISO UNTUK BEBERAPA TIPE IONIK

Tri-univalen 6,0 Aluminium klorida,


elektrolit ferri iodida
Tetraborat 7,6 Sodium borat, kalium
elektrolit borat
METODE PENURUNAN TITIK BEKU (CARA BPC)

• W = 0,52 – a
b
• W = jumlah (g) bahan pembantu isotoni dalam 100 mL larutan
• a = perkalian penurunan titik beku disebabkan oleh 1% zat dengan
kadar zat
• b = penurunan titik beku air yang dihasilkan oleh 1% b/v bahan
pembantu isotoni, jika NaCl= 0,576
CONTOH SOAL

• Berapa NaCl yang dibutuhkan untuk membuat larutan Apomorfin


HCl 1%, supaya isotonis dengan serum darah. ∆tb apomorfin = 0,08
• W = 0,52 – (0,08 x 1) = 0,76 g
0,576
• Jadi, supaya larutan isotoni maka :
• R/ Apomorfin 1g
NaCl 0,76 g
Aq ad 100 mL
2. METODE EKIVALENSI NACL

• Ekivalensi NaCl = E = adalah jumlah NaCl yang mempunyai tekanan


osmosa yang sama dengan 1 g zat khasiat, dengan rumus :
• E = 17 Liso
BM
• Misal : ekivalensi NaCl asam borat 0,55 berarti 1 g asam borat
dalam larutan memberikan efek osmotik yang sama dengan 0,55 g
NaCl
METODE EKIVALENSI NACL
• Cara Menghitung :
1. Tentukan harga E NaCl untuk setiap zat yang dilarutkan, jika
perlu diperbanyak dengan besarnya konsentrasi zat dalam
larutan.
2. Jumlahkan NaCl yang dibutuhkan untuk setiap zat terlarut.
3. Tentukan selisih jumlah NaCl diatas terhadap jumlah NaCl
isotoni (0,9%). Selisih tersebut adalah jumlah NaCl yang harus
ditambahkan untuk mencapai isotoni.
4. Jika zat terlarut tidak tersatukan dengan ion klorida dari NaCl
maka zat seperti glukosa, KNO3, NaNO3 dapat digunakan
untuk menggantikan NaCl. Jumlah yang harus ditambahkan
merupakan hasil bagi antara jumlah NaCl yang harus
ditambahkan dengan E NaCl zat-zat tersebut.
CONTOH SOAL

1. Hitung ekivalensi NaCl dari KCl


Jawab : KCl termasuk dalam tipe 2B (uni-univalen elektrolit). Lihat tabel, harga Liso = 3,4
BM KCl= 74,55
E = 17 X 3,4 = 0,78
74,55
Jadi 1 g KCl memberikan efek osmotik yang sama dengan 0,78 g NaCl
CONTOH SOAL

2. Suatu larutan mengandung 1 g efedrin sulfat dalam 100 mL. Berapa jumlah NaCl yang
ditambahkan agar larutan isotonis?
Berapa jumlah dekstrosa yang ditambahkan untuk tujuan tersebut?
Diketahui : E efedrin sulfat = 0,23
E dekstrosa = 0,16
• Ingat : 1 g efedrin sulfat mempunyai efek osmotik yang sama dengan 0,23 g NaCl
• Jawab: Efedrin sulfat 1,0 g x 0,23 =0,23 g NaCl
• NaCl yang dibutuhkan agar larutan isotonis (0,9-0,23)=0,67 g NaCl
• Jadi NaCl yang ditambahkan agar larutan isotonis = 0,67 g
• E dekstrosa = 0,16
• 1 g dekstrosa mempunyai efek osmotik yang sama dengan 0,16 g NaCl
• 1 g dekstrosa~0,16 g NaCl
• X g dekstrosa~0,67 g NaCl
• X = 0,67 x 1 g dekstrosa
0,16
= 4,1875 g dekstrosa
• Dari hasil diatas dapat digunakan rumus :
X =Y
E
• Dimana X= gram dari zat pengisotoni yang diperlukan untuk
meng’adjust tonisitas
• Y = penambahan jumlah NaCl agar isotonis
• E= gram dari NaCl ekivalen dengan 1 g zat pengisotoni
3. Buat 200 mL larutan isotonis thimerosal, BM = 404,84 g/mol.
Konsentrasi 1:5000 atau 0,2 g/1000 mL. Liso = 3,4
• Hitung E NaCl thimerosal, jumlah NaCl yang ditambahkan agar
larutan isotonis.
• Diketahui bahwa NaCl berinteraksi dengan merkuri pada
thimerosal yaitu dapat mengurangi stabilitas dan efektifitas sediaan.
• Maka diputuskan untuk mengganti NaCl dengan propilen glikol sebagai zat
pengisotoni. Diketahui : Liso propilen glikol= 1,9 BM=76,09
• Jawab : Hitung dulu E NaCl thimerosal
E = 17. Liso = 17 . 3,4 = 0,143
BM 404,84
• Larutan thimerosal : c=0,2 g/1000 mL
• Akan dibuat 200 mL  jadi 0,04 g/200 mL
• Berat thimerosal agar mempunyai efek osmotik yang sama dengan 0,143 adalah=
0,04 g thimerosal x 0,143 = 0,0057 g NaCl
• Jumlah NaCl yang ditambahkan agar isotonis Y= 1,8 g NaCl – 0,0057 = 1,794 g
• NaCl diganti dengan propilen glikol sebagai zat pengisotoni. Liso
propilen glikol= 1,9 BM=76,09
• E = 17 . 1,9 = 0,42
76,09
• Dengan rumus X = Y = 1,794 = 4,3 g
E 0,42
• Jadi propilen glikol yang diperlukan untuk mengadjust 200 mL
larutan thimerosal agar isotonis adalah 4,3 g
3. METODE WHITE VINCENT

• Tonisitas yang diinginkan ditentukan dengan penambahan air pada sediaan parenteral agar
isotoni.
• V = w. E.V’
• V = Volume larutan isotoni yang ditentukan (mL)
• w = Bobot obat (g) yang ada dalam larutan
• E = Ekivalensi NaCl
• V’ = Volume suatu larutan isotoni (mL) yang di dalamnya mengandung 1 g NaCl (111,1 mL)
CONTOH SOAL

• Buatlah 500 mL larutan etilmorfin HCl 2% isotoni (E= 0,15)


• V = 10 x 0,15 x 111,1 mL = 166,7 mL
• Artinya jika 10 gr etilmorfin HCl dilarutkan dalam 166,7 mL air
diperoleh larutan yang isotoni. Sisa larutan sebanyak (500-166,7) =
333,3 mL digantikan dengan larutan NaCl isotoni atau larutan dapar
isotoni. Untuk larutan NaCl isotoni diperlukan sebanyak 333,3/100
x 0,9 g NaCl = 2,99 g NaCl
• R/ Phenacaine HCl 0,06 g
Asam borat 0,30 g
Ad pengisotoni ad 100 mL
• Maka V =
{(0,06 x 0,20) + (0,3x0,5)}x 111,1 mL
= 18 mL
• Jadi obat dicampur dengan air sampai 18 mL, lalu ditambah dengan
pelarut isotonis sampai 100 mL
METODE SPROWLS

• Merupakan metode yang dimodifikasi dari metode White Vincent, dimana W dibuat tetap 0,3 g,
jadi :
• V = E x 33,3 mL
CONTOH SOAL DENGAN BERBAGAI
METODE TONISITAS
• Suatu formula injeksi tiap 500 ml mengandung morfin HCl (BM = 375, 84 g/mol dan L iso = 3,3)
3 gram dan nikotinamid (BM = 122, 13 g/mol dan L iso = 1,9) 10 gram. Aturlah tonisitasnya
dengan metode Penurunan titik beku (krioskopik), metode ekivalensi NaCl dan metode white
vincent.
• Formula di atas adalah sbb :
R/ Morfin HCl 3
Nikotinamida 10
Aquadest ad 500 ml
METODE KRIOSKOPIK
• Formula di atas dijadikan sbb :
R/ Morfin HCl 3
Nikotinamida 10
NaCl x gram
Aquadest ad 500 ml
Tahap 1 : cari dulu ΔTb masing-masing zat
3𝑔
ΔTb morfin HCl = 𝐿𝑖𝑠𝑜 × 𝐶 = 3,3 × ( ) = 0,026°
375,84 𝑔/𝑚𝑜𝑙
10 𝑔
ΔTb nikotinamida = 𝐿𝑖𝑠𝑜 × 𝐶 = 1,9 × ( )= 0,16°
122,13 𝑔/𝑚𝑜𝑙
METODE KRIOSKOPIK (LANJUTAN)
• C Morfin HCl = % b/v = gram/100 ml = 3gram/500 ml = 0,6% (lihat formula awal)
• C Nikotinamid = 10 gram/ 500 ml = 2 gram/100 ml = 2%
0,52 −[ ∆𝑡𝑏1×𝐶1 +∆𝑡𝑏2×𝐶2)] 0,52 −[ 0,026 ×0,6 + 0,16×2 ] 0,52−0,336
• 𝑊= = = = 0,317 % b/v
0,576 0,576 0,576
• Artinya 0,317 gram dalam 100 ml  jadi kalau 500 ml = 1,586 gram
Jadi formula :
R/ Morfin HCl 3
Nikotinamida 10
NaCl 1,586 gram
Aquadest ad 500 ml
METODE EKIVALENSI NACL
R/ Morfin HCl 3
Nikotinamida 10
NaCl x gram
Aquadest ad 500 ml
morfin HCl (BM = 375, 84 g/mol dan L iso = 3,3) 3 gram dan nikotinamid (BM = 122, 13 g/mol dan L
iso = 1,9) 10 gram
𝐿𝑖𝑠𝑜 3,3
E Morfin HCl = 17× 𝐵𝑀
= 17 × 375,84 = 0,15
E Nikotinamida = 0,27 (dihitung dengan cara di atas )
E morfin HCl 0,15 artinya setiap 1 gram Morfin HCl sebanding dengan 0,15 gram NaCl
Di formula : ------------------- 3 gram morfin HCl ~ (3x0,15 gram) = 0,45 gram NaCl
E nikotinamida 0,27  1 gram nikotinamida sebanding dengan 0,27 gram NaCl
Di formula : -------------------- 10 gram nikotinamida~ 10𝑥0,27 = 2,7 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑁𝑎𝐶𝑙
Maka tonisitas formula setara dengan 0,45 + 2,7 g = 3,15 gram dalam 500 mL
Kekurangan NaCl 4,5 – 3,15 = 1,35 gram
Dari mana 4,5? Ingat 0,9% = 0,9 gram dalam 100 ml. Lihat volume larutannya 500 ml? Jadi 0,9 x 500 =
4,5 gram
METODE WHITE VINCENT
R/ Morfin HCl 3
Nikotinamida 10
Aqua ad .........
Nacl 0,9% ad 500 ml
• V = w. E.V’ = [(3x0,15) + (10x0,27) } x 111,1 ml
• = (0,45 + 2,7) x 111,1 =350 ml
• Artinya jika morfin dan nikotinamida dilarutkan dalam 350 ml air diperoleh larutan yang
isotoni. Sisa larutan sebanyak (500-350) = 150 mL diadd larutan NaCl 0,9% hingga 500 ml
• Pengerjaan : morfin HCl 3 gram, nikotinamida 10 gram, dilarutkan dalam air sampai 350 mL,
kemudian larutan ini diencerkan dengan NaCl 0,9% sampai volume 500 mL
EXERCISE

1. Using the sodium chloride method, calculate the grams of


sodium chloride needed to make 30 mL of a 2% isotonic
physostigmine salycilate solution! E fisostigmin salisilat = 0,16
2. A new drug having a molecular weight of 300 g/mole produced a
freezing point depression of 0.52oC in a 0.145 M solution. What
are calculated Liso value, the E value and the V value for this drug?
EXERCISE

3. A 1 fluid ounce (29.573 mL) solution contain 4.5 grains (291.6 mg) of silver
nitrat. How much sodium nitrat must be added to this solution to make it
isotonic with nasal fluid?. Assume that nasal fluid has an isotonicity value of
0.9% NaCl. E silver nitrat = 0,33
4. Using the sodium chloride equivalent method, make the following solutions
isotonic with respect to the mucous lining of the eye (ocular membrane). E
Tetracaine HCl = 0,18
- Tetracaine hydrochloride 10 grams
- NaCl x grams
- Sterilize distilled water, enough to make 1000 mL
5. Buatlah larutan Metadon HCl 1% 100 mL isotoni dengan NaCl.
Diketahui ∆tb Metadon HCl = 0,101 dan ∆tb NaCl : 0,576
6. Buatlah 100 mL larutan Pilokarpin HCl 2% isotoni dengan NaCl.
Diketahui ∆tb Pilokarpin HCl 0,13.
7. R/ Antipirin 0,1
• Penisilin G potassium 0,2
Aqua ad 10 mL
Hitung tonisitas dengan metode penurunan titik beku, ekivalensi NaCl dan White Vincent

Diketahui data sbb


Senyawa BM L iso E
Antipirin 188,22 1,9 0,17
Penisilin G potassium 372,47 3,9 0,18

Anda mungkin juga menyukai