SEDIAAN STERIL
SEKOLAH TINGGI FARMASI INDONESIA
BANDUNG
BM : 853,906 g/mol
Pemerian : Putih untuk bubuk kristal putih
Kelarutan : tidak larut dalam air, larut dalam pelarut organik
pH larutan : 4,4-5,6
pH stabilitas sediaan : -
data stabilitas : stabil secara kimia dan fisik hingga 48 jam ketika
disiapkan dan disimpan dalam wadah wadah
polyoletin pada suhu sekitar 20-23°c.
titik lebur : 216-217 °C (NTP, 1992)
Inkompatibilitas : ampotericin-B, chlorpromazine hcl, hydroxyzine
hcl, methylprednisolon sodium succinate, dan
mitoxantron hcl.
Kompatibilitas :-
(AHFS drug information, 2010)
1
(Gambar 1.2.1 struktur Polyetilene glikol)
(Sumber : Rowe R. C., et Al. 2009)
BM : 380-420.
Kelarutan : larut dalam air, dalam etanol (95%) P,
dalam aseton P, dalam glikol lain dan dalam
hidrokarbon aromatik, praktis tidak larut
dalam eter P dan dalam hidrokarbon alifatik
Pemerian : cairan kental jernih, tidak berwarna atau
praktis tidak berwarna, bau khas lemah, agak
higroskopik.
pH : 4.0-7.0
fungsi : penambah kelarutan dan penstabil obat
dalam larutan
OTT :
Stabilitas : Sangat higroskopis walaupun higroskopis
turun dengan meningkatnya bobot molekul
(Rowe R. C., et Al. 2009)
I.2.2 Aqua Pro Injeksi
Sinonim : Aqua Pro Injektion
Rumus molekul : H2O
BM : 18,02
Pemerian : Cairan tidak berwarna, tidak berbau, tidak
berasa.
Kelarutan :-
pH :-
fungsi : Pembawa
OTT : Bereaksi dengan obat dan bahan tambahan
yang mudah terhidrolisis (terurai karena
adanya air) atau kelembaban pada suhu
tinggi, bereaksi kuat dengan logam alkali
Stabilitas : Stabil secara kimia dalam bentuk fisika
bagian dingin cairan uap
(Depkes RI, 1979)
I.2.3 NaCl
Bobot molekul : 58,44
Pemerian : Kristal tidak berbau tidak berwarna atau
serbuk kristal putih, tiap 1g setara dengan
2
17,1 mmol NaCl. 2,54g NaCl ekivalen
dengan 1 g Na
Kelarutan : 1 bagian larut dalam 3 bagian air, 10 bagian
gliserol
Stabilitas : Stabil dalam bentuk larutan. Larutan stabil
dapat menyebabkan pengguratan partikel
dari tipe gelas
pH : 6,7-7,3
OTT : logam Ag, Hg, Fe
Fungsi : Pengganti ion Na+, Cl- dalam tubuh
(pengisotonis)
Kontraindikasi : Untuk pasien penyakit hati perifer udem
atau pulmonali udem, kelainan fungsi ginjal.
Farmakologi : Berfungsi untuk mengatur distribusi air,
cairan dan keseimbangan elektrolit dan
tekanan osmotik cairan tubuh.
(Depkes RI, 1995)
3
Ketika infus 24 jam 135 mg / m ^ 2 diberikan kepada pasien
kanker ovarium, konsentrasi plasma maksimum (Cmax) adalah 195 ng /
mL, sedangkan AUC adalah 6300 ng • h / mL.
II.3.2 Distribusi
Didistribusikan dalam pembuluh darah.
II.3.3 Metabolisme
Mengalami metabolisme di hati, yang diperantarai oleh
cytochrome P450 isoform CYP2C8 dan CYP3A4 yang berperan Minor
II.3.4 Eksresi
Diekskresi melalui empedu, hanya sekitar 1-12% diekskresi
melalui urin dalam bentuk utuh. Rerata waktu paruh eliminasi terminal
paclitaxel sekitar 3-50 jam.
II.5 Kontraindikasi
Hipersensitivitas berat terhadap Paclitaxel, macrogolglycerol ricinoleate,
dan komponen produk, wanita hamil dan menyusui, Pasien dengan jumlah
neutrophil <1.500/mm3.
II.8 Toksisitas
4
Tikus (ipr) LD50 = 32530 μg / kg. Gejala overdosis meliputi supresi
sumsum tulang, neurotoksisitas perifer, dan mucositis. Overdosis pada pasien
anak-anak dapat dikaitkan dengan toksisitas etanol akut.
III. FORMULA
3.1 Formula
R/ Paclitaxel 30 mg
PEG 400 10%
Aqua Pro Injeksi ad 5 ml
(Sarfaraz K. Niazi, 2004)
3.2 Alasan pemilihan formula
Dipilih Paclitaxel sebagai formula karena fungsi nya untuk mengobati
berbagai jenis kanker. Obat ini adalah obat kemoterapi kanker yang bekerja
dengan memperlambat atau menghentikan pertumbuhan sel kanker.
5
3.4 Perhitungan tonisitas
3.4.1 Perhitungan ∆tb
∆tb =
= = 0,014
W=
W=
W = 0, 1937 (Hipotonis)
Tonisitas sebenarnya = 0,9 – 0, 193 = 0,707
NaCl yang ditambahkan = 0,9 – 0,707 = 0,193 gram/100 ml
3.4.3 Perhitungan Volume yang dilebihkan
Vial = n.c + 2 ml
= 3.5,3 + 2 ml
= 17,9 ml ~ 20 ml
3.4.4 Perhitungan Bahan Per unit
a. Paclitaxel = 30 mg x 3 = 90 mg
= x 20 ml = 120 mg
6
= x 20 ml = 2 ml
= x 20 ml = 38,6 mg
f. Aqua Pro Injeksi = ad 20 ml
3.5 Penimbangan
a. Paclitaxel : 120 mg
b. PEG 400 : 2 ml
c. NaCl : 38,6 mg
d. Aqua Pro Injeksi : ad 20 ml
3.6 Pembuatan
Dalam beaker glass polyetilen glikol 400 dilarutkan dengan sedikit Aqua
Pro Injeksi, ditambahkan Paclitaxel hingga larut, selanjutnya ditambahkan sisa
Aqua Pro Injeksi, saring dengan membran Filter 0,22 mm dan masukkan dalam
vial, Prosedur diatas dilakukan secara aseptis dalam Laminar Air Flow.
Kemudian dilakukan evaluasi. (Sarfaraz K. Niazi, 2004)
7
dengan suatu aksi memutar, harus benar-benar bebas dari partikel kecil
yang dapat dilihat dengan mata. (Lachman hal. 1355)
3.7.3 Uji Keseragaman Volume
Diletakkan pada permukaan yang rata secara sejajar lalu dilihat
keseragaman volume secara visual.
(Depkes RI,1995 )
3.7.4 Uji Kebocoran
Letakkan ampul di dalam zat warna (biru metilen 0,5 – 1%)
dalam ruangan vakum. Tekanan atmosfer berikutnya kemudian
menyebabkan zat warna berpenetrasi ke dalam lubang, dapat dilihat
setelah bagian luar ampul dicuci untuk membersihkan zat warnanya.
(Lachman ,1994)
3.7.5 Uji Sterilitas
Asas : larutan uji + media perbenihan, inkubasi pada 20 o–25oC.
Kekeruhan atau pertumbuhan mikroorganisme (tidak steril) Metode uji :
Teknik penyaringan dengan filter membran ( dibagi menjadi 2 bagian )
lalu diinkubasi.
(Depkes RI,1995 )
8
(FI IV,939-942) Tidak dilakukan
f) Uji potensi antibiotik (FI IV,891-
Tidak dilakukan
899)
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
3.8 Penyimpanan
Simpan pada wadah aslinya dan pada suhu dibawah 30°C, terlindung dari
cahaya.
9
IV. KEMASAN, BROSUR, DAN LABEL
4.1 Kemasan Primer
4.3 Brosur
dan
Etiket
10
11
V. DAFTAR PUSTAKA
American Society of Health-System Pharmacy.2010. AHFS drug information.
USA : ASHP Incorporation
Departemen Kesehatan RI, 1979. Farmakope Indonesia, Edisi III, Direktorat
Jenderal Pengawasan Mutu Dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 1995. Farmakope Indonesia, Edisi IV, Direktorat
Jenderan Pengawasan Mutu Dan Makanan, Jakarta.
Departemen Kesehatan RI, 2008. Farmakope Indonesia, Edisi V, Direktorat
Jenderan Pengawasan Mutu Dan Makanan, Jakarta.
Lachman L. 1994 . Teori dan praktek farmasi industri. Jakarta : UI Press
Niazi, Sarfaraz K. 2004. Handbook Of Pharmaceutical Manufacturing
Formulations Sterile Products Volume 6. London, Washington DC: CRC
Press.
Rowe R. C., et Al. 2009, Handbook Of Pharmaceutical Excipients, Sixth
Edition. London, Pharmaceutical Press and American Pharmacists
Assosiation.
12