3. Homogenitas
Homogenitas dapat ditentukan berdasarkan jumlah partikel maupu
distribusi ukuran partikelnya dengan pengambilan sampel pada berbagai
tempat (ditentukan menggunakan mikroskop untuk hasil yang lebih akurat).
Jika sulit dilakukan atau membutuhkan waktu yang lama, homogenitas dapat
ditentukan secara visual. (Farmakope Indonesia IV, 1995)
Pengambilan sampel dapat dilakukan pada bagian atas, tengah, atau
bawah. Sampel diteteskan pada kaca objek kemudian diratakan dengan kaca
objek lain sehingga terbentuk lapisan tipis . (Farmakope Indonesia IV, 1995)
Suspensi yang homogen akan memperlihatkan jumlah atau distribusi
ukuran partikel yang relative hampir sama pada berbagai tempat
pengambilan sampel (suspense dikocok terlebih
dahulu). (Farmakope Indonesia IV, 1995)
4. Volume Terpindahkan
Uji berikut dirancang sebagai jaminan bahwa larutan oral dan suspense
yang dikemas dalam wadah dosis ganda, dengan olume yang tertera pada
etiket tidak lebih dari 250 ml, yang tersedia dalam bentuk sediaan cair atau
sediaan cair yang dikonstitusi dari bentuk padat dengan volume yang
ditentukan, jika dipindahkan dari wadah asli, akan memberikan volume
sediaan seperti yang tertera pada etiket. Untuk penetapan volume
terpindahkan, pilih tidak kurang dari 30
wadah, dan selanjutnya ikuti prosedur berikut untuk bentuk sediaan
tersebut. Larutan oral, suspensi oral, dan sirup dalam wadah dosis ganda,
kocok isi 10 wadah satu persatu. (Farmakope
Indonesia IV, 1995)
Serbuk dalam wadah dosis ganda yang mencantumkan penandaan
volume untuk larutan oral atau suspensi oral yang dihasilkan bila serbuk
dikonstisusi dengan sejumlah pembawa seperti tertera pada etiket, konstitusi
10 wadah dengan volume pembawa seperti tertera pada etiket diukur secara
saksama, dan campur. (Farmakope Indonesia IV, 1995)
Prosedur : Tuang isi perlahan-lahan dari tiap wadah ke dalam gelas ukur
kering terpisah dengan kapasitas gelas ukur tidak lebih dari dua
setengah kali volume yang diukur dan telah dikalibrasi, secara hati-hati
untuk menghindarkan pembentukan gelembung udara pada waktu
penuangan dan diamkan selama tidak lebih dari 30 menit. Jika telah
bebas dari gelembung udara, ukur volume dari tiap campuran: volume
rata-rata larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 10 wadah
tidak kurang dari 100%, dan tidak satupun volume wadah yang kurang
dari 95% dari volume yang dinyatakan pada etiket. Jika A adalah volume
rata-rata kurang dari 100% tertera pada etiket akan tetapi tidak ada
satu wadahpun volumenya kurang dari 95% dari volume yang tertera
pada etiket, atau B tidak lebih dari satu wadah volume kurang dari 95%,
tetapi tidak kurang dari 90% dari volume yang tertera pada etiket,
lakukan pengujin terhadap 20 wadah tambahan. Volume rata-rata
larutan, suspensi, atau sirup yang diperoleh dari 30 wadah tidak kurang
dari 100% dari volume yang tertera pada etiket, dan tidak lebih dari
satu dari 30 wadah volume kurang dari 95%, tetapi tidak kurang dari
90% seperti yang tertera pada etiket. (Farmakope Indonesia IV, 1995)
5. Penetapan Kekentalan
Kekentalan adalah suatu sifat cairan yang berhubungan erat dengan
hambatan untuk mengalir. Kekentalan didefinisikan sebagai gaya yang
diperlukan untuk menggerakkan secara berkesinambungan suatu
permukaan datar melewati permukaan datar lain dalam kondisi mapan
tertentu bila ruang di antara permukaan tersebut diisi dengan cairan yang
akan ditentukan kekentalannya. Kekentalan adalah tekanan geser dibagi laju
tegangan geser. Satuan dasarnya yaitu poise; namun oleh karena kekentalan
yang diukur umunya merupakan harga pecahan poise, maka lebih mudah
digunakan satuan dasar sentipoise (1 poise = 100 sentipoise). (Farmakope
Indonesia IV, 1995)
Penentuan suhu penting karena kekentalan berubah sesuai suhu;
secara umum kekentalan menurun dengan menaiknya suhu. Kekentalan
mutlak dapat diukur secara langsung jika dimensi alat pengukur diketahui
dengan tepat, tetapi pengukuran umumnya lebih praktis dilakukan dengan
mengkalibrasi alat menggunakan cairan yang diketahui kekentalannya,
kemudian kekentalan cairan uji ditetapkan dengan membandingkan
terhadap kekentalan cairan yang telah diketahui. (Farmakope Indonesia IV,
1995)
Metode yang umum digunakan untuk pengukuran kekentalan meliputi
penetapan waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah volume tertentu cairan
untuk mengalir melalui kapiler. Banyak jenis viskosimeter tabung kapiler
telah dirancang, tetapi viskosimetet Ostwald dan Ubbelohde adalah yang
paling sering digunakan. Untuk mengukur kekentalan, suhu zat uji yang
diukur harus dikendalikan dengan tepat, karena perubahan suhu yang kecil
dapat menyebabkan perubahan kekentalan yang berarti. Untuk pengukuran
sediaan farmasi, suhu dipertahankan dalam batas lebih kurang 0,1.
(Farmakope Indonesia IV, 1995)
Aquadest
BM : 18,02
Inkompatibilitas : Dalam formulasi farmasi dapet bereaksi dengan obat dan bahan
tambahan lainnya yang mudah terhidrolosis padda temperature tinggi
Karotenoid
C6H8O7,H2O (monohydrate)
Kelarutan : Sangat mudah larut dalam air; mudah larut dalam etanol; agak sukar
larut dalam eter.
Persyaratan : Asam sitrat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih
dari setara dengan 101,0% dari C6H8O7, dihitung dengan mengacu pada substansi
anhidrat.
Bentuk: dapat bherupa cairan maupun serbuk, senyawa ionik yanbg terdiri dari
unsur dan klorin, tidak berbau, tidak berwarna.
Konsentrasi : 5-10 %