BY
Muhammad Afqary
PENDAHULUAN
Rute pemberian obat sangat penting
untuk diperhatikan karena perbedaan
cara pemberian sangat penting dalam
penentuan efek yang diharapkan. Ada
obat yang hanya berkhasiat apabila
disuntikkan dan tidak memberikan efek
bila diminum
PENDAHULUAN
• Karena itu cara pemberian obat ditentukan
oleh :
1. Jenis obat
2. Kondisi penderita (sadar, tidak sadar,
koperatif, dan sebagainya)
3. Kondisi penyakit (perlu efek segera atau
tidak).
JALUR PEMBERIAN OBAT
• Bagaimana dan di mana obat memasuki tubuh
akan menentukan seberapa banyak obat
mencapai tempat aksinya dan, pada gilirannya,
menentukan besarnya efek
• Jalur pemberian dapat mempengaruhi absorpsi
obat
• Yang menentukan adalah :
• Luas permukaan absorpsi
• Banyaknya membran/barrier yang harus
dilewati
• Banyaknya obat yang terdegradasi
• Jumlah ikatan dengan depot
RUTE PEMBERIAN OBAT
• RUTE ORAL
• RUTE PARENTERAL
• MELALUI KULIT
• PADA MEMBRAN MUKOSA
RUTE ORAL
PEMBERIAN OBAT MELALUI ORAL
OBAT —-> mulut —> kerongkongan —> Gastro Intestinal
Tract
• Obat yang diminum mengalami fase farmakokinetik dan
farmakodinamik.
• Lazim dipakai (aman, ekonomis dan menyenangkan)
• Keamanan cukup terjamin, efek toksik bisa diantisipasi
misalnya dengan diuresis, antidotum injeksi, atau
dengan dimuntahkan.
RUTE ORAL
MASALAH :
- Tidak semua obat bisa diberikan secara per oral. Obat
yang tidak bisa diberikan peroral contohnya obat yang
dirusak di lambung : prokain penicillin dan insulin
- Penderitanya harus kooperatif
- Sebagian obat mengalami "First Pass Efek" atau first
pass metabolism oleh hepar. Obat mengalami fase
perombakan di hati sehingga dosis lebih tinggi.
Contoh : Sirup, tablet
RUTE PARENTERAL
• PEMBERIAN OBAT MELALUI PARENTERAL
• TIDAK MELALUI USUS/ Gastro Intestinal Tract
• DENGAN SUNTIKAN
- im, iv, ip, intradermal,sc, intra arteri, dll
• Dapat langsung berefek sistemik
• Resep injeksi bisa dalam bentuk formula officinalis
INFUSA (iv)
• Digunakan untuk efek cepat dan teratur
RUTE PARENTERAL
• PEMBERIAN OBAT PARENTERAL UNTUK :
- Obat-obat yang tidak diabsorpsi di membran mukosa
- Obat yang rusak dilambung
- Efek cepat/ teratur
- Cocok untuk penderita nonkooperatif (pasien muntah
berak, koma, penyakit jiwa)
• EFEK — Sistemik
RUTE PARENTERAL
• MASALAH :
- Aseptis/ steril/ pirogenitas
- Harus betul-betul aseptis, steril
- Tidak ekonomis —> mahal, perlu bantuan
* Misalnya : Pasien tidak dapat menginjeksikan sendiri,
jadi setelah menebus resep di apotek harus kembali
lagi ke dokter untuk disuntik
- Keamanan penderita
• Masalah keamanan yang penting adalah
kemungkinan terjadinya shock anafilaksi
RUTE PARENTERAL
• SC = sub kutan: injeksi ke dlm jaringan
melalui bagian yang sedikit lemaknya dan
masuk ke dalam jaringan di bawah kulit;
SUBKUTAN (SC)
Volume yang diberikan tidak lebih dari 1 ml.
Sediaan harus memenuhi krtiteria tertentu, seperti:
1. Larutan sebaiknya isotonis dan iso hidris
2. Larutan yang sangat menyimpang isotonisnya
dapat menimbulkan rasa nyeri atau nekrosis dan
absorpsi zat aktif tidak optimal
3. Onset of action obat berupa larutan dalam air lebih
cepat daripada sediaan suspensi.
• INTRATEKAL
- Diberikan melalui sebuah kateter yg telah
dipasang dlm ruang subaraknoid atau ke dlm salah
satu ventrikel otak
- Biasanya dlm jangka panjang melalui pembedahan
RUTE PARENTERAL LAIN
• INTRASEOSA
- Memasukan obat langsung ke sumsum tulang
- Paling sering pd bayi, anak – anak dimana akses
pembuluh darahnya buruk
- Digunakan pd kondisi darurat
- Dokter menginsersi jarum intraseosa ke dlm
tulang, biasanya ke tibia, shg perawat dpt
memberikan obat
• INTRAPERITONEAL
- Obat diberikan dlm rongga peritonium
- contoh: kemoterapi, antibiotik
RUTE PARENTERAL LAIN
• INTRAPLEURA
- Obat diberikan melalui dinding dada, ke ruang
pleura
- contoh: kemoterapi, pleuradesis (memasukan
obat utk mengatasi efusif pleura)
• INTRA ARTERI
- OBAT dimasukkan ke dlm arteri
- Ex infus arteri pada arteri yg mengalami
pembekuan
INHALASI
PEMBERIAN OBAT SECARA INHALASI
• MELALUI ENDOTEL ALVEOLI
• Caranya dihirup melalui mulut, hidung
• Melalui mulut misalnya : Ventolin inhaler,
rotahaler
• OBAT : bisa padat/ cair yang mudah menguap
atau gas
• EFEK CEPAT
- Lokal —–> bronkhodilator
- Sistemik —-> anestesi
INHALASI
• MASALAH :
- Perlu alat khusus (biasanya mahal harganya)
- Dosis sukar diatur
• dosis tergantung kekuatan menyedot atau
menghirup, sehingga obat inhalasi biasanya
untuk pasien dewasa atau untuk anak dengan
pengawasan orang dewasa
- Dapat menyebabkan iritasi saluran pernafasan
PADA MEMBRAN MUKOSA
• PEMBERIAN OBAT MELALUI MEMBRAN MUKOSA
• AKSI —> Lokal
—-> Sistemik
• ABSORPSI MELALUI MEMBRAN MUKOSA DI :
1. Mulut ;
- Sublingual
- Bukal Sistemik
- di Hisap —-> Lokal
2. Mata
- conjungtiva
- cornea
PADA MEMBRAN MUKOSA
3. Hidung
- Aksi lokal
- Obat –> uap—> dihirup –> cairan —> tetes, semprot
• pemberian obat melalui membrana mukosa hidung
untuk anak-anak jangan dihirup tapi yang tetes,
karena obat tetes dosisnya terukur dan tetap
4. Telinga
- Aksi lokal di telinga –> tetes, cairan pencuci
5. Vagina
- Aksi lokal –> antiinfeksi
• obat bisa dalam bentuk supossitoria
6. Rectum
- Aksi lokal/ sistemik
- Efek cepat —> tidak mengalami First Pass Metabolism
- Cocok untuk penderita tidak sadar, muntah, sakit
menelan
MASALAH :
- Absorpsi obat tidak menentu
- Kepatuhan penderita
- Tidak semua obat bisa dalam bentuk ini
MELALUI KULIT
PEMBERIAN OBAT MELALUI KULIT
• AKSI —> Lokal
—> Sistemik
• MASALAH :
Obat yang larut dalam air tidak diserap oleh kulit utuh.
Obat yang dilarutkan dalam minyak dapat diserap oleh
kulit, dan bila penyerapan cukup besar, akan terjadi efek
sistemik bahkan keracunan. Kulit yang tidak utuh
memperbesar penyerapan dan perlu mendapat
perhatian.
ROUTES OF ADMINISTRATION
• Transport aktif
Perpindahan obat/senyawa dari kompartemen
yang berkonsentrasi rendah ke konsentrasi
tinggi membutuhkan energi dan protein
pembawa/carrier mekanisme transport obat-obat
tertentu
DIFUSI PASIF TRANSPORT AKTIF
Senyawa hidrofilik
Faktor yang berpengaruh pada
Difusi pasif:
• Po/w = (Coil/Cwater)equilibrium
P > 1 : lipofilik; P < 1 : hidrofilik
Makin basa
RULE / ATURAN
• Molekul akan menjadi kurang bermuatan (tidak
terionisasi ) jika berada pada suasana pH yang sama,
dan akan lebih bermuatan jika berada di pH yang
berbeda
• Semakin bermuatan, suatu molekul akan semakin sulit
menembus membran
• Semakin kurang bermuatan, suatu molekul akan lebih
mudah menembus membran
• Dapat menjadi prediktor terhadap sifat absorpsi obat
Contoh:
Aspirin (bersifat asam lemah) akan lebih mudah
terabsorpsi di lambung atau usus ? Kenapa?
METABOLISME