Anda di halaman 1dari 4

REMIDI FARMAKOLOGI

Nama : Enjely Anly Pesolima


Kelas : Capella
Prodi : S1 Keperawatan
NIM : 2201140723

Soal !

1. Jelaskan apa itu farmakokinetik, proses ADME, farmakodinamik ?


2. Sebutkan dan jelaskan peran perawat dalam pemberian obat!
3. Sebutkan dan jelaskan rute pemberian obat!
4. Seorang pasien akan diberikan chirpromazine sebanyak 12,5 mg secara IM. Sediaan
obat berupa ampul berisi 1 ml cairan chiorpromazine, dengan dosis 25 mg/ml, maka
jumlah obat yang diberikan kepada pasien tersebut adalah?
5. Perintah dokter : diltiazem 2x60mg, sediaan obat 1 tab=15mg, berapa tab untuk sekali
minum?

Jawaban :

1.
 Farmakokinetika adalah cabang ilmu dari farmakologi yang mempelajari
tentang perjalanan obat mulai sejak diminum hingga keluar melalui organ
ekskresi di tubuh manusia.
 Proses farmakokinetika dimulai dari penyerapan (absorpsi), lalu tersebar melalui
ke seluruh jaringan tubuh melalui darah (distribusi), selanjutnya dimetabolisi
dalam organ-organ tertentu terutama hati (biotransformasi), lalu sisa atau hasil
metabolisme ini dikeluarkan dari tubuh dengan ekskresi (eliminiasi) dan
selanjutnya disingkat menjadi ADME.
 Farmakodinamik adalah studi tentang efek obat dalam tubuh. Ini termasuk
analisis mekanisme kerjanya dan rasio antara dosis dan efek biokimia dan
fisiologisnya.
Istilah farmakodinamik berasal dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani:
pharmackon (obat, obat) dan dinamis (kekuatan). Untuk memahami objek kajian
farmakodinamik, perlu diketahui konsep reseptor atau target: yaitu struktur sel
yang akan digunakan obat untuk berinteraksi secara selektif, sehingga dapat
memenuhi fungsinya di dalam tubuh.
2.
a. Sebagai pemberi asuhan keperawatan
dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia
yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan.
b. Sebagai advokat klien
dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan.
c. Sebagai educator
dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat pengetahuan
kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang diberikan sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan
Kesehatan.
d. Sebagai coordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberi
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
e. Sebagai kolaborator
Peran ini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter, fisioterapi, ahli gizi dengan berupaya mengidentifikasi
pelayanan keperawatan yang diperluka.
f. Sebagai Conselor
Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau
keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman
yang lalu.
g. Sebagai pembaharu
Perawat mengadakan perencanaan, kerjasama, perubahan yang sistematisdan
terarah sesuai dengan metode pemberian pelayanan keperawatan.
3. - ETERNAL
 Rute Oral
Memberikan suatu obat melalui mulut adalah cara pemberian obat yang paling
sering, tetapi juga bervariasi dan memerlukan jalan yang paling rumit untuk
mencapai jaringan. beberapa obat diabsorbsi di lambung; namun, duodenum
sering merupakan jalan masuk utama ke sirkulasi sistemik karena permukaan
absorbsinya yang lebih besar.
 Sublingual
penempatan dibawah lidah memungkinkan obat tersebut berdifusi ke dalam
anyaman kapiler dan karena itu secara langsung masuk ke dalam sirkulasi
sistemik. pemberian suatu obat dengan rute ini mempunyai keuntungan obat
melakukan bypass melewati usus dan hati dan tidak diinaktivasi oleh
metabolisme.
 Rektal
Pemberian obat melalui rektal atau dubur

- PARENTERAL
 Intravaskular (IV)
Obat yang diberikan langsung masuk ke dalam pembuluh darah
 Intramuskular (IM)
metode rute pemberian obat dengan memberikan suntikan langsung ke otot.
 Subkutan (SC)
Injeksi subcutan merupakan cara memberikan obat dengan memasukkan obat
ke dalam jaringan subcutan dibawah kulit dengan spuit. Injeksi subkutan
diberikan dengan menusuk area dibawah kulit yaitu jaringan konektif atau
lemak dibawah dermis. Injeksi tidak diberikan pada area yang nyeri, merah,
pruitis atau edema. Pada pemakaian injeksi subkutan jangka lama, maka
injeksi perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang
berbeda. Jenis obat yang lazim diberikan secara subkutan adalah vaksin, obat-
obatan preoperasi, narkotik, insulin, dan heparin.
- LAIN-LAIN
 Inhalasi
inhalasi memberikan pengiriam obat yang cepat melewati permukaan luas dari
saluran napas dari epitel paru-paru, yang menghasilkan efek hampir sama
cepatnya dengan efek yang dihasilkan oleh pemberian obat secara intravena.
cara pemberian ini digunakan untuk obat-obat berupa gas (misalnya beberapa
obat anestetik) atau obat-obat yang dapat didispersi dalam suatu aerosol. rute
tersebut terutama efektif dan menyenangkan untuk penderita-penderita dengan
keluhan-keluhan pernapasan (misalnya asma atau penyakit paru obstruktif
kronis) karena obat diberikan langsung ke tempat kerjanya dari efek samping
sistemik minimal.
 Intranasal
Sistem pelepasan obat dimana obat akan diberikan dan dilepaskan di rongga
nasal. Bentuk sediaan biasanya berupa obat tetes atau spray.
 Intratekal/intraventricular
kadang-kadang perlu untuk memberikan obat-obat secara langsung ke dalam
cairan serebrospinal, seperti metotreksat pada leukemia limfositik akut.
  Topikal
Pemberian topikal digunakan bila suatu efek lokal obat diinginkan untuk
pengobatan. misalnya, klotrimazol  diberikan dalam bentuk krem secara
langsung pada kulit dalam pengobatan dermatofitosis dan atropin diteteskan
secara langsung ke dalam mata untuk mendilatasi pupil dan memudahkan
pengukuran kelainan refraksi.
 Transdermal
Rute pemberian ini mencapai efek sistemik dengan pemakaian obat pada kulit,
biasanya melalui suatu "transdermal patch". kecepatan absorbsi sangat
bervariasi tergantung pada sifat-sifat fisik kulit pada tempat pemberian. cara
pemberian ini paling sering digunakan untuk pengiriman obat secara lambat,
seperti obat antiangina, nitrogliserin.

4. D:HxQ=V
12,5 mg : 25 mg x 1 ml = V
0,5 x 1 mml = 0,5 ml Volume Chiorpromazine yang akan diberikan secara secara IM.

5. 60 mg : 15 mg = 4 tablet

Anda mungkin juga menyukai