Anda di halaman 1dari 19

“Epidemiologi dan Kependudukan”

DOSEN PENGAMPU :
Ns. Wiznatul Izzati, M.Kep

OLEH KELOMPOK 8 :
1. DivaMerliyoni (2013142010023)
2. Nada Syifa Salsabila (2013142010018)
3. Nurillahi fahdya (2013142010045)
4. Siti Masyithoh (2013142010089)
5.Zahra Fitri Yani (2013142010047)

PRODI S1 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MOHAMMAD


NATSIR YARSI BUKITTINGGI

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat  Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Epidemiologi dan Kependudukan”. Penulis menyadari
bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan Yang
Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam kesempatan ini
penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar besarnya kepada semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini..

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat
selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis dengan rendah hati dan dengan
tangan terbuka menerima masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.

Bukittinggi,09 Oktober 2022

DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................
Kata Pengantar.......................................................................................................
Bab I Pendahuluan ................................................................................................
Bab II Pembahasan…............................................................................................
A. Konsep sehat sakit.....................................................................................
B. Wabah ....................................................................................................
C. Endemi.....................................................................................................
D. Epidemi...................................................................................................
E. Pandemi...................................................................................................
F. Pengertian kependudukan........................................................................
G. Nilai budaya penduduk indonesia...........................................................
H. Angka kelahiran di indonesi....................................................................
I. Angka kematian di indonesia....................................................................
J. Penyakit menular pada masyarakat indonesia..........................................
K. Penyakit tidak menular pada masyarakat indonesia................................

Bab III Penutup........................................................................................................


Daftar Pustaka…………..........................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Epidemiologi merupakan dasar dari ilmu kesehatan masyarakat. Bisa dikatakan “The
masterof public health is epidemiology. Masa sekarang ini epidemiologi masih
dianggap sebagai ilmu yang relatif masih baru, tetapi sejarah epidemiologi tidak dapat
dipisahkan dengan masa dimana manusia mulai mengenal penyakit menular.
Pengertian epidemiologi dari arti katanya yaitu epi: pada/tentang, demos : penduduk
dan logos: ilmu. Dalam arti sempit epidemiologi berarti ilmu yang mempelajari
tentang epidemi. Sedangkan dalam arti luas epidemiologi berarti ilmu yang
mempelajari frekuensi dan penyebaran masalah kesehatan pada sekelompok manusia
serta faktor-faktor yang mempengaruhinya yang kemudian digunakan untuk
mengatasi masalah kesehatan. Berbagai definisi dan pengertian telah dikemukakan
oleh para ahli epidemiologi yang pada dasarnya memiliki persamaan pengertian yaitu
epidemiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari menganalisisa serta berusaha
memecahkan berbagai masalah kesehatan maupun masalah yang erat kaitannya
dengan kesehatan pada suatu kelompok penduduk tertentu. Sedangkan metode
epidemiologi merupakan cara pendekatan ilmiah dalam mencari faktor penyebab serta
hubungan sebab akibat terjadinya peristiwa tertentu pada suatu kelompok penduduk
tertentu. Oleh karena itu dalam penggunaannya, epidemiologi berkaitan erat dengan
disiplin ilmu yang lain, baik bidang eksakta maupun non eksakta-sosial. Sifat dasar
epidemiologi yaitu le!ih mengarahkan diri pada kelompok penduduk(masyarakat
daripada kesehatan perorangan serta menilai peristiwa yang ada dalam masyarakat
serta kuantitatif (menggunakan rate atau semacamnya).

B. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memahami tentang epidemiologi
kependudukan.

C. Rumusan Masalah.
1. Apa itu konsep sehat sakit?
2. Apa itu wabah?
3. Apa itu endemi?
4. Apa itu epidemi?
5. Apa itu pandemi?
6. Apa pengertian kependudukan?
7. Bagaimana nilai kebudayaan indonesia?
8. Berapa angka kelahiran di indonesia?
9. Berapa angka kematian di indonesia?
10. Apa saja penyakit menular pada masyarakat indonesia?
11. Apa saja penyakit tidak menular pada masyarakat indonesia?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Sehat dan Sakit.


1. Konsep Sehat
Tubuh yang sehat akan membuat kita dapat melakukan kegiatan seharI-hari dengan
baik, bersemangat, tidak mudah lelah, dan tidak mudah terserang penyakit. Selain itu,
di dalam tubuh yang sehat, terdapat psikis atau jiwa yang sehat pula, selalu
berprasangka baik, mampu mengelola setiap emosi dengan baik pula. Semua
tercermin dalam menjalani kehidupan ini, seseorang melaluinya dengan tenang dan
bahagia apapun kondisinya. Keyakinan akan sehat timbul pada setiap diri individu.
Seseorang merasa dirinya sehat akan tampak dari raut wajah dan
semangatnya dalam menghadapi kehidupan dan setiap permasalahan yang
dihadapi. Raut wajah yang segar, tegar, dan kuat sering kali ditampakkan badan diri
seseorang yang merasa sehat. Keyakinan ini sangat penting, sebagai bentuk
prasangka baik terhadap diri atas karunia Tuhan kepadanya.
Sehat adalah keadaan tubuh yang normal baik jasmani, rohani, dan sosial, tidak
terbatas dari suatu penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan menurut WHO. UU
No.36 tahun 2009, yang dimaksud kesehatan dimana kondisi baik secara fisik, mental,
spiritual, maupun sosial dimana setiap orang mampu hidup produktif baik sosial
maupun ekonominya. Berbicara tentang sehat yang berkaitan dengan kesehatan
manusia melibatkan dua aspek, yaitu aspek psikologi dan aspek psikososial. Karena
manusia adalah individu sekaligus sebagai makhluk sosial. Konsep sehat sangat
berhubungan dengan sikap, nilai, perilaku yang berkembang. Sehat merupakan
tanggung jawab diri sendiri, sehingga pilihan akan makna sehat yang sesungguhnya
bergantung pada pandangan dan cara memperoleh kesehatan setiap individu.
Menurut John Wayne (dalam Yuliandari, 2018: 24) bahwa ada 6 parameter
kesehatan, yaitu :
1) fungsi fisik, orang sehat tidak mengalami gangguan fisik
2) kesehatan mental, dimana perasaan nyaman, mampu mengontrol emosi diri,
perilaku positif.
3) sosial well-being, hubungan interpersonal aktif.
4) fungsi peran, tidak mengalami gangguan hubungan dengan sesama.
5) persepsi umum, pandangan diri tentang kesehatan pribadi.
6) symtom-symtom, tidak ada gangguan fisiologi maupun psikologi.

Definisi sehat yang di kemukakan oleh WHO:


a. Merekflesikan perhatian pada manusia.
b. Sehat dari sudut pandang lingkungan dari dalam dan luar.
c. Pemaknaan sehat sebagai pola hidup aktif berkarya dan berproduksi.

Dari beberapa pernyataan tentang keyakinan konsep sehat, maka dapat penulis
simpulkan bahwa konsep sehat adalah suatu keadaan/kondisi fisik yang lengkap dan
normal, dan kondisi mental serta sosial yang baik tanpa gangguan yang berarti,
sehingga akan menimbulkan kebahagian bagi diri orang tersebut.

2. Sakit
Kata penyakit dan sakit adalah dua kondisi yang berbeda, namun penggunaannya
sering tertukar. Kata sakit identik dengan sesuatu yang tidak beres atau abnormal.
Perlu kita bedakan orang yang sakit (gangguan fisiologis/tubuh) dengan orang yang
bermasalah. Penyakit adalah merupakan istilah medis yang di gambarkan sebagai
gangguan dalam fungsi tubuh yang menghasilkan berkurangnya kapasitas. Penyakit
terjadi saat tubuh tidak seimbang serta keadaan yang tidak normal.
Menurut Hidayah (2014) sakit adalah suatu keadaan dimana emosional, fisik, sosial,
intelektual, perkembangan, atau seseorang terganggu atau berkurang, bukan hanya
kondisi terjadinya proses penyakit. Secara umumnya dinyatakan terkena suatu
penyakit apabila sudah menimbulkan perubahan fungsi tubuh yang tidak semestinya
dan keluhan lain yang menyebabkan munculnya tanda atau gejala. Perwujudan
penyakit dapat meliputi hipofungsi (seperti konstipasi), hiperfungsi (seperti
peningkatan produksi lendir) atau peningkatan fungsi mekanis (seperti kejang). Ada
dua jeins penyakit, yaitu kronis dan tidak kronis. Dikatakan kronis bila gangguan
kesehatan berlangsung lama, kebanyakan disebabkan oleh gaya hidup yang tidak
sehat. Apabila sudah terlanjur parah, bisa berujung kematian. Biasanya menyerang
usia produktif, yaitu diantara usia 25-50 tahun. Hipertensi, stroke , diabetes, kanker,
bahkan penyakit jantung yang rawan menyerang usia produktif di karenakan pola
hidup yang tidak sehat, seperti merokok, obesitas, kurang aktif bergerak, dan
pengelolahan stress yang buruk merupakan beberapa penyebab seseorang menderita
penyakit kronis di usia muda.
Dari beberapa definisi sakit di atas, maka dapat penulis simpulkan bahwa sakit
adalah suatu kondisi tidak nyaman, adanya ketidaknormalan atau gangguan pada
sistem metabolisme tubuh, gangguan pada pola pikir atau perasaan yang tidak nyaman
atau yang berkaitan dengan psikologi seseorang, sehingga akan berpengaruh pada
terganggunya proses menjalani kehidupannya. Dari beberapa uaraian di atas, maka
kita sangat perlu menjaga asupan makanan dan minuman yang kita konsumsi, Tuhan
menyediakan begitu banyak makanan dan minuman yang berasal dari tanaman dan
binatang yang halal dan baik untuk menjaga tubuh kita tetap sehat. Pola dan gaya
hidup sehat dengan menjauhi makanan dan minuman yang berbahaya dan rajin
berolahraga menjadikan sistem kekebalan tubuh kita juga akan baik.

B. Wabah
Wabah terjadi ketika suatu penyakit menyebar secara tiba-tiba dan menulari
penduduk dalam jumlah lebih banyak daripada biasanya di dalam suatu area atau
komunitas. Wabah bisa berlangsung dalam jangka waktu singkat, tetapi juga bisa
berlangsung lama hingga bertahun-tahun.
Istilah wabah sering digunakan untuk menyebut penyakit yang hanya menyebar di
daerah tertentu saja. Namun, tidak semua penyakit dapat disebut sebagai wabah.
Suatu penyakit dapat dikatakan wabah ketika penyakit tersebut memiliki kondisi
sebagai berikut:
 Sudah lama tidak muncul
 Datang penyakit baru yang sebelumnya tidak diketahui
 Baru pertama kali menjangkiti masyarakat di daerah tersebut

C. Endemi
keadaan dimana penyakit atau penyebab penyakit tertentu secara terus menerus
tetap ada pada populasi manusia dalam suatu area geografis tertentu. Contohnya
adalah endemik DBD. Musim penghujan, serangan penyakit demam berdarah rentan
terjadi di sejumlah daerah di Kota Pekalongan.Termasuk di Kelurahan Kandang
Panjang, Kecamatan Kota Pekalongan Utara. Warga Kandang Panjang mulai
mengeluhkan indikasi demam berdarah (DB) setelah beberapa warganya dilarikan ke
rumah sakit akibat DB. Dinas Kesehatan Kota Pekalongan hingga bulan Oktober 2013
telah mencatat terjadi 56 kasus demam berdarah (DB) dan dua diantaranya
meninggal.Data mengatakan, ada lima titik rawan yang menjadi endemik nyamuk
demam berdarah. Lima daerah ini antara lain Kelurahan Medono, Kauman, Bendan,
Pasir Sari, dan Kandang Panjang. Oleh sebab itu dinas kesehatan menghimbau
menjelang musim hujan warga agar waspada, kubur barang-barang yang mampu
menampung air. Demam berdarah disebabkan karena virus yang masuk ke alirah
darah melalui vektor, antara lain gigitan nyamuk Aedes aegypty. Orang yang terkena
demam berdarah menunjukkan gejala demam tinggi, pusing dan bercak merah.Sejauh
ini belum ada obat yang spesifik melawan penyakit ini. Pasien biasanya hanya diberi
cairan tubuh untuk menghindari dehidrasi akibat demam dan muntah.
Sementara untuk obat biasanya hanya untuk menghilangkan nyeri dan meredakan
demam. Contoh di Jawa Timur misalnya data dari Dinas Kesehatan (Dinkes)
Kabupaten Banyuwangi menyatakan, seluruh kecamatan di daerahnya endemis
penyakit demam berdarah dengue (DBD). Status endemis demam berdarah itu
diberlakukan karena sepanjang tahun 2016, sebab di 24 kecamatan di Kabupaten
Banyuwangi, kasus demam berdarah terus ditemukan.Data dari Dinkes Banyuwangi,
penderita demam berdarah sejak Januari 2016 sudah mencapai 1.300 lebih kasus
dengan 11 orang meninggal dunia. Angka demam berdarah ini meningkat
dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2015 yakni sebanyak 900 lebih kasus
dengan 9 orang meninggal dunia.

D. Epidemi
Epidemi terjadi ketika suatu penyakit telah menyebar dengan cepat ke satu atau
lebih wilayah tertentu dan penyebarannya tidak bisa dikendalikan. Misalnya, ketika
COVID-19 hanya terbatas di wilayah Wuhan, Tiongkok. Namun, penyakit epidemi
tidak hanya merujuk pada penyakit menular saja. Misalnya, meningkatnya kasus
obesitas di suatu daerah juga bisa disebut epidemi. Terjadinya kasus-kasus dengan
sifat-sifat yang sama pada sekelompok manusia pada suatu area geografis tertentu
dengan efek yang nyata pada masyarakat tersebut melebihi insidens yang normal dari
penyakit tersebut.
Ada 2 jenis epidemi yakni:
a. Common source (epidemi yang ditimbulkan dari sumber yang sama). Suatu
epidemi dimana manusia/ binatang/benda spesifik telah menjadi alat utama dalam
penularan penyakit tersebut.
b. Propagated source (epidemi yang timbul akibat sumber penyebaran )
Suatu epidemi dimana infeksi ditularkan dari orang ke orang atau dari binatang ke
binatang dengan cara sedemikian rupa sehingga kasus-kasus yang ditemukan tidak
dapat dikatakan disebabkan oleh penularan dari sumber tunggal. Contoh kasus
epidemi adalah kasus H1N1 tahun 2009 (Flu Babi). Virus flu A/H1N1 muncul di
Meksiko pada bulan Maret, 2009 dan menyebar ke seluruh dunia pada kecepatan yang
belum pernah terjadi sebelumnya, jauh lebih cepat daripada pandemi lainnya dalam
sejarah.
E. Pandemi
Pandemi adalah epidemi yang telah menyebar luas di beberapa negara atau benua.
Dengan kata lain, penyakit ini sudah menjadi masalah bersama bagi seluruh warga
dunia. Contoh penyakit yang tergolong pandemi adalah HIV/AIDS dan COVID-19.
Pandemi adalah suatu penyakit epidemi yang penyebarannya mencakup wilayah yang
luas. Berasal dari bahasa Yunani “pan” yang artinya semua dan “demos” yang artinya
rakyat. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), suatu pandemi dikatakan
terjadi bila ketiga syarat berikut telah terpenuhi :
a. Timbulnya penyakit bersangkutan merupakan suatu hal baru pada populasi
bersangkutan,
b. Agen penyebab penyakit menginfeksi manusia dan menyebabkan sakit serius,
c. Agen penyebab penyakit menyebar dengan mudah dan berkelanjutan pada manusia.
Suatu penyakit atau keadaan tidak dapat dikatakan sebagai pandemic hanya karena
menewaskan banyak orang. Sebagai contoh, kelas penyakit yang dikenal sebagai
kanker menimbulkan angka kematian yang tinggi namun tidak digolongkan sebagai
pandemi karena tidak ditularkan. Wabah flu babi 2009 adalah pandemi galur virus
influenza baru yang diidentifikasi pada bulan April 2009, yang biasa disebut sebagai
flu babi. Galur virus ini diperkirakan sebagai mutasi empat galur virus influenza A
subtipe H1N1: dua endemik pada manusia, satu endemik pada burung, dan dua
endemik pada babi. Sumber wabah ini pada manusia belum diketahui, namun kasus-
kasus pertama ditemukan di Amerika Serikat dan kemudian di Meksiko, yang
mengalami peningkatan jumlah kasus, banyak di antaranya fatal. WHO secara resmi
menyatakan wabah ini sebagai pandemi pada 11 Juni 2009, namun menekankan
bahwa pernyataan ini adalah karena penyebaran global virus ini, bukan karena tingkat
bahayanya. WHO menyatakan pandemi ini berdampak tidak terlalu parah di negara-
negara yang relatif maju, namun dianjurkan untuk mengantisipasi masalah yang lebih
berat saat virus menyebar ke daerah dengan sumber daya terbatas, perawatan
kesehatan yang buruk, dan bermasalah medis laju kematian kasus (case fatality rate
atau CFR) galur pandemik ini diperkirakan 0,4 % (selang 0,3%-1,5%). Sampai saat
ini masih belum ada vaksinyang tersedia untuk mencegah infeksi. Berita terkini dari
WHO menyatakan bahwa "74 negara secara resmi telah melaporkan 27.737 kasus
influenza A (H1N1), termasuk 141 kematian. Sampai 24 Mei 2009 hampir 90 persen
kematian yang dilaporkan terjadi di Meksiko. Ini telah mengundang spekulasi bahwa
Meksiko mungkin telah berada di tengah-tengah epidemi yang tidak diketahui
berbulan-bulan sebelum berjangkitnya wabah saat ini. Menurut CDC, fakta bahwa
kegiatan infeksi virus flu saat ini dipantau lebih cermat mungkin menerangkan
mengapa lebih banyak kasus flu yang dicatat di Meksiko, Amerika Serikat dan
negara-negara lainnya. Sekitar setengah dari semua virus influenza yang dideteksi
sejauh ini adalah virus baru H1N1, yang menurut para pakar untuk saat ini tidak lebih
buruk daripada influenza musiman.

F. Pengertian kepedudukan.
Kependudukan dapat diartikan sebagai hal yang berhubungan dengan jumlah, unsur,
perkawinan, agama, jenis kelamin, umur, kelahiran, kematian, kualitas, mobilitas dan
ketahanan yang berkaitan dengan ekonomi, sosial, budaya dan politik.

G. Nilai budaya penduduk Indonesia


1. Nilai ketuhanan. Kesepadanan antara konsep budaya lokal dengan teologi
keagamaan bagi masyarakat merupakan impelementasi nlai-nilai ketuhanan yang
termanifestasi ke dalam pola penghambaan atau pemujaan secara tulus disertai rasa
cinta kepada yang satu/tunggal. Memandang realitas alam sebagai produk yang
bersumber dari Allah yang dijadikan sandaran dalam memantapkan keyakinan atau
keimanan mereka. Dengan demikian, wujud ilahiyyah, baik dari sudut pandang
uluhiyyah maupun rububiyyah memberikan konstruksi terhadap sikap dan perilaku
manusia dalam menjalankan aktivitas ritual keagamaan.
2. Nilai kemanusiaan. Implementasi nilai-nilai kemanusiaan terhadap budaya lokal
masyarakat muslim yang memiliki relevansi dengan ritual keagamaan
mengindikasikan adanya hubungan yang harmonis dalam memanfaatkan segala
bentuk produk-produk budaya lokal mereka, memberikan kesadaran akan pentingnya
nilai-nila tasamuh (toleransi) dalam hidup secara individu maupun dalam
bermasyarakat. Secara teologis, manusia tersusun dari dua unsur, yaitu materi (jasad)
dan immateri (ruh). Unsur materi memiliki hubungan yang jauh dari Allah, sedangkan
unsur immateri memiliki hubungan yang dekat dengan Allah.
3. Nilai kehidupan. Naluri beragama dimiliki oleh setiap manusia, namun sebagian di
antaranya tidak mampu melaksanakan naluri tersebut dengan baik sehingga hidupnya
sengsara, namun hidup sengsara dalam pandangan teologis adalah bersifat relatif
dalam memandang kehidupan dunia penuh hikmah yang mendalam untuk dijalani.
Nilai kehidupan bagi manusia, ada yang bersifat duniawi dan ukhrawi. Kehidupan
duniawi diakui sebagai tempat menitih jalan ke akhirat. Dua macam kehidupan
menjadi patron nilai-nilai masyarakat berdasarkan peradaban mereka dan
pemahamannya terhadap ajaran agama.
4. Nilai spiritual. Segala macam perbuatan harus dimulai dengan niat suci untuk
mendapatkan ridha dari tuhan yang maha kuasa. Seseorang yang mempunyai
pembawaan hati yang baik berupa fitrah yang suci tidak akan pernah goyah dalam
pendiriannya yang benar, karena yang dijadikan patron penilaian adalah kesucian
jiwa, sebagaimana halnya masyarakat setiap akan melakukan ritual didasari dengan
niat suci untuk keberkahan dalam kehidupannya. Kendatipun, nilai spiritual
ditemukan dalam setiap aspek ritual yang dijalani sebagai motivasi untuk hidup
bahagia jangka panjang, namun mereka tidak melaksanakan syariat Islam maka nilai
spiritual tersebut akan sirna. Karena itu, prosesi ritual yang bagaimanapun bentuknya,
dalam pandangan saya sangat kontekstual pada masa sekarang ini.
5. Nilai ritual, nilai ritual adalah pelaksanaan budaya yang mengandung unsur ibadah.
Hati yang terbentuk karena dilandasi oleh dasar keimanan kepada Allah niscaya akan
menghasilkan niat yang baik dan ikhlas yang jauh dari sifat takabbur dan sombong,
sehingga terwujud perilaku yang terpuji. Sebagai contoh maccerak (memotong
hewan) merupakan salah satu kegiatan yang menurut pemahaman teologi memiliki
nilai ritual jika didasarkan pada ajaran Islam dengan cara membaca doa dan berzikir,
sebagaimana halnya dengan pembacaan barazanji atau syair untuk memuji nabi saw
yang diselenggarakan pada kegiatan aqikah bagi anak yang lahir.
6. Nilai moral. Nilai moral atau akhlak sebagai bagian yang urgen dalam perilaku
manusia dapat dilihat dari berbagai budaya dan tradisi masyarakat yang
mempertahankan sikap dan prilakunya yang baik seperti ada tongeng (kejujuran),
sabbara (sabar), dan mappogaugello (kebajikan) lainnya sebagai lawan dari perbuatan
jahat merupakan bagian dari nilai moral. Urgennya nilai moralitas ini sangat
berpengaruh pada dimensi spritual manusia, baik secara individu maupun dalam
lingkungan masyarakat. Esensi ajaran moral dalam masyarakat Islam bugis, adalah
kejujuran atau lempu sebagai metafor untuk hidup lurus, hampir sama dengan makna
paccing adalah metafor untuk hidup bersih. Kejujuran dan kebersihan adalah pagar
yang dibangun masyarakat, mengelilingi dirinya di mana dan apapun aktivitas
mereka. Mengabaikan kejujuran berarti menciptakan keresahan dan kegelisahan yang
dapat bermuara pada penderitaan hidup dalam masyarakat.
7. Nilai sosial. Budaya lokal mengandung nilai sosial, ini dipahami dari realitas
masyarakat dalam suatu wilaayah, memiliki lingkungan sosial dan dengan
masyarakatnya membentuk pergaulan hidup bersama, mereka saling membantu dalam
kebaikan dan mengingatkan bahwa kebahagiaan manusia terkait pula pada
hubungannya dengan sesamanya. Nilai sosial dalam masyarakat ditemukan pula dari
segi perbedaan status dengan berbagai simbol kemanusiaan dna keagamaan, dan
prilaku tata kemasyarakatan. Sikap dan perilaku makkiade’ sebagai salah satu wujud
budaya sipakatau. Masyarakat sejak dahulu saling menghormati dengan tata adat,
strata sosial, dan status sosial lebih harus dihormati.
8. Nilai intelektual. Pesan-pesan leluhur bagi masyarakat muslim mengandung nilai
intelektual untuk tetap mempertahankan adat istiadat masyarakat di samping
mengingatkan manusia untuk rajin mengerjakan amal kebajikan dan meninggalkan
perbuatan tercela demi keselamatan di dunia maupun di akhirat. Nilai-nilai intelektual
terhadap implementasi budaya lokal masyarakat muslim yang telah mengalami pola
integrasi ajaran keagamaan, mengindikasika betapa kuatnya pengaruh perkembangan
ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang dapat merubah tataran pola pikir dan perilaku
masyarakat dari generasi ke generasi. Dibutuhkan pemberdayaan masyarakat sedini
mungkin melalui pendidikan dan pengajaran keagamaan secara totalitas, dalam
memelihara dan merekonstruksi nilai-nilai budaya lokal yang murni dan sakral,
bahkan boleh jadi lebih diimplementasikan dan lebih merasuk ke dalam jiwa manusia
sebagai wujud hikmah dan tazkiyah dalam kehidupan.
H. Angka kelahiran di Indonesia
Setiap tahun 4,8 juta anak lahir di Indonesia. Tingginya angka kelahiran ini
menempatkan Indonesia pada urutan keempat—setelah Cina, India, dan Amerika
Serikat—dengan populasi mencapai hampir 270 juta jiwa.Akibat dari terganggunya
layanan penyediaan kontrasepsi dan konsultasi Keluarga Berencana selama wabah
COVID-19, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)
memperkirakan akan ada tambahan hingga 500.000 kelahiran baru pada awal 2021.
Sejak pelaksanaan program KB mulai 1970, Indonesia telah berhasil menurunkan
angka kelahiran total dari 5,7 (1960) menjadi 2,45 anak per keluarga pada awal 2020.
Namun, capaian ini belum maksimal karena masih di atas target pemerintah yaitu 2,1
anak per keluarga. Salah satu penyebab tingginya kelahiran di Indonesia adalah
rendahnya jumlah akseptor keluarga berencana di kalangan laki-laki, hanya 4,4%.
Bandingkan dengan cakupan perempuan usia subur yang telah menjadi akseptor KB
mencapai 61,9%.
Angka akseptor laki-laki di Indonesia ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan
negara tetangga seperti Filipina (24%), Malaysia (16,8%), dan Thailand (9%). Data
ini mencerminkan partisipasi laki-laki dalam program KB melalui penggunaan
kontrasepsi belum dianggap lazim di Indonesia. Setidaknya ada tiga faktor utama
yang menghambat implementasi kontrasepsi laki-laki di Indonesia.

I. Angka kematian di Indonesia


Risiko terburuk dari wabah penyakit yang merebak adalah kematian massal.
Semakin luas penyebaran pandemi, dan semakin panjang durasinya, tingkat kematian
(mortalitas) yang diakibatkan semakin besar. Tak pelak lagi, pandemi Covid-19 yang
oleh WHO disebut mulai mewabah secara global pada Maret 2020 itu memberi
dampak lonjakan pada mortalitas. Mengacu pada tren statistik dunia selama lima
tahun terakhir (2015--2019), secara rata-rata ada 7,5 kasus kematian pada setiap 1.000
penduduk. Bila tanpa ada pandemi, maka angka kematian pada 2020 diperkirakan 58
juta kasus. Sementara sampai tutup tahun 2020, dari 84 juta kasus positif infeksi
Covid-19 jatuh korban jiwa 1,83 juta, dan itu berarti bahwa di tahun tersebut pandemi
mengungkit mortalitas sampai 3,15 persen.
Namun bila periode satu tahun itu digeser jadi Maret 2020--Februari 2021, hasilnya
tentu akan berbeda lagi. Dampak mortalitas satu tahun pandemi Covid-19, yakni
mulai Maret 2020 hingga Februari 2021 ialah 119 juta kasus positif dengan 2,64 juta
kematian. Dengan asumsi mortalitasnya sama yakni 58 juta, maka dampak Covid-19
itu mencapai 4,03%. Penambahan yang 3,15% atau 4,03% itu disebut P-score atau
‘ekses mortalitas’.
Data kematian akibat Covid-19 relatif bisa teregistrasi secara baik di sebagian besar
negara di dunia. Tapi, angka kematian biasa yang reguler, tak tercatat dengan baik dan
cepat. Pada negara-negara berpenghasilan menengah-rendah, umumnya hanya bisa
meregistrasikan 90 persen kematian secara cepat.
Di Indonesia sendiri, Antara Maret 2020 hingga Februari 2021 tercatat ada kasus
36.325 kematian dari 1,34 juta kasus positif Covid-19. Menurut data Bank Dunia,
mortalitas di Indonesia adalah 6,5 per 1.000 penduduk, lebih rendah dari rata-rata
dunia yang 7,6 per 1.000 penduduk. Secara sederhana, angka kematian di Indonesia
ialah 0,65 persen per tahun.Berpegang pada acuan itu, maka diperkirakan ada 1,75
juta kematian normal antara Maret 2020--Februari 2021. Dengan demikian secara
nasional, ekses mortalitas pandemi Covid-19 adalah 36.325/1.7 5 juta yakni 2,1
persen saja. Separuh dari excess mortality dunia. Namun, bila dirinci pada provinsi
atau kabupaten kota tertentu di periode tertentu di saat Covid-19 meledak, tentu
angkanya sangat fluktuatif dan bisa saja berlipat pada bulan tertentu.

J. Penyakit menular pada Masyarakat Indonesia


Penyakit menular umumnya lebih berisiko menyebabkan infeksi pada orang-orang
yang memiliki daya tahan tubuh lemah. Penularan penyakit ini juga dapat meningkat
pada saat-saat tertentu, misalnya pada musim hujan atau banjir. Berikut ini adalah
beberapa jenis penyakit menular beserta gejala dan tandanya:

1. Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA)


Infeksi saluran pernapasan dapat menyerang hidung, tenggorokan, saluran napas, dan
paru-paru. Penyakit ISPA biasanya ditandai dengan munculnya gejala, seperti:
-Demam
-Tenggorokan sakit
-Nyeri saat menelan
-Batuk kering atau berdahak
-Pilek
Kondisi ini tidak hanya disebabkan oleh virus, tetapi juga bakteri. ISPA yang
disebabkan oleh infeksi virus biasanya akan membaik dalam waktu 3–14 hari. Bila
disebabkan oleh bakteri, dokter akan memberikan obat antibitoik untuk
menanganinya. Pencegahan ISPA bisa dilakukan dengan beberapa cara, seperti
mengonsumsi makanan bergizi seimbang, membiasakan diri selalu mencuci tangan,
dan melakukan vaksin influenza. Perhatikan pula etika batuk dan bersin serta gunakan
masker agar virus dan bakteri tidak menular ke orang lain.
2. COVID-19
Penyakit yang sangat mudah menular ini disebabkan oleh virus Corona. COVID-19
dapat menimbulkan gejala yang menyerupai gejala flu biasa, seperti demam, batuk
kering, pilek, dan sesak napas. Gejala tersebut umumnya muncul setelah 2 hari hingga
2 minggu setelah seseorang terinfeksi virus penyebabnya. Untuk kasus yang berat,
COVID-19 bahkan dapat menyebabkan penderitanya gagal napas hingga kematian.
Salah satu langkah pencegahan yang penting dilakukan adalah dengan melakukan
vaksinasi. Ada berbagai jenis vaksin COVID-19 yang beredar saat ini. Vaksin
tersebut tidak hanya dapat melindungi Anda dari paparan virus Corona, tetapi juga
meringankan gejala yang mungkin dialami saat terinfeksi.

3. Diare
Diare ditandai dengan buang air besar lebih dari tiga kali sehari dengan tinja
berbentuk cair dan disertai rasa mulas. Untuk beberapa kondisi, diare juga dapat
disertai darah atau lendir. Diare sering kali dianggap sepele. Padahal, penyakit ini
berpotensi menyebabkan kematian, terutama pada balita. Diare dapat menular melalui
air, tanah, atau makanan yang telah terkontaminasi virus, bakteri, atau parasit. Sama
seperti ISPA, pencegahan diare dapat dilakukan dengan mencuci tangan dengan baik
dan benar, mencuci bahan makanan sebelum diolah menjadi masakan, dan
memastikan makanan yang dikonsumsi telah matang sempurna. Untuk anak,
pemberian vaksin rotavirus dapat dilakukan untuk mencegah penularan penyakit ini.

4. Tuberkulosis
Tuberkulosis atau TB disebabkan oleh bakteri yang menyerang paru-paru. Namun,
bakteri tersebut juga bisa menyerang bagian tubuh lain seperti tulang, sendi, selaput
otak (meningitis TB), kelenjar getah bening (TB kelenjar), dan selaput jantung.
Bakteri penyebab penyakit menular ini diketahui dapat menular melalui udara saat
penderita batuk atau bersin. Pencegahan infeksi penyakit tuberkulosis ini dapat
dicegah dengan pemberian vaksin BCG.

5. Demam dengue
Demam dengue merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus
dengue. Virus ini menginfeksi manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan
Aedes albopictus. Demam dengue merupakan penyakit musiman yang umum terjadi
di negara beriklim tropis, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit menular ini
lebih banyak terjadi saat musim hujan. Bila dibiarkan tanpa penanganan, demam
dengue dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih berat, yaitu demam berdarah
dengue (DBD). Pencegahan penularan demam dengue bisa dilakukan dengan
menerapkan 3M plus, yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah air,
mengubur barang bekas, menggunakan losion antinyamuk, menggunakan kelambu
saat tidur, menghindari kebiasaan menggantung baju, dan menanam tanaman pengusir
nyamuk.

6. Cacingan
Cacingan disebabkan oleh cacing tambang, cacing pita, dan cacing kremi yang
menginfeksi usus. Gejala yang umum terjadi meliputi sakit perut, perut kembung,
diare, kelelahan, dan penurunan berat badan secara signifikan. Penyakit cacingan bisa
menular melalui kontak langsung dan tak langsung. Misalnya, secara tidak langsung
saat Anda menyentuh benda yang mengandung telur cacing kemudian menyentuh
area mata, hidung, dan mulut. Untuk mencegah terinfeksi penyakit menular ini, Anda
sebaiknya menghindari makan daging mentah atau setengah matang dan jangan lupa
mencuci buah serta sayur hingga bersih sebelum mengolah atau mengonsumsinya.
Cuci tangan sebelum dan setelah makan juga penting untuk pencegahan penyakit
cacingan.

7. Penyakit kulit
Kudis, kurap, dan kusta merupakan macam-macam penyakit kulit menular yang
banyak terjadi. Penularan penyakit ini biasanya terjadi karena kurangnya kebersihan
diri dan lingkungan. Gejala yang ditimbulkan tiap penyakit berbeda-beda. Pada
penyakit kudis, gejalanya dapat berupa rasa gatal terutama pada malam hari, muncul
ruam, luka akibat garukan, serta beberapa area kulit terasa kering dan menebal.
Sementara pada kurap, gejala yang muncul hampir sama dengan penyakit kudis,
hanya saja pada kurap muncul ruam berbentuk lingkaran pada area kulit dan terjadi
kerontokan pada rambut. Kondisi ini juga bisa dibedakan menjadi kurap kering dan
basah. Sama seperti kudis dan kurap, kusta juga menyerang area kulit penderitanya
dan ditandai dengan bercak berwarna putih atau lebih terang dari kulit sekitarnya.
Gejala yang muncul biasanya berupa lemah otot dan kebas, terutama pada tangan dan
kaki, serta masalah pada mata dan penglihatan.

8. Malaria
Malaria merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh parasit dan jua ditularkan
melalui gigitan nyamuk. Penderita malaria umumnya menunjukkan beberapa gejala,
seperti:

-Demam
-Menggigil
-Sakit kepala
-Keringat berlebih
-Nyeri otot
-Mual dan muntah
Perlu diketahui bahwa malaria termasuk ke dalam penyakit endemik dengan daerah
yang masih memiliki kasus yang tinggi berada di wilayah Indonesia bagian timur.
Penduduk yang tinggal di wilayah endemik malaria memiliki risiko tertinggi tertular
penyakit ini.

9. Difteri
Difteri adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri. Gejalanya berupa
demam dan peradangan pada selaput saluran pernapasan bagian atas, hidung, serta
kulit. Pada tahun 2017, difteri pernah menjadi kasus luar biasa di Indonesia. Kondisi
ini terjadi akibat adanya kelompok masyarakat yang mudah tertular difteri akibat
tidak mendapatkan vaksinasi atau status vaksinasinya tidak lengkap. Pencegahan
penyakit menular juga bisa diupayakan melalui pola hidup sehat, imunisasi, dan
vaksinasi. Beberapa kebiasaan hidup bersih juga harus dilakukan, seperti mencuci
tangan, mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta tidak berbagi pakai peralatan
pribadi bersamaan dengan orang lain.
K. Penyakit tidak menular pada masyarakat Indonesia
Berikut ini adalah 5jenis penyakit tidak menular yang paling banyak ditemukan di
Indonesia pada saat dilakukan riset tersebut:

1. Hipertensi
Angka menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi berdasarkan hasil pengukuran
pada penduduk umur ≥ 18 tahun naik dari 25,8 persen pada tahun 2013 menjadi 34,1
persen pada tahun 2018. Estimasi jumlah kasus hipertensi di Indonesia sebesar
63.309.620 orang, sedangkan angka kematian di Indonesia akibat hipertensi sebesar
427.218 kematian. Hipertensi sering kali disebut the silent killer karena sebagian
besar penderitanya tidak mengalami tanda-tanda atau gejala, sehingga tidak
menyadari bahwa tubuhnya telah terkena hipertensi.Dalam beberapa kasus, penderita
baru mengetahuinya setelah terjadi komplikasi. Maka itu, tak dapat dipungkiri jika
hipertensi menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia.

2. Diabetes melitus
Prevalensi diabetes melitus berdasarkan pemeriksaan darah pada penduduk umur ≥
15 naik dari 6,9 persen pada 2013 menjadi 8,5 persen pada tahun 2018. Ada 4 pilihan
kriteria diagnosis diabetes melitus berdasarkan konsensus Perkumpulan
Endokrinologi Indonesia (Perkeni) 2015. Berikut penjelasannya:
- Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa adalah kondisi tidak ada
asupan kalori minimal 8 jam.
- Pemeriksaan glukosa plasma ≥ 200 mg/dl 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral
(TTGO) dengan beban glukosa 75 gram.
- Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl dengan keluhan klasik (poliuria,
polidipsia, polifagia dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
sebabnya).
- Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan metode yang terstandarisasi oleh
National Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
Sedangkan kriteria diagnosis diabetes melitus menurut pedoman American Diabetes
Association (ADA) 2011 dan konsensus Perkeni 2011, yakni:
- Glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl dengan gejala klasik penyerta;
- Glukosa 2 jam pasca pembebanan ≥200 mg/dl.
- Glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl bila terdapat keluhan klasik DM penyerta,
seperti banyak kencing (poliuria), banyak minum (polidipsia), banyak makan
(polifagia), dan penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan penyebabnya.

3. Stroke
Prevalensi stroke berdasarkan diagnosis pada penduduk umur ≥ 15 tahun naik dari 7
persen pada 2013 menjadi 10,9 persen pada 2028. Perlu diketahui jika terdapat
perbedaan cara pengumpulan data antara Riskesdas 2013 dengan Riskesdas 2018. Di
mana, Riskesdas 2013 menggunakan wawancara berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan, sedangkan Riskesdas 2018 melakukan wawancara berdasarkan diagnosis
dokter.

4. Penyakit sendi.
Prevalensi penyakit sendi berdasarkan diagnosis pada penduduk umur ≥ 15 tahun
dari 2013 ke 2018 sebenarnya mengalami penurunan. Namun, prevalensi penyakit
sendi pada 2018 masih menunjukkan angka yang lumayan, yakni 7,3 persen.
Sedangkan prevalensi pada 2013 mencapai 11,9 persen.

5. Gagal ginjal kronis


Prevalensi penyakit gagal ginjal kronis berdasarkan diagnosisi dokter pada
penduduk umur ≥ 15 tahun naik dari 2 persen pada 2013 menjadi 3,8 persen pada
2018.Selain gaya hidup yang tidak sehat, gagal ginjal kronis juga bisa disebabkan
oleh diabetes melitus, tekanan darah tinggi, hingga obesitas.

6. Asma.
Meskipun turun, prevalensi asma pada 2018 masih tergolong cukup tinggi.
Prevalensi asma pada penduduk semua umur pada 2013 tercatat 4,5 persen,
sedangkan pada 2018 menjadi 2,4 persen.

7. Kanker
Prevalensi kanker berdasarkan diagnosis dokter mengalami kenaikan dari dari 1,4
persen pada 2013 menjadi 1,8 persen pada 2018. Merokok tetap menjadi faktor risiko
utama yang menyebabkan 20 persen kematian akibat kanker dan 70 persen kematian
akibat kanker paru-paru di dunia.

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Sehat adalah keadaan tubuh yang normal baik jasmani, rohani, dan sosial, tidak terbatas dari
suatu penyakit dan ketidakmampuan atau kecacatan menurut WHO.
sakit adalah suatu keadaan dimana emosional, fisik, sosial, intelektual, perkembangan, atau
seseorang terganggu atau berkurang, bukan hanya kondisi terjadinya proses penyakit.
Perbedaan endemi, epidemi dan pandemi yaitu endemi merupakan keadaan dimana penyakit
atau penyebab penyakit tertentu secara terus menerus tetap ada pada populasi manusia dalam
suatu area geografis tertentu. Epidemi adalah ketika suatu penyakit telah menyebar dengan
cepat ke satu atau lebih wilayah tertentu dan penyebarannya tidak bisa dikendalikan. Pandemi
adalah epidemi yang telah menyebar luas di beberapa negara atau benua.
Penyakit menular di Indonesia pada umumnya yaitu ISPA, COVID 19, diare, TB, DBD,
Malaria, dll. Sedangkan yang tidak menular yaitu Hipertensi, DM, Stroke, Asma, Kanker, dll.

2. Saran
Berdasarkan beberapa kesimpulan di atas maka penulis mengajukan beberapa saran yang
ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada teman-teman maupun pembaca lain
untuk menjadi lahan pertimbangan dan masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita
sebagai seorang perawat. Yaitu perlunya mempelajari secara mendalam tentang epidemiologi
kependudukan

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, J. C., & Gerbing, D. W. (1988). Structural Equation Modeling in Practice: A


Review and Recommended Two-Step Approach. Psychological Bulletin, 103(3), 411-423.

Bogue, D.J. 1976. Principle of Demography. New York: John Wiley and Son, Inc.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2006. Profil Kesehatan. Jakarta: Depkes RI

Mubarak, Wahit Iqbal. 2006. Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba Medika

Najmah.2015. Epidemiologi Penyakit Menular. Jakarta: Trans Info Media.


Najmah.2015. Epidemiologi untuk Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Depok: Rajawali
Pers. h. 13

Nisa, Hoirun. 2006. Modul Dasar-Dasar Epidemiologi.

Noor, N. Nasry. 1997. Dasar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta

Noor, Nur Narsy. 2008. Epidemiologi. Jakarta: PT Rineka Cipta

Omran, AR. 1974.Transisi Epidemiologi, dalam: Kelangsungan Hidup Anak, Masri


Singarimbun. Yogyakarta: Gajah Mada Universty Press.1988.

Slamet, A. L. Ryadi dan T. Wijayanti. 2010. Dasar-Dasar Epidemiologi. Jakarta: Salemba


Medika.

Sumantri, B., 2011 dalam http://mantrinews.blogspot.co.id/2011/12/ruang-lingkup-


keperawatan-komunitas.html. Ruang lingkup Keperawatan komunitas, Senin 5 Desember
2011.

Anda mungkin juga menyukai