Kep
Adalah kemampuan seseorang untuk bergerak
secara bebas, mudah, teratur dan mempunyai
tujuan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
hidup sehat.
Semua manusia yang normal memerlukan
kemampuan untuk dapat bergerak. Kehilangan
kemampuan untuk bergerak menyebabkan
ketergantungan dan tindakan keperawatan.
Mobilisasi diperlukan dalam rangka
untuk:kemandirian diri, meningkatkan
kesehatan, memperlambat penyakit khususnya
penyakit degeneratif, untuk aktualisasi (harga
diri dan bodi image).
1. Gaya hidup
2. Ketidakmampuan
Kelemahan fisik dan mental akan menghalangi
seseorang untuk melaksanakan aktifitas kehidupan.
Ketidakmampuan ada dua macam, ketidakmampuan
primer dan sekunder.
Ketidakmampuan primer : disebabkan oleh penyakit
atau trauma, contoh : penderita paralisi oleh karena
gangguan pada spinal cord akibat injury.
Ketidakmampuan sekunder : terjadi dampak akibat
ketidakmampuan secara primer, misal kelemahan otot
dan bedrest.Penyakit-penyakit tertentu dan cidera
berpengaruh terhadap mobilitas.
3. Tingkat energi
Energi dibutuhkan salah satunya adalah untuk
mobilisasi, tiap individu mempunyai energi yang
bervariasi dan ada kecenderungan seseorang
menghindar dari stressor dalam rangka
mempertahankan kesehatn fisik dan psikologis.
4. Usia
Usia berpengaruh terhadap kemampuan melakukan
mobilisasi, pada orang tua secara fisiologis ada
penurunan pada aktifitas dan mobilisasi dikaitkan
dengan tingkat tumbuh kembang orang sejak lahir
sampai menjelang usia lanjut.
Pengertian
Pembatasan gerak yang sifatnya untuk
gaya hidup
1. Imobilitas fisik
Yaitu suatu keadaan dimana seseorang
mengalami pembatasan fisik yang disebabkan
oleh faktor lingkungan maupun keadaan orang
tersebut.
2. Imobilitas intelektual
Dapat disebabkan kurangnya pengetahuan
untuk dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
Pada kasus kerusakan otak.
3. Imobilitas emotional
Dapat terjadi akibat pembedahan atau
kehilangan seseorang yang dicintai.
4. Imobilitas sosial
Dapat menyebabkan perubahan interaksi
sosial yang sering terjadi akibat penyakit.
1. Sistem muskuloskeletal
Pada sisitem ini dapat terjadi osteoporosis (tulang menjadi rapuh
dan mudah rusak atau fraktur) karena otot tidak dipergunakan
dalam waktu lama menyebabkan atropi otot, kontraktur sering
mengenai jaringan lunak : sendi, tendon dan ligament.
Selain itu dapat menyebabkan ulkus dekubitus akibat sirkulasi
pada area tertentu tidak baik disertai dengan adanya penekanan
secara terus menerus yang menyebabkan kerusakan pada kulit,
gangguan koordinasi pada ekstrimitas atas dan bawah.
Upaya pencegahan : membatasi kemampuan klien melaksanakan
aktifitas sehari-hari, membatu keseimbangan dan kemampuan
klien untuk berdiri dan berjalan.
Imobilisasi
Mengakibatkan penekanan pada daerah yang menonjol
Tanda yang terlihat : kemerahan, luka pada kulit di ats tulang
prominence
Penekanan mengakibatkan terhambatnya sirkulasi darah ke
jaringan sehingga menyebabkan iskemic lokal
Jaringan akan mati dan anoxia selanjutnya menimbulkan
perlukaan.
2. Eleminasi urine
Menyebabkan stasis urin karena posisi
berbaring tidak dapat mengosongkan
kandung kemih drcara sempurna,
pembentukan batu akibat stagnasi urin
disertai peningkatan mineral dan
inkontinensia urin akibat kurang aktivitas dan
pengontrolan urinasi menurun, resiko terjadi
renal calculi akibat kenaikan tingkat kalsium
dalam urin
3. Metabolisme gastrointestinal