4. Imobilitas sosial
Dapat menyebabkan perubahan interaksi sosial yang
sering terjadi akibat penyakit.
Dampak atau respon baik fisik maupun psikologis
akibat imobilisasi
1. Sistem musculoskeletal
Pada sisitem ini dapat terjadi osteoporosis (tulang menjadi rapuh dan
mudah rusak atau fraktur) karena otot tidak dipergunakan dalam waktu
lama menyebabkan atropi otot, kontraktur sering mengenai jaringan lunak
: sendi, tendon dan ligament. Selain itu dapat menyebabkan ulkus
dekubitus akibat sirkulasi pada area tertentu tidak baik disertai dengan
adanya penekanan secara terus menerus yang menyebabkan kerusakan
pada kulit, gangguan koordinasi pada ekstrimitas atas dan bawah.
Upaya pencegahan : membatasi kemampuan klien melaksanakan aktifitas
sehari-hari, membatu keseimbangan dan kemampuan klien untuk berdiri
dan berjalan.
Proses Ulkus Dekubitus
1. Imobilitas komplit
Dilakukan pada penderita yang mengalami gangguan tingkat
kesadaran.
2. Imobilitas parsial
Pada klien dengan gangguan fraktur, misal fraktur pada
ekstrimitas bawah (kaki).
3. Imobilitas alasan pengobatan
Hal ini dilakukan pada penderita yang dengan gangguan
pernafasan seperti sesak nafas tidak boleh naik turun
tangga, atau pada penderita penyakit jantung.
Pada bedrest total : klien tidak boleh bergerak dari
tempat tidur dan tidak boleh bergerak ke kamar
mandi atau duduk di kursi, namun apabila bedrest
bukan total klien istirahat ditempat tidur boleh
bergerak dari tempat tidur dan boleh bergerak ke
kamar mandi atau duduk di kursi.
Keuntungan bedrest : (1) mengurangi kebutuhan sel
dalam tubuh terhadap oksigen, (2) menyalurkan
sumber energi untuk proses penyembuhan dan (3)
dapat mengurangi respon nyeri.
Pertimbangan klien dilakukan imobilitas