Anda di halaman 1dari 20

RUTE DAN BENTUK

SEDIAAN PARENTERAL
apt. Syefi Nuraeni Fitriana, M.Farm.Klin

POLITEKNIK META INDUSTRI CIKARANG


2023
Apa itu sediaan Parenteral?

Sediaan parenteral adalah sediaan yang digunakan dengan cara


menyuntikkan obat ke dalam tubuh.

Sediaan parenteral dibuat dengan teliti untuk memenuhi persyaratan


Farmakope, yaitu sterilitas, pirogen, bahan partikulat, dan kontaminan lain,
dan bila perlu dapat ditambahkan penghambat pertumbuhan mikroba.

Injeksi merupakaan sediaan yang ditujukan untuk pemberian parenteral,


dapat dikonstitusi atau diencerkan dahulu menjadi sediaan sebelum
digunakan. (Farmakope Indonesia edisi V, 2015)
RUTE
SEDIAAN
PARENTER Pemberian obat melalui parenteral
dapat dilakukan dengan cara:
AL 1. Subkutan (SC) menyuntikkan
obat ke dalam jaringan yang
berada di bawah lapisan dermis. Selain keempat cara diatas, dokter
2. Intramuscular (IM) yaitu juga sering menggunakan cara
menyuntikkan obat ke dalam intrathecal atau intraspinal,
lapisan otot tubuh intrakardial, intrapleural, intraarterial
3. Intravenous (IV) yaitu dan intraarticular untuk pemberian
menyuntikkan obat ke dalam obat perenteral
pembuluh darah vena
4. Intradermal (ID) yaitu
menyuntikkan obat ke dalam
lapisan dermis, dibawah
epidermis
Subkutan
• Subcutaneous (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang berada di
bawah lapisan dermis.
• Lapisan ini letaknya persis di bawah kulit, yaitu lapisan lemak (lipoid) yang
dapat digunakan untuk pemberian obat.
• Contoh obat : vaksin, insulin, skopolamin, dan epinefrin
• Injeksi subkutan biasanya diberikan dengan volume sampai 2 ml
• Injeksi subkutan dapat dilakukan dengan jarum berukuran kecil 25–30 G dan
disuntikkan dengan arah 45–90 derajat terhadap permukaan kulit. Beberapa
obat subkutan juga tersedia dalam bentuk prefilled syringe.
• Keuntungan pemberian secara s.c dibandingkan injeksi rute lain :
1. Tidak diperlukan tenaga terampil, berbeda dengan pemberian IV dan IM,
2. Suntikan s.c tidak terlalu menimbulkan rasa sakit
3. Risiko infeksi pada SC lebih rendah dibandingkan dengan suntikan IV, dan, jika
jika hal ini terjadi, umumnya infeksinya terbatas pada infeksi lokal saja, bukan
infeksi sistemik
4. Lokasi penyuntikan bisa berpindah-pindah untuk obat dengan dosis ganda
Intramuskular
• Intramuskuler artinya di antara jaringan otot. Cara ini kecepatan absorbsinya
terhitung nomor 2 sesudah intravena.
• Jarum suntik ditusukkan langsung pada serabut otot yang letaknya di bawah
lapisan sub kutis.
• Penyuntikan dapat di pinggul, lengan bagian atas.
• Volume injeksi 1 sampai 3 ml dengan batas sampai 10 ml
• Bentuk sediaan yang dapat diberikan intramuskuler, yaitu bentuk
larutan emulsi tipe m/a atau a/m, suspensi dalam minyak atau suspensi baru
dari serbuk steril.
• Pemberian intramuskuler memberikan efek ―depot (lepas lambat), puncak
konsentrasi dalam darah dicapai setelah 1-2 jam.
• Keuntungan pemberian secara i.m dibandingkan rute injeksi lain :
1. Suntikan depot memungkinkan kerja obat yang lambat, berkelanjutan, dan
berkepanjangan
2. Volume obat yang diberikan lebih besar dibandingkan dengan rute subkutan
3. Onset kerjanya cepat dibandingkan dengan rute oral dan subkutan
4. Memiliki kemanjuran dan potensi yang sebanding dengan sistem
penghantaran obat intravena
Intravena
• Penyuntikan langsung ke dalam pembuluh darah vena untuk mendapatkan efek
segera.
• Merupakan pilihan untuk injeksi yang bila diberikan secara intrakutan atau
intramuskuler mengiritasi karena pH dan tonisitas terlalu jauh dari kondisi
fisiologis.
• Kelemahan cara ini adalah karena kerjanya cepat, maka pemberian antidotum
mungkin terlambat.
• Volume pemberian dapat dimulai dari 1 ml hingga 100 ml, bahkan untuk infus
dapat lebih besar dari 100 ml.
• Kecepatan penyuntikan sampai 5ml diberikan 1 ml/10 detik, sedangkan untuk di
atas 5 ml kecepatannya 1 ml/20 detik.
• Intravena hanya terbatas untuk pemberian larutan air, kalau merupakan bentuk
emulsi harus memenuhi ukuran partikel tertentu.
• Keuntungan pemberian i.v dibandingkan rute injeksi yang lain :
1. Kecepatan absorbsi dan biavailabilitasnya paling tinggi sehingga efek terapeutik
dapat segera tecapai
2. Kecepatan pemberian dapat dikontrol sehingga efek terapeutik dapat
dipertahankan ataupun dimodifikasi
3. Rasa sakit dan iritasi obat-obat tertentu jika diberikan intramuscular atau
subkutan dapat dihindari
Injeksi intravena dapat dilakukan secara :

1. Bolus : sejumlah kecil obat diinjeksikan sekaligus ke dalam pembuluh


darah menggunakan spuit perlahan-lahan
2. Infus intermiten : sejumlah kecil obat dimasukkan ke dalam vena melalui
cairan infus dalam waktu tertentu, misalnya digoksin dilarutkan dalam 100
mL cairan infus yang diberikan secara intermiten)
3. Infus kontinyu : memasukkan cairan infus atau obat dalam jumlah cukup
besar yang dilarutkan dalam cairan infus dan diberikan dengan tetesan
kontinyu
Intrakutan

• Injeksi intrakutan adalah memasukkan obat ke dalam lapisan dermal


kulit tepat di bawah epidermis
• Area yang lazim digunakan adalah lengan bawah bagian dalam, dada
bagian atas dan punggung area skapula
• Teknik injeksi intradermal sering merupakan bagian dari prosedur
diagnostik, misalnya tes tuberkulin, atau tes alergi (skin test)
• Indikasi injeksi intra dermal antara lain untuk vaksinasi BCG, skin test
sebelum menyuntikkan antibiotika dan injeksi alergen (contoh : injeksi
alergen untuk desensitisasi)
• Panjang jarum yang dipilih adalah ¼ - ½ inch dan spuit ukuran 26.
Biasanya yang sesuai ukuran itu adalah spuit tuberkulin atau spuit insulin
• Injeksi intrakutan memerlukan keahlian khusus sehingga sebaiknya
dilakukan oleh tenaga medis sesuai dengan indikasi medisnya
• Absorbsi obat yang diberikan melalui injeksi intrakutan sangat lambat
sehingga onset yang dicapai sangat lambat
Intraperitoneal

• Injeksi Intraperitoneal adalah penyuntikan suatu zat ke


dalam peritoneum (rongga tubuh). Hal ini lebih sering
digunakan pada hewan dibandingkan manusia.
• Secara umum, injeksi intraperitoneal dilakukan bila
diperlukan cairan pengganti darah dalam jumlah besar
atau bila tekanan darah rendah atau masalah lain
menghalangi penggunaan pembuluh darah yang sesuai
untuk injeksi intravena.
• Pada manusia, metode ini banyak digunakan untuk
memberikan obat kemoterapi untuk mengobati
beberapa jenis kanker, khususnya kanker ovarium.
• Injeksi intraperitoneal juga bisa diberikan untuk
peritoneal dialysis.
Intra artikular

• Injeksi intra-artikular adalah menyuntikkan obat langsung ke


sendi.
• Dalam pengobatan, injeksi intra-artikular digunakan dalam
pengobatan kondisi peradangan sendi , seperti rheumatoid
arthritis , psoriatic arthritis, asam urat, tendinitis, bursitis,
Carpal Tunnel Syndrom, dan osteoarthritis.
• Contoh obat yang disuntikkan secara intraartikular :
kortikosteroid (triamcinolone, metilprednisolon) dan asam
hyaluronat
• Teknik ini juga dapat digunakan untuk menghilangkan
kelebihan cairan dari sendi.
Jenis-jenis Sediaan Farmasi Steril

Infus Suntikan

Larutan dialysis
Sediaan Mata
dan Irigasi

Sediaan Inhalasi
Jenis-jenis Sediaan Farmasi Steril
Infus

• Infus adalah produk parenteral yang digunakan untuk injeksi ke


dalam pembuluh darah vena.
• Infus dikemas dalam wadah Large Volume Parenteral (LVP) plastik
atau gelas yang cocok untuk intravena.
• Syarat Sediaan Infus :
1. Aman, tidak menyebabkan iritasi jaringan dan menimbulkan efek
toksik
2. Sediaan harus jernih
3. Bebas dari partikel asing
4. Harus steril dan bebas pyrogen
5. Memenuhi keseragaman volume
6. Memenuhi uji kebocoran
7. Stabil
8. Sedapat mungkin isotonis dan isohidris
Jenis-jenis Sediaan Farmasi Intravena
Obat suntik (Small Volume Parenteral)
• Sediaan farmasi yang dikemas dalam wadah kurang dari 100 ml
• Dikemas dalam vial, ampul, pre filed syringe
• Biasanya berkisar antara 1 ml hingga 30 ml
• Dikemas dalam dosis tunggal atau ganda
Larutan Dialisis dan
• Larutan dialysis merupakan larutanIrigasi
yang digunakan dalam
hemodialisa dan dialysis peritoneal
• Larutan irigasi digunakan untuk mencuci dan merendam luka atau
lubang operasi
• Sterilisasi pada sediaan ini sangat penting karena cairan tersebut
langsung berhubungan dengan cairan dan jaringan tubuh yang
merupakan tempat infeksi dapat terjadi dengan mudah
• Contoh larutan irigasi : NaCl 0,9%
Jenis-jenis Sediaan Farmasi Parenteral
Sediaan Mata
Larutan atau suspensi steril yang ditujukan untuk tetesan topikal pada mata
atau salep yang diaplikasikan pada area mata
Jenis-jenis Sediaan Farmasi Parenteral
Larutan untuk terapi inhalasi
Larutan parenteral untuk terapi respiratori / terapi saluran nafas
Bentuk Sediaan Parenteral
1. Injeksi [nama zat aktif] : sediaan cair yang berupa bahan obat atau larutannya

2. [Nama zat aktif] untuk Injeksi : sediaan padat kering atau cairan pekat dengan atau tanpa
penambahan bahan pembawa yang sesuai, menghasilkan larutan yang memenuhi persyaratan
untuk injeksi
Bentuk Sediaan Parenteral
3. Injeksi Emulsi [nama zat aktif] : sediaan cair zat aktif terlarut atau terdispersi pada
media emulsi yang sesuai

4. Injeksi Suspensi [nama zat aktif] : sediaan cair dari padatan tersuspensi pada
media cair yang sesuai

5. [Nama zat aktif] untuk suspensi injeksi : sediaan padat kering yang dengan
penambahan pembawa yang sesuai menghasilkan larutan yang memenuhi
persyaratan untuk suspensi injeksi

Anda mungkin juga menyukai