Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan sekelompok virus yang
dikenal sebagai retrovirus yang dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) didefinisikan sebagai suatu
kumpulan gejala penyakit yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodeficiency Virus.
Infeksi HIV dan AIDS telah menjadi masalah paling serius dalam kesehatan
masyarakat. HIV/AIDS bertanggung jawab sebagai 1 %penyebab kematian di
seluruh dunia . Ini diketahui bahwa 42 juta orang telah terinfeksi HIV dan 27 juta
orang telah mati dikarenakan oleh AIDS selama 20 tahun terakhir. Ini
diperkirakan bahw angka kematian karena AIDS akan mencapai 100 juta orang
dalam jangka 25 tahun kedepan jika penaggulangan tidak menggunakan metode
yang effective.
Perkembangan epidemic HIV dan AIDS di dunia telah menyebab HIV dan
AIDS menjadi masalah global dan semakin nyata menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia. Kini Indonesia menjadi negara dengan pertumbuhan
HIV/AIDS tercepat di Asia Tengara di saat negara lain sudah mengalami
penurunan. Seperti Thailand yang pada awalanya adalah salah satu Negara dengan
angka HIV tertinggi di ASIAN tapi dengan program yang effective selama 20
tahun teakhir mereka berhasil menekan laju pertumbuhan infeksi HIV. Kasus
HIV/AIDS di Indonesia pertama kali ditemukan pada tahun 1987 di Bali yaitu
seorang wisatawan Belanda. Saat ini penderita HIV/AIDS telah menyebar secara
global termasuk di Indonesia. Jumlah penderita HIV/AIDS terus meningkat dari
tahun ke tahun. Indonesia telah memasuki epidemic terkonsentrasi.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang diatas yaitu:
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari HIV/AIDS.
2. Untuk mengetahui cara penularan HIV.
3. Untuk mengetahui bagaimana fase perkembangan virus HIV.
4. Untuk mengetahui gejala yang timbul setelah terinfeksi HIV.
5. Untuk mengetahui cara pencegahan virus HIV.
6. Untuk mengetahui bagaimana pandangan masyarakat terhadap ODHA.
7. Untuk mengetahui dampak psikologis yang di derita pada penderita
HIV/AIDS.
BAB II
Pembahasan
2.1 HIV/AIDS
HIV atau ’Human Immunodeficiency Virus’ ,HIV adalah virus yang menyerang
dan merusak kekebalan tubuh pada manusia, sehingga tubuh tidak bisamelawan
infeksi-infeksi yang masuk ke tubuh.3
H = Human (manusia)
V = Virus.
Maka dapat dikatakan HIV adalah virus yang menyerang dan merusak sel
kekebalan tubuh manusia sehingga tubuh kehilangan daya tahan dan mudah
terserang berbagai penyakit antara lain TBC, diare, sakit kulit, dll.
A = Acquired (didapat)
D = Deficiency(kekurangan)
S = Syndrome (gejala).
Apakah seseorang sudah tertular HIV atau tidak hanya bisa diketahui
melalui tes darah. Oleh karena itu 90% dari pengidap AIDS tidak menyadari
bahwa mereka telah tertular virus AIDS, yaitu HIV karena masa inkubasi
penyakitini termasuk lama dan itulah sebabnya mengapa penyakit ini sangat cepat
tertular dari satuorang ke orang lain. Masa inkubasi adalah periode atau masa dari
saat penyebab penyakit masuk ke dalam tubuh (saat penularan) sampai timbulnya
penyakit.
2.2 Cara Penularan HIV
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan
melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Dalam satu kali hubungan seks secara tidak aman dengan orang yang
terinfeksi HIV dapat terjadi penularan. Walaupun secara statistik kemungkinan ini
antara 0,1% hingga 1% (jauh dibawah risiko penularan HIV melalui transfusi
darah) tetapi lebih dari 90% kasus penularan HIV/AIDS terjadi melalui hubungan
seks yang tidak aman.karena kegiatan sehari-hari Odha tidak memungkinkan
terjadinya pertukaran cairan tubuh yang menularkan HIV. Kita tidak tertular HIV
selama kita mencegah kontak darah dengan Odha dan jika berhubungan seks, kita
melakukannya secara aman dengan memakai kondom.
Seorang Odha kelihatan biasa, seperti halnya orang lain karena tidak
menunjukkan gejala klinis. Kondisi ini disebut “asimptomatik” yaitu tanpa gejala.
Pada orang dewasa sesudah 5-10 tahun mulai tampak gejala-gejala AIDS.
1. Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama.
2. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum,
dan kolam renang.
3. Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya.
4. Lewat keringat, atau gigitan nyamuk.
c. Pada tahap ini, tes HIV belum bisa mendeteksi keberadaan virus.
2. Tahap kedua
b. Tes HIV sudah bisa mendeteksi keberadaan virus karena antibodi yang mulai
terbentuk.
c. Penderita tampak sehat selama 5-10 tahun, bergantung pada daya tahan. Rata-
rata penderita bertahan selama 8 tahun. Namun di negara berkembang, durasi
tersebut lebih pendek.
3. Tahap ketiga
a. Pada tahap ini penderita dipastikan positif HIV dengan sistem kekebalan tubuh
yang semakin menurun.
c. Umumnya tahap ini berlangsung selama 1 bulan, bergantung pada daya tahan
tubuh penderita.
4. AIDS
Pada tahap ini, penderita harus secepatnya dibawa ke dokter dan menjalani
terapi anti-retroviral virus (ARV). Terapi ARV akan mengendalikan virus HIV
dalam tubuh sehingga dampak virus bisa ditekan.
Setelah kita terinfeksi virus HIV, dimana virus berhasil masuk ke dalam
aliran darah maka hiv akan segera mencari sel CD4 yang ada di dalam darah.
Setelah virus hiv menemukan sel yang membantu sistem imun kita maka hiv akan
segera membajak dan melipat gandakan dirinya.
Secara umum bagaimana hiv bisa melakukan replikasi dapat dilihat dari
gambar dibawah:
1. Virus hiv bebas berkeliaran di dalam aliran darah, virus ini mencari sel CD4
untuk dijadikan inang. Begitu dia menemukan sel CD4 maka virus akan
menempelkan reseptornya pada koreseptor sel CD4 yakni protein CCR5 atau
CXCR4.
2. Begitu virus berhasil tertempel pada sel CD4 maka terjadi fusi antara dinding
virus dengan dinding sel cd4 yang menyebabkan terjadinya lubang dimana virus
bisa menyuntikan bahan-bahan genetiknya seperti RNA dan beberapa enzime ke
dalam sitoplasma sel CD4.
3. Begitu material genetik virus masuk ke dalam sel CD4 maka, enzim reverse
transcriptase akan membuat ‘bayangan’ RNA virus sehingga terbentuknya dua
untaian RNA. Dengan bantuan enzim khusus maka dua RNA ini diubah menjadi
DNA virus.
4. Selanjutnya enzim integrase membawa DNA virus untuk masuk ke dalam inti
sel CD4. Di dalam inti sel maka DNA virus akan digabungkan dengan DNA sel
CD4.
5. Bila sel aktif maka DNA virus juga akan terbaca sehingga rantai panjang
protein virus hiv juga akan terbentuk. Protein ini akan keluar dari inti sel menuju
sitoplasama.
6. Dalam sitoplasma sel maka protein ini membentuk virus yang belum matang
dan akan keluar dari sel CD4.
7. Virus yang belum matang keluar dari sel, dan tahap terakhir enzim protease
virus akan memotong protein dan terbentuklah virus yang matang yang akan
mencari sel CD4 yang masih sehat.
Sampai detik ini belum ada vaksin yang sanggup mencegah atau
mengobati HIV/AIDS. Namun bukanlah sesuatu yang mustahil untuk melakukan
pencegahan HIV terhadap diri sendiri dan oranglain. Oleh karena itu, pemahaman
terhadap proses penularan merupakan kunci dari pencegahannya.
Dari pandangan ini muncul asumsi tak manusiawi, ODHA tak layak
dikasihani karena penyakit itu merupakan kutukan atas perbuatan ”tercelanya”.
Dengan pandangan negatif itu pula, tak jarang orang-orang terdekat dengan
ODHA, termasuk keluarga sekalipun merasa punya aib kalau di keluarganya
terdapat ODHA. ODHA pun tak lagi mendapat perlakuan semestinya sehingga
secara psikologis akan semakin menderita.
Diakui, penyebaran HIV dan AIDS kini sudah masuk pada tahap
membahayakan keberlangsungan hidup umat manusia. Setiap hari orang
terinveksi dan satu persatu terbunuh. Namun sayang, kesadaran memeriksakan
kesehatan masih kurang disadari masyarakat kita. Memeriksakan diri baru
dilakukan bila penyakit dirasakan parah dan cepat-cepat mencari mendiagosa.
Memang biasanya, orang mau memeriksakan kondisi kesehatannya ketika
penyakit sudah kadung parah. Maka tak heran jika data-data penderitaHIV dan
AIDS yang mucul ke permukaan, hanyalah fenomena gunung es. Sedangkan
akarnya, yang jumlahnya lebih banyak tidak terlihat sama sekali. Mengurangi
penularan HIV tidak semata-mata tanggungjawab orang yang sehat atau ODHA.
Perlu kesadaran semua pihak. Namun ironiosnya, meski upaya pengurangan terus
dilakukan, setiap tahun jumlah penderita HIV dan AIDS terus meningkat secara
pantastis termasuk yang meninggal.
2.7 Dampak penyakit HIV/AIDS terhadap Psikologis Penderita
Studi yang dilakukan oleh Meredith (dalam Varney: 2006) yang menanyai
wanita HIV positif mengenai apa yang mereka butuhkan dari perawatan mereka,
menjawab:
1. Stres, yang ditandai dengan menolak, marah, depresi, dan keinginan untuk
mati.
a. Eksternal stigma
7) Pelecehan (abuse), yakni ODHA yang secara fisik ataupun lisan dilecehkan.
b. Internal stigma
Internal stigma adalah perasaan tertentu seseorang tentang diri mereka sendiri
seperti rasa malu atau rasa takut ditolak. Internal stigma meliputi:
2) Persepsi terhadap diri sendiri (perception of self), ODHA memiliki rasa rendah
diri karena status HIV mereka yang positif.
3) Penarikan diri secara sosial (social withdrawal), ODHA akan menarik diri dari
hubungan pribadi dan sosial.
Penutup
3.1 Kesimpulan
Virus AIDS ditemukan dalam cairan sperma, cairan vagina dan pada darah,
serta penularannya terjadi melalui hubungan seksual, alat suntik narkotika,
transfusi darah dan ASI. AIDS dapat menyerang siapa saja yang melakukan
perilaku yang menyebabkan AIDS (hubungan seksual berganti-ganti, pemakai
narkotika suntik, transfusi darah yang tercemar).
3.2 Saran
Banyak yang percaya kalau penyakit AIDS lebih disebabkan oleh perilaku
manusia itu sendiri, maka masalah yang pertama kali harus dibenahi adalah soal
keyakinan hidup. Hindari perbuatan-perbuatan dan resiko yang dapat
menyebabkan HIV/AIDS, namun jangan jauhi penderita HIV/AIDS mereka butuh
kita.