Anda di halaman 1dari 21

MENINGITIS

1.Siti Rohama 1810201098


2.Nur Afifah Juni M 1810201099
3.Masriyati Vitria Savitri 1810201100
4.Feni Sabrina 1810201101
5.Edtincia Helen Puspa Kirana 1810201102
6.Windi Anggraini 1810201103
7. Anis priani 1810201104
8.Sylvia Puspa Ananda 1810201105
9.Adevia Putri Sekar Ningrum 1810201106
10.Novita Sri Rahayu 1810201107
11.Linda Ayu Riska 1810201108
12.Siti Nur Khalimah 1810201109
13.Emi Herawati 1810201110
Meningitis adalah inflamasi yang terjadi pada meningen otak dan medula
spinalis. Gangguan ini biasnya merupakan komplikasi bakteri (inflamasi
sekunder) seperti Sinusiotis, Otitis media, Pneumonia, Edokarditis atau
Osteomielitis.meningitisbakterial adalah inflamasi arakhnoid dan piameter
yang mengenai CSS, Meningeotis juga bisa di sebut leptomeningitisadalah
infeksi selaput arakhoid dan CSS di dalam ruangan subarakhoid(Lippincott
Williams dan Wilkins.2012)
Otak dan sumsum tulang belakang diselimuti meningea yang
melindungi struktur Syaraf yang halus, membawa pembuluh darah
dan sekresi cairan serebrospinal.
Meningea terdiri dari tiga lapisan yaitu :

Lapisan luar Lapisan tengah Lapisan dalam


(durametar) (Arakhnoid) (piameter)
Penyebab Meningitis
Bakteri

Bakteri meningokokus atau meningococcal bakteri. Ada beberapa jenis bakteri


meningococcal di sebut grup A, B, C, W1235, Y DAN Z. Saat ini sudah ada vaksin yang
tersedia untuk perlindungan terhadap grup C meningococcal bakteri.

Streptococcuspneumoniae bakteri atau pneumokokus bakteri ini cenderung


mempengaruhi bayi dan anak-anak dan orang tua karena sistem kekebalan tubuh mereka
lebih lemah dari kelompok usia lainya.

Mereka yang memiliki CSF shunt atau memiliki cacat dural mungkin bisa terkena
meningitis yang disebabkan oleh staphylococcus

Pasien yang memiliki tulang belakang proseder (misalnya tulang belakang anaesthetia)
beresiko meningitis yang disebabkan oleh pseudemonasspp.

Sifilis dan tuberkulosis menuju meningitis serta jamur meningitis langka penyebab,
tetapi terlihat dalam individu positif HIV dan orang-orang dengan kekebalan yang rendah.
Virus

Virus herpes simpleks ini dapat menyebabkan genital


herpes
Enteroviruses virus flu perut ini telah menyebabkan
polio di masa lalu juga bertanggung jawab atas
Gondok
Echovirus
Virus herpes zoster
Campak
Arbovirus
Influenza
Hiv
Virus westnile
Penyebab Lain Meningitis

Meningitis jamur disebabkan oleh Cryptococcus, Histoplasmadan coccidioides


Spesies dan melihat pada pasien AIDS

parasit yang menyebabkan meningitis termasuk contoh meningitis eosinophilic yang di sebabkan oleh
angiostrongyliasis

organisme lainya seperti tuberkulosis atipikal, sifilis, penyakit lyme, leptospirosis,listeriosisi dan
brucellosisi, penyakit kawasaki dan mollaret’s meningitis

mungkin ada tidak infeksi dan peradangan hanya meninges menuju bebas infeksi meningitis. Hal ini
disebabkan oleh tumor, leukimia,limfoma, obat dan bahan kimia yang diberikan spinally atau
epidurally selama anestesi atau prosedur, penyakit seperti sarkoidosis, sistemik lupus eritematosus
dan penyakit dll. (News Medical Life Sciences Dan Medicine).
Patofisiologi

Infeksi mikroorganisme terutama bakteri dari golongan kokus seperti


streptokokus,stapilokokus, meningokokus, pnemokokus dan dari golongan lain
seperti tersebut di atasmenginfeksi, bronkus saluran cernaa .Mikrooganisme
tersebut mencapai otak mengikuti aliran darah.Di otak mikrooganisme
berkembang biak mm membrntuktuk koloni. Koloni mikroorganisme
menghasilkan toksin dan merusak meningen Kumpulan toksin mikrooranisme,
jaringan yang rusak, cairan sel berkumpul menjadi satu membentuk cairan kental
yang di sebut pustula. Karena sifat cairannya tersebut penyakit ini popular
discbut meningitis purulenta.
Toksin yang dihásilkan oleh mikroorganisme melalui hematogen
sampai kehipotalamus. Hipotalamus kemudian menaikan suhu
sebagai tanda adanya bahaya .Kenaikan suhu hipotalamnus akan
diikuti dengan peningkatan mediator kimiawi akibat peradangan
seperti prostagnaldin, epinerfin, norepinefin. Kenaikan mediator
tersebut dapat merangsang peningkatan metabolisme sehingga dapat
terjadi kenaikan suhu di seluruh tubuh, rasa sakit kepala, peningkatan
respon gastrontestinal yang memunculkanrasa mual dan muntah.
Volume pustula yang semakin menigkat dapat mengakibatkan peningkatan
desakan didalam intrakranial. Desakan tersebut dapat menigkatkan rangsangan
di korteks serebri yang terdapat pusat pengaturan sistem gastroinetal sehingga
merangsang munculnya muntah dengan cepat, juga dapat tegadi gangguan pusat
pemafasan.Peningkatan tekanan intrakranial tesebut juga dapat mengganggu
fungsi sensorik maupun motorik serta fungsi memori yang terdapat pada
sercbrum schingga pendenta mengalami penurunan respon kesadaran terhadap
lngkungan ( penurunan kesadaran) .Penurunan kesadaran ini dapat menurunkan
pengeluaran sckresi trakeobronkial yang berakibat pada penumpukan sekret di
trakea dan bonkial Kondsi ini berdampak pada penumpukan sekret di trakca dan
bronkus sehingga bronkus dan trakea menjadi sempit.
Penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat dari komplikasi meningitis
antara lain :

1.Trombosis vena cerbal, yang menyebabkan kejang, koma, atau kelumpuhan


2.Efusi atau abses subdural, yaitu penumpukan cairan diruangansubdural karena
adanya infeksi karena kuman.
3.Hidrosefalus, yaitu pertumbuhan lingkaran yang cepat dan abnolmal yang disebabkan
oleh penyumbatan cairan serebrospinalis.
4.Ensefalitis, yaitu radang pada otak
5.Abses otak,terjadi karena radang yang berisi pus atau nanah diotak.
6.Arteritis pembuluh darah otak, yang dapat mengakibatkan infrak otak karena adanya
infeksi pada pembuluh darah yang mengakibatkan kematian pada jaringan otak.
7.Kehilangan pendengaran, dapat terjadi karena radang langsung saluran pendengaran.
8.Gangguan perkembangan mental dan intelegensi karena adanya retardasi mental
yang mengakibatkan perkembangan mental dan kecerdasan anak terganggu.
(harsono.2007)
Kasus
Ny.N membawa anaknya yang berumur 4 tahun keruang UGD mengeluhkan
bahwa anaknya mengalami kejang dan sudah demam selama 3hari dirumah. Ibu
mengatakan anaknya rewel, Kaku pada leher atau tubuh, sulit untuk berkomunikasi
dan nafsu makan dan SERING BAK. Setelah dilakukan pemeriksaan Suhu badan
anak terasa panas, hasil pemeriksaan : S: 38◦C, R:28x, N:130x, TD 100/60 mmHg ,
trombosit: 510.000 sel/mm3 leukosit: 19.000 sel /mm3, kesadaran kompos mentis,
pasien terlihat lemah, mukosa kering dan Kulit anak tampak kemerahan. dilakukan
pemeriksaan darah lengkap serta lumbal punksi, dokter menyatakan anak
mengalami infeksi pada meninges dan anak saat ini diisolasi, untuk mengatasi
demam perawat melakukan tepid sponge.
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional Ttd
Keperawatan
2. Intoleransi Setelah dilakukan -Kaji kemampuan pasien -Memperngaruhi pilihan
Aktivitas b/d tindakan keperawatan melakukan aktivitas intervensi
kelemahan otot selama 1 x 24 jam, -Awasi TTV sesudah -Memberikan informasi
umum sekunder diharapkan dapat aktivitas catat respon dan perkembangan
DS : mempertahankan terhadap tingkat aktivitas -Meningkatkan istirahat
-Ibu aktivitas, dengan KH : -Berikan lingkungan untuk menurunkan
mengatakan -Melaporkan peningkatan yang tenang dan pola kebutuhan oksigen
anak rewel, toleransi aktivitas bermain yang nyaman -Membantu bila perlu,
kaku pada leher -Menunjukkan fisiologis dan aman harga diri ditingkatkan
atau tubuh, sulit intoleransi misal nadi dan -Berikan bantuan dalam bila pasien melakukan
berkomunikasi, pernafasan normal aktivitas bila pasien tidak sendiri
nafsu makan -Menunjukan perilaku memungkinkan untuk -Nutrisi yang tepat
berkurang. hidup sehat melakukan memperlancar sirkulasi
-Kolaborasi pemberian darah ke jaringan
DO : nutrisi pasien
- TD 100/60
mmHg
-130/m
-RR 28x/m
- kesadaran
anak kompos
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional Ttd
Keperawatan
1. Hipertermi b/d Setelah tindakan Ukur suhu setiap -Menentukan intervensi
peningkatan set keperawatan selama 1 x jamAjarkan orang tua bila terjdi perubahan
point 24 jam, diharapkan suhu untuk memberikan -Membantu
DS : - Keluarga tubuh kembali normal.KH kompres hangatDorong pengeluaran panas
mengatakan : masukan cairan 1,5-2 melalui konduksi
anak - T : 36,5-37,5 liter dalam 24 jam -Mendeteksi
mengalami -Kulit tidak kemerahan Monitor balance kekurangan volume
kejang dan 3 -Tidak terjadi kejang cairanInstrusikan pada cairan
hari demam. keluarga untuk tidak -Baju dan selimut tebal
- Anak sulit memakaikan baju dan dapat menghambat
untuk selimut tebal pada proses pengeluaran
berkomunikasi klienKolaborasi panas dari tubuh
pemberian antipiretik melalui konduksi
DO : sesuai dosis -Menurunkan panas
-N 130x/m dengan sentralnya di
( Takikardi) hipotalamus
- TD 100/60
mmHg
- RR 28x/m
( Takipnea)
- kesadaran
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional Ttd
Keperawatan
3. Ketidakefektifan Setelah dilakukan -Kaji frekuensi kedalam -Kecepatan biasanya
bersihan jalan tindakan keperawatan pernafasan dan ekspansi meningkat dan terjadi
nafas b/d kejang selama 1 x 24 jam dada peningkatan kerja
DS : fungsi pernafasan -Auskultasi bunyi nafas nafas
-Keluarga adekuat, dengan KH : dan catat adanya bunyi -Bunyi nafas menurun
mengatakan anak -Mendemostrasikan nafas adventisius seperti atau tidak ada jalan
mengalami battuk efektif dan suara krekels dan mengi nafas
kejang nafas yang bersih -Anjurkan pasien -Dapat meningkatkan
- Anak sulit untuk -Menunjukkan jalan melakukan nafas dalam pola nafas-
berkomunikasi nafas paten (klien tidak -Kolaborasi pemberian Memaksimalkan
DS: merasa tercekik,irama tambahan oksigen bernafas dengan
-RR 28x/m nafas,frekuensi -Kolaborasi pemeriksaan meningkatkan
- N 130x/m pernafasan dalam darah lengkap masukan oksigenasi
-Pasien terlihat rentang norma) -Mengidentifikasi
lemah -Mampu defisiensi dan
mengidentifikasi dan kebutuan pengobatan
mencegah faktor yang atau respon terhadap
menghambat jalan nafas terapi
Diagnosa
No Tujuan Intervensi Rasional Ttd
Keperawatan
4. Resiko Setelah dilakukan tindakan -Monitoring vital, kaji -Memberikan info
ketidakefektifan keperawatan 1 x 24 jam , pengisian kapiler,warna kulit tentang derajat atau
perfusi jaringan diharapkan klien tidak atau membran mukosa keadekuatan perfusi
otak b/d edema mengalami pendarahan -Catak keluhan rasa jaringan-jaringan
serebal atau dengan KH : dingin,pertahankan suhu membantu menentukan
penyumbatan -Berkomunikasi dengan lingkukan dan tubuh hangat intervensi
DS : jelas sesuai dengan sesuai indikasi -Vasokontriksi
-Ibu mengatakan kemampuan -Kaji kulit untuk rasa penurunan sirkulasi
anak sulit untuk -Tekanan sistol dan diastol dingin,pucat,sianosis, parifer kenyamanan
berkomunikasi dalam rentang yang keterlambatan pengisian klian atau kebutuhan
- Anak kaku pada diharapkan kapiler rasa hangat
leher atau tubuh. -Pertahankan intanke -Perubahan
-Kolaborasi pemeriksaan menunjukkan penurunan
darah lengkap sirkulasi atau hipoksia
DO: -Mengidentifikasi
-trombosit: defisiensi dan kebutuhan
510.000 pengobatan atau respon
sel/mm3 terhadap nyeri
- leukosit: 19.000
sel /mm3,
- TD 100/60
mmHg
- warna kulit
tampak
volume cairan selama 1 x 24 jam, -Pantau balance fluktuasi cairan
b/d syok diharapkan tidak terjadi cairanInstrument pada intralaskuler
hipovolemik Devisien volume cairan keluarga untuk -Penurunan saluran urin
DS : dengan KH : meningkatkan asupan dan balance cairan dapat
-nafsu makan -Input dan output cairan 1,5-2,1 / 24 jam mengindikasikan
dan sering seimbang -Observasi turgor kulit, dehidrasi
BAK -Vital sign dalam batas membrane mukosa -Memenuhi kebutuhan
DO : normal -Kolaborasi pemberian cairan tubuh peroral
-Badan anak -Tidak ada tanda cairan IV -Menunjukkan
terasa panas s pnesyok akral hangat kehilangan cairan
= 38◦c berlebih
- mukosa -Mencegah terjadinya
kering syok hipovolemik
- kulit anak
tampak
kemerahan
- TD 100/60
mmHg
- N 130x/m
- anak terlihat
lemah.
DIAGNOSISK
HARI/TG
No EPERAWATA IMPLEMENTASI EVALUASI
L
N
Hipertermi Senin ,22 Pukul 08.00 S : Pasien mengatakan
maret -Mengukur suhu pasien panas sedikit berkurang.
2020 -Mengajarkan member kompres hangat. O : Pasien tampak lebih
tenang tidak rewel dan
Pukul 09.00 sudah bisa bicara.
-Kolaborasi pemberian antipiretik. Ttv : S 37,5 ◦C
-Intruksikan pada keluarga tidak memakai N 117 x/m
baju atau selimut tebal. RR 25x/m
A : masalah keperawatan
Pukul 10.00 pasien dengan hipertermi
-Monitor keseimbangan cairan. teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
DIAGNOSISKE
No HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
PERAWATAN
Intoleransi aktivitas Selasa ,23 maret Pukul 08.00
2. 2020 -Memeriksa ttv.
S : Pasien mengatakan sudah tidak
terlalu lemas.
-Kaji kemampuan aktivitas pasien. O : makan pasien 2/3 porsi
Pukul 09.00 kesadaran meningkat.
-Kolaborasi pemberian nutrisi pasien. Ttv : s 37 ◦c
RR : 24x/m
N : 115 x/m
A : : masalah keperawatan pasien
dengan Intoleransi Aktivitas teratasi
sebagian
P: Lanjut Intervensi :

Ketidakefektifan jalan Rabu ,24 maret Pukul 08.00


3. nafas 2020 -Mengkaji frekuensi kedalaman pernapasan dan ekspansai dada.
S : Pasien mengatakan sesak napas
berkurang, bernapas terasa lebih
-Anjurkan pasien melakaukan nafas dalam mudah.
Pukul 09.00 O: pasien tampak mudah bernapas.
-Kolaborasi pemberian oksigen. leukosit: 150.000/mm2,
-Kolaborasi pemeriksaan darah. hemoglobin: 10,1 gr/dL),
hematokrit: 31 vol%, trombosit:
510.000/uL. ,
A : masalah bersihan jalan napas
teratasi
P : Intervensi dihentikan
DIAGNOSISKEP
No HARI/TGL IMPLEMENTASI EVALUASI
ERAWATAN
4. Resiko ketidakefektifan Kamis ,25 maret Pukul 08.00 S:
perfusi jaringan otak. 2020 -Memeriksa ttv.Pertahankan intake. O : ttv
Pukul 09.00 S 36,5◦c
-Kaji kulit untuk rasa dingin,pucat,sianosis,pengisian kapiler. N 108x/m
-Kolaborasi pemeriksaan darah lengkap. RR 23x/m
Trombosit 460.000
sel/mm3
Leukosit 18.000 sel/mm3
A : Masalah keperawatan
Resiko ketidakefektifan
perfusi jaringan otak
belum teratasi
P : lanjut intervensi

5. Resiko Defisiensi Jumat,26 maret Pukul 08.00 S : Pasien mengatakan


volume cairan. 2020 -Pantau ttv sudah merasa tidak lemas
-Pantau keseimbangan cairan. O : membran mukosa
Pukul 09.00 Pasien tampak lembab,
-Observasi tugor kulit, membrane mukosa. turgor kulit kembali
-Kolaborasi pemberian cairan IV normal ttv s 36,5 ◦ c , N
100x/m , RR 23x/m
A : masalah keperawatan
Defisit volume cairan.
Teratasi
P :Intervensi di hentikan.

Anda mungkin juga menyukai