Anda di halaman 1dari 31

Definisi meningitis

Meningitis merupakan salah satu penyakit pada system syaraf pada manusia.
Penyakit saraf seperti meningitis dapat menyerang semua tingkat usia, dari bayi
hingga orang tua (Octavius, 2021).
Meningitis merupakan salah satu penyakit menular yang belum bisa diatasi dan
masih menjadi masalah di negara berkembang.Meningitis dapat menyebabkan
kematian namun dapat disembuhkan, kecacatan dapat terjadi seperti kerusakan
otak, gangguan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar.(Nurarif dan Kusuma,
2016).
Klasifikasi meningitis
1. Diabetes Mellitus Tipe 1(Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Diabetes mellitus yang biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena kerusakan sel
beta. Diabetes mellitus tipe 1 ini tubuh tergantung pada insulin karena tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin yang disebabkan oleh masalah genetik, virus, atau penyakit autoimun.

2. Diabetes Mellitus Tipe 2 (Non Insulin Dependent Diabetes Mellitus)


Diabetes mellitus yang biasanya terjadi pada usia diatas 40 tahun. Diabetes mellitus tipe 2 ini tidak
tergantung pada insulin. Pengobatannya diutamakan dengan perencanaan menu makanan yang baik
dan latihan jasmani yang teratur. Diabetes mellitus tipe 2 ini biasanya disebabkan oleh kegagalan
relatif sel beta dan resistensi insulin. Resistensi insulin adalah turunnya kemampuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan untuk menghambat produksi glukosa.

3. Diabetes Gestasional
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes
dan biasanya akan pulih setelah melahirkan.
Etiologi meningitis

1. Meningitis bakteri
Organisme yang paling sering pada meningitis bakteri adalah: Haemophilus influenza,
Streptococcus pneumonia, Neisseria meningitides, dan Staphylococcus aureus.

2. Meningitis virus
Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis.Meningitis ini
terjadi sebagai akibat dari berbagai macam penyakit virus yang meliputi
measles, mumps, herpes simplex dan herpes zoster.
Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus

1. Tarwoto (2013) mengatakanmanifestasi klinik pada meningitis bakteri diantaranya :


Demam, merupakan gejala awal
 Nyeri kepala
 Mual dan muntah
 Kejang umum
 Pada keadaan lebih lanjut dapat mengakibatkan penurunan kesadaran sampai dengan koma.
2. Sedangkan menurut (Widago, dkk, 2013) manifestasi klinis klien meningitis meliputi:
 Sakit kepala
 Mual muntah
 Demam
 Sakit dan nyeri secara umum
 Perubahan tingkat kesadaran
 Bingung
 Perubahan pola nafas
 Ataksia
 Kaku kuduk
 Ptechialrash
 Kejang (fokal, umum)
 Opistotonus
 Nistagmus
 Ptosis
 Gangguan pendengaran
 Tanda brundzinki’s dan kerniq’s positif
 Fotophobia
Patofisiologi meningitis
Efek peradangan akan Otorrhea atau rhinorhea akibat
menyebabkan peningkatan fraktur dasar tengkorak dapat Eksudet terdiri dari
cairan cerebro spinalis yang menimbulkan meningitis, dimana bakteri fibrin dan
dapat menyebabkan terjadi hubungan antara Cerebral leukosit yang di bentuk
obstruksi, selanjutnya terjadi spinal fluid (CSF) dan dunia luar. di ruang sub arachnoid.
hidrosefalus dan peningkatan Masuknya mikroorganisme Penumpukan pada CSF
tekanan intra kranial. Efek kesusunan saraf pusat melalui ruang akan bertambah dan
patologi dari peradangan sub arachnoid dan menimbulkan mengganggu aliran
tersebut adalah hiperemi respon peradangan pada via, CSF di sekitar otak dan
pada meningen, edema dan arachnoid, CSF dan ventrikel, dari medula spinalis. Terjadi
eksudasi yang menyebabkan vasodilatasi yang cepat
reaksi radang muncul eksudat dan
peningkatan dari pembuluh darah
perkembangan infeksi pada ventrikel,
intrakranial.Organisme dapat menimbulkan
edema dan skar jaringan sekeliling ruptur atau trombosis
masuk melalui sel darah ventrikel menyebabkan obstruksi
merah pada blood brain dinding pembuluh
pada CSF dan menimbulkan darah dan jaringan otak
barrier.Masuknya organisme Hidrosefalus. Meningitis bakteri; yang berakibat menjadi
dapat melalui trauma, netrofil,monosit, limfosit dan yang infarctCSF (Suriadi &
penetrasi prosedur lainnya merupakan sel respon Yuliani, 2010).
pembedahan, pecahnya radang.
abses serebral atau kelainan
sistem saraf pusat.
Komplikasi meningitis

 MenurutNgastiyah( 2012), komplikasi yang ditimbulkan pada pasien


meningitis berupa:
 Peningkatan tekanan intrakranial
 Hyrosephalus
 Infark serebral
 Abses otak
 Kejang
 Pnemonia
 Syok sepsis
 Defisit intelektual
Pemeriksaan Penunjang meningitis
Menurut (Hudak dan Gallo, 2012)
Fungsi lumbal dan kultur CSS: jumlah leukosit (CBC) meningkat, kadar glukosa darah mrenurun, protein
meningkat, glukosa serum meningkat
Kultur darah, untuk menetapkan organisme penyebab
Kultur urim, untuk menetapkan organisme penyebab
Elektrolit serum, meningkat jika anak dehidrasi: Na+ naik dan K + turun
MRI, CT-scan/ angiorafi
Penatalaksanaan meningitis

Ngastiyah ( 2012), mengatakan penatalakasanaan dibagi 2 yaitu:


1. Penatalaksanaan umum
Pasien diisolasi 65% 45%
Pasien diistirahatkan/ bedrest
Kontrol hipertermi dengan kompres
Kontrol kejang
Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
2. Pemberian antibiotik
Diberikan 10-14 hari atau setidaknya 7 hari bebas panas
Antibiotik yang umum diberikan: Ampisilin, Gentamisin, Kloromfenikol,
Sefalosporin.
Jika pasien terindikasi meningitis tuberkolusis diberikan obat-obatan TBC.
TanggalPraktek: 20 Maret 2023
Tanggal Pengkajian : 20 Maret 2023 Laporan kasus
TanggalklienmasukRS: 14 Maret 2023
No.RekamMedis:01.16.82.70

Nama bayi By.A BBL 170gr

Nama bayi Laki-laki PBL 47cm

TTL/umur 11 april Anak ke 2


2023/11bln
Nama ibu ny.H Nama ayah tn.f

Pekerjaan Guru Pekerjaan ayah Guru

Pendidikan ibu Sarjana pendidikan sarjana

Alamat Tanah periuk


tanah
sepenggal lintas
Diagnosa media Meningitis TB
Pengkajian

Pada tanggal 14 Maret 2023 By. A laki laki berusia 11 bulan datang ke RSUP Dr. M.
Djamil Padang melalui IGD rujukan dari RSUD Hanafie Muaro Bungo.By. A datang
dengan keluhan kejang 3 hari sebelum masuk rumah sakit, kejang diseluruh tubuh
dengan frekuensi 3x berdurasi lebih kurang 3 menit, kejang berhenti sendiri dan By. A
sadar setelah kejang.Saat kejang By. A disertai dengan demam dan sesak nafas yang
semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.By.A di rawat di ruang Akut
IRNA Kebidanan dan anak dengan diagnosa medis Meningitis TB.By.A merupakan anak
kembar, kembaran By. A sudah meninggal pada usia 4 bulan dengan bronkopneumonia,
dan ibu kandung By. A juga sudah meninggal dunia dengan riwayat TBC.
Pada saat pengkajian ayah mengatakan By. A demam dan sesak. Ayah juga mengatakan
By. A gelisah , sering menangis dan hanya mampu merintith. Didapatkan hasil
pemeriksaan By. A dengan GCS 10 (E4V2M4), T 37,8 C, N 130x/menit, P 40x/menit.
Pemeriksaan prenatal (PNC)
 Jumlahkunjungan: Keluarga mengatakan melakukan pemeriksaan selama Kehamilan sebanyak 3x
 Bidan/dokter : Dokter
 Pend-Kesyangdidapat : Pendidikan kesehatan mengenai melahirkan secara sc
 HPHT : -
 KenaikanBBselamaHamil : Keluarga mengatakan kenaikan BB lebih kurang 25 kg
 KomplikasiHamil : Kejang saat hamil
 Komplikasiobat : Tidak ada
 Obat-obatyangdidapat : -
 Riwayathospitalisasi : -
 Golongandarahibu :A
 Kehamilan direncanakan/ tidak : Keluarga mengatakan kehamilannya direncanakan

Riwayat persalinan (intra natal)

Awalpersalinan : Ny.H datang ke rs karena kejang lalu dokter melakukan tindakan sc


Lamapersalinan : Lebih kurang 3 jam
Komplikasipersalinan: Tidak ada
Terapiyangdiberikan: -
Lama antara rupture vaginadan saat partus : -
Jumlahairketuban : -
Anastesiyangdiberikan: Spinal
Ada/tidakmekonium : Ada
 
Riwayat posnatal

Usahanafas :Denganbantuan/tanpabantuan  Mata:Simetris kiri kanan, tidak ada sekresi, tidak ada
Apgarscore : 8 purulen, tidak ada edema, konjungtiva tidak anemis,
Kebutuhanresusitasi: - sklera tidak ikterik.
AdanyaTraumalahir : tidak ada  Hidung:Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.
KeluarnyaUrin : ada  Mulut dan tenggorokan:Mulut bersih, ada edema,
Proseduryangdilakukan tidak ada peradangan, tidak ada kesulitan menelan.
Aspirasigaster : tidak ada  Telinga:Bentuk normal, bersih, pendengaran baik,
Suction : tidak ada tidak ada edema, tidak ada sekresi.
Pemeriksaan fisik  Leher:Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
Keadaan umum:Delirium pembesaran JVP.
Tanda-tanda vital:Suhu: 37,8o C  Thorak:Inspeksi: bentuk dada simetris, tidak ada
Pernapasan:40x/ menit pembengkakan.
Nadi: 130x/ menit  Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
TB: 65 cm, BB: 5,3 Kg  Perkusi: sonor.
Pernapasan:Irama: irregular  Auskultasi: bronkovesikuler,ada bunyi napas
Retraksi dinding dada: tidak ada tambahan. BJ I dan BJ II normal, irama jantung
Alat bantu napas: nasal kanul 2 lpm teratur.
Suaranafaskanandankiri:Sama
Bunyinafasdisemualapangparu:Menurun
SuaraNafas:Whezzing
Abdomen:Inspeksi: normal, tidak ada asites, tidak ada
lesi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: timpani.
Auskultasi: bising usus terdengar 18x/ menit.
Sirkulasi:Tidak ada sianosis, tidak pucat, CRT < 3 detik,
akral teraba hangat.
Neurologi: Kesadaran deliriums, GCS 10 (E4V2M4).
Gastrointestinal:Mulut: mukosa lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada perdarahan gusi.
Eliminasi:yah mengatakan BABdan BAK spontan
dengan konsistensi warna kekuningan dan berbau khas.
Integumen: Warna kulit normal, tidak ada luka.
Muskuloskletal:Tidak ada kelainan tulang.
Genitalia:Tampak normal, tidak ada edema, tidak ada
kemerahan.
Ektremitas:By. A tidak ada masalah pada ekstremitas.
By. A mampu menggenggam, mendorong, dan
mengambil barang dengan tepat.
Skrining nyeri:Tidak ada nyeri.
Pemeriksaan penunjang
•Darah
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan •Radioogi
Natrium 121 139-146 By. A telah dilakukan
Kallium 4.8 4.3-6.7
pemeriksaan ro thorax dan
CT Scan kepala di RSUD
Klorida 103 104-109
dengan ekspertise ro thorax:
Kalsium 8.5 8.5-11.0 bronkopneumonia duplex dan
Hemoglobin 10.6 10.4-15.6 ekspertise CT Scan kepala
Leukosit 5.60 6.0-18.0
yaitu terdapat infark iskemik
luas di lobus temporoparietal
hematokrit 20 38.0-48.0
kanan dan nukleus kaudatus
Trombosit 513 150-450 kanan, serta terdapat fokal
Eritrosit 5.32 3.60-5.20 atrofi lobus frontal.
PT 10.6

APTT 25.4
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
ANALISA DATA 1 DS :Ayah Meningitis Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
mengatakan nafas
By. A sesak Peningkatan invasi kuman ke
DO :By. A tampak jaringan serebral
batuk tidak efektif  
By. A tidak mampu  Reaksi peradangan jaringan serebral
batukTampak ada  
suara napas Gangguan metodologi serebral
tambahan  
(wheezing) Thrombus daerah korteks dan aliran
Frekuensi napas : darah serebral
40x/menit  
Peningkatan permeabilitas darah ke
otak
 
 Perubahan sistem pernafasan
 
Obstruksi saluran napas
 
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2 DS : Invasi kuman ke selaput otak Resiko
Ayah mengatakan anak   ketidakseimbangan
kejang Reaksi peradangan jaringan serebral elektrolit
   
DO : Odema serebral
By. A tampak kejang Kadar  
serum elektrolit TIK meningkat
Serum Natrium : 12mmol/l  
Serum kalium : 4,8 mmol/l Menstimulasi reflek vasogal
Serum klorida : 103 mmol/l  
Serum kalsium : 8,5 mg/dl Mual dan muntah
 
Gangguan cairan dan elektrolit
3 DS : Masuk melalui makanan terkontaminasi Resiko perfusi
- Ayah mengatakan By. A   serebral tidak
demam disertai kejang dengan Metabolisme bakteri efektif
durasi 1 menit dalam  
frekuensi jarak 12 jam. Masuk kedalam nasofaring
- Ayah mengatakan By. A  
hanya mampu merintih dan Menyerang pembuluh darah
sering menangis  
  Masuk ke serebral melalui pembuluh darah
DO :  
- Kes : delirium Menyebar ke CSS
- GCS : 10 (E4V2M4)  
- Suhu tubuh 37,8 C TIK meningkat
- Kulit teraba hangat  
- Anak tampak kejang Menuju meninges (subarachnoid dan piameter)
- TTV :  
S: 37,8o C Reaksi inflamasi pada meninges
P:40x/ menit  
N: 130x/ menit Resiko perfusi serebral tidak efektif
4 DS : Meningitis Hipertermia
Ayah mengatak By. A  
demam dan badan teraba Reaksi peradangan jaringan serebral
panas  
  Thrombus daerah korteks dan aliran darah
DO : serebral
Suhu tubuh By. A 37,8C  
Kulit By. A teraba hangat Kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi, kerusakan
Kulit By. A tampak merah endotel dan nekrosis pembuluh darah
 
Infeksi/ septicemia jaringan otak
 
Iritasi meningen
 
Perubahan fisiologi intrakranial
 
Suhu tubuh meningkat
 
Demam
 
Hipertermia
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d
dipsneu

2. Risiko ketidakseimbangan elektrolit d.d ketidakseimbangan


cairan

3. Resiko perfusi serebral tidak efektif d.d infeksi otak

4. Hipertermia b.d peningkatan laju metabolisme d.d suhu tubuh


diatas normal
INTERVENSI KEPERAWATAN
NO SDKI SLKI SIKI

1 Bersihan Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas


jalan nafas tindakan keperawatan Tindakan :
tidak efektif 3x 24 jam diharapkan Observasi
b.d sekresi bersihan jalan napas - monitor pola nafas (frekuensi,kedalaman nafas)
yang tertahan meningkat dengan KH : - monitor bunyi nafas tambahan ( mis mengi,
d.d dispneu a. Batuk efektif wheexing, rhonki kering )
meningkat - Monitor sputum (jumlah, warna dan aroma)
b. Produksi sputum Terapeutik
menurun - Pertahankan kepatenan jalan napas
c. Pola nafas - lakukan fisioterapi dada, jika perlu
membaik - Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
  - berikan oksigen, jika perlu
  Edukasi
- Anjurkan asupan cairan 200ml/hari, jika tidak
kontraindikasi
Kolaborasi
- kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran,
mukolitik, jika perlu
2 Risiko Setelah dilakukan Pemantauan elektrolit
ketidakeimbanga tindakan keperawatan 3x Observasi
n elektrolit 24 jam diharapkan a. Monitor kemungkinan penyebab
keseimbangan elektrolit ketidakseimbangan elektrolit
meningkat dengan KH : b. Monitor kadar elektrolit serum
a. Serum natrium c. Monitor mual, muntah, diare
membaik d. Monitor kehilangan cairan, jika perlu
b. Serum kalium Terpeutik
membaik e. Atur interval waktu pemantauan
c. Serum klorida sesuai dengan kondisi pasien
membaik f. Dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi
g. Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
h. Informasikan hasil pemantauan, jika
perlu
3 Resiko perfusi serebral Setelah dilakukan tindakan Manajemen kejang
tidak efektif keperawatan 3x 24 jam Tindakan :
d.d infeksi otak diharapkan perfusi serebral Observasi
meningkat dengan KH: - monitor terjsdinya kejang berulang
a. Tingkat kesadaran - monitor karakteristik kejang
meningkat - monitor ttv
b. Gelisah menurun Terapeutik
c. Demam menurun - baringkan pasien agar tidak terjatuh
- longgarkan pakaian terutama
dibagian leher
- dampingi selama periode kejang
- berikan oksigen, jika perlu
Edukasi
- anjurkan keluarga menghindari
memasukkan apapun kedalam mlut
pasien saaT periode kejang
Kolaborasi
- kolabarasi pemberian antikonvulsan,
jika perlu
4 Hipertermia b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen hipertermia
peningkatan laju keperawatan 3x 24 jam Tindakan :
metabolisme d.d suhu diharapkan termogulasi Observasi
tubuh diatas nilai membaik dengan KH : - monitor suhu tubuh
normal a. Suhu tubuh - monitor kadar elektrolit
membaik Terapeutik
b. Suhu kulit - longgarkan/lepaskan pakaian
membaik - berikan cairan oral
- ganti linen setiap hari/ lebih sering jika
mengalami hiperhidrosis (keringat
berlebihan)
- lakukan pendiginan eksternal (kompres
dingin pada
dahi,leher,dada,abdomen,aksila)
Edukasi
- anjurkan tirah baring
Kolaborasi
-kolaborasi pmberian cairan dan elektorlit
intravena,jika
CATATAN PERKEMBANGAN
NO HARI/TTL IMPLLEMENTASI EVALUASI

1 Senin, a. Memonitor terjadinya kejang berulang S :ayah mengatakan By. A masih sesak
20-03-23 b. Memonitr ttv O:
S : 37,8C - Produksi sputum By. Acukup menigkat
P : 40x/menit - Pola napas cukup memburuk :40x/menit
N : 130x/menit -Suara napas tambahan By. A
c. Memberikan oksigen: O2 2 lpm cukup meningkat : wheezing
d. Mengkolaborasi pemberian antikonvulsan A : masala belum teratasi
: obat fenitoin 2x10 mg iv P : intervensi dilanjutkan
e. Membaringkan pasien agar tidak terjatuh

2 Senin,20-3- a. Memonitor kemungkinan penyebab S : Ayah mengatakan anak kejang


2023 ketidakseimbangan elektrolit O :By. A tampak kejang Kadar serum elektrolit
b. Memonitor kadar elektrolit serum Serum Natrium : 121 mmol/l
c. Memonitor mual, muntah, diare Serum kalium : 4,8 mmol/l
d. Memonitor kehilangan cairan, jika perlu Serum klorida : 103 mmol/l
e. Mengatur interval waktu pemantauan Serum kalsium : 8,5 mg/dl
sesuai dengan kondisi pasien A: masalah bellum teratasi
f. Menjelaskan tujuan dan prosedur P: intervensi dillanjutkan
pemantauan
3 Senin, a. Memonitor terjadinya kejang berulang S:ayah mengatakan By. A masih kejang
20-03-2023 b. Memonitr ttv O:
S : 37,8C - Tingkat kesadaran cukup menurun :
P : 40x/menit delirium
N : 130x/menit - By. A tampak gelisah cukup menurun
c. Memberikan oksigen: O2 2 lpm - Suhu tubuh cukup meningkat : 37,8C
d. Mengkolaborasi pemberian antikonvulsan : A: masalah belum teratasi
obat fenitoin 2x10 mg iv P: intervensi dilanjutkan
e. Membaringkan pasien agar tidak terjatuh

4 Senin,20-3- a. Memonitor suhu tubuh : 37,8 C S :ayah mengatakan By. A demam dan
2023 b. Memberikan oksigen : 2lpm badan terasa panas
c. Melakukan pendiginan ekternal : kompres dengan O:
air dingin - Suhu tubuh cukup meningkat 37,8 C
d. Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit - Suhu kulit cukup menngkat : teraba hangat
intravena : kaen Ib 0,5 cc/jam A : masalah belum teratasi
e. Memberikan cairan oral P : intervensi dilanjutkan
1 Selasa, a. Memonitor pola nafas : 35x/menit S : ayah mengatakan By. A masih
21-03-2023 b. Memonitor bunyi nafas tambahan: sesak
wheezing O:
c. Memberikan oksigen : 2 lpm - Produksi sputum By. A cukup
d. Melakukan fisioterapi dada menurun
- Pola napas cukup
membaik :35x/menit
- Suara napas tambahan By. A
cukup menurun : wheezing
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan

2 Selasa,21- e. Memonitor kemungkinan penyebab S : Ayah mengatakan anak kejang


3-2023 ketidakseimbangan elektrolit O :By. A tampak kejang
f. Memonitor kadar elektrolit serum Kadar serum elektrolit
g. Memonitor mual, muntah, diare Serum Natrium : 130 mmol/l
h. Memonitor kehilangan cairan, jika perlu Serum kalium : 4,7 mmol/l
i. Mengatur interval waktu pemantauan Serum klorida : 103 mmol/l
sesuai dengan kondisi pasien Serum kalsium : 8,5 mg/dl
j. Menjelaskan tujuan dan prosedur A: masalah bellum teratasi
pemantauan P: intervensi dillanjutkan
3 Selasa, a. Memonitor terjadinya kejang berulang S: ayah mengatakan By. A masih kejang
21-03-2023 b. Memonitr ttv O:
c. Memberikan oksigen: O2 2 lpm - Tingkat kesadaran cukup meningkat
d. Mengkolaborasi pemberian antikonvulsan : - By. A tampak gelisah cukup menurun
obat fenitoin 2x10 mg iv - Suhu tubuh meningkat : 38,0 C
e. Membaringkan pasien agar tidak terjatuh A: masalah belum teratasi
P: intervensi dilanjutkan

S : ayah mengatakan By. A demam dan


4 Selasa,21- a) Memonitor suhu tubuh : 38,0C badan terasa panas
3-2023 b) Memberikan oksigen : 2 lpm O:
c) Melakukan pendiginan ekternal : kompres - Suhu tubuh meningkat : 38,0 C
dengan air dingin - Suhu kulit meningkat: teraba hangat
d) Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit A : masalah belum teratasi
intravena : kaen Ib 0,5 cc/jam P : intervensi dilanjutkan
e) memberikan cairan oral
1 Rabu , a. Memonitor pola nafas : 30x/menit S : ayah mengatakan By. A masih
22-03-2023 b. Memonitor bunyi nafas tambahan : wheezing tampak sedikit sesak
c. Memberikan oksigen : 2 lpm O:
d. Melakukan fisioterapi dada - Produksi sputum By. A cukup menurun
- Pola napas cukup membaik :30x/menit
- Suara napas tambahan By. A cukup
menurun : wheezing
A : masala sudah teratasi
P : intervensi dihentikan

2 Rabu ,22-3- a) Memonitor kemungkinan penyebab S : Ayah mengatakan anak kejang


2023 ketidakseimbangan elektrolit O :By. A tampak kejang Kadar serum
b) Memonitor kadar elektrolit serum elektrolit
c) Monitor mual, muntah, diare Serum Natrium : 138 mmol/l
d) Memonitor kehilangan cairan, jika perlu Serum kalium : 4,7 mmol/l
e) Mengatur interval waktu pemantauan sesuai Serum klorida : 103 mmol/l
dengan kondisi pasien Serum kalsium : 8,5 mg/dl
f) Menjelaskan tujuan dan prosedur pemantauan A: masalah teratasi
P: intervensi dihentikan
3 Rabu , a. Memonitor terjadinya kejang berulang S: ayah mengatakan kejang By. A sudah
22-03-2023 b. Memonitr ttv berkurang
c. Memberikan oksigen: o2 2 lpm O:
d. Mengkolaborasi pemberian antikonvulsan : - Tingkat kesadaran meningkat
obat fenitoin 2x10 mg iv - By.A tampak gelisah menurun
e. Membaringkan pasien agar tidak terjatuh - Suhu tubuh menurun: 36,7 C
A: masalah sudah teratasi
P: intervensi dihentikan

4 Rabu ,22-3- a. Memonitor suhu tubuh : 36,7 C S : ayah mengatakan demam By. A
2023 b. Memberikan oksigen : 2 lpm sudah turun
c. Melakukan pendiginan ekternal : kompres O:
dengan air dingin - Suhu tubuh membaik : 36,7 C
d. Mengkolaborasi pemberian cairan dan - Suhu kulit membaik
elektrolit intravena : kaen Ib 0,5 cc/jam A : masalah sudah teratasi
e. Memberikan cairan oral P : intervensi dihentikan
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai