Meningitis merupakan salah satu penyakit pada system syaraf pada manusia.
Penyakit saraf seperti meningitis dapat menyerang semua tingkat usia, dari bayi
hingga orang tua (Octavius, 2021).
Meningitis merupakan salah satu penyakit menular yang belum bisa diatasi dan
masih menjadi masalah di negara berkembang.Meningitis dapat menyebabkan
kematian namun dapat disembuhkan, kecacatan dapat terjadi seperti kerusakan
otak, gangguan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar.(Nurarif dan Kusuma,
2016).
Klasifikasi meningitis
1. Diabetes Mellitus Tipe 1(Insulin Dependent Diabetes Mellitus)
Diabetes mellitus yang biasanya terjadi pada remaja atau anak, dan terjadi karena kerusakan sel
beta. Diabetes mellitus tipe 1 ini tubuh tergantung pada insulin karena tubuh tidak dapat
menghasilkan insulin yang disebabkan oleh masalah genetik, virus, atau penyakit autoimun.
3. Diabetes Gestasional
Diabetes yang terjadi pada wanita hamil yang sebelumnya tidak mengidap diabetes
dan biasanya akan pulih setelah melahirkan.
Etiologi meningitis
1. Meningitis bakteri
Organisme yang paling sering pada meningitis bakteri adalah: Haemophilus influenza,
Streptococcus pneumonia, Neisseria meningitides, dan Staphylococcus aureus.
2. Meningitis virus
Tipe meningitis ini sering disebut sebagai aseptik meningitis.Meningitis ini
terjadi sebagai akibat dari berbagai macam penyakit virus yang meliputi
measles, mumps, herpes simplex dan herpes zoster.
Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus
Pada tanggal 14 Maret 2023 By. A laki laki berusia 11 bulan datang ke RSUP Dr. M.
Djamil Padang melalui IGD rujukan dari RSUD Hanafie Muaro Bungo.By. A datang
dengan keluhan kejang 3 hari sebelum masuk rumah sakit, kejang diseluruh tubuh
dengan frekuensi 3x berdurasi lebih kurang 3 menit, kejang berhenti sendiri dan By. A
sadar setelah kejang.Saat kejang By. A disertai dengan demam dan sesak nafas yang
semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit.By.A di rawat di ruang Akut
IRNA Kebidanan dan anak dengan diagnosa medis Meningitis TB.By.A merupakan anak
kembar, kembaran By. A sudah meninggal pada usia 4 bulan dengan bronkopneumonia,
dan ibu kandung By. A juga sudah meninggal dunia dengan riwayat TBC.
Pada saat pengkajian ayah mengatakan By. A demam dan sesak. Ayah juga mengatakan
By. A gelisah , sering menangis dan hanya mampu merintith. Didapatkan hasil
pemeriksaan By. A dengan GCS 10 (E4V2M4), T 37,8 C, N 130x/menit, P 40x/menit.
Pemeriksaan prenatal (PNC)
Jumlahkunjungan: Keluarga mengatakan melakukan pemeriksaan selama Kehamilan sebanyak 3x
Bidan/dokter : Dokter
Pend-Kesyangdidapat : Pendidikan kesehatan mengenai melahirkan secara sc
HPHT : -
KenaikanBBselamaHamil : Keluarga mengatakan kenaikan BB lebih kurang 25 kg
KomplikasiHamil : Kejang saat hamil
Komplikasiobat : Tidak ada
Obat-obatyangdidapat : -
Riwayathospitalisasi : -
Golongandarahibu :A
Kehamilan direncanakan/ tidak : Keluarga mengatakan kehamilannya direncanakan
Usahanafas :Denganbantuan/tanpabantuan Mata:Simetris kiri kanan, tidak ada sekresi, tidak ada
Apgarscore : 8 purulen, tidak ada edema, konjungtiva tidak anemis,
Kebutuhanresusitasi: - sklera tidak ikterik.
AdanyaTraumalahir : tidak ada Hidung:Bersih, tidak ada secret, tidak ada polip.
KeluarnyaUrin : ada Mulut dan tenggorokan:Mulut bersih, ada edema,
Proseduryangdilakukan tidak ada peradangan, tidak ada kesulitan menelan.
Aspirasigaster : tidak ada Telinga:Bentuk normal, bersih, pendengaran baik,
Suction : tidak ada tidak ada edema, tidak ada sekresi.
Pemeriksaan fisik Leher:Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening,
tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
Keadaan umum:Delirium pembesaran JVP.
Tanda-tanda vital:Suhu: 37,8o C Thorak:Inspeksi: bentuk dada simetris, tidak ada
Pernapasan:40x/ menit pembengkakan.
Nadi: 130x/ menit Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
TB: 65 cm, BB: 5,3 Kg Perkusi: sonor.
Pernapasan:Irama: irregular Auskultasi: bronkovesikuler,ada bunyi napas
Retraksi dinding dada: tidak ada tambahan. BJ I dan BJ II normal, irama jantung
Alat bantu napas: nasal kanul 2 lpm teratur.
Suaranafaskanandankiri:Sama
Bunyinafasdisemualapangparu:Menurun
SuaraNafas:Whezzing
Abdomen:Inspeksi: normal, tidak ada asites, tidak ada
lesi.
Palpasi: tidak ada nyeri tekan.
Perkusi: timpani.
Auskultasi: bising usus terdengar 18x/ menit.
Sirkulasi:Tidak ada sianosis, tidak pucat, CRT < 3 detik,
akral teraba hangat.
Neurologi: Kesadaran deliriums, GCS 10 (E4V2M4).
Gastrointestinal:Mulut: mukosa lembab, tidak ada
stomatitis, tidak ada perdarahan gusi.
Eliminasi:yah mengatakan BABdan BAK spontan
dengan konsistensi warna kekuningan dan berbau khas.
Integumen: Warna kulit normal, tidak ada luka.
Muskuloskletal:Tidak ada kelainan tulang.
Genitalia:Tampak normal, tidak ada edema, tidak ada
kemerahan.
Ektremitas:By. A tidak ada masalah pada ekstremitas.
By. A mampu menggenggam, mendorong, dan
mengambil barang dengan tepat.
Skrining nyeri:Tidak ada nyeri.
Pemeriksaan penunjang
•Darah
Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan •Radioogi
Natrium 121 139-146 By. A telah dilakukan
Kallium 4.8 4.3-6.7
pemeriksaan ro thorax dan
CT Scan kepala di RSUD
Klorida 103 104-109
dengan ekspertise ro thorax:
Kalsium 8.5 8.5-11.0 bronkopneumonia duplex dan
Hemoglobin 10.6 10.4-15.6 ekspertise CT Scan kepala
Leukosit 5.60 6.0-18.0
yaitu terdapat infark iskemik
luas di lobus temporoparietal
hematokrit 20 38.0-48.0
kanan dan nukleus kaudatus
Trombosit 513 150-450 kanan, serta terdapat fokal
Eritrosit 5.32 3.60-5.20 atrofi lobus frontal.
PT 10.6
APTT 25.4
NO DATA ETIOLOGI MASALAH
ANALISA DATA 1 DS :Ayah Meningitis Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
mengatakan nafas
By. A sesak Peningkatan invasi kuman ke
DO :By. A tampak jaringan serebral
batuk tidak efektif
By. A tidak mampu Reaksi peradangan jaringan serebral
batukTampak ada
suara napas Gangguan metodologi serebral
tambahan
(wheezing) Thrombus daerah korteks dan aliran
Frekuensi napas : darah serebral
40x/menit
Peningkatan permeabilitas darah ke
otak
Perubahan sistem pernafasan
Obstruksi saluran napas
Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif
2 DS : Invasi kuman ke selaput otak Resiko
Ayah mengatakan anak ketidakseimbangan
kejang Reaksi peradangan jaringan serebral elektrolit
DO : Odema serebral
By. A tampak kejang Kadar
serum elektrolit TIK meningkat
Serum Natrium : 12mmol/l
Serum kalium : 4,8 mmol/l Menstimulasi reflek vasogal
Serum klorida : 103 mmol/l
Serum kalsium : 8,5 mg/dl Mual dan muntah
Gangguan cairan dan elektrolit
3 DS : Masuk melalui makanan terkontaminasi Resiko perfusi
- Ayah mengatakan By. A serebral tidak
demam disertai kejang dengan Metabolisme bakteri efektif
durasi 1 menit dalam
frekuensi jarak 12 jam. Masuk kedalam nasofaring
- Ayah mengatakan By. A
hanya mampu merintih dan Menyerang pembuluh darah
sering menangis
Masuk ke serebral melalui pembuluh darah
DO :
- Kes : delirium Menyebar ke CSS
- GCS : 10 (E4V2M4)
- Suhu tubuh 37,8 C TIK meningkat
- Kulit teraba hangat
- Anak tampak kejang Menuju meninges (subarachnoid dan piameter)
- TTV :
S: 37,8o C Reaksi inflamasi pada meninges
P:40x/ menit
N: 130x/ menit Resiko perfusi serebral tidak efektif
4 DS : Meningitis Hipertermia
Ayah mengatak By. A
demam dan badan teraba Reaksi peradangan jaringan serebral
panas
Thrombus daerah korteks dan aliran darah
DO : serebral
Suhu tubuh By. A 37,8C
Kulit By. A teraba hangat Kerusakan adrenal, kolaps sirkulasi, kerusakan
Kulit By. A tampak merah endotel dan nekrosis pembuluh darah
Infeksi/ septicemia jaringan otak
Iritasi meningen
Perubahan fisiologi intrakranial
Suhu tubuh meningkat
Demam
Hipertermia
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan d.d
dipsneu
1 Senin, a. Memonitor terjadinya kejang berulang S :ayah mengatakan By. A masih sesak
20-03-23 b. Memonitr ttv O:
S : 37,8C - Produksi sputum By. Acukup menigkat
P : 40x/menit - Pola napas cukup memburuk :40x/menit
N : 130x/menit -Suara napas tambahan By. A
c. Memberikan oksigen: O2 2 lpm cukup meningkat : wheezing
d. Mengkolaborasi pemberian antikonvulsan A : masala belum teratasi
: obat fenitoin 2x10 mg iv P : intervensi dilanjutkan
e. Membaringkan pasien agar tidak terjatuh
4 Senin,20-3- a. Memonitor suhu tubuh : 37,8 C S :ayah mengatakan By. A demam dan
2023 b. Memberikan oksigen : 2lpm badan terasa panas
c. Melakukan pendiginan ekternal : kompres dengan O:
air dingin - Suhu tubuh cukup meningkat 37,8 C
d. Mengkolaborasi pemberian cairan dan elektrolit - Suhu kulit cukup menngkat : teraba hangat
intravena : kaen Ib 0,5 cc/jam A : masalah belum teratasi
e. Memberikan cairan oral P : intervensi dilanjutkan
1 Selasa, a. Memonitor pola nafas : 35x/menit S : ayah mengatakan By. A masih
21-03-2023 b. Memonitor bunyi nafas tambahan: sesak
wheezing O:
c. Memberikan oksigen : 2 lpm - Produksi sputum By. A cukup
d. Melakukan fisioterapi dada menurun
- Pola napas cukup
membaik :35x/menit
- Suara napas tambahan By. A
cukup menurun : wheezing
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
4 Rabu ,22-3- a. Memonitor suhu tubuh : 36,7 C S : ayah mengatakan demam By. A
2023 b. Memberikan oksigen : 2 lpm sudah turun
c. Melakukan pendiginan ekternal : kompres O:
dengan air dingin - Suhu tubuh membaik : 36,7 C
d. Mengkolaborasi pemberian cairan dan - Suhu kulit membaik
elektrolit intravena : kaen Ib 0,5 cc/jam A : masalah sudah teratasi
e. Memberikan cairan oral P : intervensi dihentikan
THANK YOU