Anda di halaman 1dari 16

Peran Dan Fungsi Keperawatan Jiwa Serta

Pelayanan Dan Kolaborasi Interdisiplin


Dalam Keperawatan Kesehatan Jiwa
Peran Dan Fungsi Keperawatan Jiwa
Peran Perawat Jiwa

1. Pengkajian yg mempertimbangkan budaya


2. Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan
3. Berperan serta dlm pengelolaan kasus
4. Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental,
mengatasi pengaruh penyakit mental – penyuluhan dan
konseling
Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan pasien, keluarga dan pembuat
kebijakan
Memberikan pedoman pelayanan kesehatan.
Fungsi Perawat Jiwa

Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara

langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung .

1.Memberikan lingkungan terapeutik

2.Bekerja untuk mengatasi masalah klien

3.Sebagai model peran

4.Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien

5.Member pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan

komunitas
 Sebagai perantara social

 Kolaborasi dengan tim lain

 Memimpin dan membantu tenaga perawatan dalam pelaksanaan pemberian

asuhan keperawatan jiwa didasarkan pada management keperawatan

kesehatan jiwa.

 Menggunakan sumber di masyarakat sehubungan dengan kesehatan .


Pelayanan dan Kolaborasi Interdisiplin
Keperawatan Jiwa
Pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh sekolompok tim kesehatan

profesional yang mempunyai hubungan yang jelas, dengan tujuan menentukan

diagnosa, tindakan-tindakan medis, dorongan moral dan kepedulian

khususnya kepada pasien sakit jiwa

Oleh karena itu tim kolaborasi interdisiplin

hendaknya memiliki komunikasi yang efektif,

bertanggung jawab dan saling menghargai antar

sesama anggota tim.


Elemen Penting Dalam Mencapai Kolaborasi
Interdisiplin Efektif

1. Kerjasama
2. Asertifitas
3. tanggung jawab
4. Komunikasi
5. Kewenangan
6. kordinasi.
Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam
Pelayanan Keperawatan Jiwa
• Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
• Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
• Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
• Meningkatnya kohesifitas antar profesional
• Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
• Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain.
Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam
Keperawatan Jiwa

1. Ketidaksesuaian pendidikan dan latihan


anggota tim
2. Struktur organisasi yang konvensional
3. Konflik peran dan tujuan
4. Kompetisi interpersonal
5. Status dan kekuasaan, dan individu itu sendiri
Contoh kasus

Pasien Tuan H usia 31 tahun dengan jenis kelamin laki laki dengan diagnosa
Resti Prilaku Kekerasan ( PK ). Tn. H masuk ke RSJ Dr. Rajjiman
Wediodiningrat Lawang. Keluarga Tuan. H mengatakan Tn. H dibawa RSJ
karena Tn. H marah – marah , mengancam, memukul tetangga, bicara dan
tertawa sendiri, mengganggu lingkungan melempar kaca mobil dengan batu.
Peran dan fungsi perawat berdasarkan
kasus adalah :
• Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
• Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan pada Tuan H
• Berperan serta dalam pengelolaan kasus Tuan H
• Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh
penyakit mental ( Penyuluhan dan Konseling kepada keluarga )
• Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan Tuan H , keluarga dan pembuat kebijakan
 Member pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan

komunitas

 Sebagai perantara social

 Kolaborasi dengan tim lain


Fungsi Perawat Jiwa

Fungsi perawat kesehatan jiwa adalah memberikan asuhan keperawatan secara

langsung dan asuhan keperawatan secara tiak langsung .

1.Memberikan lingkungan terapeutik

2.Bekerja untuk mengatasi masalah klien

3.Sebagai model peran

4.Memperhatikan aspek fisik dari masalah kesehatan klien


TERIMAKASIH ...

Anda mungkin juga menyukai