komunitas
Sebagai perantara social
kesehatan jiwa.
1. Kerjasama
2. Asertifitas
3. tanggung jawab
4. Komunikasi
5. Kewenangan
6. kordinasi.
Manfaat Kolaborasi Interdisiplin Dalam
Pelayanan Keperawatan Jiwa
• Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan
keahlian unik profesional untuk pasien sakit jiwa
• Produktivitas maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber daya
• Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitas
• Meningkatnya kohesifitas antar profesional
• Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional
• Menumbuhkan komunikasi, menghargai argumen dan memahami orang lain.
Hambatan Dalam Melakukan Kolaborasi Interdisiplin dalam
Keperawatan Jiwa
Pasien Tuan H usia 31 tahun dengan jenis kelamin laki laki dengan diagnosa
Resti Prilaku Kekerasan ( PK ). Tn. H masuk ke RSJ Dr. Rajjiman
Wediodiningrat Lawang. Keluarga Tuan. H mengatakan Tn. H dibawa RSJ
karena Tn. H marah – marah , mengancam, memukul tetangga, bicara dan
tertawa sendiri, mengganggu lingkungan melempar kaca mobil dengan batu.
Peran dan fungsi perawat berdasarkan
kasus adalah :
• Pengkajian yg mempertimbangkan budaya
• Merancang dan mengimplementasikan rencana tindakan pada Tuan H
• Berperan serta dalam pengelolaan kasus Tuan H
• Meningkatkan dan memelihara kesehatan mental, mengatasi pengaruh
penyakit mental ( Penyuluhan dan Konseling kepada keluarga )
• Mengelola dan mengkoordinasikan sistem pelayanan yang
mengintegrasikan kebutuhan Tuan H , keluarga dan pembuat kebijakan
Member pendidikan kesehatan yang ditujukan kepada pasien, keluarga dan
komunitas