Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

MENINGITIS PADA ANAK

 
 
 
 
 

DEDE PURI PURWANDI


J.0105.20.053
 
 
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BUDI LUHUR
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS
CIMAHI
2020
Pengertian

Meningitis adalah radang pada meningen


(selaput) yang mengelilingi otak dan
medula spinalis (Muttaqin, 2008).
Meningitis adalah peradangan pada
selaput meningen, cairan serebrospinal
dan spinal column yang menyebabkan
proses infeksi pada sistem saraf pusat
(Suriadi & Yuliani, 2010).
Klasifikasi

 Asepsis
 Meningitis asepsis mengacu pada salah satu meningitis
virus.
 Sepsis/ Meningitis Purulenta
 Meningitissepsis merupakan meningitis yang di
sebabkan oleh organisme bakteri
 Tuberkulosa
 Meningitis tuberculosa di sebabkan oleh basilus tuberkel
Penyebab

 Bakteri
Sebagian besar kasus meningitis pada neonatus disebabkan oleh flora
dalam saluran genitalia ibu. Streptokokkus grup B dan Escherichia
collimerupakan patogen yang sangat penting bagi kelompok usia ini.
Pada anak berusia 6 bulan atau lebih haemophilus influenzae dan
streptococcus pneumoniae merupakan penyebab tersering.
 Virus: echovirus, coxsackie virus, virus gondongan dan virus
imunodefisiensi manusia (HIV).
 Faktor maternal: ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan.
 Faktor imunologi: defesiensi mekanisme imun, defesiensi
imunoglobin dan anak yang mendapat obat-obatan imunosupresi.
 Anak dengan kelainan sistem saraf pusat , pembedahan atau injury
yang berhubungan dengan sistem persarafan (Suriadi & Yuliani,
2010).
Patofisiologi

 Efek peradangan akan menyebabkan peningkatan cairan cerebro spinalis yang dapat
menyebabkan obstruksi, selanjutnya terjadi hidrosefalus dan peningkatan tekanan intra
kranial. Efek patologi dari peradangan tersebut adalah hiperemi pada meningen, edema
dan eksudasi yang menyebabkan peningkatan intrakranial. Organisme masuk melalui
sel darah merah pada blood brain barrier. Masuknya organisme dapat melalui trauma,
penetrasi prosedur pembedahan, pecahnya abses serebral atau kelainan sistem saraf
pusat. Otorrhea atau rhinorhea akibat fraktur dasar tengkorak dapat menimbulkan
meningitis, dimana terjadi hubungan antara Cerebral spinal fluid (CSF) dan dunia luar.
Masuknya mikroorganisme kesusunan saraf pusat melalui ruang sub arachnoid dan
menimbulkan respon peradangan pada via, arachnoid, CSF dan ventrikel, dari reaksi
radang muncul eksudat dan perkembangan infeksi pada ventrikel, edema dan skar
jaringan sekeliling ventrikel menyebabkan obstruksi pada CSF dan menimbulkan
Hidrosefalus Meningitis bakteri; netrofil,monosit, limfosit dan yang lainnya merupakan
sel respon radang. Eksudet terdiri dari bakteri fibrin dan leukosit yang di bentuk di
ruang sub arachnoid. Penumpukan pada CSF akan bertambah dan mengganggu aliran
CSF di sekitar otak dan medula spinalis. Terjadi vasodilatasi yang cepat dari pembuluh
darah dapat menimbulkan ruptur atau trombosis dinding pembuluh darah dan jaringan
otak yang berakibat menjadi infarctCSF (Suriadi & Yuliani, 2010).
Tanda dan Gejala

 Bayi dan Anak


 Demam
 Pemberian makan buruk
 Vomitus
 Iritabilitas yang nyata
 Serangan kejang ( sering di sertai dengan tangisan bernada
tinggi)
 Fontanela menonjol
 Kaku kuduk dapat terjadi atau tidak terjadi
 Tanda brudzinski dan kernig tidak membantu dalam
penegakan diagnosis
Respon Tubuh Terhadap Perubahan Fisiologis

◦ Sistem Pernapasan
◦ Sistem Thermogulasi
◦ Sistem Neurologis
Pencegahan Meningitis

Imunisasi dini dapat mencegah agar anak


dalam keluarga tidak mengalami kematian
yang tragis. Perawat memainkan peran
yang signifikan dalam memberikan
penyuluhan kepada keluarga mengenai
berbagai tindakan pencegahan seperti
vaksinasi.
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul antara lain:


 Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b/d proses inflamasi,
edema pada otak.
 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif.
 Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan akumulasi
sekret, penurunan kesadaran.
 Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan depresi pusat
pernapasan di otak, perubahan tingkat kesadaran.
 Nyeri akut berhubungan dengan iritasi selaput dan jaringan otak.
 Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme, proses
inflamasi.
 Resiko Aspirasi berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
 Resiko cedera berhubungan dengan kejang berulang, fiksasi kurang
optimal.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai