Anda di halaman 1dari 34

MENINGITIS

KELOMPOK 8
1. SARRAH SALSABILA 1814201004
2. LINA GUSNIATI 1814201007
3. WILRAHMI IZAHRI 1814201015
DEFINISI MENINGITIS
Meningitis adalah radang pada meningen
(membran yang mengelilingi otak dan medula
spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau
organ-organ jamur(Smeltzer, 2001).
Meningitis adalah radang dari selaput otak
(arachnoid dan piamater). Bakteri dan virus
merupakan penyebab utama dari meningitis.
ETIOLOGI MENINGITIS
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae,
Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan
dengan wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan
KLASIFIKASI MENINGITIS
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang
disertai cairan otak yang jernih. Penyebab terseringnya
adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab lainnya lues,
Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang
meliputi otak dan medula spinalis. Penyebabnya antara lain :
Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis
(meningokok),
PATOFISIOLOGI MENINGITIS
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari
oroaring dan diikuti dengan septikemia, yang menyebar
ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.
Organisme masuk ke dalam aliran darah dan
menyebabkan reaksi radang di dalam meningen dan di
bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral
mengalami gangguan metabolisme akibat eksudat
meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen
dapat menyebar sampai dasar otak dan medula spinalis.
LANJUTAN
Radang juga menyebar ke dinding membran
ventrikel serebral. Meningitis bakteri
dihubungkan dengan perubahan fisiologis
intrakranial, yang terdiri dari peningkatan
permeabilitas pada darah, daerah pertahanan
otak (barier oak), edema serebral dan
peningkatan TIK.
MANIFESTASI KLINIS
1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering
2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik,
tidak responsif, dan koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai
berikut:
4. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala
mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
5. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan
paha dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat
di ekstensikan sempurna.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Analisis CSS dari fungsi lumbal
2. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan
keruh/berkabut, jumlah sel darah putih dan protein
meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap
beberapa jenis bakteri.
3. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya
jernih, sel darah putih meningkat, glukosa dan protein
biasanya normal, kultur biasanya negatif, kultur virus
biasanya dengan prosedur khusus.
4. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
5. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal atau analisis cairan dan kultur cairan
serebrospinal masih menjadi metode definitif dalam
mendiagnosis meningitis.
2. CT Scan
CT Scan kepala dapat dilakukan pada pasien dengan
kecurigaan adanya infeksi bakteri atau space occupying
lession (SOL). Pada infeksi bakteri, beberapa pasien
akan memperlihatkan adanya meningeal enhancement.
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Antibiotic yang mampu melewati barier darah
otak ke ruang subarachnoid dalam
konsentrasi yang cukup untuk menghentikan
perkembangbiakan bakteri.
2. Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa)
2. Obat anti-infeksi (meningitis bakterial)
3. Pengobatan simtomatis
KOMPLIKASI
a. Hidrosefalus obstruktif
b. MeningococcL Septicemia ( mengingocemia
c. Sindrome water-friderichen (septik syok,
DIC,perdarahan adrenal bilateral)
d. SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic
hormone )
e. Efusi subdural
ASKEP
KASUS
Seorang pria berumur 21 tahun,datang ke RS dengan keluhan merasa
kurang enak badan dan sakit kepala,,muntah,kaku kuduk,dan nyeri
punggung.Pasien berpikir dirinya terkena “flu” karena menderita pilek
dan hidung tersumbat seminggu yang lalu.Hasil pengkajian pasien
tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta kering.Hasil
pemeriksaan menunjukkan TD:120/60 mmHg Nadi 96 RR 24x/menit
dan suhu tubuh 38,3C. Pada pemeriksaan,pasien mengalami kaku
kuduk dan saat dilakukan fleksi secara involunter dan dia menjerit
kesakitan.Pasien tidak dapat meluruskan lutur ketika lutur difleksikan
ke atas peru.Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, psien
memejamkam mata dengan kuat dan mengeluh bahwa cahaya terang
menyakitkan matanya.Pasien mudah marah dan ingin dibiarkan sendiri.
1. Pengkajian
a.Identitas Diri Klien
• Nama : Tn. x
• Umur : 21 Tahun
• Jenis Kelamin : Laki-laki
• Alamat : -
• Status : Kawin
• Agama : Islam
• Suku : Minang
• Pekerjaan : -
• Tanggal Masuk RS : -
• Sumber Informasi : Keluarga, Pasien dan CM
b.Riwayat Penyakit
• Keluhan Utama Saat Masuk RS
– Pasien mengeluh merasa kurang enak badan dan
sakit kepala,,muntah,kaku kuduk,dan nyeri
punggung.
• Riwayat Penyakit Sekarang
– Pasien menderita pilek dan hidung tersumbat
seminggu yang lalu.
• Riwayat Penyakit Terdahulu
d.Pemeriksaan Fisik
• Kepala
• Mata : Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi
pupil, psien memejamkam mata dengan kuat dan
mengeluh bahwa cahaya terang menyakitkan
matanya
• Mulut : Tidak ada kelainan
• Kuduk : saat dilakukan fleksi secara involunter
dan dia menjerit kesakitan
c.Pemeriksaan Tanda-tanda Vital
• Tekanan Darah : 120/60 mmHg
• Nadi : 96x/menit
• RR : 24x/menit
• Suhu : 38.3’C
2. Analisa Data
• Data Obyektif
• TD:120/60 mmHg
• Nadi :96x/menit
• RR: 24x/menit
• suhu : 38,3C
• Pada pemeriksaan,pasien mengalami kaku kuduk
• Pada saat dilakukan fleksi secara involunter dan
pasien menjerit kesakitan
Selanjutnya
• Pasien tidak dapat meluruskan lutur ketika
lutur difleksikan ke atas perut
• Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil,
psien memejamkam mata dengan kuat
• Pasien mudah marah dan ingin dibiarkan
sendiri
• Pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba
panas serta kering
Data Subjektif
• Pasien megeluh merasa kurang enak badan
• Pasien mengeluh sakit kepala dan muntah
• Pasien mengeluh nyeri punggung
• Pasien berpikir dirinya terkena “flu” karena
menderita pilek dan hidung tersumbat
seminggu yang lalu.
•  
Diagnosa
1. Resiko Infeksi berhubungan dengan kerusakan integritas
kulit
2. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
mengabsorbsi
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera
4. Isolasi social berhubungan dengan perubahan status
mental
5. Ansietas berhubungan dengan terpapar bahaya lingkungan
6. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan penurunan
otot

Anda mungkin juga menyukai