Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MENINGITIS

DOSEN PEMBIMBING :

ARIA WAHYUNI, M. Kep., Ns. Sp. Kep. MB

OLEH :

KELOMPOK 8 (KEPERAWATAN 5A)

1. SARRAH SALSABILA (1814201004)


2. LINA GUSNIATI (1814201007)
3. WILRAHMI IZAHRI (1814201015)

PROGRAM STUDI PENDIDKAN NERS SEMESTER II

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

T.A 2019/2020

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal
bedah tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MENINGITIS” yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...

Bukittinggi, 11 November 2020

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Contents
BAB I.......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................5
1.Latar Belakang..................................................................................................................5
2.Rumusan Masalah.............................................................................................................5
3.Tujuan...............................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................7
A.PENGERTIAN.................................................................................................................7
B.ETIOLOGI.......................................................................................................................7
C.KLASIFIKASI.................................................................................................................8
D.PATOFISIOLOGI............................................................................................................8
E.MANIFESTASI KLINIS..........................................................................................................9
F.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK...................................................................................10
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………………..11

H.PENATALAKSANAAN MEDIS..................................................................................12
I.KOMPLIKASI.................................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................15
KONSEP DASAR KEPERAWATAN...................................................................................15
1.Pengkajian.......................................................................................................................15
2.Analisa Data....................................................................................................................17
NURSING CARE PLANNING (NCP)..............................................................................22
Implementasi......................................................................................................................25
Mapping kasus...................................................................................................................29

3
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena
letaknya dekat dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis
disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang
menyebar dalam darah dan cairan otak.

Daerah “Sabuk Meningitis” di Afrika terbentang dari Senegal di barat


Ethiopia di timur. Daerah ini ditinggali kurang lebih 300 juta jiwa manusia. Pada
1996 terjadi wabah meningitis dimana 250.000 orang menderita penyakit ini dengan
25.000 korban jiwa. Meningitis bacterial terjadi pada kira-kira 3 per 100.000 orang
setiap tahunnya di Negara-negara barat. Studi populasi secara luas memperlihatkan
bahwa meningitis virus lebih sering terjadi sekitar 10,9 per 100.000 orang, dan lebih
sering terjadi pada musim panas. Di Brasil, angka meningitis bacterial lebih tinggi,
yaitu 45,8 per 100.000 orang setiap tahun.

Oleh karena itu mengingat jumlah penyebaran penyakit infeksi meningitis


semakin hari semakin meningkat, kami bermaksud untuk mengulas lebih lanjut
mengenai penyakit Meningitis melalui makalah yang berisi laporan pendahuluan serta
asuhan keperawatan teori.

2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan meningitis?
2. Bagaimana etiologi dari meningitis?
3. Bagaimana klasifikasi dari meningitis?

5
4. Bagaimana patofisiologi dari meningitis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari meningitis?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari meningitis?
8. Bagaimana komplikasi dari meningitis?
9. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dari meningitis?

3.Tujuan
1. Memahami pengertian dari meningitis
2. Memahami etiologi dari meningitis
3. Memahami klasifikasi dari meningitis
4. Memahami patofisiologi dari meningitis
5. Memahami manifestasi klinis dari meningitis
6. Memahami pemeriksaan diagnostic dari meningitis
7. Memahami penatalaksanaan medis dari meningitis
8. Memahami komplikasi dari meningitis
9. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan dari meningitis

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak
dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001). Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan
piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.

Meningitis merupakan infeksi akut dari meninges, biasanya ditimbulkan oleh


salah satu dari mikroorganisme pneumokok, Meningokok, Stafilokok, Streptokok,
Hemophilus influenza dan bahan aseptis (virus) (Long, 1996).

Meningitis adalah peradangan pada selaput meningen, cairan serebrospinal


dan spinal column yang menyebabkan proses infeksi pada sistem saraf pusat (Suriadi
& Rita, 2001).

Meningitis / Radang selaput otak adalah Infeksi pada cairan serebrospinal


(CSS) disertai radang pada pia dan araknoid; ruang subaraknoid, jaringan superficial
otak dan medulla spinalis, kuman-kuman dapat masuk ke setiap bagian ruang
subaraknoid dan dengan cepat sekali menyebar ke bagian yang lain, sehingga
leptomening medulla spinalis terkena. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
meningitis selalu merupakan suatu proses serebrospinal. (Harsono : 1996)

B. ETIOLOGI
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia

7
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan
wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan

C. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu :

1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak
yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.

D. PATOFISIOLOGI

Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.Faktor
predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala

8
dan pengaruh imunologis.Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga
bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena
meningen, semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.

Organisme masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan reaksi radang di


dalam meningen dan di bawah korteks, yang dapat menyebabkan trombus dan
penurunan aliran darah serebral. Jaringan serebral mengalami gangguan metabolisme
akibat eksudat meningen, vaskulitis dan hipoperfusi. Eksudat purulen dapat menyebar
sampai dasar otak dan medula spinalis.

Radang juga menyebar ke dinding membran ventrikel serebral. Meningitis


bakteri dihubungkan dengan perubahan fisiologis intrakranial, yang terdiri dari
peningkatan permeabilitas pada darah, daerah pertahanan otak (barier oak), edema
serebral dan peningkatan TIK.

Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-
Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh
darah yang disebabkan oleh meningokokus.

E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :

1. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering


2. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak responsif, dan
koma.
3. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sebagai berikut:
4. Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala mengalami
kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.

9
5. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan
fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
6. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut
dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah
satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang
berlawanan.
7. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
8. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
9. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
10. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata

F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1. Analisis CSS dari fungsi lumbal


2. Meningitis bakterial : tekanan meningkat, cairan keruh/berkabut, jumlah sel
darah putih dan protein meningkat glukosa meningkat, kultur positip terhadap
beberapa jenis bakteri.
3. Meningitis virus : tekanan bervariasi, cairan CSS biasanya jernih, sel darah
putih meningkat, glukosa dan protein biasanya normal, kultur biasanya
negatif, kultur virus biasanya dengan prosedur khusus.
4. Glukosa serum : meningkat ( meningitis )
5. LDH serum : meningkat ( meningitis bakteri )

10
6. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrophil ( infeksi
bakteri )
7. Elektrolit darah : Abnormal .
8. ESR/LED : meningkat pada meningitis
9. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
10. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat
ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
11. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
kranial.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa pungsi lumbal, CT Scan, MRI,
dan pemeriksaan laboratorium.

1. Pungsi Lumbal

Pungsi lumbal atau analisis cairan dan kultur cairan serebrospinal masih menjadi
metode definitif dalam mendiagnosis meningitis. Parameter yang diperiksa pada
pungsi lumbal adalah opening pressure, jumlah sel darah putih, glukosa, protein, dan
pemeriksaan mikrobiologi.
Pada meningitis bakteri biasanya ditemukan adanya peningkatan tekanan,
peningkatan sel darah putih (>80% neutrophil), penurunan glukosa, peningkatan
protein, dan ditemukan patogen bakteri.

Pada meningitis virus ditemukan tekanan normal atau sedikit meningkat, peningkatan
sel darah putih (biasanya mononuklear), glukosa dalam batas normal atau sedikit
menurun, protein dalam batas normal atau sedikit meningkat, dan ditemukan gen
virus pada PCR.

11
Pada pemeriksaan meningitis tuberkulosis biasanya ditemukan peningkatan sel darah
tekanan dan sel darah putih (biasanya limfosit), penurunan glukosa, peningkatan
protein, dan pada pemeriksaan basil tahan asam akan positif.

2. CT Scan

CT Scan kepala dapat dilakukan pada pasien dengan kecurigaan adanya infeksi


bakteri atau space occupying lession (SOL). Pada infeksi bakteri, beberapa pasien
akan memperlihatkan adanya meningeal enhancement. Menurut Infectious Diseases
Society of America, CT Scan sebaiknya tidak menunda pemeriksaan pungsi lumbal.
Beberapa kondisi yang mengharuskan skrining CT Scan sebelum pungsi lumbal
adalah status pasien immunocompromise, kejang dalam 1 minggu, papilledema, dan
defisit neurologis fokal.
CT scan juga dilakukan untuk mengeksklusi SOL. Misalnya, pada pasien dengan
defisit neurologis fokal. CT scan juga dapat membantu menyingkirkan diagnosis
perdarahan intrakranial.

3. Pemeriksaan Darah

Pemeriksaan darah tidak spesifik digunakan untuk mendiagnosis meningitis. Kultur


darah dapat dilakukan untuk mengkonfirmasi infeksi bakteri, terutama penyakit
meningococcal.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS

Penatalaksanaan medis lebih bersifat mengatasi etiologi dan perawat perlu


menyesuaikan dengan standar pengobatan sesuai tempat bekerja yang berguna
sebagai bahan kolaborasi dengan tim medis. Secara ringkas penatalaksanaan
pengobatan meningitis meliputi pemberian antibiotic yang mampu melewati barier
darah otak ke ruang subarachnoid dalam konsentrasi yang cukup untuk menghentikan

12
perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat
atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih
efektif digunakan.

1.Obat anti-infeksi (meningitis tuberkulosa):

a) Isoniazid 10-20 mg/kgBB/24 jam, oral, 2x sehari maksimal 500 mg selama 1


setengah tahun.
b) Rifampisin 10-15 mg/kgBB/24 jam, oral, 1 x sehari selama 1 tahun.
c) Streptomisin sulfat 20-40 mg/kgBB/24 jam, IM, 1-2 x sehari selama 3 bulan.

2.Obat anti-infeksi (meningitis bakterial):

a) Sefalosporin generasi ketiga


b) Amfisilin 150-200 mg/kgBB/24 jam IV, 4-6 x sehari
c) Klorafenikol 50 mg/kgBB/24 jam IV 4 x sehari.

3.Pengobatan simtomatis:

a) Antikonvulsi, Diazepam IV; 0,2-0,5 mgkgBB/dosis, atau rectal: 0,4-0,6


mg/kgBB, atau fenitoin 5 mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari atau Fenobarbital 5-7
mg/kgBB/24 jam, 3 x sehari.
b) Antipiretik: parasetamol/asam salisilat 10 mg/kgBB/dosis.
c) Antiedema serebri: Diuretikosmotik (seperti manitol) dapat digunakan untuk
mengobati edema serebri.
d) Pemenuhan oksigenasi dengan O2.
e) Pemenuhan hidrasi atau pencegahan syok hipovolemik: pemberian tambahan
volume cairan intravena.

I. KOMPLIKASI
a) Hidrosefalus obstruktif
b) MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
c) Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal
bilateral)

13
d) SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
e) Efusi subdural
f) Kejang
g) Edema dan herniasi serebral
h) Cerebral palsy
i) Gangguan mental
j) Gangguan belajar
k) Attention deficit disorder

14
BAB III

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

Seorang pria berumur 21 tahun,datang ke RS dengan keluhan merasa kurang enak


badan dan sakit kepala,,muntah,kaku kuduk,dan nyeri punggung.Pasien berpikir
dirinya terkena “flu” karena menderita pilek dan hidung tersumbat seminggu yang
lalu.Hasil pengkajian pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta
kering.Hasil pemeriksaan menunjukkan TD:120/60 mmHg Nadi 96 RR 24x/menit
dan suhu tubuh 38,3C. Pada pemeriksaan,pasien mengalami kaku kuduk dan saat
dilakukan fleksi secara involunter dan dia menjerit kesakitan.Pasien tidak dapat
meluruskan lutur ketika lutur difleksikan ke atas peru.Ketika dilakukan pemeriksaan
reaksi pupil, psien memejamkam mata dengan kuat dan mengeluh bahwa cahaya
terang menyakitkan matanya.Pasien mudah marah dan ingin dibiarkan sendiri.

1.Pengkajian
a.Identitas Diri Klien

 Nama : Tn. x
 Umur : 21 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Alamat :-
 Status : Kawin
 Agama : Islam
 Suku : Minang
 Pekerjaan :-
 Tanggal Masuk RS :-
 Sumber Informasi : Keluarga, Pasien dan CM

15
b.Riwayat Penyakit

1. Keluhan Utama Saat Masuk RS


a. Pasien mengeluh merasa kurang enak badan dan sakit
kepala,,muntah,kaku kuduk,dan nyeri punggung.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
a. Pasien menderita pilek dan hidung tersumbat seminggu yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu

c.Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

1. Tekanan Darah : 120/60 mmHg


2. Nadi : 96x/menit
3. RR : 24x/menit
4. Suhu : 38.3’C

d.Pemeriksaan Fisik

1. Kepala
2. Mata : Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, psien memejamkam mata
dengan kuat dan mengeluh bahwa cahaya terang menyakitkan matanya
3. Mulut : Tidak ada kelainan
4. Kuduk : saat dilakukan fleksi secara involunter dan dia menjerit kesakitan

e.Pemeriksaan Penunjang

16
2.Analisa Data

Data Obyektif

 TD :120/60 mmHg
 Nadi :96x/menit
 RR : 24x/menit
 suhu : 38,3C
 Pada pemeriksaan,pasien mengalami kaku kuduk
 Pada saat dilakukan fleksi secara involunter dan pasien menjerit kesakitan
 Pasien tidak dapat meluruskan lutur ketika lutur difleksikan ke atas perut
 Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, psien memejamkam mata dengan
kuat
 Pasien mudah marah dan ingin dibiarkan sendiri
 Pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta kering

Data Subjektif

 Pasien megeluh merasa kurang enak badan


 Pasien mengeluh sakit kepala dan muntah
 Pasien mengeluh nyeri punggung
 Pasien berpikir dirinya terkena “flu” karena menderita pilek dan hidung
tersumbat seminggu yang lalu.

17
Analisa Data

NO SDKI SLKI SIKI


1 Resiko Infeksi Setelah dilakukan 1. Monitor tanda
berhubungan dengan tindakan dan gejala
kerusakan integritas kulit keperawatan infeksi local dan
ditandai dengan: diharapkan resiko sistematik
DO: infeksi pasien 2. Berikan
 kulitnya teraba menurun: perawatan kulit
panas serta kering. 1. Kemeraha pada area resiko
n : 1-3 3. Pertahanakan
2. Nyeri 1-4 teknik aseptic
pada pasien
berisiko tinggi
4. .Jelaskan tanda
dan gejala
infeksi
5. .Kolaborasi
pemberian
imunisasi,jika
perlu
2. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 1. Identifikasi
berhubungan dengan tindakan status nutrisi
ketidakmampuan keperawatan 2. Monitor asupan
mengabsorbsi nutrient diharapkan nutrisi makanan
ditandai dengan, : pasien terpenenuhi 3. Berikan
DS : : makanan tinggi
 sakit kepala dan 1. Porsi kalori dan tinggi
muntah makanan protein

18
yang 4. Kolaborasi
dihabiskan pemberian
: 1-3 medikasi
2. Kekuatan sebelum
otor makanan.
menelan 1-
3
3. Nafsu
makan 1-3

3 Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi


dengan agen pencedera tindakan lokasi,karakteristik,d
fisiologis ditandai dengan: keperawatan erasi,frekuensi,kualit
DS : diharapkan nyeri as,intensitas nyeri.
 Pasien mengeluh yang dirasakan 2. Identifikasi skala
nyeri punggung pasien berkurang : nyeri
1. Keluhan 3. Berikam teknik
nyeri: nonfarmakologis
1-4 untuk mengurangi
2. Sikap rasa nyeri
protektif 4. Fasilitasi istirahat
1-4 dan tidur.
3. Menarik 5. Jelaskan strategi
diri :1-4 meredakan nyeri
4. Pupil
dilatasi :1-
3
5. Muntah 1-
4

19
4. Isolasi social berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi
dengan perubahan status tindakan deficit tingkat
mental ditandai dengan : keperawatan aktivitas
DS: diharapkan pasien 2. Identifikasi
 pasien ingin terbuka kepada strategi
dibiarkan sendiri orang lain : meningkatkan
1. .Minat partisipasi dalam
interaksi 1- aktivitas
3 3. Monitor respons
2. Perilaku emosional,fisik,s
menarik ocial,dan
dirim1-3 spiritual terhadap
3. Verbalisasi aktivitas
isolasi1-3 4. Llibatkan
kelurga dalam
aktivitas
5. Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok atau
terapi.
5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi saat
dengan terpapar bahaya tindakan tingkat ansietas
lingkungan ditandai : keperawatan berubah
DO : diharapkan 2. Temani pasien
 TD :120/60 ansietas pasien untuk
mmHg menurun mengurangi
 Nadi :96x/menit 1. Keluhan kecemasan
 RR : 24x/menit pusing1-4 3. Pahami situasi

 Pasien mudah 2. Tekanan yang membuat

marah dan ingin darah 1-4 ansietas

20
dibiarkan sendiri 3. Frekuensi 4. Jelaskan
 Pada saat dilakukan pernafasan prosedur,termasu
fleksi secara 1-4 k sensaasi yang
involunter dan mungkin dialami
pasien menjerit 5. Kolaborasi
kesakitan pemberian obat
antiansietas,jika
perlu
6 Gangguan mobilisasi fisik Setelah dilakukan 1. Identifikasi
berhubungan dengan tindakan adanya nyeri
penurunan otot ditandai keperawatan atau keluhan
dengan : diharapkan fisik lainnya
DO: mobilisasi pasien 2. Identifikasi
•Pada saat dilakukan fleksi meningkat : toleransi fisik
secara involunter dan 1. Pergerakan melakukan
pasien menjerit kesakitan ektremitas pergerakan
•Pasien tidak dapat 1-3 3. Monitor konidisi
meluruskan lutur ketika 2. Kekuatan umum selama
lutur difleksikan ke atas otot 1-3 melakukan
perut 3. Rentang mobilisasi
gerak 4. Fasilitasi
(ROM) 1-3 melakukan
4. Nyeri 1-3 pergerakan,jika
5. Gerakan perlu
terbatas 1- 5. Jelaskan tujuan
3 dan prosedur
mobilisasi

NURSING CARE PLANNING (NCP)

21
N DIAGNOSA TUJUAN IMPLEMENTASI
O
1 Resiko Infeksi Setelah dilakukan 1.Monitor tanda dan gejala
berhubungan tindakan infeksi local dan sistematik
dengan kerusakan keperawatan 2.Berikan perawatan kulit
integritas kulit diharapkan resiko pada area resiko
ditandai dengan: infeksipasien 3.Pertahanakan teknik aseptic
DO: menurun: pada pasienberisiko tinggi
•kulitnya teraba 1.Kemerahan : 1-3 4..Jelaskan tanda dan gejala
panas serta kering 2.Nyeri 1-4 infeksi
5..Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu
2 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 1.Identifikasi status nutrisi
berhubungan tindakan 2.Monitor asupan makanan
dengan keperawatan 3.Berikan makanan tinggi
ketidakmampuan diharapkan nutrisi kalori dan tinggi protein
mengabsorbsi pasien 4.Kolaborasi pemberian
nutrient ditandai terpenenuhi : medikasi sebelum makanan.
dengan, : 1.Porsi makanan
DS : yang dihabiskan :
•sakit kepala dan 1-3
muntah 2.Kekuatan otor
menelan 1-3
3.Nafsu makan 1-3
3 Nyeri akut Setelah dilakukan 1.Identifikasi
berhubungan tindakan lokasi,karakteristik,derasi,fre
dengan agen keperawatan kuensi,kualitas,intensitas
pencedera diharapkan nyeri nyeri.
fisiologis ditandai yang dirasakan 2.Identifikasi skala nyeri
dengan: pasien berkurang : 3.Berikamteknik
DS : 1.Keluhan nyeri: nonfarmakologis untuk

22
•Pasien mengeluh 1-4 mengurangi rasa nyeri
nyeri punggung 2.Sikap protektif 4.Fasilitasi istirahat dan tidur.
1-4 5.Jelaskan strategi meredakan
3.Menarik diri :1-4 nyeri
4.Pupil dilatasi :1-3
5.Muntah 1-4
4 Isolasi social Setelah dilakukan 1.Identifikasi deficit tingkat
berhubungan tindakan aktivitas
dengan perubahan keperawatan 2.Identifikasi strategi
status mental diharapkan pasien meningkatkan partisipasi
ditandai dengan : terbuka kepada dalam aktivitas
DS: orang lain : 3.Monitor respons
•pasien ingin 1..Minat interaksi emosional,fisik,social,dan
dibiarkan sendiri 1-3 spiritual terhadap aktivitas
2.Perilaku menarik 4.Llibatkan kelurga dalam
dirim1-3 aktivitas
3.Verbalisasi 5.Anjurkan terlibat dalam
isolasi1-3 aktivitas kelompok atau
terapi.
5 Ansietas Setelah dilakukan 1.Identifikasi saat tingkat
berhubungan tindakan ansietas berubah
dengan terpapar keperawatan 2.Temani pasien untuk
bahaya lingkungan diharapkan ansietas mengurangi kecemasan
ditandai : pasien menurun 3.Pahami situasi yang
DO : 1.Keluhan pusing1- membuat ansietas
•TD:120/60 4 4.Jelaskan prosedur,termasuk
mmHg 2.Tekanan darah 1- sensaasi yang mungkin
•Nadi:96x/menit 4 dialami
•RR : 24x/menit 3.Frekuensi 5.Kolaborasi pemberian obat
•Pasien mudah pernafasan 1-4 antiansietas,jika perlu

23
marah dan ingin
dibiarkan sendiri
•Pada saat
dilakukan fleksi
secara involunter
dan pasien
menjerit kesakitan
6 Gangguan Setelah dilakukan 1.Identifikasi adanya nyeri
mobilisasi fisik tindakan atau keluhan fisik lainnya
berhubungan keperawatan 2.Identifikasi toleransi fisik
dengan penurunan diharapkan melakukan pergerakan
otot ditandai mobilisasi pasien 3.Monitor konidisi umum
dengan : meningkat : selama melakukan mobilisasi
DO: 1.Pergerakan 4.Fasilitasi melakukan
•Pada saat ektremitas 1-3 pergerakan,jika perlu
dilakukan fleksi 2.Kekuatan otot 1- 5.Jelaskan tujuan dan
secara involunter 3 prosedur mobilisasi
dan pasien 3.Rentang gerak
menjerit kesakitan (ROM) 1-3
•Pasien tidak dapat 4.Nyeri 1-3
meluruskan lutur 5.Gerakan terbatas
ketika lutur 1-3
difleksikan ke atas
perut

Implementasi

N SDKI Implementasi Evaluasi TTD


O
1 Resiko Infeksi 1.Memonior tanda dan S: peraw

24
berhubungan gejala infeksi local dan Pasien at
dengan sistematik mengatakan
kerusakan 2Memberikan perawatan kulitnya sudah
integritas kulit kulit pada area resiko normal kembali
ditandai dengan: 3.Membertahankan teknik tidak ada terasa
DO: aseptic pada pasien panas dan nyeri
•kulitnya teraba berisiko tinggi
panas serta 4.Menjelaskan tanda dan
kering gejala infeksi O:
5.Mengkolaborasikan Kulit pasien
pemberian imunisasi,jika masih tampak
perlu kering

A:
Masalah sudah
teratasi sebagian

P:
Intervensi
dilanjutkan
2 Defisit Nutrisi 1.Mengidentifikasi status S:
berhubungan nutrisi Pasien
dengan 2.Memonitor asupan mengatakan
ketidakmampuan makanan sudah tidak
mengabsorbsi 3.Memberikan makanan merasakan
nutrient ditandai tinggi kalori dan tinggi muntah lagi
dengan, : protein
DS : 4.Mengkolaborasikan
•sakit kepala dan pemberian medikasi O:Pasien

25
muntah sebelum makanan. tampak lebih
segar dan
mengkomsumsi
makanan yang
berprotein tinggi

A:
Masalah sudah
teratasi sebagian

P:
Intervensi
dilanjutkan
3 Nyeri akut 1.Mengidentifikasi S:
berhubungan lokasi,karakteristik,derasi,f Pasien
dengan agen rekuensi,kualitas,intensitas mengatakan
pencedera nyeri. sudah tidak
fisiologis 2.Mengidentifikasi skala merasakan
ditandai dengan: nyeri muntah lagi
DS : 3.Memberikan teknik
•Pasien nonfarmakologis untuk
mengeluh nyeri mengurangi rasa nyeri O:Pasien
punggung 4.Memfasilitasi istirahat tampak lebih
dan tidur. segar dan
5.Menjelaskan strategi mengkomsumsi
meredakan nyeri makanan yang
berprotein tinggi

26
A:
Masalah sudah
teratasi

P:
Intervensi
dilanjutkan
4 Ansietas 1.Mengidentifikasi saat S:
berhubungan tingkat ansietas berubah Pasien
dengan terpapar 2.Menamani pasien untuk mengatakan
bahaya mengurangi kecemasan sudah tidak
lingkungan 3.Memahami situasi yang sering marah
ditandai : membuat ansietas dan menyendiri
DO : 4.Menjelaskan lagi
•TD:120/60 prosedur,termasuk
mmHg sensaasi yang mungkin
•Nadi:96x/menit dialami O: TTV pasien
•RR : 5.Menkolaborasikan sudah berangsur
24x/menit pemberian obat normal kembali
•Pasien mudah antiansietas,jika perlu
marah dan ingin A:
dibiarkan sendiri Masalah sudah
•Pada saat teratasi
dilakukan fleksi
secara involunter P:
dan pasien Intervensi
menjerit dilanjutkan
kesakitan
5 Isolasi social 1.Mengidentifikasi deficit S:
berhubungan tingkat aktivitas Pasien

27
dengan 2.Mengidemtifikasi mengatakan
perubahan status strategi meningkatkan sudah terbuka
mental ditandai partisipasi dalam aktivitas dengan
dengan : 3.Memonitor respons lingkungan
DS: emosional,fisik,social,dan
•pasien ingin spiritual terhadap aktivitas
dibiarkan sendiri 4.Melibatkan kelurga O: Emosional
dalam aktivitas pasien sudah
5.Menganjurkan terlibat mulai terkendali
dalam aktivitas kelompok
atau terapi. A:
Masalah sudah
teratasi sebagian

P:
Intervensi
dilanjutkan
6 Gangguan 1.Mengidentifikasi adanya S:
mobilisasi fisik nyeri atau keluhan fisik Pasien
berhubungan lainnya mengatakan
dengan 2.Mengidentifikasi sudah dapat
penurunan otot toleransi fisik melakukan meluruskan
ditandai dengan : pergerakan lutur ketika
DO: 3.Memonitor konidisi diflesikan ke
•Pada saat umum selama melakukan atas perut
dilakukan fleksi mobilisasi
secara involunter 4.Memfasilitasi melakukan
dan pasien pergerakan,jika perlu O: Pasien sudah
menjerit 5.Menjelaskan tujuan dan tidak menjerit
kesakitan prosedur mobilisasi lagi ketika

28
•Pasien tidak dilakukan fleksi
dapat meluruskan
lutur ketika lutur A:Masalah
difleksikan ke sudah teratasi
atas perut sebagian

P:
Intervensi
dilanjutkan

Mapping kasus

29
1. KESIMPULAN

Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poin antara
lain :

1. Menurut Smeltzer (2001), Meningitis merupakan radang pada meningen


(membran yang mengelilingi otak dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus,
bakteri atau organ-organ jamur.

2. Penyebab dari penyakit meningitis antara lain Bakteri; Mycobacterium


tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok), Neisseria meningitis

30
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia

3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis kelamin laki laki lebih
sering dibandingkan dengan wanita. Faktor maternal anatar lain ruptur membran
fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan. Sedangkan faktor
imunologinya adalah defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. Kelainan
sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem
persarafan.

4. Meningitis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu Meningitis serosa dan


Meningitis purulenta.

5. Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan meningitis antara lain:

1. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah baring dengan posisi kepala
datar.

2. Pantau adanya kejang

3. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi
yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan
masage otot leher.

4. Kaji derajat imobilisasi pasien.

5. Pantau perubahan orientasi, kemamapuan berbicara,alam perasaaan, sensorik


dan proses pikir.

6. Kaji status mental dan tingkat ansietasnya

1. SARAN

Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya mahasiswa keperawatan


dapat memperoleh ilmu yang lebih tentang penyakit meningitis dan bagaimana

31
penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga makalah ini
dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan untuk mahasiswa.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilyn E, dkk.(1999).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk


Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Alih Bahasa, I Made Kariasa, N
Made Sumarwati. Editor edisi bahasa Indonesia, Monica Ester, Yasmin asih. Ed.3. Jakarta :
EGC.

Harsono.(1996).Buku Ajar Neurologi Klinis.Ed.I.Yogyakarta : Gajah Mada University Press.

32
Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.

Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And
Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.

Price, Sylvia Anderson. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease Processes. Alih


Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC; 1994.

Long, Barbara C. perawatan Medikal Bedah : Suatu Pendekatan Proses Keperawatan.


Bandung : yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan; 1996.

Erathenurse. 2007. Askep pada meningitis. http://erathenurse.blogspot.com/


2007/12/askep-pada-meningitis.html. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

Farinqhustank. 2008. Meningitis .http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-


makalah/kedokteran/meningitis. Di akses tanggal 2 Desember 2009 pukul 18.40

Anonymous. 2010. Disitasi http://nursingbegin.com/askep-meningitis/. Diakses tanggal 12


Desember 2010.

Farly, Augus. 2010. Disitasi http://augusfarly.wordpress.com/2010/07/29/asuhan-


keperawatan-meningitis/. Diakses tanggal 12 Desember 2010

Anonymous. Disitasi http://health.allrefer.com/pictures-images/kernigs-sign-of-


meningitis.html. Diakses tanggal 12 Desember 201

33

Anda mungkin juga menyukai