DOSEN PEMBIMBING :
OLEH :
BUKITTINGGI
T.A 2019/2020
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena atas berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya. Tak lupa pula
kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal
bedah tentang “ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN MENINGITIS” yang
telah memberikan tugas ini kepada kami sebagai upaya untuk menjadikan kami
manusia yang berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan kami dalam menyelesaikan makalah ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak. Untuk itu, kami menyampaikan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, kami
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga
dapat bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Wassalam...
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Contents
BAB I.......................................................................................................................................5
PENDAHULUAN...................................................................................................................5
1.Latar Belakang..................................................................................................................5
2.Rumusan Masalah.............................................................................................................5
3.Tujuan...............................................................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................................7
PEMBAHASAN......................................................................................................................7
A.PENGERTIAN.................................................................................................................7
B.ETIOLOGI.......................................................................................................................7
C.KLASIFIKASI.................................................................................................................8
D.PATOFISIOLOGI............................................................................................................8
E.MANIFESTASI KLINIS..........................................................................................................9
F.PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK...................................................................................10
G.PEMERIKSAAN PENUNJANG…………………………………………………..11
H.PENATALAKSANAAN MEDIS..................................................................................12
I.KOMPLIKASI.................................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................................15
KONSEP DASAR KEPERAWATAN...................................................................................15
1.Pengkajian.......................................................................................................................15
2.Analisa Data....................................................................................................................17
NURSING CARE PLANNING (NCP)..............................................................................22
Implementasi......................................................................................................................25
Mapping kasus...................................................................................................................29
3
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar Belakang
Dewasa ini penyakit meningitis merupakan penyakit yang serius karena
letaknya dekat dengan otak dan tulang belakang sehingga dapat menyebabkan
kerusakan kendali gerak, pikiran, bahkan kematian. Kebanyakan kasus meningitis
disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri, jamur atau parasit yang
menyebar dalam darah dan cairan otak.
2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan meningitis?
2. Bagaimana etiologi dari meningitis?
3. Bagaimana klasifikasi dari meningitis?
5
4. Bagaimana patofisiologi dari meningitis?
5. Bagaimana manifestasi klinis dari meningitis?
6. Bagaimana pemeriksaan diagnostic dari meningitis?
7. Bagaimana penatalaksanaan medis dari meningitis?
8. Bagaimana komplikasi dari meningitis?
9. Bagaimana konsep dasar asuhan keperawatan dari meningitis?
3.Tujuan
1. Memahami pengertian dari meningitis
2. Memahami etiologi dari meningitis
3. Memahami klasifikasi dari meningitis
4. Memahami patofisiologi dari meningitis
5. Memahami manifestasi klinis dari meningitis
6. Memahami pemeriksaan diagnostic dari meningitis
7. Memahami penatalaksanaan medis dari meningitis
8. Memahami komplikasi dari meningitis
9. Memahami konsep dasar asuhan keperawatan dari meningitis
6
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Meningitis adalah radang pada meningen (membran yang mengelilingi otak
dan medula spinalis) dan disebabkan oleh virus, bakteri atau organ-organ
jamur(Smeltzer, 2001). Meningitis adalah radang dari selaput otak (arachnoid dan
piamater). Bakteri dan virus merupakan penyebab utama dari meningitis.
B. ETIOLOGI
1. Bakteri; Mycobacterium tuberculosa, Diplococcus pneumoniae (pneumokok),
Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus haemolyticuss,
Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia coli, Klebsiella
pneumoniae, Peudomonas aeruginosa
2. Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
7
3. Faktor predisposisi : jenis kelamin lakilaki lebih sering dibandingkan dengan
wanita
4. Faktor maternal : ruptur membran fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir
kehamilan
5. Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin.
6. Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan
C. KLASIFIKASI
Meningitis dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan perubahan yang terjadi
pada cairan otak, yaitu :
1. Meningitis serosa
Adalah radang selaput otak araknoid dan piameter yang disertai cairan otak
yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia.
2. Meningitis purulenta
Adalah radang bernanah arakhnoid dan piameter yang meliputi otak dan
medula spinalis. Penyebabnya antara lain : Diplococcus pneumoniae
(pneumokok), Neisseria meningitis (meningokok), Streptococus
haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenzae, Escherichia
coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
D. PATOFISIOLOGI
Meningitis bakteri dimulai sebagai infeksi dari oroaring dan diikuti dengan
septikemia, yang menyebar ke meningen otak dan medula spinalis bagian atas.Faktor
predisposisi mencakup infeksi jalan nafas bagian atas, otitis media, mastoiditis,
anemia sel sabit dan hemoglobinopatis lain, prosedur bedah saraf baru, trauma kepala
8
dan pengaruh imunologis.Saluran vena yang melalui nasofaring posterior, telinga
bagian tengah dan saluran mastoid menuju otak dan dekat saluran vena-vena
meningen, semuanya ini penghubung yang menyokong perkembangan bakteri.
Pada infeksi akut pasien meninggal akibat toksin bakteri sebelum terjadi
meningitis. Infeksi terbanyak dari pasien ini dengan kerusakan adrenal, kolaps
sirkulasi dan dihubungkan dengan meluasnya hemoragi (pada sindromWaterhouse-
Friderichssen) sebagai akibat terjadinya kerusakan endotel dan nekrosis pembuluh
darah yang disebabkan oleh meningokokus.
E. MANIFESTASI KLINIS
Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK :
9
5. Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha dalam keadan
fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di ekstensikan sempurna.
6. Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka dihasilkan fleksi lutut
dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif pada ekstremitas bawah pada salah
satu sisi maka gerakan yang sama terlihat peda sisi ektremita yang
berlawanan.
7. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
8. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK akibat
eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda perubahan
karakteristik tanda-tanda vital(melebarnya tekanan pulsa dan bradikardi),
pernafasan tidak teratur, sakit kepala, muntah dan penurunan tingkat
kesadaran.
9. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis meningokokal.
10. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi tiba-tiba
muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda koagulopati
intravaskuler diseminata
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
10
6. Sel darah putih : sedikit meningkat dengan peningkatan neutrophil ( infeksi
bakteri )
7. Elektrolit darah : Abnormal .
8. ESR/LED : meningkat pada meningitis
9. Kultur darah/ hidung/ tenggorokan/ urine : dapat mengindikasikan daerah
pusat infeksi atau mengindikasikan tipe penyebab infeksi
10. MRI/ skan CT : dapat membantu dalam melokalisasi lesi, melihat
ukuran/letak ventrikel; hematom daerah serebral, hemoragik atau tumor
11. Ronsen dada/kepala/ sinus ; mungkin ada indikasi sumber infeksi intra
kranial.
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan berupa pungsi lumbal, CT Scan, MRI,
dan pemeriksaan laboratorium.
1. Pungsi Lumbal
Pungsi lumbal atau analisis cairan dan kultur cairan serebrospinal masih menjadi
metode definitif dalam mendiagnosis meningitis. Parameter yang diperiksa pada
pungsi lumbal adalah opening pressure, jumlah sel darah putih, glukosa, protein, dan
pemeriksaan mikrobiologi.
Pada meningitis bakteri biasanya ditemukan adanya peningkatan tekanan,
peningkatan sel darah putih (>80% neutrophil), penurunan glukosa, peningkatan
protein, dan ditemukan patogen bakteri.
Pada meningitis virus ditemukan tekanan normal atau sedikit meningkat, peningkatan
sel darah putih (biasanya mononuklear), glukosa dalam batas normal atau sedikit
menurun, protein dalam batas normal atau sedikit meningkat, dan ditemukan gen
virus pada PCR.
11
Pada pemeriksaan meningitis tuberkulosis biasanya ditemukan peningkatan sel darah
tekanan dan sel darah putih (biasanya limfosit), penurunan glukosa, peningkatan
protein, dan pada pemeriksaan basil tahan asam akan positif.
2. CT Scan
3. Pemeriksaan Darah
H. PENATALAKSANAAN MEDIS
12
perkembangbiakan bakteri. Baisanya menggunakan sefaloposforin generasi keempat
atau sesuai dengan hasil uji resistensi antibiotic agar pemberian antimikroba lebih
efektif digunakan.
3.Pengobatan simtomatis:
I. KOMPLIKASI
a) Hidrosefalus obstruktif
b) MeningococcL Septicemia ( mengingocemia )
c) Sindrome water-friderichen (septik syok, DIC,perdarahan adrenal
bilateral)
13
d) SIADH ( Syndrome Inappropriate Antidiuretic hormone )
e) Efusi subdural
f) Kejang
g) Edema dan herniasi serebral
h) Cerebral palsy
i) Gangguan mental
j) Gangguan belajar
k) Attention deficit disorder
14
BAB III
1.Pengkajian
a.Identitas Diri Klien
Nama : Tn. x
Umur : 21 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :-
Status : Kawin
Agama : Islam
Suku : Minang
Pekerjaan :-
Tanggal Masuk RS :-
Sumber Informasi : Keluarga, Pasien dan CM
15
b.Riwayat Penyakit
d.Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
2. Mata : Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, psien memejamkam mata
dengan kuat dan mengeluh bahwa cahaya terang menyakitkan matanya
3. Mulut : Tidak ada kelainan
4. Kuduk : saat dilakukan fleksi secara involunter dan dia menjerit kesakitan
e.Pemeriksaan Penunjang
16
2.Analisa Data
Data Obyektif
TD :120/60 mmHg
Nadi :96x/menit
RR : 24x/menit
suhu : 38,3C
Pada pemeriksaan,pasien mengalami kaku kuduk
Pada saat dilakukan fleksi secara involunter dan pasien menjerit kesakitan
Pasien tidak dapat meluruskan lutur ketika lutur difleksikan ke atas perut
Ketika dilakukan pemeriksaan reaksi pupil, psien memejamkam mata dengan
kuat
Pasien mudah marah dan ingin dibiarkan sendiri
Pasien tampak kemerahan dan kulitnya teraba panas serta kering
Data Subjektif
17
Analisa Data
18
yang 4. Kolaborasi
dihabiskan pemberian
: 1-3 medikasi
2. Kekuatan sebelum
otor makanan.
menelan 1-
3
3. Nafsu
makan 1-3
19
4. Isolasi social berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi
dengan perubahan status tindakan deficit tingkat
mental ditandai dengan : keperawatan aktivitas
DS: diharapkan pasien 2. Identifikasi
pasien ingin terbuka kepada strategi
dibiarkan sendiri orang lain : meningkatkan
1. .Minat partisipasi dalam
interaksi 1- aktivitas
3 3. Monitor respons
2. Perilaku emosional,fisik,s
menarik ocial,dan
dirim1-3 spiritual terhadap
3. Verbalisasi aktivitas
isolasi1-3 4. Llibatkan
kelurga dalam
aktivitas
5. Anjurkan terlibat
dalam aktivitas
kelompok atau
terapi.
5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan 1. Identifikasi saat
dengan terpapar bahaya tindakan tingkat ansietas
lingkungan ditandai : keperawatan berubah
DO : diharapkan 2. Temani pasien
TD :120/60 ansietas pasien untuk
mmHg menurun mengurangi
Nadi :96x/menit 1. Keluhan kecemasan
RR : 24x/menit pusing1-4 3. Pahami situasi
20
dibiarkan sendiri 3. Frekuensi 4. Jelaskan
Pada saat dilakukan pernafasan prosedur,termasu
fleksi secara 1-4 k sensaasi yang
involunter dan mungkin dialami
pasien menjerit 5. Kolaborasi
kesakitan pemberian obat
antiansietas,jika
perlu
6 Gangguan mobilisasi fisik Setelah dilakukan 1. Identifikasi
berhubungan dengan tindakan adanya nyeri
penurunan otot ditandai keperawatan atau keluhan
dengan : diharapkan fisik lainnya
DO: mobilisasi pasien 2. Identifikasi
•Pada saat dilakukan fleksi meningkat : toleransi fisik
secara involunter dan 1. Pergerakan melakukan
pasien menjerit kesakitan ektremitas pergerakan
•Pasien tidak dapat 1-3 3. Monitor konidisi
meluruskan lutur ketika 2. Kekuatan umum selama
lutur difleksikan ke atas otot 1-3 melakukan
perut 3. Rentang mobilisasi
gerak 4. Fasilitasi
(ROM) 1-3 melakukan
4. Nyeri 1-3 pergerakan,jika
5. Gerakan perlu
terbatas 1- 5. Jelaskan tujuan
3 dan prosedur
mobilisasi
21
N DIAGNOSA TUJUAN IMPLEMENTASI
O
1 Resiko Infeksi Setelah dilakukan 1.Monitor tanda dan gejala
berhubungan tindakan infeksi local dan sistematik
dengan kerusakan keperawatan 2.Berikan perawatan kulit
integritas kulit diharapkan resiko pada area resiko
ditandai dengan: infeksipasien 3.Pertahanakan teknik aseptic
DO: menurun: pada pasienberisiko tinggi
•kulitnya teraba 1.Kemerahan : 1-3 4..Jelaskan tanda dan gejala
panas serta kering 2.Nyeri 1-4 infeksi
5..Kolaborasi pemberian
imunisasi,jika perlu
2 Defisit Nutrisi Setelah dilakukan 1.Identifikasi status nutrisi
berhubungan tindakan 2.Monitor asupan makanan
dengan keperawatan 3.Berikan makanan tinggi
ketidakmampuan diharapkan nutrisi kalori dan tinggi protein
mengabsorbsi pasien 4.Kolaborasi pemberian
nutrient ditandai terpenenuhi : medikasi sebelum makanan.
dengan, : 1.Porsi makanan
DS : yang dihabiskan :
•sakit kepala dan 1-3
muntah 2.Kekuatan otor
menelan 1-3
3.Nafsu makan 1-3
3 Nyeri akut Setelah dilakukan 1.Identifikasi
berhubungan tindakan lokasi,karakteristik,derasi,fre
dengan agen keperawatan kuensi,kualitas,intensitas
pencedera diharapkan nyeri nyeri.
fisiologis ditandai yang dirasakan 2.Identifikasi skala nyeri
dengan: pasien berkurang : 3.Berikamteknik
DS : 1.Keluhan nyeri: nonfarmakologis untuk
22
•Pasien mengeluh 1-4 mengurangi rasa nyeri
nyeri punggung 2.Sikap protektif 4.Fasilitasi istirahat dan tidur.
1-4 5.Jelaskan strategi meredakan
3.Menarik diri :1-4 nyeri
4.Pupil dilatasi :1-3
5.Muntah 1-4
4 Isolasi social Setelah dilakukan 1.Identifikasi deficit tingkat
berhubungan tindakan aktivitas
dengan perubahan keperawatan 2.Identifikasi strategi
status mental diharapkan pasien meningkatkan partisipasi
ditandai dengan : terbuka kepada dalam aktivitas
DS: orang lain : 3.Monitor respons
•pasien ingin 1..Minat interaksi emosional,fisik,social,dan
dibiarkan sendiri 1-3 spiritual terhadap aktivitas
2.Perilaku menarik 4.Llibatkan kelurga dalam
dirim1-3 aktivitas
3.Verbalisasi 5.Anjurkan terlibat dalam
isolasi1-3 aktivitas kelompok atau
terapi.
5 Ansietas Setelah dilakukan 1.Identifikasi saat tingkat
berhubungan tindakan ansietas berubah
dengan terpapar keperawatan 2.Temani pasien untuk
bahaya lingkungan diharapkan ansietas mengurangi kecemasan
ditandai : pasien menurun 3.Pahami situasi yang
DO : 1.Keluhan pusing1- membuat ansietas
•TD:120/60 4 4.Jelaskan prosedur,termasuk
mmHg 2.Tekanan darah 1- sensaasi yang mungkin
•Nadi:96x/menit 4 dialami
•RR : 24x/menit 3.Frekuensi 5.Kolaborasi pemberian obat
•Pasien mudah pernafasan 1-4 antiansietas,jika perlu
23
marah dan ingin
dibiarkan sendiri
•Pada saat
dilakukan fleksi
secara involunter
dan pasien
menjerit kesakitan
6 Gangguan Setelah dilakukan 1.Identifikasi adanya nyeri
mobilisasi fisik tindakan atau keluhan fisik lainnya
berhubungan keperawatan 2.Identifikasi toleransi fisik
dengan penurunan diharapkan melakukan pergerakan
otot ditandai mobilisasi pasien 3.Monitor konidisi umum
dengan : meningkat : selama melakukan mobilisasi
DO: 1.Pergerakan 4.Fasilitasi melakukan
•Pada saat ektremitas 1-3 pergerakan,jika perlu
dilakukan fleksi 2.Kekuatan otot 1- 5.Jelaskan tujuan dan
secara involunter 3 prosedur mobilisasi
dan pasien 3.Rentang gerak
menjerit kesakitan (ROM) 1-3
•Pasien tidak dapat 4.Nyeri 1-3
meluruskan lutur 5.Gerakan terbatas
ketika lutur 1-3
difleksikan ke atas
perut
Implementasi
24
berhubungan gejala infeksi local dan Pasien at
dengan sistematik mengatakan
kerusakan 2Memberikan perawatan kulitnya sudah
integritas kulit kulit pada area resiko normal kembali
ditandai dengan: 3.Membertahankan teknik tidak ada terasa
DO: aseptic pada pasien panas dan nyeri
•kulitnya teraba berisiko tinggi
panas serta 4.Menjelaskan tanda dan
kering gejala infeksi O:
5.Mengkolaborasikan Kulit pasien
pemberian imunisasi,jika masih tampak
perlu kering
A:
Masalah sudah
teratasi sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
2 Defisit Nutrisi 1.Mengidentifikasi status S:
berhubungan nutrisi Pasien
dengan 2.Memonitor asupan mengatakan
ketidakmampuan makanan sudah tidak
mengabsorbsi 3.Memberikan makanan merasakan
nutrient ditandai tinggi kalori dan tinggi muntah lagi
dengan, : protein
DS : 4.Mengkolaborasikan
•sakit kepala dan pemberian medikasi O:Pasien
25
muntah sebelum makanan. tampak lebih
segar dan
mengkomsumsi
makanan yang
berprotein tinggi
A:
Masalah sudah
teratasi sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
3 Nyeri akut 1.Mengidentifikasi S:
berhubungan lokasi,karakteristik,derasi,f Pasien
dengan agen rekuensi,kualitas,intensitas mengatakan
pencedera nyeri. sudah tidak
fisiologis 2.Mengidentifikasi skala merasakan
ditandai dengan: nyeri muntah lagi
DS : 3.Memberikan teknik
•Pasien nonfarmakologis untuk
mengeluh nyeri mengurangi rasa nyeri O:Pasien
punggung 4.Memfasilitasi istirahat tampak lebih
dan tidur. segar dan
5.Menjelaskan strategi mengkomsumsi
meredakan nyeri makanan yang
berprotein tinggi
26
A:
Masalah sudah
teratasi
P:
Intervensi
dilanjutkan
4 Ansietas 1.Mengidentifikasi saat S:
berhubungan tingkat ansietas berubah Pasien
dengan terpapar 2.Menamani pasien untuk mengatakan
bahaya mengurangi kecemasan sudah tidak
lingkungan 3.Memahami situasi yang sering marah
ditandai : membuat ansietas dan menyendiri
DO : 4.Menjelaskan lagi
•TD:120/60 prosedur,termasuk
mmHg sensaasi yang mungkin
•Nadi:96x/menit dialami O: TTV pasien
•RR : 5.Menkolaborasikan sudah berangsur
24x/menit pemberian obat normal kembali
•Pasien mudah antiansietas,jika perlu
marah dan ingin A:
dibiarkan sendiri Masalah sudah
•Pada saat teratasi
dilakukan fleksi
secara involunter P:
dan pasien Intervensi
menjerit dilanjutkan
kesakitan
5 Isolasi social 1.Mengidentifikasi deficit S:
berhubungan tingkat aktivitas Pasien
27
dengan 2.Mengidemtifikasi mengatakan
perubahan status strategi meningkatkan sudah terbuka
mental ditandai partisipasi dalam aktivitas dengan
dengan : 3.Memonitor respons lingkungan
DS: emosional,fisik,social,dan
•pasien ingin spiritual terhadap aktivitas
dibiarkan sendiri 4.Melibatkan kelurga O: Emosional
dalam aktivitas pasien sudah
5.Menganjurkan terlibat mulai terkendali
dalam aktivitas kelompok
atau terapi. A:
Masalah sudah
teratasi sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
6 Gangguan 1.Mengidentifikasi adanya S:
mobilisasi fisik nyeri atau keluhan fisik Pasien
berhubungan lainnya mengatakan
dengan 2.Mengidentifikasi sudah dapat
penurunan otot toleransi fisik melakukan meluruskan
ditandai dengan : pergerakan lutur ketika
DO: 3.Memonitor konidisi diflesikan ke
•Pada saat umum selama melakukan atas perut
dilakukan fleksi mobilisasi
secara involunter 4.Memfasilitasi melakukan
dan pasien pergerakan,jika perlu O: Pasien sudah
menjerit 5.Menjelaskan tujuan dan tidak menjerit
kesakitan prosedur mobilisasi lagi ketika
28
•Pasien tidak dilakukan fleksi
dapat meluruskan
lutur ketika lutur A:Masalah
difleksikan ke sudah teratasi
atas perut sebagian
P:
Intervensi
dilanjutkan
Mapping kasus
29
1. KESIMPULAN
Dari uraian singkat tentang meningitis diatas dapat diperoleh beberapa poin antara
lain :
30
(meningokok), Streptococus haemolyticuss, Staphylococcus aureus, Haemophilus
influenzae, Escherichia coli, Klebsiella pneumoniae, Peudomonas aeruginosa.
Penyebab lainnya lues, Virus, Toxoplasma gondhii dan Ricketsia
3. Faktor predisposisi yang berperan antara lain jenis kelamin laki laki lebih
sering dibandingkan dengan wanita. Faktor maternal anatar lain ruptur membran
fetal, infeksi maternal pada minggu terakhir kehamilan. Sedangkan faktor
imunologinya adalah defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobulin. Kelainan
sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan dengan sistem
persarafan.
5. Intervensi yang dapat diberikan kepada pasien dengan meningitis antara lain:
1. beri tindakan isolasi sebagai pencegahan Tirah baring dengan posisi kepala
datar.
3. Letakkan kantung es pada kepala, pakaian dingin di atas mata, berikan posisi
yang nyaman kepala agak tinggi sedikit, latihan rentang gerak aktif atau pasif dan
masage otot leher.
1. SARAN
31
penerapan asuhan keperawatan pada pasien dengan meningitis. Semoga makalah ini
dapat dijadikan sumber literature yang layak digunakan untuk mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA
32
Smeltzer, Suzanne C & Bare,Brenda G.(2001).Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth.Alih bahasa, Agung Waluyo,dkk.Editor edisi bahasa Indonesia, Monica
Ester.Ed.8.Jakarta : EGC.
Tucker, Susan Martin et al. Patient care Standards : Nursing Process, diagnosis, And
Outcome. Alih bahasa Yasmin asih. Ed. 5. Jakarta : EGC; 1998.
33