Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN TUGAS PRAKERIN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.A


DENGAN MALARIA
DI RUANGAN MELATI
RUMAH SAKIT DIK PUSDIKKES

Disusun oleh kelompok 5


Anggota :
● Aura Kamilah
● Chagiva Lambretta Putri Jayadi
● Firda Aulia
● Indriani Putri
● Nazwa Elisya Azahra
● Revalina Pane
● Theresiana Allesandra Lumban Tobing
BAB I
A. PENDAHULUAN
Berdasarkan diskusi yang telah dilakukan oleh kelompok kami dengan pembimbing,
maka kami mengangkat masalah tentang penyakit malaria. Malaria telah lama menjadi
salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, tak terkecuali Indonesia. Menurut data
Kementerian Kesehatan (Kemenkes), total kasus malaria di Indonesia mencapai 94.610
kasus pada 2021.
Kasus malaria pada 2021 turun 58,2% dibandingkan pada tahun sebelumnya
mencapai 226.364 kasus. Jika dilihat trennya, sejak 2018 kasus malaria yang terjadi
di Indonesia cenderung menurun. Meskipun demikian, kasus malaria sempat meningkat
pada 2019 mencapai 250.628 kasus. Kemudian, kasusnya menurun pada 2020 dan kembali
menurun pada 2021.
BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. DEFINISI

Malaria adalah istilah yang diambil dari dua kata bahasa Italia yaitu
mal(buruk) dan area (udara) atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat
didaerah rawa-rawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini mempunyai
nama lain, seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai,
demam charges, demam kuta dan paludisme (Irwan, 2019).
B. ETIOLOGI
Malaria adalah penyakit infeksi akut dan kronis yang disebabkan oleh protozoa dan
genus plasmodium. Terdapat 5 spesies Plasmodium yang menyerang manusia yaitu
P.vivax,P.falciparum,P. malariae,P.ovale dan P.knowlesi. P.vivax menyebabkan penyakit
malaria vivaks ( malaria tersiana) dengan gejala demam berulang dengan interval bebas
demam 2 hari m. P.vivax juga menyebabkan kasus malaria berat. P.falciparum menyebabkan
penyakit infeksi malaria falsiparium (malam tropika) dengan gejala demam timbul intermiten
dan dapat terjadi demam yang berkesinambungan. Jenis malaria Tropika menyebabkan
kematian karena memiliki gejala yang berat. P.ovale menyebabkan malaria Ovale dengan
manifestasi klinis ringan dan pola demam seperti Malaria Vivax Malaria Vivaks. P. malariae
menyebabkan penyakit malaria malariae (malaria kuartana) dengan gejala demam berulang
dengan interval bebas demam 3 hari. P.knowlesi menyebabkan penyakit malaria knowlesi
dengan gejala demam menyerupai malaria falsiparum (Kemenkes,2020)
C. MANIFESTASI KLINIS
Malaria mempunyai gambaran karakteristik demam periodik, anemia dan
splenomegali. Masa inkubasi bervariasi pada masing-masing plasmodium.
Keluhan prodromal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa : kelesuhan,
malaise, sakit kepala, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang, demam ringan,
anoreksia (hilang nafsu makan), perut tidak enak, diare ringan dan kadang-kadang merasa
dingin. Keluhan prodromal sering terjadi pada Plasmodium vivax dan ovale, sedang pada
plasmodium falcifarum dan malariae keluhan prodromal tidak jelas bahkan gejala dapat
mendadak.
D. PATOFISIOLOGI
Infeksi malaria berkembang melalui dua tahap: melalui tahap yang
melibatkan hati (fase eksoeritrositik), dan melalui tahap yang melibatkan sel-sel darah
merah, atau eritrosit (fase eritrositik). Ketika nyamuk yang terinfeksi menembus kulit
seseorang untuk mengambil makan darah, sporozoit dalam air liur nyamuk memasuki
aliran darah dan bermigrasi ke hati di mana mereka menginfeksi hepatosit, bereproduksi
secara aseksual dan tanpa gejala untuk jangka waktu 8-30 hari.
E. KOMPLIKASI
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada penderita malaria, antara lain:
1. Anemia parah
2. Malaria
3. Gagal fungsi organ
4. Gangguan pernapasan
5. Hipoglikemia
F. PENATALAKSANAAN MEDIS
1) Pemantauan tanda-tanda vital (TD, nadi, pernafasan, dan suhu).
2) Cairan dan elektrolit
3) Nutrisi
4) Eliminasi
5) Aktifitas dan istirahat
6) Bila terjadi anemia diberi tranfusi darah.
7) Memberikan kompres hangat pada pasien
G. DIAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL
a. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen seluler yang di
perlukan untuk pengiriman oksigen dan nutrient dalam tubuh.
b. Aktual/resiko ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan intake yang tidak dekuat ; anorexia, mual/muntah.
c. Aktual/risiko tinggi gangguan elektrolit berhubungan dengan diuresis osmotik,
diaforesis.
d. Hipertermi berhubungan dengan peningkatan metabolisme, proses penyakit, efek
langsung sirkulasi kuman pada hipotalamus.
e. Gangguan aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
f. Nyeri dan ketidaknyamanan berhubungan dengan respons inflamasi sistemik, mialgia,
artralgia.
g. Resiko penularan penyakit malaria berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit malaria, kebersihan lingkungan dan pola hidup.
BAB III TINJAUAN KASUS

I. Identitas Pasien
Nama pasien : Tn . A
Jenis kelamin : laki laki
Usia : 18 th
Status perkawinan : belum menikah
Agama : islam
Pendidikan : akademi militer
Bahasa yang digunakan : indonesia
Pekerjaan : siswa dikmaba
Alamat : asrama
Sumber informasi : pasien
Tanggal masuk : 20 Februari 2023
Tanggal pengkajian : 21 Februari 2023
Lanjutan........

II. Riwayat Penyakit


1. Riwayat kesehatan sekarang.
Keluhan masuk RS : menggigil, mual, muntah, nyeri perut.
Keluhan saat ini : demam, sakit punggung

2. Riwayat kesehatan masalalu.


Riwayat alergi : pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi.
Riwayat kecelakaan : pasien mengatakan tidak ada riwayat kecelakaan

3. Penyakit yang di derita oleh anggota keluarga yang menjadi faktor utama :
px mengatakan tidak ada riwayat peny. turunan
Lanjutan........

Data Penunjang
Tanggal pemeriksaan : 22/02/2023
Nama pemeriksaan : Hematologi

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan


Hemoglobin 14.0 g/dl P 14-18, W 12-16
Leukosit 7.280 /ul 4500-10000
Eritrosit 5.1 Juta/mm3 4.5-5.5
Trombosit 66.000* /ul 150.000-450.000
Hematokrit 43 % P 40-48,W 37-43
Basofil 2* % 0-1
Eosinofil 6* % 1-3
Batang 2* % 2-5
Segmen 70 % 50-70
Limfosit 18 % 20-40
Monosit 2 Mg/dl 2-6
ASUHAN KEPERAWATAN
II. DATA FOKUS

DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF


1. Pasien mengatakan badannya panas 1. TD : 108/56 mmHg,
S : 38,8 °C,
N : 96 x/menit
Pasien tampak menggigil, tubuh pasien
teraba hangat, pasien tampak lemas
2. Pasien mengatakan punggungnya 2. Kesadaran : CM (Compos mentis)
sakit seperti kaku GCS : E : 4 M : 6 V : 5
P : sakit punggung KU : sedang
Q : sakit seperti kaku
R : punggung menjalar sampai tulang
ekor
S:4
T : hilang timbul
ASUHAN KEPERAWATAN
III. ANALISA DATA
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS : Pasien mengatakan badannya panas Proses penyakit Hipertermi


DO : TD : 108/56 mmHg,
S : 38,8 °C,
N : 96 x/menit
Pasien tampak menggigil, tubuh pasien teraba hangat,
pasien tampak lemas
2. DS : Pasien mengatakan punggungnya sakit seperti kaku Agen pencedera Nyeri akut
P : sakit punggung fisiologis
Q : sakit seperti kaku
R : punggung menjalar sampai tulang ekor
S:4
T : hilang timbul
DO : Kesadaran : CM (Compos mentis)
GCS : E : 4 M : 6 V : 5
KU : sedang
ASUHAN KEPERAWATAN
IV. DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO. DIAGNOSA KEPERAWATAN


1. Hipertermi Berhubungan dengan proses penyakit
2. Nyeri akut Berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
ASUHAN KEPERAWATAN
V. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO DX NOC NIC
1. Hipertermi Tujuan : Setelah 1. Cek TTV pada setiap pergantiann sif atau
Berhubungan dilakukan perawatan setiap ada keluhan dari klien.
dengan proses dalam waktu 3x24 jam 2. Anjurkan klien untuk memakaikan pakaian
penyakit terjadi penurunan suhu yang tipis dan dapat menyerap keringat.
tubuh dan panas tidak 3. Anjurkan memberikan selimut bila
berulang. Kriteria hasil : menggigil.
• Pada palpasi tubuh 4. Beri kompres dengan air hangat - hangat
teraba tidak panas kuku pada aksila, lipat paha, dan temporal
• Suhu tubuh normal bila terjadi panas.
• Mukosa bibir lembab 5. Berikan klien banyak minum 2000-3000
cc/hari.
ASUHAN KEPERAWATAN
V. INTERVENSI KEPERAWATAN

NO DX NOC NIC
2. Nyeri akut Tujuan : Setelah dilakukan
Berhubungan perawatan dalam waktu 3x24
dengan agen jam terjadi penurunan suhu
pencedera tubuh dan panas tidak berulang.
fisiologis Kriteria Hasil :
• Melaporkan bahwa nyeri
berkurang dengan
menggunakan manajemen
nyeri
• Mampu mengenali nyeri
(skala, intensitas, frekuensi
dan tanda nyeri)
• Menyatakan rasa nyaman
setelah nyeri berkurang
VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO. TANGGAL/ DX IMPLEMENTASI HASIL
JAM
1. 21 Februari Hipertermi 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD : 108/56 mmHg
2023/ 06.20 Berhubungan 2. Mengkaji keadaan S : 38,8°C
dengan proses umum pasien N : 96 ×/m
penyakit 3. Menganjurkan pasien 2. Suhu pasien 38,8°C, pasien
perbanyak minum air demam, pasien tampak lemas
putih 3. Pasien minum 3 gelas air putih
4. Menganjurkan pasien 4. Pasien dikompres air hangat
kompres air hangat 5. Pasien beristirahat dengan
5. Menganjurkan pasien nyenyak
untuk beristirahat
2. 21 Februari Nyeri akut 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD : 108/56 mmHg
2023/ 06.20 Berhubungan 2. Mengidentifikasi S : 38,8°C
dengan agen karakteristik nyeri N : 96 ×/m
pencedera 3. Mengidentifikasi riwayat 2. P : Sakit punggung
fisiologis alergi obat Q : Sakit seperti kaku
4. Menganjurkan pasien R : Punggung menjalar sampai tulang ekor
menggerakkan badannya S : 4 T : hilang timbul
lebih sering 3. Pasien tidak ada alergi obat
5. Menganjurkan pasien
beristirahat
VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO. TANGGAL/ DX IMPLEMENTASI HASIL
JAM
1. 22 Februari Hipertermi 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD : 108/97 mmHg
2023/ 07.00 Berhubungan 2. Mengkaji keadaan umum S : 39,2°C
dengan proses pasien N : 93 ×/mSuhu
penyakit 3. Menganjurkan pasien 2. pasien 39,2°C, pasien demam, pasien
perbanyak minum air tampak lemas
putih 3. Pasien minum 5 gelas air putih
4. Menganjurkan pasien 4. Pasien dikompres air hangat
kompres air hangat 5. Pasien beristirahat dengan nyenyak
5. Menganjurkan pasien
untuk beristirahat
2. 22 Februari Nyeri akut 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD : 108/56 mmHg
2023/ 07.00 Berhubungan 2. Mengidentifikasi S : 38,8°C
dengan agen karakteristik nyeri N : 96 ×/m
pencedera 3. Mengidentifikasi riwayat 2. P : Sakit punggung
fisiologis alergi obat Q : Sakit seperti kaku
4. Menganjurkan pasien R : Punggung menjalar sampai tulang ekor
menggerakkan badannya S : 4 T : hilang timbul
lebih sering 3. Pasien tidak ada alergi obat
5. Menganjurkan pasien
beristirahat
VI. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO. TANGGAL/ DX IMPLEMENTASI HASIL
JAM
1. 23 Februari Hipertermi 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD : 110/64 mmHg
2023/ 07.15 Berhubungan 2. Mengkaji keadaan umum S : 36,5°C
dengan proses pasien N : 62 ×/m
penyakit 3. Menganjurkan pasien 2. Suhu pasien 38,8°C, pasien demam,
perbanyak minum air pasien tampak lemas
putih 3. Pasien minum 4 gelas air putih
4. Menganjurkan pasien 4. Pasien dikompres air hangat
kompres air hangat 5. Pasien beristirahat dengan nyenyak
5. Menganjurkan pasien
untuk beristirahat
2. 23 Februari Nyeri akut 1. Mengkaji TTV pasien 1. TD : 108/56 mmHg
2023/ 07.15 Berhubungan 2. Mengidentifikasi S : 38,8°C
dengan agen karakteristik nyeri N : 96 ×/m
pencedera 3. Mengidentifikasi riwayat 2. P : Sakit punggung
fisiologis alergi obat Q : Sakit seperti kaku
4. Menganjurkan pasien R : Punggung menjalar sampai tulang ekor
menggerakkan badannya S : 4 T : hilang timbul
lebih sering 3. Pasien tidak ada alergi obat
5. Menganjurkan pasien
beristirahat
VII. EVALUASI KEPERAWATAN

NO. TANGGAL/JAM DX EVALUASI


1. 21 Februari Hipertermi S : pasien mengatakan demam, TD : 108/56 mmHg
2023/ 07.10 Berhubungan dengan
proses penyakit S : 38,8°C N : 96 ×/m
O : pasien tampak lemas
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. 21 Februari Nyeri akut S : P: sakit punggung
2023/07.30 Berhubungan dengan Q: sakit seperti kaku
agen pencedera R: punggung menjalar sampai tulang ekor
fisiologis S: 4
T: hilang timbul
O : pasien tampak meringis
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
VII. EVALUASI KEPERAWATAN

NO. TANGGAL/JAM DX EVALUASI


1. 22 Februari Hipertermi S : pasien mengatakan demam, TD : 108/97 mmHg
2023/ 08.00 Berhubungan dengan
proses penyakit S : 39,2°C N : 93 ×/m
O : pasien tampak lemas
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjutkan
2. 22 Februari Nyeri akut S : P: sakit punggung
2023/ 08.00 Berhubungan dengan Q: sakit seperti kaku
agen pencedera R: punggung menjalar sampai tulang ekor
fisiologis S: 3
T: hilang timbul
O : pasien tampak meringis
A : masalah teratasi sebagian
P : intervensi dilanjutkan
VII. EVALUASI KEPERAWATAN

NO. TANGGAL/JAM DX EVALUASI


1. 23 Februari Hipertermi S : pasien mengatakan demam hilang,
2023/ 08.15 Berhubungan dengan TD : 110/64 mmHg S : 36,5°C N : 62 ×/m
proses penyakit O : pasien tampak segar
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi dihentikan
2. 23 Februari Nyeri akut S : P: sakit punggung
2023/ 08.15 Berhubungan dengan Q: sakit seperti kaku
agen pencedera R: punggung menjalar sampai tulang ekor
fisiologis S: 2
T: hilang
O : pasien tampak tidak meringis
A : masalah sudah teratasi
P : intervensi dihentikan
TERIMAKASIH
Resources
http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/1467/1/KTI%20Irma%20Rusmiyanti%20Asis%20Fix.pdf

Anda mungkin juga menyukai