Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PERTOLONGAN PERTAMA PADA TENGGELAM DAN KEMASUKAN


BENDA ASING
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Ilmu Kesehatan Anak
Dosen Pengampu : Dewi Andang,S.SiT,Bdn,M.Kes

Disusun oleh Kelompok 17:


Shinta Ayu Komalasari (P1337424423185)
Yuni L Cristianti (P1337424423194)
Ofi Mei Saputri (P1337424423199)
Putri Nur S Rahmah (P1337424423210)
Fitriani P R Welem (P1337424423222)
Adel Liyana (P1337424423223)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN


JURUSAN KEBIDANAN SEMARANG
POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN 2023/2024

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah mencurahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk
memenuhi tugas dari mata kuliah kuliah Ilmu Kesehatan Anak dengan judul
“Pertolongan pertama pada Tenggelam dan kemasukan benda asing ” dapat
terselesaikan.
Makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, bukan karena
usaha dari kami saja selaku penyusun, melainkan banyak mendapat bantuan dari
berbagai pihak. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih pada pihak-pihak yang
telah membantu kami baik itu dosen kami dan semua pihak yang telah membantu
kami dalam menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari
sempurna, untuk itu kami selaku penyusun makalah ini mengharapkan saran dan kritik
yang membangun demi kesempurnaan tugas kami selanjutnya. Demikian makalah ini
kami hadirkan dengan segala kelebihan dan kekurangan Oleh sebab itu, kritik dan saran
yang membangun demi perbaikan makalah ini, sangat kami harapkan. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi semua pihak.

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................................2
PENDAHULUAN...............................................................................................................2
A. Latar Belakang..............................................................................................2
B. Rumusan Masalah.........................................................................................4
C. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................5
A. Tenggelam....................................................................................................5
B. Kemasukan benda asing................................................................................8
BAB III..............................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................................17
A. Kesimpulan.................................................................................................17
B. Saran...........................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................18

iii
2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertolongan pertama bukan merupakan tindakan pengobatan akan tetapi
merupakan upaya sementara untuk menyelamatkan korban. Pada dasarnya
prinsip pelayanan pasien gawat darurat adalah Time saving is life saving.
Pengetahuan penanganan kodisi kegawatdaruratan memegang peran penting
dalam menentukan keberhasilan pemberian pertolongan. Kesalahan dalam
prosedur dan sikap penolong dapat mengakibatkan kecacatan atau kejadian yang
tidak diinginkan (Kusumaningrum et al., 2018).
Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan penting untuk membuat
kebijakan serius mengatasi kematian akibat kejadian tenggelam (drowning).
Dalam laporan terbaru dari studi tahun 2016, menurut WHO setiap tahunnya ada
322 ribu orang tewas di seluruh dunia akibat tenggelam. Di Indonesia, menurut
WHO angka kasus tenggelam adalah 3,3 per 100 ribu jiwa, atau mendekati 9000
orang pada tahun 2016. Seperti juga di berbagai negara Asia Tenggara lain,
tenggelam sangat jarang disebut sebagai penyebab hilangnya nyawa manusia
karena dipercaya sebagai kecelakaan tak terhindarkan. Angka korban
sesungguhnya menurut WHO bisa lebih besar karena seringkali kematian akibat
tenggelam tidak dilaporkan sehingga tak tercatat dalam akta kematian resmi.
Pada kejadian tenggelam dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada
korban tenggelam yang selamat dapat terjadi komplikasi acute respiratory
distress syndrome (ARDS), pneumonia (12%), kerusakan neurologis permanen,
sepsis, koagulasi intravascular diseminata (KID). Korban dengan gangguan
pernapasan merupakan keadaan darurat yang sesegera mungkin diberikan
pertolongan. Gangguan pernapasan dimana ketidakmampuan sistem pernapasan
untuk mempertahankan oksigen dengan normal, akibat penumpukan cairan pada
paru-paru, terjadinya infeksi serta perdarahan menurut riset yang dibuktikan hal
3

tersebut yang mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran pada korban


tenggelam sehingga dibutuhkan segera pemberian Bantuan hidup dasar. Bantuan
hidup dasar itu sendiri merupakan langkah awal untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan sirkulasi pada korban yang mengalami henti napas dan henti
jantung. Tujuan bantuan hidup dasar itu sendiri mencegah berhentinya sirkulasi
atau berhentinya pernafasan, memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi
dan ventilasi dari pasien yang mengalami henti jantung atau henti nafas melalui
resusitasi jantung paru (RJP).
Pengetahuan mengenai tentang pertolongan pertama pada korban
tenggelam menolong orang tenggelam membutuhkan respon atau penanganan
sesegera mungkin dengan tidak melupakan faktor keselamatan diri sendiri
(safety self). Tehnik penyelamatan yang baik dan benar tidak hanya
mempermudah penolong dalam melakukan penyelamatan namun juga dapat
menjamin keselamatan penolong tersebut.
Benda asing dalam suatu organ merupakan benda yang berasal dari luar
tubuh maupun dari dalam tubuh yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda
asing yang berasal dari luar tubuh dikenal dengan benda asing eksogen yang
biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang berasal dari dalam
tubuh dikenal dengan benda asing endogen. Benda asing eksogen contohnya
seperti biji-bijian, tulang, jarum, paku, peniti, kelereng, manik, pluit, batu, dll.
Sementara itu, benda asing endogen berupa sekret kental, bekuan darah, krusta
membran difteri, cairan amnion, dan meconium. Aspirasi benda asing harus
dikeluarkan sesegera mungkin, karena keaadaan ini merupakan keadaan yang
emergensi dan memerlukan penanganan segera. Keterlambatan penanganan
dapat meningkatkan terjadinya komplikasi bahkan kematian (Fitri &Rusli,
2011).
Pertolongan gawat darurat dapat menyelamatkan jiwa mencegah luka lebih
parah, mempercepat pemulihan, menjaga dan menyadarkan orang yang tidak
sadar. Pertolongan pertama tidak hanya diperlukan pada bencana alam tetapi
tehnik ini juga dapat membantu orang yang menderita akibat dari kecelakaan
atau trauma (Schneider, 2011).
4

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah pertolongan pertama pada kasus Tenggelam ?
2. Bagaimanakah pertolongan pertama pada kasus Kemasukan Benda Asing?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada kasus Tenggelam
2. Untuk mengetahui bagaimana pertolongan pertama pada kasus Kemasukan
Benda Asing
BAB II

PEMBAHASAN
A. Tenggelam
Tenggelam adalah gangguan pada kondisi pernapasan akibat tubuh
terendam sebagian atau seluruhnya di dalam air. kondisi ini dapat
mengakibatkan kematian terutama pada bayi dan anak-anak. Berdasarkan
penelitian, tenggelam merupakan penyebab kematian secara tidak disengaja
peringkat ke-3 terbanyak di dunia. Data WHO menunjukkan, terdapat 236.000
kematian akibat tenggelam di tahun 2019.
Pada anak usia dini, kasus tenggelam sering terjadi pada bayi baru lahir
akibat kelalaian pengasuh saat memandikannya. anak usia 1 sampai 4 tahun
juga sering kali tenggelam di kolam renang akibat minimnya pengawasan dari
orang tua.
a. Tanda Anak Tenggelam
Tenggelam terjadi ketika seseorang tidak mampu menjaga mulut dan
hidungnya tetapi atas permukaan air, serta menahan nafas ketika berada di
dalam air dalam jangka waktu tertentu. Saat terjadi tenggelam, air dapat masuk
ke dalam saluran pernapasan. Akibatnya, akan terjadi kerusakan atau gangguan
pada fungsi tubuh seperti pada jantung dan juga otak.
Pada anak-anak, gangguan tersebut dapat terjadi dalam beberapa detik
saja. Sementara pada orang dewasa, proses tersebut dapat terjadi lebih lama.
Sering kali anak yang tenggelam tidak menunjukkan tanda-tanda yang jelas.
Bahkan jarang sekali anak yang tenggelam bias berteriak untuk meminta
tolong. Bagi orang tua atau orang dewasa sebaiknya perhatikan tanda-tanda
anak tenggelam, diantaranya:
 Diam atau terengah-engah; ketika anak tenggelam, ia tidak akan bias
berteriak minta tolong, namun wajah mereka akan terengah-engah. Orang
tua atau pendamping sebaiknya perhatikan dengan jelas ekspresi wajah
mereka.

5
 Kepala dimiringkan kebelakang: saat tenggelam korban akan menjaga
kepala mereka ke belakang untuk menghindari air di mulut dan hidung
mereka.
 Mengambang menghadap kebawah: Waspada ketika anak mengambang
horizontal dan menghadap ke bawah selama lebih dari 30 detik.
 Tidak mengapung setelah menyelam: Salah satu penyebab tenggelam yang
paling sering terjadi adalah ketika anak melompat kedalam air.

Jika melihat tanda-tanda tersebut segera lakukan pertolongan pertama. Bila tidak
bisa berenang segera berteriak kepada penjaga atau melemparkan alat
penyelamat kepada korban.
b. Pertolongan Pertama Tenggelam Pada Anak
Penanganan pada korban tenggelam dapat dibagi menjadi pertolongan
pertama dan penanganan di rumah sakit
a) Pertolongan pertama pada korban tenggelam
Bila telah berhasil mengangkat anak ke tepi kolam renang, segeralah
lakukan pertolongan pertama. Meski anak tampak baik-baik saja, tetap sek
kondisinya. Lihat apakah dia mengalami kesulitan bernafas serta masih
dalam keadaan sadar atau tidak. Lakukan langkah-langkah berikut ini
sambal menunggu ambulans atau pertolonga tenaga medis.
 Periksa pernapasannya dengan cara mendekatkan telinga ke hidung dan
mulut korban, sambil melihat gerakan dadanya.
 Jika tidak bernafas, berikan bantuan pernapasan dengan menempatkan
anak pada posisi terlentang pada permukaan yang kokoh, miringkan
kepala kebelakang, dan angkat dagu cukup untuk membuka rahang.
 Bila mampu, segara lakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) atau
dikenal juga dengan sebutan RJP (resusitasi jantung paru).
Cara untuk melakukan CPR saat pertolongan pertama tenggelam.
Saat seorang anak tidak responsive dan tidak bernafas sengan normal,
segera lakukan CPR dan minta orang untuk menelpon ambulans

6
sembari menunggu pertolongan medis datang, lakukan CPR dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Tempatkan anak pada permukaan yang keras dan buka jalan napasnya.
Untuk melakukan ini, letakkan satu tangan di dahi kemudian arahkan
kepala kebelakang dan gunakan dua jari dari tangan lainnya untuk
mengangkat dagu dnegan lembut.
2) Pencet bagian hidung yang lembut hingga tertutup. Biarkan mulut
terbuka. Dengan kepala mamsih didongakkan ke belakang, Tarik napas
dan letakkan mulut di sekitar mulut anak, pastikan kedua mulut tersegel
dengan rapat. Tiup kedalam mulut anak dengan lembut dan mantap
hingga satu detik, sampai dadanya naik. Lepaskan mulut dan perhatikan
dadanya jatuh.
3) Lakukan hal tersebut hingga lima kali.
4) Jika dada tidak naik, periksa jalan napas terbuka kemudian lakukan 30
kompresi dada. Berlututlah disamping anak dan letakkan satu tangan
ditengah dada anak. Dorong kebawah sepertiga kedalaman dada.
Lepaskan tekanan yang memungkinkan dada untuk kembali keatas.
Ulangi ini 30 kali dengan kecepatan 100 hingga 120 kompresi per
menit.
5) Setelah 30 kompresi, perlu memberikan dua napas bantuan.
6) Lanjutkan melakukan CPR, bergantian 30 kompresi dada dengan dua
napas bantuan, lakukan sampai bantuan dating atau anak menunjukkan
tanda ia sadar.
7) Hati-hati, banyak yang tenggelam dapat mengeluarkan isi perut, jadi
bersiaplah untuk menggulingkan mereka ke samping untuk
membersihkan jalan napas. Anak menunjukkan respon positif jika
mereka batuk, membuka mata, berbicara dan mulai bernapas dengan
normal, letakkan merekka dalam posisi pemulihan.
8) Hindari hipotermia dengan menutupinya menggunakan pakaian hangat
dan seliut. Jika memungkinkan, ganti pakaian basah dengan pakaian

7
kering. Pantau tingkat respon anak, dan bersiaplah untuk memberikan
CPR lagi jika perlu.
9) Jika ada, gunakan defibrillator bila memungkinakan dan diperlukan.
b) Penanganan di rumah sakit
Dokter akan memeriksa pernapasan, denyut nadi, tekanan darah, dan
kerja jantung pasien. bila diperlukan, dokter akan melakukan RJP,
memberikan tambahan oksigen, serta memasang alat bantu nafas, khususnya
pada pasien yang mengalami henti napas dan pingsan. Dokter juga akan
menilai perlu tidaknya korban dirawat di ruang rawat intensif (ICU).
c. Komplikasi Tenggelam
Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada korban tenggelam,
tergantung pada seberapa lama korban tidak mendapatkan oksigen, yaitu:
1) Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh,
2) Hemolisis atau hancurnya sel-sel darah merah,
3) Eudema paru,
4) Pneumonia,
5) Acute respiratory distress syndrom,
6) Asidosis,
7) Gagal jantung,
8) Stroke,
9) Kerusakan otak.

B. Kemasukan benda asing


Benda asing adalah benda yang berasal dari dalam atau luar tubuh yang
normalnya tidak ada dalam tubuh, yang terbagi atas endogen dan eksogen.
Benda asing endogen adalah benda asing yang berasal dari dalam tubuh
misalnya bekuan darah, nanah, lendir yang mengeras atau pun cairan amnion
dan mekonium yang dapat masuk ke saluran nafas bayi sewaktu persalinan.
Sedangkan benda asing eksogen yaitu benda asing yang berasal dari luar tubuh .
benda asing eksogen di bedakan menjadi zat organik seperti biji – bijian ( dari
tumbuhan ) dan tulangan atau duri ( dari hewan ) dan zat an organik seperti

8
kapas, kertas, dan lain – lain ( Rafique M, Shaikh AA, Siddiqui AH,2015).
Aspirasi benda asing merupakan istilah
yang di gunakan untuk setiap benda apapun yang berasal dari luar tubuh yang
dapat masuk kedalam saluran pernapasan dan tertahan di laring , trakea , ataupun
bronkus. Apabila benda asing tertelan dan tersangkut di esofagus maka di sebut
sebagai benda asing esofagus.
Benda asing yang masuk ke dalam tubuh menjadi hal yang sangat
mengganggu.walaupun terlihat sederhana, benda – benda tersebut bisa
mempengaruhi aktivitas kita sehari – hari. Bagian – bagian tubuh yang sering
dimasuki benda asing seperti mata, hidung dan tenggorokan. Pertolongan
pertama saat mengalami benda asing sangat penting di ketahui oleh banyak
orang
1. Benda-benda asing yang biasa masuk ke telinga anak
a. Air
Pada saat anak mandi atau berenang tidak jarang air masuk ke telinga
anak. Selama telinganya bersih, air otomatis akan keluar dengan
sendirinya, Cara lainnya bisa dengan goyangkan telinga sambil
memiringkan kepala, berbaring menyamping, mesukan sedikit air lagi ke
dalam telinga, namun kalau di dalamnya terdapat kotoran kuping, air
akan membuatnya mengembang sehingga tidak bisa keluar. Segera untuk
membawa ke dokter THT untuk membersihkan kotoran kuping yang ada.

9
10

b. Binatang
Bagian telinga juga sering kemasukan benda asing. Tidak hanya
benda mati, mahkluk hidup seperti serangga kerap masuk ketelinga. Jika
mendapati kejadian tersebut , coba teteskan baby oil ke telinga. Cairan
lain yang dapat digunakan adalah minyak jaitun. Apabila serangga tak
kunjung dapat di ambil, pakailah alkhol kadar 70 %. Apabila telinga anak
sampai kemasukan semut, berarti ada yang salah dengan bagian dalam
telinga. Pada prinsipnya, telinga mempunyai mekanisme sendiri yang
dapat menghambat binatang seperti semut untuk tidak masuk ke dalam.
Usaha untuk pengeluaran harus dilakukan dengan hati-hati, biasanya
dijepit dengan pinset dan ditarik keluar.
Apabila pasien tidak kooperatif dan berisiko merusak gendang
telinga atau struktur telinga tengah maka sebaiknya dilakukan anestesi
umum oleh dokter. Binatang di liang telinga harus dimatikan terlebih
dahulu dengan meneteskan pantokain, silokain, minyak, atau alkohol
sebelum dikeluarkan. Biasanya cukup dengan memasukkan tampon
basah ke liang telinga lalu meneteskan cairan, misalnya larutan revanol di
telinga ± 10 menit, kemudian diirigasi dengan air bersih untuk
mengeluarkannya, atau dengan pinset atau kapas. Bila fasilitas tidak
tersedia, dirujuk ke ahli THT karena dapat terjadi trauma memberane
tympani dan benda asing terdorong masuk ke cavum tympani.
c. kotoran
Kotoran kuping akan keluar dengan sendirinya akibat dorongan
mekanisme otot pipi saat anak mengunyah makanan. Muara dari kotoran
itu adalah daun telinga, sehingga sebaiknya tidak perlu mengambil risiko
dengan mengorek-ngorek telinga anak sampai ke bagian tengah dan
dalam.
d. Cutton buds
Cotton buds tidak dianjurkan secara medis untuk mengorek-
ngorek telinga. Bahaya yang terjadi yaitu kapas bisa tertinggal di dalam
11

telinga, bahaya lainnya adalah dapat menusuk selaput gendang hingga


bisa berdarah bila tidak hati-hati menggunakannya.
e. Benda-benda kecil
Anak-anak kecil sering tidak sengaja memasukkan sesuatu ke
dalam telinganya. Misalnya, manik-manik mainan, apabila terjadi maka
segeralah membawa ke dokter THT. Jangan mencoba mengeluarkannya
sendiri, karena bisa menimbulkan masalah baru. Di ruang praktek dokter
mempunyai alat khusus untuk mengeluarkan benda tersebut.
untuk menjaga kesehatan telinga penting untuk diperhatikan dalam
menjaga kesehatan telinga antara lain :
1) Jangan mengorek-ngorek telinga baik dengan cotton buds
maupun benda lain
2) Biasakan anak mengunyah makanan dengan benar karena
mengunyah adalah mekanisme alamiah tubuh untuk
mengeluarkan kotoran dari dalam telinga
3) Pada bayi, mekanisme ini pun telah dilakukan, yaitu ketika bayi
menghisap puting susu atau dot
4) Bila telinga terasa berkurang pendengarannya, segeralah
membawa ke dokter THT untuk dibersihkan
5) Telinga mempunyai mekanisme sendiri untuk menghambat dan
mengeluarkan benda asing yang masuk. Apabila hal ini tidak
terjadi, berarti ada sesuatu yang salah dengan telinga. Segeralah
konsultasikan dengan dokter THT untuk dicari penyebabnya.
6) Jauhkan cotton buds dari jangkauan anak-anak. Karena
bahayanya, selain kapas bisa tertinggal dalam telinga, bila tidak
hati-hati menggunakannya, bukan tak mungkin menusuk dan
merobek selaput gendang telinga.
2. Kemasukan benda asing pada mata
Apabila mata anak kemasukan benda asing, misalnya debu, mata akan
berair dan berwarna merah, terasa gatal dan sakit. Kita bisa meminta anak
untuk mengedipkan mata, mungkin benda tersebut akan keluar dengan
12

sendirinya bersama air mata ketika ia menangis, atau bisa juga menggunakan
obat tetes mata. Apabila benda asing yang masuk tadi terlihat bergerak bebas,
maka bersihkan dengan sapu tangan yang bersih. Mintalah anak melihat ke
atas dan kelopak matanya ditarik ke bawah untuk melihat bendanya, lalu
membersihkan dengan kapas atau ujung sapu tangan bersih. Jika bendanya
sudah keluar tapi anak masih merasa nyeri setelah 1- 2 jam, anak perlu
berobat ke dokter. Cara lain yang bisa dilakukan adalah tuangkan air dalam
baskom, lalu mencelupkan mata anak ke dalamnya. Benda tersebut mungkin
bisa keluar, tapi hal yang perlu diiingat jangan melakukan apapun jika benda
tertancap di dalam mata. Sebaiknya tutup mata anak dengan kasa atau sapu
tangan bersih lalu di plester dan segera bawa ke rumah sakit terdekat. Selain
itu cara mengatsi kelilipan bisa dengan mengguyur mata dengan air bersih
secara berulang. Alangkah lebih baik jika menggunakan air matang juga bisa
dengan mengusap mata dengan kapas basah. Hati – hati dengan kelilipan
dengan benda tajam. Jika asal mengatasi bisa berpotensi melukai mata.
3. Kemasukan benda asing di kulit
Apabila tiba-tiba anak berjalan terbincang-pincang, mungkin anak terkena
serpihan sesuatu yang masuk ke dalam kulitnya. Bisa serpihan kayu, kaca,
logam, duri, atau bulu binatang yang bisa menancap di kulit. Bila serpihan
yang masuk menyebabkan luka yang dalam, terutama jika darahnya sedikit,
dapat menyebabkan infeksi tetanus. Lakukan pertolongan pertama dengan
bertanya kepada anak, benda apa yang terbenam di kulitnya. Bila serpihan itu
bukan kaca dan ujungnya menancap, keluarkan dengan pinset. Panaskan
pinset dengan api atau olesi antiseptik pada luka dan sekitarnya. dinginkan
dulu sebelum digunakan. Alihkan perhatian anak saat serpihan tersebut
dikeluarkan, agar mengurangi rasa sakit. Bisa juga dikeluarkan dengan ujung
peniti, bila letaknya di bawah kulit. Kemudian, olesi betadine, lalu lukai
kulitnya sedikit, atau digesek dengan ujung pinset, kalau tidak ada pakai
ujung peniti yang sebelumnya telah dibersihkan dulu dengan alkohol.
kemudian keluarkan atau cabut serpihan benda tersebut. Setelah itu bersihkan
dengan antiseptik. Sebaiknya jangan dibalut dengan plester. Apabila yang
13

dimasukkan ke dalam kulit itu serpihan kaca sehingga dagingnya terluka


maka perlu segera bantuan tenaga medis.
4. Kemasukan benda asing pada hidung
Anak bisa kemasukan suatu benda ke dalam hidung karena ulahnya
sendiri, bisa juga oleh kakak, atau temannya yang memasukkan benda
tersebut. bisa jadi hal tersebut lolos dari pengamatan orang tua dan baru
ketahuan setelah 2-3 hari. Hal ini disebabkan karena biasanya anak takut dan
merasa bersalah, sehingga tidak mau mengatakan apa yang dilakukannya
kepada orang tuanya. Seringkali orang tua baru menyadari setelah timbul
gejala, seperti keluar cairan yang berdarah, atau lendir seperti pilek dan
berbau busuk dari lubang hidung, hidung tampak merah dan bengkak, dan
nafas anak berbau dan busuk. Bau ini mungkin karena infeksi atau benda
yang masuk tersebut misalnya kacang tanah jadi membusuk.
Apabila ketahuan anak memasukkan benda kecil seperti biji-bijian, bila
Bendanya masuk terlalu dalam dan sulit dikeluarkan, jangan sembarangan
menggunakan alat karena bisa menimbulkan luka. Usahakan anak agar tetap
bisa bernapas lewat mulut dan segera membawa ke dokter. Apabila benda
yang masuk tidak terlalu dalam dan masih bisa terlihat, bisa diambil dengan
sebatang kawat berujung tumpul yang dibengkokkan seperti kail, kemudian
secara perlahan kail tersebut dimasukkan ke dalam hidung kemudian tarik biji
tersebut pelan-pelan keluar. Atau bisa juga dengan menggunakan pinset, jika
tidak berhasil, segeralah membawa ke dokter. Jika benda dapat dikeluarkan
dengan mudah tentunya tidak akan menimbulkan akibat lebih jauh. tapi bisa
menjadi gawat jika benda terisap masuk ke paru-paru, jalan nafas akan
tersumbat dan terjadi sesak nafas, tersedak atau suara sengau,
5. Kemasukan benda asing pada saluran nafas
Benda asing di laring dan trakea lebih sering pada bayi kurang dari 1
tahun. Benda asing di bronkus paling sering berada di bronkus kanan, karena
bronkus utama kanan lebih besar, mempunyai aliran udara lebih besar, dan
membentuk sudut lebih kecil terhadap trakea dibandingkan dengan bronkus
utama kiri.
14

a. Faktor predisposisi
faktor personal (umur, jenis, pekerjaan, kondisi, tempat tinggal),
kegagalan mekanisme proteksi yang normal (tidur, kesadaran menurun,
epilepsy, dan alkoholisme), faktor fisik (kelainan dan penyakit
neurologik), proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor
dental, nedical, dan surgical (tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum
tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur kurang dari 4 tahun),
faktor kejiwaan (emosi, gangguan psikis), ukuran dan bentuk serta sifat
benda asing, faktor kecerobohan (meletakkannya di mulut, persiapan
makanan yang kurang baik, tergesa-gesa, makan sambil bermain),
memberikan kacang atau permen pada anak yang gigi molarnya belum
lengkap.
b. Patofisiologi
Pada saat benda atau makanan berada di dalam mulut, kemudian anak
tertawa atau menjerit, sehingga saat inspirasi, laring terbuka dan benda
asing masuk ke dalam laring, kemudian pasien batuk paroksismal,
tersumbat di trakea, mengi, dan sianosis. Setelah masuk ke dalam trakea
atau bronkus, kadang terjadi fase asimtomatik selama 24 jam atau lebih,
diikuti fase pulmonum dengan gejala bergantung pada derajat sumbatan
bronkus. Benda asing organik seperti kacang mempunyai sifat
higroskopik, mudah melunak, mengembang oleh air dan menyebabkan
iritasi pada mukosa. Mukosa bronkus odem, meradang, dapat terjadi
jaringan granulasi sehingga sumbatan menghebat. Benda asing anorganik
menimbulkan reaksi jaringan lebih ringan. benda asing dari metal
memberikan gejala batuk spasmodik.
c. Penatalaksanaan
Pasien dengan b enda asing dilaring harus segera ditolong karena
dapat terjadi asfiksia. Pada anak dengan sumbatan laring total, anak
dipegang dengan posisi terbalik kepala di bawah, kemudian daerah
punggung dipukul sehingga benda asing dapat dibatukkan keluar.
15

Apabila sumbatan tidak total pasien harus dirujuk ke rumah sakit untuk
ditolong mengeluarkan dengan cunam dan laringoskop atau bronkoskop.
6. Kemasukan benda asing pada tenggorokan
Kemasukan benda ke dalam mulut bisa menyumbat jalan nafas anak
karena letak jalan makan dan jalan napas ( kerongkongan dan tenggorokan)
berdekatan. Apabila terjadi benda tertelan dan masuk jalan makan
menyebabkan jalan nafas jadi tertekan. Jika terjadi benda masuk ke dalam
tenggorokan, masukkan jari penolong ke dinding belakang tenggorokan.
Usahakan untuk mencukil benda tersebut keluar atau pukul tengkuk keras-
keras agar benda bisa keluar. Biasanya benda yang menyumbat tadi akan
terlempar keluar dengan cara ini. Cara lain dapat dilakukan dengan memeluk
anak dari arah belakang. Kemudian mengepalkan tangan penolong di bawah
ujung tulang dada dan telapak tangan yang lain di atasnya, bengkokkan
punggung anak ke depan dengan posisi kepala menggantung, kemudian tekan
dan dorong perut anak kuat-kuat dan menyetak yang cepat dengan arah
menyerong 45°. Gunakan kepala tangan tapi jangan sampai menekan tulang
iganya. Untuk benda tertelan biasanya benda yang tertelan ini bentuknya
bulat, sehingga tidak terlalu berbahaya karena akan keluar bersama kotoran.
Tetapi menjadi bahaya bila benda yang tertelan itu tajam, misalnya duri ikan.
Jangan diberi obat pencahar, karena dapat membahayakan usus. Sebaiknya
diberi makanan padat seperti bulatan nasi, kentang, singkong, atau roti, bisa
juga dengan memberi minum air dalam jumlah banyak.
7. Kemasukan benda asing pada esophagus
a. Etiologi
Penyebab masuknya benda asing pada esofagus antara lain anomali
congenital, termasuk stenosis congenital, web, fistell trakeosofagus,
pelebaran pembuluh darah.
b. Penatalaksanaan
Pasien dirujuk ke rumah sakit untuk dilakukan esofagoskopi dengan
memakai cunam yang sesuai agar benda asing tersebut dapat dikeluarkan.
Kemudian dilakukan esofagoskopi ulang untuk menilai kelainan-
16

kelainan esofagus yang telah ada sebelumnya. Untuk benda asing tajam
yang tidak bisa dikeluarkan dengan esofagoskopi harus segera dilakukan
pembedahan sesuai lokasi benda asing tersebut. Apabila dicurigai adanya
perforasi kecil, segera dipasang pipa nasogaster agar pasien tidak
menelan dan diberikan antibiotik berspekrum luas selama 7 -10 hari agar
tidak terjadi sepsis. Apabila letak benda asing menetap selama 2x24 jam
maka benda asing tersebut harus dikeluarkan secara pembedahan.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertolongan pertama bukan merupakan tindakan pengobatan akan tetapi
merupakan upaya sementara untuk menyelamatkan korban. Tenggelam adalah
gangguan pada kondisi pernapasan akibat tubuh terendam sebagian atau seluruhnya
di dalam air. Tanda-tanda anak tenggelam antara lain: Diam atau terengah-engah,
Kepala dimiringkan kebelakang, Mengambang menghadap kebawah, Tidak
mengapung setelah menyelam. Ada beberapa komplikasi yang dapat terjadi pada
korban tenggelam, tergantung pada seberapa lama korban tidak mendapatkan
oksigen, yaitu: Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh, Hemolisis
atau hancurnya sel-sel darah merah, Eudema paru, Pneumonia,Acute respiratory
distress syndrom, Asidosis, Gagal jantung, Stroke, Kerusakan otak.
Benda asing adalah benda yang berasal dari dalam atau luar tubuh yang
normalnya tidak ada dalam tubuh, yang terbagi atas endogen dan eksogen. Aspirasi
benda asing merupakan istilah yang di gunakan untuk setiap benda apapun yang
berasal dari luar tubuh yang dapat masuk kedalam saluran pernapasan dan tertahan di
laring , trakea , ataupun bronkus. Apabila benda asing tertelan dan tersangkut di
esofagus maka di sebut sebagai benda asing esofagus.
B. Saran
Dengan adanya pembahasan tentang pertolongan pertama pada kemasukan benda
asing dan gigitan binatang berbisa pembaca dapat memahami dan mengembangkan
kembali tentang macam macam pertolongan pertama.

17
DAFTAR PUSTAKA
Esyuananik. 2015. Modul Asuhan Kebidanan Neonates, Bayi, Balita, Dan Anak Pra
Sekolah Dengan Penyakit Infeksi/Tropik. Jakarta. PPSDM.

Fitri &Rusli, 2011. Ektrasi Benda Asing (Kacang Tanah) di Bronkus Dengan
Bronkoskop Kaku. Majalah Kedokteran Andalas

Kusumaningrum et al., 2018. Pendidikan Kesehatan Pertolongan Pertama pada


Kecelakaan pada Masyarakat di Kelurahan Dandangan. Kediri. Journal of Community
Engagement in Health.

Schneider, 2011. Vision for Industrial Ecology. Jurnal of industrial Ecology

Stanley, Z. (2009). First aid"Cara Benar Pertolongan Pertama dan Penanganan Darurat".
Handayani, Hari S. Cosmiks Books: Yogyakarta

Mott, T. & Latimer, K. (2016). Prevention and Treatment of Drowning. American


Family Physician, 93(7), pp. 576–82.

World Health Organization (2021). Drowning. Diakses pada 20 Februari 2023 di


https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/drowning

18

Anda mungkin juga menyukai