OLEH :
1. AULIA RESKI NUR : PO713241201013
2. HIKMAH SYAFIRAH :
3. NUR AMALIA ASIES : PO713241201027
4. PUTRI AWALIA ARNAZ : PO713241201035
5. SRI RAHMI RUHARTI :
6. AGIL REZKY RAMADAN :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami kelompok 5 dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“penatalaksanaan Pada Pasien Tenggelam”. Pada penulisan makalah ini, kami
berusaha menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti sehingga
dapat dengan mudah dicerna dan diambil intisari dan materi pembelajaran.
Makalah juga diharapkan dapat digunakan oleh mahasiswa lain untuk menambah
ilmu pengetahuan mengenai konsep kegawat daruratan khususnya kehawat
daruratan pada pasien dengan tenggelam.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..........................................................................................................................4
A. Latar belakang.....................................................................................................................4
B. Rumusan masalah...............................................................................................................6
C.manfaat ..................................................................................................................................6
BAB II.........................................................................................................................................7
PEMBAHASAN............................................................................................................................8
1. Pengertian tenggelam..........................................................................................................8
2. Etiologi...............................................................................................................................9
3. Patofisiologi........................................................................................................................9
4. Komplikasi..........................................................................................................................9
5. Klasifikasi tenggelam........................................................................................................10
6. Penangan pertama pada orang tenggelam.........................................................................12
7. Penatalaksanaan korban tenggelam...................................................................................13
8. Cara terhindar dari ancaman tenggelam............................................................................14
BAB III......................................................................................................................................16
PENUTUP.................................................................................................................................16
A. Kesimpulan.......................................................................................................................16
B. Saran.................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Diseluruh dunia, kasus tenggelam adalah kasus kematian terbanyak no. 2
dan no. 3 yang menimpa anak-anak dan remaja.Pada umumnya kasus tenggelam
ini sering terjadi di Negara-negar yang beriklim panas dan Negara dunia ketiga.
Insiden terjadinya kasus tenggelam pada anak-anak ini berbeda-beda tingkatan
pada tiap-tiap Negara.Dibandingkan dengan Negara-negara berkembang yang lain
reputasi Australia kurang baik, karena kasus tenggelam di Negara ini masuk
dalam urutan terbanyak. Tenggelam merupakan salah satu kecelakaan yang dapat
berujung pada kematian jika terlambat mendapat pertolongan.
Badan Kesehatan Dunia (WHO), mencatat, tahun 2000 di seluruh dunia
ada 400.000 kejadian tenggelam tidak sengaja. Artinya, angka ini menempati
urutan kedua setelah kecelakaan lalu lintas. Bahkan Global Burden of Disease
(GBD) menyatakan bahwa angka tersebut sebenarnya lebih kecil dibanding
seluruh kematian akibat tenggelam yang disebabkan oleh banjir, kecelakaan
angkutan air dan bencana lainnya. Ditaksir. selama tahun 2000, 10 persen
kematian di seluruh dunia adalah akibat kecelakaan, dan 8 persen akibat
tenggelam tidak disengaja (unintentional) yang sebagian besar terjadi di negara-
negara berkembang.
Tenggelam merupakan penyebab yang signifikan dari kecacatan dan
kematian. Tenggelam telah didefinisikan sebagai kematian kedua setelah asfiksia
dimana terisi dengan cairan, biasanya air, atau dalam 24 jam of submersion. Pada
Kongres Dunia Tenggelam tahun 2002, yang diadakan di Belanda, sekelompok
ahli menyarankan consensus untuk mendefinisikan tenggelam agar menurunkan
kebingungan dari penggunaan dan definisi (>20) merujuk kepada proses ini yang
telah timbul dalam literature. Kelompok ini mempercayai bahwa keseragaman
definisi akan membuat analisis lebih akurat dan perbandingan studi, dimana para
peneliti bisa menggambarkan kesimpulan yang lebih bermakna dari data yang
4
dikumpulkan, dan meningkatkan kemudahan surveillance serta aktivitas pencegahan.
Mengingat pada kondisi tenggelam seseorang akan kehilangan pola nafas yang adekuat
karena dalam hitungan jam korban tenggelam akan mengalami hipoksemia, yang
selanjutnya akan mengalami anoksia susunan syaraf pusat, hingga terjadi kegagalan
resusitasi dan jika tidak segera diberikan pertolongan akan menimbulkan kematian dalam
24 jam setelah kejadian.
Dalam hal ini, maka pertolongan kegawatdaruratan dengan pasien tenggelam
harus dilakukan secara cepat dan tepat untuk menghindari Pertolongan pertama dalam
kegawatdaruratan merupakan pertolongan secara cepat dan bersifat sementara waktu
yang diberikan pada seseorang yang menderita luka atau terserang penyakit mendadak.
Pertolongan ini menggunakan fasilitas dan peralatan yang tersedia pada saat itu dan di
tempat yang dibutuhkan.
Pada korban dengan kasus tenggelam pertolongan pertama merupakan tindakan
wajib yang harus dilakukan segeraterjadinya kolaps pada alveolus, lobus atas atau unit
paru yang lebih besar. Penatalaksanaan tindakan kegawatdaruratan ini tentunya harus
dilakukan secara benar dengan tujuan untuk mencegah kondisi korban lebih buruk,
mempertahankan hidup serta untuk peningkatan pemulihan
B. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masalah yang akan dibahas pada makalah ini
yaitu:
1. Apa yang dimaksud kegawatdaruratan korban tenggelam?
2. Apa etiologi korban tenggelam?
3. Apa patofisilogi korban tenggelam?
4. Apa saja komplikasi korban tenggelam?
5. Apa saja klasifikasi korban tenggelam?
6. Bagaimana penanganan pertama korban tenggelam
7. Bagaimana penatalaksanaan korban tenggelam ?
C. manfaat
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah:
1. Untuk mengetahui konsep kegawatdaruratan korban tenggelam
2. Untuk mengetaahui apa saja etiologi korban tenggelam
3. Untuk mengetahui apa saja patofisiologi korban tenggelam
4. Untuk mengetahui apa saja komplikasi korban tenggelam
5
5. Unruk mengetahui klasifikasi pada orang tenggelam
6. Untuk mengetahui bagaiamna penangan pertama korban tenggelam
7. Untuk mengetahui penatalaksanaan korban tenggelam
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
oksigenisasi darah.
2. Etiologi
Kejadian tenggelam terjadi secara langsung dan cepat, gambaran umum dari
korban tenggelam adalah nafas terengah-engah. Kejadian yang lebih tidak
menyenangkan yaitu individu tidak bergerak dan mengambang di air atau
menghilang secara diam-diam di bawah permukaan lebih umum (Cantwell et
al., 2018).
Tenggelam disebabkan oleh tidak mampunya diri untuk menempatkan mulut
serta hidung di permukaan air, dan menahan nafas saat berada di dalam air
untuk beberapa saat yang cukup lama (Tim EMT 118).
a) Terganggunya kemampuan fisik akibat pengaruh obat-obatan
b) Ketidakmampuan akibat hipotermia, syok, cedera, atau kelelahan
c) Ketidakmampuan akibat penyakit akut ketika berenang
d) Kurangnya pengawasan oarng tua terhadap anak
e) Kurangnya keamanan peralatan saat renang.
Ekowati dkk, 2019) Kasus tenggelam dapat disebabkan oleh beberapa faktor,
seperti:
Jenis kelamin
Umur
Akses terhadap air
Bencana banjir
Transportasi air
Epilepsy
3. Patofisiologi
Proses pada kasus tenggelam sebagai berikut: yang pertama terjadi suatu
periode panik selama 1-2 menit, selanjutnya terjadi reflex menelan air diikuti
dengan laringospasme, terjadi hipoksia dan mengakibatkan apnea (gangguan
pernapasan), penurunan kesadaran, sehingga relaksasi laring dan air masuk ke
dalam paru-paru dalam jumlah banyak akhirnya menyebabkan asfiksia dan
kematian (Tim EMT 118).
Faktor yang mempengaruhi kejadian morbiditas dan mortalitas akibat
tenggelam adalah hipoksemia dan asidosis serta efek multiorgan. Kerusakan
sistem saraf pusat (SSP) dapat terjadi karena adanya hipoksemia, aritmia,
cedera paru, jejas reperfusi atau disfungsi multiorgan. Korban tenggelam dapat
mengalami disfungsi miokardium dan ketidakseimbangan kadar elektrolit,
henti jantung, serta iskemik SSP. Asfiksia menyebabkan relaksasi saluran
nafas yang mengakibatkan air masuk ke paru semakin banyak.
4. Komplikasi
a. Ensefalopati Hipoksik
8
b. Tenggelam sekunder
c. Pneumonia aspirasi
d. Fibrosis interstisial pulmoner
e. Disritmia ventricular
f. Gagal Ginjal
g. Nekrosis pancreas
h. Infeksi
i. Sindrom distres pernapasan akut
j. Gangguan elektrolit
k. Cedera ginjal akut (acute kidney injury – AKI)
l. Aritmia
m. Rhabdomiolisis dan henti jantung
5. Klasifikasi tenggelam
a. Berdasarkan paru paru korban
1) Typical drawing
Yaitu keadaan dimana cairan masuk ke dalam saluran
pernapasan korban saat korban tenggelam. Atau sering disebut
tenggelam basah (wet drowning), yaitu kematian terjadi
sesudah menghirup air.
2) Atypical drawing
Dry drowing
Yaitu keadaan dimana hanya sedikit bahkan tidak ada
cairan yang masuk ke dalam saluran pernapasan.
Tenggelam kering (Dry Drowning), yaitu kematian
sebelum menghirup air. Tenggelam kering dapat terjadi
jika tenggelam air tawar ataupun air asin. Pada keadaan
ini cairan tidak masuk kedalam saluran nafas, tetapi
saat air akan masuk kedalam saluran nafas, terjadi
spasme laring yang menyebabkan tertutupnya jalan
nafas.
Immersion syndrome
Delayed dead
Tenggelam sekunder
1) Tenggelam
10
2) Yaitu suatu keadaan dimana penderita masih bernafas dan
membatukkan air keluar.
6. Penangan pertama pada orang tenggelam
1. Prinsip pertolongan di air:
2. Penangan korban
11
Lidah atau cairan kental yang menyumbat tenggorokan pada
orang yang tidak sadar.
Tenggelam,tercekik oleh asap, atau karena keracunan.
Pukulan yang keras pada kepala atau dada.
Serangan jantung
7. Penatalaksanaan korban tenggelam
Penanganan pada korban tenggelam dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1. Bantuan Hidup Dasar
Penanganan ABC merupakan hal utama yang harus dilakukan, dengan fokus
utama pada perbaikan jalan napas dan oksigenasi buatan, terutama pada
korban yang mengalami penurunan kesadaran. Bantuan hidup dasar pada
korban tenggelam dapat dilakukan pada saat korban masih berada di dalam
air. Prinsip utama dari setiap penyelamatan adalah mengamankan diri
penyelamat lalu korban, karena itu, sebisa mungkin penyelamat tidak perlu
terjun ke dalam air untuk menyelamatkan korban. Namun, jika tidak bisa,
penyelamat harus terjun dengan alat bantu apung, seperti ban penyelamat,
untuk membawa korban ke daratan sambil melakukan penyelamatan. Cedera
servikal biasanya jarang pada korban tenggelam, namun imobilisasi servikal
perlu dipertimbangkan pada korban dengan luka yang berat.
2. Penilaian pernapasan dilakukan pada tahap ini, yang terdiri dari tiga
langkah, yaitu:
12
buatan dilanjutkan sambil menarik korban ke daratan. Namun, bila
korban tenggelam lebih dari 5 menit, pemberian napas buatan
dilanjutkan selama Kompresi dada diindikasikan pada korban yang tidak
sadar dan tidak bernapas dengan normal, karena kebanyakan korban
tenggelam mengalami henti jantung akibat dari hipoksia. Pemberian
kompresi ini dilakukan di atas tempat yang datar dan rata dengan rasio
30:2. Namun, pemberian kompresi intrinsik untuk mengeluarkan cairan
tidak disarankan, karena tidak terbukti dapat mengeluarkan cairan
dan dapat berisiko muntah dan aspirasi.
Selama proses pemberian napas, regurgitasi dapat terjadi, baik regurgitasi
air dari paru maupun isi lambung. Hal ini normal terjadi, namun jangan
sampai menghalangi tindakan ventilasi buatan. Korban dapat
dimiringkan dan cairan regurgitasinya dikeluarkan
3.bantuan hidup lanjut
saturasi 100%. Jika setelah pemberian oksigen ini, keadaan korban belum
membaik, dapat dilakukan intubasi trakeal
8. Cara terhindar dari ancaman tenggelam
Setiap anak yang sedang berenang harus selalu diawasi
Tenggelam pun bisa terjadi pada orang dewasa, jadi pengawasan tetap
dibutuhkan
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kegawatdaruratan pada korban tenggelam terkait erat dengan masalah
pernapasan dan kardiovaskuler yang penanganannya memerlukan penyokong kehidupan
jantung dasar dengan menunjang respirasi dan sirkulasi korban dari luar melalui
resusitasi, dan mencegah insufisiensi.
Korban dikatakan hampir tenggelam apabila korban dapat bertahan hidup dalam 24 jam
pertama. Apabila tidak dilakukan penanganan segera maka sebagian besar pasien
mengalami kerusakan organ yang multipel dimana otak merupakan organ yang sangat
peka dalam hal ini. Patofisiologi korban hampir tenggelam sangat tergantung kepada
jumlah dan sifat cairan yang terhisap serta lamanya hipoksemia terjadi. Oleh sebab itu,
tindakan di luar rumah sakit atau di tempat kejadian tenggelam menentukan hasil
tindakan di rumah sakit dan prognosa selanjutnya.
Untuk pengelolaan, korban hampir tenggelam dikategorikan berdasarkan status
neurologis. Kategori A dan B biasanya membutuhkan perawatan medis supportif
sedangkan penderita yang termasuk dalam kategori C membutuhkan tindakan untuk
mempertahankan kehidupan dan perawatan intensif. Juga harus dicari dan ditangani
trauma yang timbul, seperti masalah kejang.
B. Saran
kami sangat menyadari dalam pembuatan makalah ini sangat banyak terdapat kekurangan
dan kesalahan, oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca sehingga makalah ini menjadi lebih baik lagi. kami harap
makalah ini bisa bermanfaat bagi kita semua serta menambah pengetahuan kita.
15
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Penanganan Kegawatdaruratan Tenggelam. (online), available :
http://www.medicinesia.com/harian/penanganan-kegawatdaruratan-
tenggelam/ (diakses 20 september 2011)
http://sanchakadheeyansamarathungga.blogspot.com/2011/01/kegawat-
daruratan-pada-korban-tenggelam.html (diakses tanggal 20 september 2011)
16