Anda di halaman 1dari 19

HIPERTENSI

• Tekanan darah adalah kekuatan atau tenaga yang


digunakan oleh darah untuk melawan dinding
pembuluh darah arteri dan biasa diukur dalam satuan
millimeter air raksa (mmHg).
• Nilai tekanan darah dinyatakan dalam dua angka,
yaitu angka darah sistolik merupakan nilai tekanan
darah saat fase kontraksi jantung sedangkan tekanan
darah diastolik adalah tekanan darah saat fase
relaksasi jantung.

ETIOLOGI
Faktor yang tidak dapat diubah
antara lain usia, jenis kelamin, suku
atau ras.
• Faktor yang dapat diubah adalah
berat badan, aktivitas fisik, stress,
kebiasaan merokok, minum
alkohol, dan asupan tidak sehat
seperti makanan tinggi garam tetapi
kurang sayuran dan buah-buahan.
GEJALA
Sakit Kepala
Periksa
Panas di tengkuk Tekanan
Kepala berat Darah
Bahaya Hipertensi
PATOFISIOLOGI
Anjuran diet yang terdapat pada Diet Garam Rendah
sesuai dengan kandungan garam/natrium yakni :

a. Diet Garam Rendah I (200-400 mg Na) untuk pasien dengan


edema, ascites dan/atau hipertensi berat. Pada pengolahan
masakannya tidak menambahkan garam dapur.
b. Diet Garam Rendah II (600-800 mg Na) untuk pasien dengan
edema, asites dan/atau hipertensi tidak terlalu berat. Pada
pengolahan makanannya boleh menggunakan ½ sendok teh garam
dapur.
c. Diet Garam Rendah III (1000-1200 mg Na) untuk pasien dengan
edema, asites dan/atau hipertensi ringan. Pada pengolahan
makanannya boleh menggunakan 1 sendok teh (4 gram) garam
dapur.
ATURAN MAKAN PASIEN
HIPERTENSI
• Batasi garam dan makanan olahan

• Hindari makanan berlemak

• Konsumsi makanan tinggi serat

• Konsumsi makanan yang mengandung kalium, magnesium, kalsium dan isoflavon

• Hindari minuman yang mengandung alkohol dan kafein


Proses Asuhan Gizi Terstandar pada Hipertensi

Assesment data riwayat gizi dan makanan :


1. kebiasaan makan,
2. makanan pantangan,
3. makanan kesukaan,
4. ada tidaknya alergi serta rata-rata asupan
makan pasien sehari.
Assesment data antropometri :

1.tinggi badan dan berat badan


2.rentang lengan,
3.tinggi lutut,
4.lingkar lengan atas dan lingkar
pinggang.
Assesment data Laboratorium :
1. kadar hemoglobin,
2. protein total,
3. albumin,
4. gula darah,
5. profil lipid (kolesterol total, trigliserida, kolesterol high density
lipoprotein (HDL) dan low density lipoprotein (LDL),
6. tes fungsi hati,
7. ginjal dan enzim jantung,
8. pemeriksaan urinalisa dan kultur urine dll
9. pemeriksaan EKG
pemeriksaan fisik klinis
1. nyeri dada,
2. sesak nafas,
3. sakit kepala,
4. gangguan kesadaran,
5. nyeri tengkuk.
6. pengukuran tekanan darah,
7. penampakan konjungtiva anemis atau tidak,
8. nadi,
9. respirasi,
10. suhu,
11. adanya oedema atau tidak.
data riwayat personal

1. riwayat obat-obatan atau suplemen


yang sering dikonsumsi,
2. sosial budaya,
3. riwayat penyakit keluarga,
4. riwayat penyakit dan data umum
pasien.
DIAGNOSA GIZI

• NI 5 : kelebihan asupan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan makan dalam porsi
besar ditandai oleh hasil recall > 150% kebutuhan dan IMT >25.
• NI 8 : kekurangan asupan serat berkaitan dengan seringnya mengkonsumsi
makanan gorengan dan kurang menyukai sayur dan buah ditandai oleh asupan
serat harian 14 gram dan frekuensi buang air besar (BAB) hanya 3 kali
seminggu.
• NC 3.3 : overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai oleh
IMT 28
• NC 2.1 : gangguan utilitas zat gizi berkaitan dengan kegagalan fungsi ginjal
ditandai oleh tekanan sistolik/diastolik 165/95 mm Hg.
• NB 1.5 : Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
ditandai oleh seringnya mengkonsumsi makanan kaleng dan minuman bersoda
• NB 1.3 : ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan berkaitan
dengan kurangnya motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan terhadap anjuran diet
dan masih mengkonsumsi makanan yang diawetkan dengan garam.
INTERVENSI GIZI

• Perencanaan intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis


gizi yang ditegakkan.
Intervensi Gizi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu
pemberian makanan (ND), edukasi gizi (E), konseling gizi (C)
dan koordinasi asuhan gizi (RC).
• Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana
tenaga gizi mengkomunikasikan rencana intervensi gizi yang
sudah ditetapkan kepada pasien/klien dan kepada pihak terkait
lainnya misalnya kepada bagian produksi makanan, perawat
termasuk keluarga pasien/klien. rdinasi asuhan gizi (RC).
Contoh intervensi gizi pada pasien hipertensi :
1) Diagnosa gizi sudah ditentukan yaitu : Penurunan kebutuhan natrium berkaitan dengan
hipertensi ditandai dengan riwayat hipertensi selama 10 tahun, tekanan darah tinggi
(160/95 mmHg), natrium tinggi.
2) Tujuan intervensi : membantu memperbaiki kualitas hidup pasien melalui penurunan
tekanan darah.
3) Rencana intervensi:
• Domain pemberian makanan : bentuk makanan lunak, rute per oral
• Diet Rendah Garam III
• Jadwal makan utama 3 kali (pukul 07.00; 12.00;18.00) selingan pukul 10.00 dan 16.00
• Domain Edukasi Gizi (E) dan domain konseling gizi (C). Diberikan edukasi gizi
dengan materi tentang pengaturan makanan bagi penderita hipertensi, bagaimana
memilih makanan yang boleh dikonsumsi dan makanan mana yang harus dibatasi.
Kegiatan edukasi dan konseling gizi sebaiknya melibatkan keluarga terutama dalam
mempersiapkan makanan. Menjelaskan cara memilih makanan apabila membawa
makanan dari rumah.
• Domain koordinasi asuhan gizi (RC) : kolaborasi antara tim kesehatan dan
memberhentikan atau merujuk pasien ke pelayanan kesehatan lain.
MONITORING DAN
EVALUASI

• mengetahui respon pasien/klien terhadap intervensi


dan tingkat keberhasilannya.
• Asupan makan dan minum (konsumsi selama
dirawat), asupan ini dimonitor setiap hari, nilai
laboratorium terkait gizi, perubahan berat badan,
keadaan fisik klinis pasien.

Anda mungkin juga menyukai