Anda di halaman 1dari 96

DOA BELAJAR

“Aku ridho Allah SWT sebagai Tuhan ku, Islam


sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai
Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku
ilmu dan berikanlah aku kefahaman”
DIET HIPERTENSI

Agil Dhiemitra Aulia Dewi, S.Gz.,MPH


2021-2022
QS. : Al-A’raf: 31
‫ﯾَﺎ َﺑﻧِﻲ آَدَ َم ُﺧذُوا زِ ﯾ َﻧ َﺗ ُﻛ ْم ﻋِ ﻧْدَ ُﻛ ﱢل ﻣَﺳْ ِﺟ ٍد َو ُﻛﻠُوا َواﺷْرَ ﺑُوا َو َﻻ ﺗُﺳْ رِ ﻓُوا إِ ﱠﻧ ُﮫ َﻻ‬
َ‫ُﯾﺣِبﱡ ا ْﻟﻣُﺳْ رِ ﻓِﯾن‬

“Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah


di Setiap (memasuki) mesjid, Makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berlebih-lebihan.”
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa memahami dan mampu menyusun
diet untuk pasien hipertensi
MATERI
Dengan Muatan:
1.Materi untuk mencapai CP
2.Memuat integrasi hasil penelitian
3.Memuat kajian Islam dalam bentuk mencantumkan ayat Al
Quran atau Hadits yang berhubungan dengan materi, Tafsir
dari ayat/ Hadits, Internalisasi nilai Islam.
4.Penekanan aspek penting dari materi yang diberikan.
5.Contoh penerapan materi pada kebutuhan profesi yang akan
dijalani. Misal bentuk-bentuk kasus nyata dilapangan yang
berhubungan dengan materi.
Materi
1.Definisi dan Klasifikasi Hipertensi
2.Prevalensi dan Insiden
3.Primary Prevention
4.Manajemen Gizi
a. Tujuan Diet untuk Pasien Hipertensi
b. Prinsip Diet untuk Pasien Hipertensi
c. Perhitungan Kebutuhan Gizi
d. Menu Diet Hipertensi
5.Komplikasi pada Hipertensi
Definition of Hypertension

• Systolic Blood Pressure (SBP) : BP during contraction phase


of cardiac cycle
• Diastolic Blood Pressure (DBP) : BP during relaxation phase
of cardiac cycle
Classification of Hypertension
Classification of Hypertension
Hypertension…..
• Common Publice Health Problem in Develoed Country
• In US, 1 in 3 alduts has high blood pressure ( Fields et al.,
2004)
• Lead to many degenerative disease including Heart Failure,
End-Stage-Renal Disease, Peripheral Vascular Disease
• “SILENT KILLER” : asymptomatic for years, and then have
fatal stroke or heart attack
• No cure available, but Can be decline with early detection
of HT
• 90 – 95 % is primary HT 🡪 multifactorial (exp: genetic,
environment), can’t be cured
• 5% is secondary HT 🡪 ussualy endocrine disease 🡪 can be
cured (depending on the extent of the underlying disease)
Prevalence and Insidence of HT

• Projection show that in 2030, prevalence of HT will


increase by 7,2 % from 2013.
Pathofphysiology of HT
Treatment of Hypertension—
Medical and Nutritional Therapy

Algorithm content developed by John Anderson, PhD, and Sanford C. Garner, PhD, 2000.
Lifestyle Modifications for
Prevention of Hypertension
• Lose weight if overweight
• Limit alcohol
• Increase physical activity
• Decrease sodium intake
• Keep potassium intake at adequate levels
• Take in adequate amounts of calcium and magnesium
• Decrease intake of saturated fat and cholesterol
• Stop smoking
Nutritional Management
• DASH DIET (1997)
• Dietary Approaches to Stop Hypertension
• Penambahan 1 porsi sayuran dan 1-2 porsi buah
• Banyak sayuran dan buah (tinggi kalium)🡪 10 porsi
sehari
• 4 – 5 porsi kacang2an, biji2an 🡪 bahan makanan
sumber magnesium, kalium dan serat
• DASH DIET 🡪 TINGGI Kalsium, Kalium dan
Magnesium
DASH-Sodium Trial
multi-center, feeding trial
randomized to control or DASH diet
3 levels of sodium intake (150, 100, 50
mmol/d) in cross-over design
2-week run in; 30 days at each sodium level
randomly assigned
outcome: change in BP (blinded)

Sacks et al. NEJM 2001; 344:3-10


Blood Pressure Results
Mineral Content in DASH Trials*
Nutrient Control DASH Diet
mg (mmol) mg (mmol)
Sodium 3028 (132) 2859 (124)

Potassium 1752 (45) 4415 (113)

Calcium 443 1265

Magnesium 176 480

* Chemical analysis
of menus Appel LJ et al. N Engl J Med 1997; 336:117-24
DASH-Sodium Trial

6.7

3.5
3.0

1.6

Sacks et al. N Engl J Med 2001; 344:3-10


TUJUAN DIET

Menurunkan BB bila obes (Davis,1993; Denkes, 1994) 🡪 laki2


🡪 setiap 10% kenaikan BB 🡪 kenaikan tekanan darah 6,6
mm.
Mengontrol tekanan darah dalam batas normal
Mengurangi asupan natrium 🡪 hanya 1/5 sampai ½ pasien HT
sensitif garam 🡪 jika diet tidak membantu dalam 6 bulan 🡪
perlu obat.
Menurunkan intake cafein dan alkohol
Meningkatkan intake calsium, kalium, magnesium
Meningkatkan aktifitas fisik
REKOMENDASI GIZI
1. NATRIUM
Pengaruh konsumsi garam pd hipertensi
🡪Peningkatan volume plasma, curah jantung dan
tekanan darah.
Diet Rendah Garam I (RG I)
Natrium : 200 – 400 mg Na/ hari
Diet Rendah Garam II (RG II)
Na : 600 – 800 mg (1/4 sdt garam)
Diet Rendah Garam III (RG III)
Na : 1000 – 1200 mg (1/2 sdt garam)
BAHAN MAKANAN
SUMBER NATRIUM
Garam ( 1 g garam dapur = 400 mg na)
Makanan yang diawet dengan garam
(ikan asin, telur asin, tauco)
Bumbu penyedap (vitsin, maggi)
Makanan kaleng (corned, sarden)
Fast food (sosis, hamburger dsb)
KANDUNGAN NA DALAM MAKANAN

Keju 30 gram 200 mg na


Hamburger regular 800 mg na
Take away chicken 400 mg na
1 kotak sedang french fries 150 mg na
1 sdm tomato/chili sauce 300 mg na
1 blok kecil bb sop 700 mg na
2. KALIUM

Suplemen kalium 🡪 menurunkan tensi (bila asupan


natrium tinggi).
Kalium berfungsi sebagai diuretik 🡪 pengeluaran
natrium cairan meningkat
Kalium menghambat pengeluaran renin sehingga
merubah sistem renin angiotensin
Kebutuhan kalium 🡪 1500 – 3000 mg
Diit tinggi kalium 🡪 banyak buah dan sayur
3. KALSIUM
Hasil studi 🡪 konsumsi Ca lebih sedikit pada
kelompok hipertensi
Bellisan dkk 🡪 suplemen kalsium 1 g/hari pada
orang dewasa sehat selama 5 bulan 🡪
menurunkan tensi
Kebutuhan kalsium dewasa : 500-800 mg
4. MAGNESIUM
Hipomagnesemia 🡪 banyak pada hipertensi
🡪 membutuhkan dosis anti hipertensi lebih tinggi
untuk mengontrol tensi
Kebutuhan magnesium : 200-500 mg/hari
Sumber : sayuran hijau, kacang2an, biji2an, susu,
coklat dan teri
Suplemen mg 🡪 bermanfaat pada penderita
hipertensi dengan hipomagnesemia
PENDIDIKAN GIZI
Asupan buah dan sayuran ditingkatkan
Menghindari makanan dalam kaleng
Menghindari penambahan garam di meja makan
Meningkatkan aktifitas fisik
Mendiskusikan sumber kafeine (kopi, cola,
coklat, the)
Alkohol dihindari
Post Test
Sebutkan contoh penyakit kardiovaskuler !
(minimal 2)
Berapa nilai tekanan darah seseorang untuk bisa
dikatakan hipertensi?
Diet apa yang dianjurkan untuk kasus
kardiovaskuler dan hipertensi?
Sebutkan prinsip DASH Diet?
Interaksi Obat dan Makanan
CONTOH SOAL :
Seorang Pasien laki-laki mengeluh mengalami pusing
dan tengkuk terasa kaku, saat diperiksa diketahui
tekanan darah pasien 170/100 mmHg, denyut
jantung 60x/menit, suhu 37oC. Berdasarkan kasus
tersebut :
1.Jenis diet apa yang cocok untuk masalah kesehatan
pasien?
2.Buatlah rencana pengaturan makan untuk pasien yang
terdiri dari prinsip diet, tujuan diet, kebutuhan gizi, dan
menu sesuai kebutuhan gizi dan jenis diet pasien.
Rencana Tindak Lanjut
• Pertemuan Selanjutnya : Diet DM
Tugas :
• Mencari kasus mengenai pasien Diabetes
Melitus. Catat riwayat medisnya (vital sign,
hasil laboratorium terkait Kadar gula darah,
profil lipid darah, dan keluhan fisik terkait efek
diabetes)
REFERENSI/ SUMBER BACAAN
DOA SESUDAH BELAJAR
ِ‫ﷲ اﻟرﱠ ﺣْ َﻣ ِن اﻟرﱠ ﺣِﯾم‬
ِ ‫ﺑِﺳْ مِ ﱠ‬

َ ‫اَﻟ ﱠﻠ ُﮭ ﱠم أَرِ ﻧَﺎ اﻟْﺣَ قﱠ ﺣَ ّﻘًﺎ َوارْ ُز ْﻗﻧَﺎ اﺗﱢـﺑَﺎﻋَ ﮫ ُ َوأَرِ ﻧَﺎ ا ْﻟﺑَﺎطِ ل‬
‫ﺑَﺎطِ ﻼً َوارْ ُز ْﻗﻧَﺎ اﺟْ ِﺗﻧَﺎ َﺑ ُﮫ‬

Ya Allah, Tunjukkanlah kepada kami


kebenaran sehinggga kami dapat
mengikutinya Dan tunjukkanlah kepada
kami kejelekan sehingga kami dapat
menjauhinya
INTERVENSI GIZI PADA
OBESITAS
OVERVIEW
PREVALENSI
Riskesdas, 2013
Riskesdas, 2013
Definisi

Ketidakseimbangan intake dan output


Kelebihan lemak dalam tubuh
Assessment
◻ BMI
KLASIFIKASI BMI RESIKO PENYAKIT
PENYERTA
Underweight < 18,5 Rendah

Normal 18,5-22,9 Rata-rata

Over weight ≥23

At- Risk 23-24,9 Meningkat

Obesitas I 25-29,9 Sedang

Obesitas II ≥30 Parah


◻ lingkar pinggang/lingkar pinggul
PRIA WANITA
Resiko Resiko
Resiko Resiko
sangat sangat
Meningkat Meningkat
meningkat meningkat
Lingkar
> 94cm > 102cm > 80cm > 88cm
perut
Perbanding
an lingkar
pinggang/li 0.9 1.0 0.8 0.9
ngkar
pinggul
Korelasi Lingkar Perut dengan TG
◻ Berdasarkan Penelitian Agil&Silvi (2018), lingkar
perut berkorelasi kuat dengan kadar trigliserida.
◻ Semakin besar lingkar perut, semakin tinggi kadar
trigliserida dalam darah
◻ Kadar TG tinggi meningkatkan risiko dyslipidemia
yang dapat menjadi salah satu penyebab penyakit
kardiovaskular
Intervensi

Non Pengelolaan
Farmakologis
Farmakologis bedah

Obat yang
Pengaturan
mengurusi
makanan
nafsu makan

Obat yang
Latihan menghalangi
jasmani penyerapan zat
gizi dari usus
Tipe

Cenderung Pria.
Lemak tertumpuk di perut
Resiko tinggi

Cenderung wanita
Lemak di pinggul dan bokong.
Resiko terhadap penyakit umumnya kecil, kecuali resiko terhadap
penyakit arthritis dan varises vena (varicose veins).

Besar di seluruh bagian badan". Tipe Ovid


umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk
secara genetik
Komplikasi
Tujuan Diet
◻ Berat badan 🡪 kurangi, pertahankan, cegah
◻ Langkah 1 🡪 turunkan 10% 🡪 tingkatkan
◻ Penurunan BB 🡪 0-1 kg/minggu selama 6 bln
◻ Mencapai IMT normal
◻ Mengurangi asupan energi
◻ Prinsip: diet rendah energi
◻ Aktivitas fisik
◻ Behaviour therapy
Syarat Diet
◻ Energi rendah : asupan energi dikurangi 500-1000
kkal/hari bertahap (berdasar BB ideal)
◻ Protein tinggi: 15%-20% energi 🡪 balance nitrogen
◻ Lemak 20-30%, utamakan lemak tak jenuh ganda
◻ Karbohidrat 35-50%
◻ 3 makan utama, 2-3 selingan (6-8 kali makan)
◻ Rendah glycemic load: Glycemic load glycemic index
X available carbohydrate amount
◻ 25-35 gr serat / hari
◻ Cairan 30 ml/kg BB / hari
Rekomendasi
◻ Waspadai “obesogenic” environment
◻ Tentukan target sendiri
◻ Timbang BB / minggu
◻ Perbanyak sayur dan buah
◻ Cegah / perbaiki disordered eating (e.g., abnormal
eating, diet cheating, compulsive eating, addictive or
manipulative habits, eating disorders, night eating
syndrome) 🡪
◻ Pikiran vs tubuh 🡪 lapar fisiologis vs emotional eating
◻ Perlambat automatic eating 🡪 minun 1 gelas air,
tunggu 20 menit, jika tetap terjadi 🡪 lapar.
◻ Durasi makan 20 menit/lebih. Kunyah pelan dan
dengan baik.
Bahan makanan Di anjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras terutama beras merah, roti Produk makanan jadi: pie, cake,
tinggi serat, cereal, ubi, kentang pastries, biskuit, krakers berlemak,
kue-kue berlemak

Sumber protein hewani Ikan, putih telur, unggas tanpa kulit, Daging kambing, jeroan, otak,
susu skim, yoghurt dan keju rendah sosis, sardin, kuning telur, susu
lemak whole, susu kental manis, es krim

Sumber protein nabati Tempe, tahu, dan kacang-kacangan Dimasak dengan santan dan
digoreng dengan minyak jenuh
Sayuran Semua sayur dalam bentuk segar, Dimasak dengan mentega, minyak
direbus, dikukus, disetup, ditumis kelapa sawit dan santan kental
dengan minyak jagung, kedelai
Buah Semua dalam keadaan segar atau Buah yang diawetkan
dijus
Sumber lemak Minyak jagung, kedelai, kacang Minyak kelapa, kelapa sawit,
tanah, bunga matahari dan wijen mentega margarin, santan, lard,
mayones
Aspek Biomolekuler Olahraga
EXERCISE

Chronic stimulation by Nor-Adrenalin

Beta adrenergic receptor

Meningkatkan transkripsi Meningkatkan biogenesis


gene UCP-1 mitokondria

Hiperplasia dari Brown


Adipose Tissues
TERIMA KASIH
2021-2022

Diet Sindrom Metabolik


Agil Dhiemitra Aulia Dewi, S.Gz., MPH
INTRODUCTION
• The metabolic syndrome refers to the co-occurrence of several
known cardiovascular risk factors, including insulin resistance,
obesity, atherogenic dyslipidemia and hypertension (Huang, 2009)
• There are varying definition form several organizations using
varying terminologies to identify metabolic syndrome such as
WHO, NCEP ATP III, IDF, etc.
• Metabolic Syndrome related to the increasing the risk of
cardiovascular disease, type 2 diabetes mellitus, and death in a
young age.
• MS can be used as a screening tool to identify people at high risk
of metabolic complications and cardiovascular disease
• Based on Basic Health Research in 2007, the prevalence of MetS in
females was 21,3% and males was 12,9%. Meanwhile, Basic Health
Research in 2013 not even mention the MetS national prevalence,
only states components of MetS.
• A study using secondary data of IFLS 4 in 2017 about prevalence of
Metabolic Syndrome in Yogyakarta, and using IDF definition
(prevalence of MetS was 13,19%). But less data using NCEP ATP III
definition.
Kriteria sindrom metabolik
Pengukuran klinis WHO (1999) EGIR ATP III (2001) AAC (2003) IDF (2005)
Resistensi insulin IGT, IFG,T2DM, atau sensitivitas Plasma insulin>75 th Tidak ada IGT atau IFG None
insulin rendah percentile Namun 3 dari 5 ditambah kriteria
Ditambah 2 kriteria berikut Ditambah 2 kriteria kriteria berikut berikut berdasar
berikut pertimbangan klinis
Berat badan Laki-laki: rasio lingkar WC ≥ 94 cm pada laki-laki WC ≥102 cm pada BMI ≥ 25 kg/m2 Peningkatan WC
panggul-pinggang >0,90 atau ≥ 80 cm pada laki-laki atau ≥ 88 cm (spesifik populasi)
Perempuan: rasio lingkar perempuan pada perempuan ditambah 2 dari
panggul-pinggang > 0,85 kriteria di bawah
Dan atau BMI> 30kg/m2
Lemak TG≥150 mg/dl dan atau HDL-C < TG≥150 mg/dl dan atau TG≥ 150 mg/dl dan TG ≥150 mg/dl dan TG ≥150 mg/dL atau
35 mg/dl pada laki-laki atau <39 HDLC < 39 mg/dl pada atau HDL-C < 40 mg/dL pengobatan TG
mg/dl pada perempuan laki-laki atau perempuan HDLC < 40 mg/dl pada laki-laki atau < HDL-C < 40 mg/dL pad
pada laki-laki atau < 50 mg/dL pada alaki-laki atau <50
50 mg/dl pada perempuan mg/dL pada
perempuan perempuan atau
pengobatan HDL-C
Tekanan darah ≥140/90 mm Hg ≥140/90 mmHg atau ≥130/85 mm Hg ≥ 130/85 mm Hg ≥ 130 mm Hg sistolik
pada pengobatan atau ≥ 85 mHg
hipertensi diastolik atau dalam
pengobatan hipertensi
Glukosa IGT, IFG atau T@DM IGT atau IFG (namun > 110 mg/dl IGT atau IFG (tetapi ≥100 mg/dL (termasuk
bukan diabetes) tidak diabetes) diabetes)
lainnya Mikroalbuminuria - Bentuk lain dari -
resisten insulin
IDF and AHA/NHLBI
(2009)
Assessment of Central Obesity
MATERIAL AND METHODS

• Metabolic syndrome was defined according to the criteria of the


National Cholesterol Education Program’s Adult Treatment Panel III
(NCEP ATP III) :
• Abdominal obesity ( Female WC >88 cm; Male > 102 cm);
• Triglycerides level > 150 mg/dl or
• HDL cholesterol < 40 mg/dl (female), < 50 ml (mg/dl);
• Blood pressure > 130 / > 85 mmHg;
• Fasting glucose > 110 mg/dl
• TG level measured using Triglycerides Home Test 3 in 1 (Multicare in).
Assessment of Obesity
• BMI
KLASIFIKASI BMI RESIKO PENYAKIT
PENYERTA
Underweight < 18,5 Rendah

Normal 18,5-22,9 Rata-rata

Over weight ≥23

At- Risk 23-24,9 Meningkat

Obesitas I 25-29,9 Sedang

Obesitas II ≥30 Parah


Assessmet of Central Obesity
(NCEP ATP III, 2001)
• lingkar pinggang/lingkar pinggul
PRIA WANITA
Resiko Resiko
Resiko Resiko
sangat sangat
Meningkat Meningkat
meningkat meningkat
Lingkar
> 94cm > 102cm > 80cm > 88cm
perut
Perbanding
an lingkar
pinggang/li 0.9 1.0 0.8 0.9
ngkar
pinggul
METABOLIC SYNDROME IN YOGYAKARTA

Variable N %
1. Prevalence of MetS in Sex
Yogyakarta Special Region : Male 35 24,82%
26,24 % Female 106 75,18%
Waist Circumference
2. The most common of MetS Central Obesity 89 63,12%
component was Normal 52 36,88%
hypertension ( 35,46 %), Triglycerides Level
hypertriglycerides ( 57,45 Hyper triglyceride 81 57,45%
Normal 60 42,55%
%), and central obesity
Blood Pressure
(63,12 %). Hypertension 50 35,46%
3. There was a higher Normal 91 64,54%
prevalence of MetS in Metabolic Syndrome
females compared to Status
Metabolic Syndrome 37 26,24 %
males ( 24,1 % vs 2,1 %)
Normal 104 73,76 %
Waist Circumference and Triglyceride
Level (A.D.A. Dewi & Mahfida, 2019)
Correlative Test between Waist • The greater of waist circumference, the higher
Circumference and Triglyceride
Level
the level of blood triglycerides
• Relationship between abdominal
Variable R P value circumference and triglyceride levels can be
Triglyceride Level 0,4212 0,000
through several mechanisms.
1. Accumulation of visceral fat deposits can be
assessed by measurement of abdominal
Waist Circumference and Triglyceride Level circumference.
Waist Total P value 2. Triglyceride levels can be an indicator of low
Circumf Hyper Normal density cholesterol (VLDL) lipoprotein levels.
erence triglyceride 3. The increase in both indicators of abdominal
Normal 40 49 89 0,000 circumference and triglycerides is a
Central 41 11 52
manifestation of the body's failure to
Obesity
Total 81 60 141
metabolize energy and store fat, a process
known as protective metabolic deposition
Sex, Waist Circumference , Triglyceride Level , and Blood Pressure
Sex Blood Pressure Total P value
Hypertension Normal
• significant relationship of Male 6 29 35 0,009
waist circumference Female 44 62 106
Total 50 91 141
among gender Sex Waist Circumference Total P value
• Females in obese stage Central Obesity Normal
had the higher Male 6 29 35 0,005
triglycerides level Female 46 60 106
Total 89 52 141
compared to males Sex Triglycerides Level Triglycerides P value
• Estrogens have been a Hyper Normal Level
factor for lowering glucose triglyceride
and lipid abnormalities Male 18 17 35 0,406
Female 63 43 106
Total 81 60 141
Intervensi

Non Pengelolaan
Farmakologis
Farmakologis bedah

Pengaturan
Obat yang
makanan
mengurusi nafsu
(Weight
makan
Management)

Obat yang
menghalangi
Aktivitas Fisik
penyerapan zat
gizi dari usus
Komplikasi
Intervention to Reduce Risk of CVD
and DM Type 2
(Hoyas & Leon-Sanz, 2019)

Lifestyle Weight Healthier Habits


Physical Activity
Changes in diet management /Behavioral
• May improve • Main goal of • Improve • Make easier to
MetS most Metabolism incorporate
component intervention • Along with and maintain
(better) • 7% weight lost dietary changes these changes
: ↓ BP, Glucose, : ↓ insulin in their daily
TG, Total Chol resistance and routines
CVD risk
Tujuan Diet
• Berat badan 🡪 kurangi, pertahankan, cegah
• Langkah 1 🡪 turunkan 10%
• Penurunan BB 🡪 0-1 kg/minggu selama 6 bln
• Mencapai IMT normal
• Mengurangi asupan energi
• Prinsip: Diet rendah energi, Dietary Approach to Stop Hypertension/DASH
Diet (Tinggi Kalium, Rendah Natrium, Tinggi Magnesium)
• Aktivitas fisik
• Behaviour therapy
Syarat Diet
• Energi rendah : asupan energi dikurangi 500-1000 kkal/hari bertahap (berdasar BB
ideal)
• Protein tinggi: 15%-20% energi 🡪 balance nitrogen
• Lemak 20-30%, utamakan lemak tak jenuh ganda
• Karbohidrat 35-50%
• 3 makan utama, 2-3 selingan (6-8 kali makan)
• Rendah glycemic load: Glycemic load glycemic index X available carbohydrate
amount
• 25-35 gr serat / hari
• Cairan 30 ml/kg BB / hari
• DASH Diet (perbanyak sayuran berwarna, kacang-kacangan, susu, membatasi
asupan garam natrium maksimal 1200 gr/ hari)
Rekomendasi
• Waspadai “obesogenic” environment
• Tentukan target sendiri
• Timbang BB / minggu
• Perbanyak sayur dan buah
• Membatasi asupan natrium dan turunannya (garam NaCl, Na Benzoat,
MSG)
• Cegah / perbaiki disordered eating (e.g., abnormal eating, diet
cheating, compulsive eating, addictive or manipulative habits, eating
disorders, night eating syndrome) 🡪
• Pikiran vs tubuh 🡪 lapar fisiologis vs emotional eating
• Perlambat automatic eating 🡪 minum 1 gelas air, tunggu 20 menit,
jika tetap terjadi 🡪 lapar.
• Durasi makan 20 menit/lebih. Kunyah pelan dan dengan baik
• Aktivitas Fisik yang teratur minimal 3x dalam seminggu @ 30 menit
DIETARY STRATEGIES AND POTENTIAL HEALTH BENEFITS FOR METS
(Castro-Barquero et al., 2020)
Metabolic syndrome improvement observed with
different dietary patterns (Hoyas & Leon-Sanz, 2019)
Metabolic syndrome improvement observed with
different dietary patterns (Hoyas & Leon-Sanz, 2019)
• The different patterns have variable effects on each risk factor, but all of them
must be compatible with caloric restriction, which is the most effective
intervention for metabolic intervention
• An elevated intake of carbohydrates of high GI causes insulin resistance directly
and has an impact on the development of T2DM in persons with MetS.
• Diets enriched with MUFAs also improve the lipid profile and increase
insulinsensitivity compared with SFAs.
• A healthy pattern limits saturated and trans fats, added sugars, and sodium.
Specifically, the recommendation for the general population is to consume less
than 10% of calories per day as added sugars and less than 10% of calories per day
as saturated fats.
• Proteins in the diet are associated with increased satiety, insulin secretion, and
preservation of lean body mass during weight loss, and hyperproteic diets are
suggested for the management of MetS.
Mediterranean Diet
DASH DIET
Plant Based Diet
Bahan makanan Di anjurkan Tidak dianjurkan
Sumber karbohidrat Beras terutama beras merah, roti Produk makanan jadi: pie, cake,

Rekomendas tinggi serat, cereal, ubi, kentang pastries, biskuit, krakers berlemak,
kue-kue berlemak
i Bahan Sumber protein hewani Ikan, putih telur, unggas tanpa kulit, Daging kambing, jeroan, otak,
Makanan susu skim, yoghurt dan keju rendah sosis, sardin, kuning telur, susu
untuk MetS lemak whole, susu kental manis, es krim

Sumber protein nabati Tempe, tahu, dan kacang-kacangan Dimasak dengan santan dan
digoreng dengan minyak jenuh
Sayuran Semua sayur dalam bentuk segar, Dimasak dengan mentega, minyak
direbus, dikukus, disetup, ditumis kelapa sawit dan santan kental
dengan minyak jagung, kedelai
Buah Semua dalam keadaan segar atau Buah yang diawetkan
dijus
Sumber lemak Minyak jagung, kedelai, kacang Minyak kelapa, kelapa sawit,
tanah, bunga matahari dan wijen mentega margarin, santan, lard,
mayones
Aspek Biomolekuler Olahraga
EXERCISE

Chronic stimulation by Nor-Adrenalin

Beta adrenergic receptor

Meningkatkan transkripsi Meningkatkan biogenesis


gene UCP-1 mitokondria

Hiperplasia dari Brown


Adipose Tissues
REFFERENCE

Alberti, K. G. M. M., Eckel, R. H., Grundy, S. M., Zimmet, P. Z., Cleeman, J. I., Donato, K. A., Fruchart, J. C.,
James, W. P. T., Loria, C. M., & Smith, S. C. (2009). Harmonizing the metabolic syndrome: A joint interim
statement of the international diabetes federation task force on epidemiology and prevention; National
heart, lung, and blood institute; American heart association; World heart federation; International
atherosclerosis society; And international association for the study of obesity. Circulation, 120(16),
1640–1645. https://doi.org/10.1161/CIRCULATIONAHA.109.192644
Castro-Barquero, S., Ruiz-León, A. M., Sierra-Pérez, M., Estruch, R., & Casas, R. (2020). Dietary strategies for
metabolic syndrome: A comprehensive review. Nutrients, 12(10), 1–21.
https://doi.org/10.3390/nu12102983
Dewi, A.D.A., & Mahfida, S. L. (2019). Nutrition Information , Sex , Family Disease History And Syndrome
Metabolic In Yogyakarta . Jurnal Gizi Pangan Soedirman, 3(1), 38–48.
Dewi, Agil Dhiemitra Aulia. (2019). Asupan gizi, status biokimia, dan status sindrom metabolik pegawai
Universitas X: studi deskriptif. Journal of Health Studies, 3(2), 1–9. https://doi.org/10.31101/jhes.651
Hoyas, I., & Leon-Sanz, M. (2019). Nutritional Challenges in Metabolic Syndrome. Journal of Clinical Medicine,
8(9), 1301. https://doi.org/10.3390/jcm8091301
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai