Anda di halaman 1dari 24

Asuhan Gizi/Proses Asuhan

Gizi Terstandar Pada


Penyakit Dislipidemia
UNIVERSITAS PERINTIS INDONESIA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PRODI GIZI
OUTLINE
• Pengertian,
• Epidemiologi,
• Etiologi,
• Patofisiologi,
• Perubahan metabolisme terkait gizi,
• Asuhan gizi/proses asuhan gizi terstandar pada penyakit penyakit
dislipidemia
PENGERTIAN
•Dislipidemia didefinisikan sebagai kelainan
metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan
maupun penurunan fraksi lipid dalam plasma.

• Kelainan fraksi lipid yang utama :


✔Kenaikan kadar kolesterol total, kolesterol LDL,
dan trigliserida

✔Penurunan HDL.
Lanjutan
•Lipid merupakan istilah yang merujuk pada minyak atau
lemak di dalam tubuh.

•Secara umum, lipid di dalam tubuh terdiri dari dua


komponen utama, yakni kolesterol dan trigliserida

•Trigliserida berasal dari pemecahan lemak dari


makanan.

•Kolesterol adalah bentuk lemak yang berada dalam


sirkulasi darah manusia
LANJUTAN
•Kolesterol
Ada dua jenis kolesterol di dalam tubuh kita yaitu

•K-LDL (Kolesterol-Low Density Lipoprotein) :


kolesterol jahat karena dapat menempel pada pembuluh
darah

•K-HDL (Kolesterol-High Density Lipoprotein) : lemak


baik, karena mampu melarutkan kandungan LDL dalam
tubuh.
LANJUTAN
•Jumlah keseluruhan kolesterol yang ada dalam tubuh
disebut kolesterol total.

•Kolesterol normal dalam tubuh adalah 160-200 mg.


•Kolesterol terdiri dari banyak zat termasuk Trigliserida,
LDL kolesterol dan HDL kolesterol.
EPIDEMIOLOGI
Data dari American Heart Association diperkirakan bahwa
saat ini terdapat 98 juta warga Amerika mempunyai kadar
kolesterol lebih dari 200 mg/dl dan diperkirakan akan terus
meningkat. Dislipidemia merupakan faktor resiko primer
utuk penyakit jantung koroner dan berperan sebelum
faktor resiko utama lainnya muncul.
Data epidemiologi menunjukkan bahwa setiap penurunan
LDL sebesar30 mg/dL maka akan terjadi penurunan resiko
untuk penyakit jantung koroner sebesar 30% (Grundy,
2004).
ETIOLOGI
1. Faktor Jenis Kelamin
2. Faktor Usia
3. Faktor Genetik
4. Faktor Kegemukan
5. Faktor Olah Raga
6. Faktor Merokok
7. Faktor Makanan
•Pilar utama pengelolaan dislipidemia adalah
•Upaya non farmakologis yang meliputi modifikasi diet,
latihan jasmani dan pengelolaan berat badan,

•Terapi farmakologis dengan memberikan obat anti lipid.


• Tujuan diet dislipidemia adalah untuk menurunkan berat
badan bila kegemukan, mengubah jenis dan asupan
lemak makanan, menurunkan asupan kolesterol
makanan, meningkatkan asupan karbohidrat kompleks
dan menurunkan asupan karbohidrat sederhana.
PATOFISIOLOGIS

•Kelainan metabolisme lemak darah pada dislipidemia


ditandai oleh kenaikan kadar kolesterol
(hiperkolesteramia) atau kenaikan kadar trigliserida
(hipertrigliserida) atau kombinasi dari keduanya.
PERUBAHAN METABOLISME TERKAIT GIZI

• Jenis dan asupan lemak jenuh makanan, dan kolesterol


makanan

•Asupan karbohidrat kompleks dan karbohidrat


sederhana

•Asupan serat
•Asam lemak tidak jenuh seperti MUFA dan PUFA,
terutama PUFA omega-3
Proses Asuhan Gizi Terstandar pada Dislipidemia
1) Asesmen atau Pengkajian Gizi
Pengumpulan data riwayat gizi dan makanan pada pasien
dislipidemia meliputi data riwayat kebiasaan makan,
makanan pantangan, makanan kesukaan, ada tidaknya
alergi serta rata-rata asupan makan pasien sehari.
Penderita dislipidemia memiliki kecenderungan untuk
mengkonsumsi makanan padat energi khususnya energi
dari lemak, daging berlemak, junk food, gula yang
berlebihan, soft drink, rendah konsumsi serat (sayuran dan
buah).
LANJUTAN

•Pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk


mendapatkan data antropometri.

•Bila pasien tidak dapat diukur tinggi badannya maka


dapat diukur rentang lengan, tinggi lutut, lingkar lengan
atas dan lingkar pinggang.

•Banyak kasus mengalami kelebihan berat badan,


sehingga aktivitas fisik cenderung menjadi berkurang.
LANJUTAN

•Pemeriksaan biokimia seperti pemeriksaan profil lipid


seperti kolesterol serum, HDL menurun, LDL meningkat,
trigliserida meningkat profil lipid serum, pemeriksaan
enzim jantung : CPK (isoenzim yang ditemukan pada
otot jantung meningkat), LDH/HBDH (meningkat dalam
12 -24 jam dan memakan waktu lama untuk kembali
normal), AST/SGOT,

•Penunjang : EKG. Data pemeriksaan fisik klinis dicatat


LANJUTAN

•Tentang keadaan umum pasien: nafas pendek-pendek,


ada asites, mual, muntah, tekanan darah (meningkat),
frekuensi nafas (meningkat).

•Data riwayat personal pasien yang harus dikumpulkan


terdiri dari riwayat obat-obatan atau suplemen yang
sering dikonsumsi, sosial budaya, riwayat penyakit
keluarga, riwayat penyakit dan data umum pasien.
DIAGNOSIS Gizi
• NI.5.1: kelebihan asupan zat gizi berkaitan dengan kebiasaan makan dalam
porsi besar ditandai oleh hasil recall > 150% kebutuhan dan IMT >27.
• NI.5.8: kekurangan asupan serat berkaitan dengan seringnya
mengkonsumsi makanan gorengan dan kurang menyukai sayur dan buah
ditandai oleh asupan serat harian 14 gram dan frekuensi buang air besar
(BAB) hanya 3 kali seminggu.
• NC 3.3: Overweight berkaitan dengan kelebihan asupan energi ditandai oleh
IMT lebih dari 27.
• NB 1.5: Gangguan pola makan berkaitan dengan pengetahuan yang kurang
ditandai oleh seringnya mengkonsumsi makanan mengandung gula tinggi
dan berlemak.
• NB 1.3: ketidaksiapan melakukan diet atau perubahan pola makan
berkaitan dengan kurangnya motivasi ditandai oleh ketidakpatuhan
terhadap anjuran diet.
Intervensi Gizi
• Perencanaan intervensi dan Implementasi
Perencanaan intervensi gizi dibuat merujuk pada diagnosis gizi
yang ditegakkan.
Intervensi Gizi dikelompokkan menjadi 4 domain yaitu pemberian
makanan (ND), edukasi gizi (E), konseling gizi (C) dan koordinasi
asuhan gizi (RC).
Implementasi adalah bagian kegiatan intervensi gizi dimana
tenaga gizi mengkomunikasikan rencana intervensi gizi yang sudah
ditetapkan kepada pasien/klien dan kepada pihak terkait lainnya
misalnya kepada bagian produksi makanan, perawat termasuk
keluarga pasien/klien.
Tujuan diet dislipidemia adalah

•Untuk menurunkan berat badan bila kegemukan,


• Mengubah jenis dan asupan lemak makanan,
•Menurunkan asupan kolesterol makanan,
•Meningkatkan asupan karbohidrat kompleks
•Menurunkan asupan karbohidrat sederhana.
JENIS DIET DISLIPIDEMIA

1. Diet Dislipidemia Tahap I


2. Diet Dislipidemia Tahap II
Diet Dislipidemia Tahap I mengandung kolesterol dan
lemak jenuh lebih tinggi daripada Diet Dislipidemia Tahap
II
MONITORING DAN EVALUASI GIZI
•Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan cara
memonitor perkembangan, mengukur hasil dan
mengevaluasi hasil.
•Pada monitoring dan evaluasi gizi, data digunakan untuk
mengevaluasi dampak dari intervensi gizi sesuai dengan
outcome dan indikator asuhan gizi.
•Indikator yang dapat digunakan untuk mengukur
keberhasilan intervensi gizi tersebut adalah asupan
makan dan minum (konsumsi selama dirawat), asupan ini
dimonitor setiap hari, nilai laboratorium terkait gizi ,
perubahan berat badan, keadaan fisik klinis pasien.
SOAL KASUS
• Seorang laki-laki berumur 58 tahun, sedang dirawat di RS Pemerintah.
Setelah dilakukan pengkajian lebih mendalam diperoleh data sbb: TB : 172
cm BB : 70 kg Pekerjaan : dosen Status Perkawinan : Menikah

• Riwayat penyakit dahulu: penderita tidak pernah mengalami penyakit yang


serius, hanya kadang pusing atau sakit perut. Penderita setiap 6 bulan sekali
melakukan cek up rutin. Hasilnya, kadang kolesterol tinggi juga tekanan
darah cenderung tinggi. 2. Riwayat penyakit sekarang: saat dibawa ke
rumah sakit, pasien mengalami sesak nafas, dada terasa berat, kepala
pusing, mual dan muntah. Keadaan ini timbul tiba-tiba setelah selesai
mengajar. 3. Pemeriksaan fisik /klinik: kesadaran menurun, tapi masih bisa
berkomunikasi, kepala pusing, mata sedikit kabur, tekanan darah saat MRS
140/80, respirasi 29x/menit.
• Pemeriksaan laboratorium Kolesterol 300 mg/dl LDL 170 mg/dl Trigliserida
250 mg/dl 5. Anamnesa gizi Hasil anamnesa tentang kebiasaan makan (pola
makan) berdasarkan frekuensi 3 x makan/hari dengan 2 x snack, jam tak
tentu tergantung waktu. Pasien tidak mau menjalani program diet khusus,
tidak ada pantangan dan tidak ada alergi makanan tertentu. Pasien suka
mengkonsumsi makan di luar rumah yang paling sering adalah makanan
padang (dekat kantor) dan makanan berlemak serta digoreng. Pasien jarang
mengkonsumsi buah. Dari hasil anamnesa asupan makan di rumah dan
dibandingkan dengan kebutuhannya diketahui tingkat konsumsi energi
pasien dikategorikan baik (90%); tingkat konsumsi protein 120,5%; tingkat
konsumsi lemak 134,8% dan tingkat konsumsi karbohidrat 85,7%.

• Selesaikan lah soal kasus diatas , sesuai langkah NCP/PAGT


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai