0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
15 tayangan20 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, mulai dari etiologi, metabolisme lemak, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, hingga penatalaksanaan obesitas melalui diet, aktivitas fisik, dan edukasi. Secara ringkas, obesitas disebabkan oleh asupan energi yang melebihi pengeluarannya, menyebabkan terbentuknya sel-sel lemak baru dan penimbunan lemak. Penanganannya meliputi perubahan gaya
Deskripsi Asli:
Etiologi Obesitas
Metabolisme Lemak
Patofisilogi terjadinya obesitas
Komplikasi akibat obesitas (sindroma metabolik dan dislipidemia)
Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui DM
Penatalaksanaan, diet, dan edukasi pada obesitas.
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, mulai dari etiologi, metabolisme lemak, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, hingga penatalaksanaan obesitas melalui diet, aktivitas fisik, dan edukasi. Secara ringkas, obesitas disebabkan oleh asupan energi yang melebihi pengeluarannya, menyebabkan terbentuknya sel-sel lemak baru dan penimbunan lemak. Penanganannya meliputi perubahan gaya
Dokumen tersebut membahas tentang obesitas, mulai dari etiologi, metabolisme lemak, patofisiologi, komplikasi, pemeriksaan penunjang, hingga penatalaksanaan obesitas melalui diet, aktivitas fisik, dan edukasi. Secara ringkas, obesitas disebabkan oleh asupan energi yang melebihi pengeluarannya, menyebabkan terbentuknya sel-sel lemak baru dan penimbunan lemak. Penanganannya meliputi perubahan gaya
1861050016 Kelompok 6B Learning Objectives 1. Etiologi Obesitas 2. Metabolisme Lemak 3. Patofisilogi terjadinya obesitas 4. Komplikasi akibat obesitas (sindroma metabolik dan dislipidemia) 5. Pemeriksaan penunjang untuk mengetahui DM 6. Penatalaksanaan, diet, dan edukasi pada obesitas. Etiologi Obesitas 1. Lifestyle • Kurang aktifitas fisik • Pola dan perilaku makan yang tidak teratur • Kurang tidur • Nutrisi berlebih pada masa kanak-kanak • Pengaruh maternal sebelum kelahiran 2. Kelainan Hormonal, Neural, Infeksi • Hipotiroid • Gangguan jalur sinyal leptin • Tumor hipofisis yang menggangu hipotalamus • Infeksi telinga berulang ambang lebih tinggi thdp pengecapan manis dan lemak • Virus flu adenovirus-36 3. Masalah Psikis • Stress, emosi, gelisah 4. Herediter Metabolisme lemak Patofisiologi terjadinya Obesitas “Obesitas Timbul sebagai akibat Masukan Energi yang Melebihi Pengeluaran Energi” • Bila energi dalam jumlah besar (dalam bentuk makanan) masuk ke dalam tubuh melebihi jumlah yang dikeluarkan → berat badan akan bertambah, dan sebagian besar kelebihan energi tersebut akan disimpan sebagai lemak. • Untuk setiap kelebihan energi sebanyak 9,3 kalori yang masuk ke tubuh, kira-kira 1 gram lemak akan disimpan. • Lemak disimpan terutama di adiposit pada jaringan subkutan dan pada rongga intraperitoneal, walaupun hati dan jaringan tubuh lainnya sering kali menimbun cukup lemak pada obese. • Seorang dewasa rerata memiliki sekitar 40 miliar - 50 miliar adiposit, setiap sel lemak dapat menyimpan maksimal sekitar 1,2 mg trigliserida. Jika seseorang terus mengonsumsi lebih banyak kalori daripada yang dikeluarkan, akan terbentuk lebih banyak adiposit yang baru. • Sekali terbentuk sel lemak yang baru, maka sel itu tidak lenyap hanya dengan pembatasan makan dan penurunan berat badan. Karena itu penambahan berat badan setelah penurunan berat badan sulit dihindari. Komplika si Obesitas Pemeriksaan Penunjang • Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan kadar glukosa darah. • Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan bahan plasma darah vena. • Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan dengan menggunakan pemeriksaan glukosa darah kapiler dengan glukometer. • Hasil pemeriksaan yang tidak memenuhi kriteria normal atau kriteria DM digolongkan ke dalam kelompok prediabetes yang meliputi: • Toleransi Glukosa Terganggu (TGT) • Glukosa Darah Puasa Terganggu (GDPT). CARA PELAKSANAAN TTGO (Tes Toleransi Glukosa Oral ) Pencegahan dan Tatalaksana pada Obesitas Pencegahan Menurut KEMKES RI 1. Konsumsi makanan sehat dan gizi seimbang, konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari. 2. Konsumsi gula, garam dan lemak dengan pedoman G4 G1 L5 (konsumsi Gula maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, konsumsi Garam maksimal 1sendok teh atau 2 gram per hari, konsumsi Lemak maksimal 5 sendok makan atau 67 gram per hari) 3. Rajin melakukan aktivitas fisik secara teratur seperti berjalan kaki, membersihkan rumah, dan berolah raga, upayakan dilakukan secara BBTT (Baik, Benar, Teratur dan Terukur). 4. Jaga berat badan agar tetap ideal dan tidak berisiko dengan mempertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) di kisaran 18-23 kg/m2 Farmakoterapi • Obat Anti-Obesitas • Non-adrenergik • Serotonergik • Campuran Non-adrenergik dan Serotonergik • Gastrointestinal Lipase Inhibitor • Non-Adrenergik • Serotonergik • Campuran Non-Adrenergik dan Serotonergik • Sibutramin menghambat norepinefrin yang akan menimbulkan rasa kenyang dan menekan nafsu makan dan mengurangi asupan kalori oleh karena efek anoreksan yang dikandung, dan juga meningkatkan pengeluaran energi dan mengurangi kecepatan metabolisme yang turun terkait penurunan berat badan. • Gastrointestinal Lipase Inhibitor • Orlistat bekerja selektif dalam menghambat lipase gastrointestinal dengan cara menghambat pembentukan asam lemak bebas dari trigliserida makanan, sehingga absorpsi lemak makanan menurun dan berat badan dapat berkurang. non-Farmakoterapi 1. Diet 2. Aktivitas fisik ( olahraga ) 3. Pola perilaku 1. DIET • Kunci utama penurunan berat badan , adapun aturan diet untuk pasien dengan indikasi obesitas : • Rendah kalori , tinggi serat • Metode Rendah Energi Seimbang Teratur • Volume makanan sesuai • Gizi lengkap dan seimbang • Frekuensi makan minimal 3 kali sehari • Mengontrol emotional eating • Penurununan berat badan normal 5% dari berat badan awal, dengan catatan tidak melebihi 1kg dalam 1 minggu 2. AKTIFITAS FISIK • Untuk mengurangi berat badan dapat dilakukan dengan melakukan latihan fisik → peningkatan oksidasi lemak dan pengurangan simpanan lemak. • Adapun juga aturan sebagai berikut ; Efektif dilakukan 2-5 kali perminggu , dengan durasi di sesuaikan dengan jenis latihan fisik yang dilakukan, contoh aktifitas fisik; pilates, berjalan kaki, senam 3. Pola Perilaku • Mengontrol emotional eating • Menurunkan perilaku sedentari • Menjaga konsistensi Edukasi • multi disiplin terdiri dari ahli gizi, spesialis anak/ spesialis penyakit dalam, psikolog, fisioterapis, okupasional terapis, ahli bedah, perawat bariatrik, dan farmasi • Pentingnya perubahan gaya hidup, bahwa tidak ada intervensi yang bekerja jika pasien masih menerapkan pola hidup sedenter. Bahkan pasca operasi beberapa program aktivitas fisik masih diperlukan untuk mencegah kenaikan berat badan • Fokus pada perubahan perilaku dan pola makan yang berkaitan dengan gaya hidup sehat daripada menurunkan berat badan • Berhati-hatilah untuk tidak membuat komentar negatif mengenai berat badan atau bentuk tubuh. Hindari menggunakan kata-kata negatif seperti 'gemuk', 'berat' atau 'obese', gunakan seperti 'di atas berat badan paling sehat/ideal'. Serta hindari membandingkan pasien dengan orang normal lain dan jangan biarkan mereka melakukan hal yang sama DAFTAR PUSTAKA • Centers for Disease Control and Prevention. CDC growth charts for the United States: methods and development. Washington: Departement of Health and Human Services. 2000 • Jurnal KEMENKES RI 2018 • Kumar V et al. Robins basic pathology. 8th Ed. 2010. Philadelphia : Saunders. Pg.313-7 • Gonzales R, Kutner J. Current practice guidelines in primary care. 9th Ed. 2008. San Francisco : McGraw-Hill. [e-book] • Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. 8th Ed. 2014