Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

Obesitas atau kegemukan merupakan suatu keadaan fisiologis dimana lemak disimpan secara
berlebihan didalam jaringan tubuh. Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan
melebihi 10% dari berat badan ideal. Obesitas adalah merupakan permasalahan sejak zaman
dahulu kala. Obesitas menimbulkan berbagai dampak, baik dari segi psikososial maupun
masalah medis. Orang yang obes mempunyai banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas fisik
sehari-hari dan orang yang obes pun mengeluarkan biaya sehari-hari untuk pakaian dan makanan
yang lebih besar dan dapat pula mempunyai masalh dalam hubungan suami istri dan pada anak
kecil sering ditemukan persoalan identifikasi diri. Dari sudut medis penderita lebih sering untuk
sakit. Penderita obesitaspun mempunyai angka harapan hidup yang lebih rendah dari populasi
berat badan normal.

PEMBAHASAN

Diet terhapy obesitas

2.1.1 Pengertian obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai suatu kelebihan lemak dalam tubuh. Seperti pernyataan diatas
bahwa secara klasik obesitas telah diidentifikasi bobot yang lebih besar dari 20% bobot yang
layak bagi wanita dan pria untuk tinggi tertentu. Obesitas disebabkan oleh ketidak seimbangan
antara konsumsi dan kebutuhan energi, dimana energi terlalu banyak dibanding kebutuhan atau
pemakaian energi. Kelebihan energi dalam tubuh disimpan dalam bentuk jaringan lemak pada
keadaan normal, jaringan lemak ditimbun dibeberapa tempat tertentu, diantaranya dalam jaringan
subkutan dan didalam jaringan tirai usus (omentum).

Obesitas itu sendiri adalah istilah untuk menyatakan badan. Obesitas berarti lemak tubuh yang
dapat membahayakan kesehatan, sedangkan overweight menggambarkan kelebihan
dibandingkan berat badan normal.

Overweight dan obesitas yang tidak ditangani secara tepat akan meningkatkan penyakit penyerta,
memendekkan usia harapan hidup, serta merugikan dari sisi hilangnya produktifitas pada usia
produktif. Overweight dan obesitas juga berhubungan erat dengan beberapa penyakit lain seperti
artritis (radang sendi), kesulitan bernapas, berhenti napas saat tidur, nyeri sendi, gangguan
menstruasi, serta beberapa gangguan kesuburan.

Pengertian berat badan sendiri adalah seseorang yang mempunyai ukuran ideal apabila bentuk
tubuhnya tidak terlalu kurus maupun terlalu gemuk dan terlihat serasi antara berat badan dan
tinggi badan, agar tubuh seseorang ideal, lemak yang ada didalam tubuhnya harus dalam keadaan
normal. Untuk menunjang kehidupan seseorang, di dalam tubuh harus ada lemak minimal 3%
dari berat badan baik pada wanita maupun pria, lemak yang disebut adalah lemak esensial.

Lemak dalam tubuh yang jumlahnya melebihi 3% dari berat badan disebut timbunan lemak.
Seseorang dikatakan mengalami kegemukan (Obesitas) jika terjadi kelebihan berat badan sebesar
20% dari berat badan ideal.

Kegemukan dapat diukur dari timbunan lemak tubuh pada wanita dewasa, dikategorikan
kegemukan bila lemak tubuhnya sudah melebihi 30% dari berat badan idealnya. Sedangkan pada
pria dewasa, dikatakan kegemukan bila lemak tubuhnya sudah melebihi 27% dari berat badan
idealnya.

Seseorang dikatakan mengalami obesitas bila berat badan melebihi 10 % dari berat badan ideal.
Obesitas merupakan permasalahan sejak zaman dahulu kala. Keadaan ini merupakan salah satu
kelainan metabolisme yang paling lama tercatat dalam sejarah seperti terlihat pada sebuah patung
tanah liat yang berasal dari zaman lebih kurang 22.000 tahun sebelum masehi, patung tersebut
menggambarkan seorang wanita setengah baya yang obes. Obesitas kemudian masih selalu
tercatat sepanjang sejarah, sejak zaman Mesir dan Yunani purba, bahkan sampai sekarangpun
masih menjadi persoalan, terutama dalam hal pengobatannya.

2.1.2 Faktor-faktor obesitas

Overweight dan obesitas terjadi karena banyak faktor. Faktor utama adalah ketidak seimbangan
asupan energi dengan keluaran energi. Asupan energi tinggi bila konsumsi makanan berlebihan,
sedangkan keluaran energi jadi rendah bila metabolisme tubuh dan aktivitas fisik rendah.

Kemajuan dibidang ilmu pengetahuan, teknologi dan ekonomi telah menciptakan suatu
lingkungan dengan gaya hidup cenderung sedentary atau kurang gerak dan pola makan dengan
makanan enak yang tinggi kalori dan lemak. Kelebihan asupan energi disimpan dalan jaringan
lemak.

Ukuran yang digunakan untuk menentukan apakah seseorang menderita overweight atau obesitas
adalah berdasarkan berat badan dan tinggi badan yaitu menggunakan suatu indeks berdasarkan
berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter pangkat dua, yang disebut indeks
massa tubuh (IMT). Tahun 2000 WHO telah membuat klasifikasi IMT yang dianggap cocok
untuk orang Asia.

Diet theraphy pada obesitas

Dalam usaha mencegah dan mengobati tumbuhnya obesitas, diperlukan pengetahuan tentang
penyebab munculnya kelebihan lemak dalam tubuh. Ada beberapa usaha yang dapat dilakukan
untuk mengurangi terjadinya obesitas, yait

1. Olahraga
2. Mengurangi konsumsi lemak
3. Lebih banyak mengkonsumsi protein
4. Banyak mengkonsumsi serat makanan.

Secara umum pengobatan obesitas dapat dilakukan melalui:

1. Diet khusus yaitu diet rendah kalori, dimana terdapat pada makanan yang kaya akan serat
dan rendah lemak, dimana makanan yang kaya serat akan menyebabkan gastric emptlyng
tinggi (tahan lama dalam lambung), mengikat lemak atau kolesterol, transit time (waktu
tinggal di usus) rendah dan mengakibatkan rasa kenyang yang lama.
2. Latihan fisik, dimana sangat efektif untuk menurunkan berat badan, apabila didampingi
dengan pembatasan masukan kalori.
3. Pengubahan perilaku dimana diet dapat dilakukan dengan mengubah nafsu makan dengan
menginduksikan suatu keadaan metabolic yang merangsang anoreksia yang disertai
dengan mobilisasi lipid.
4. Pembedahan
5. Farma kologik

Pengobatan obesitas bertujuan untuk menurunkan berat badan atau mempertahankan berat badan
normal. Umumnya, target penurunan berat badan yang dianjurkan pada tahap pertama adalah 10
persen dari berat badan dalam kurun waktu enam bulan. Penurunan berat badan yang dianjurkan
0,5 -1 Kg setiap minggu. Penurunan berat badan berlebihan tidak dianjurkan karena umumnya
tidak bertahan lama.

Pengobatan obesitas yang dianjurkan adalah modifikasi diet, peningkatan aktivitas fisik, dan
perubahan perilaku. Pemberian obat hanya dianjurkan pada penderita obesitas berisiko tinggi
yaitu pada penderita dengan IMT 25-29,9 atau penderita dengan lingkar pinggang yang lebih dari
normal dengan dua atau lebih faktor risiko, dan penderita dengan IMT = 30.

Terapi diet yang dianjurkan adalah diet rendah kalori. Besarnya energi yang diberikan 500-1.000
kalori lebih rendah dibandingkan rata-rata asupan energi per hari. Penurunan asupan energi
sebesar 500-1.000 kalori per hari akan menurunkan berat badan 0,5-1 kg per minggu.

Diet rendah kalori sebaiknya dengan jenis – jenis makanan berderajat kekenyangan tinggi
sehingga dapat membantu penderita tetap taat. Pemilihan jenis makanan sebaiknya disesuaikan
dengan jenis makanan penderita sebelumnya, hanya jumlah kalorinya dibatasi. Cara paling
mudah adalah dengan mengurangi frekuensi makan di luar waktu makan utama atau mengurangi
camilan, terutama yang padat kalori. Memilih jenis makanan rendah lemak dan mengganti
dengan makanan tinggi serat seperti buah dan sayuran. Namun, asupan vitamin dan mineral
harus dijaga agar mencukupi kebutuhan harian.

Latihan fisik pada penderita obesitas harus dilakukan bersama dengan diet rendah kalori untuk
meningkatkan pembakaran lemak, latihan fisik sangat membantu mempertahankan berat badan
agar tidak mudah naik kembali. Yang dianjurkan adalah olah raga dengan intensitas sedang
selama minimal 30 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu. Sebaiknya juga memperbanyak
aktivitas fisik seperti jalan, membersihkan rumah, serta mengurangi pola hidup sedentary seperti
menonton televisi dan bermain video games.

Penggunaan obat harus di bawah pengawasan dokter yang mengerti benar penangganan obesitas
karena tidak semua penderita obesitas memberi reaksi positif terhadap obat.

Banyak permasalahan yang timbul bila penderita obesitas hanya mengandalkan diet saja seperti
penderita sudah mencoba berbagai macam diet dan membatasi berbagai macam asupan makanan,
penderita obesitas merasa makanannya sudah sedikit dan sangat susah mengurangi yang sudah
sedikit tersebut. Penderita pun kadang lebih tersiksa dengan program dietnya dari pada masalah
kegemukannya sendiri. Pergi berkonsultasi dengan dokter keluarga pun kadang tidak membantu.
Salah satu penelitian besar menunjukkan bahwa lebih dari setengah yang menjalani diet
mengatakan adalah menghabiskan waktu dengan mengunjungi dokter untuk menanyakan saran
melangsingkan badan. Penelitian lainnya menunjukkan bahwa hampir sepertiga dari dokter
keluarganya sendiri mempunyai masalah kelebihan berat badan.

Pada diet penurunan kolesterol mempunyai beberapa karakteristik diantaranya yaitu :

1. Penurunan total lemak


2. Penurunan lemak jenuh
3. Lemak tak jenuh sebagai pengganti sebagian lemak jenuh
4. Penurunan kolestrol
5. Penurunan karbohidrat
6. Penambahan serat terlarut (soluble fibes)
7. Penurunan kalori untuk mencapai berat badan ideal.

Total lemak, lemak jenuh, dan kolestrol dibatasi penggunaannya dengan petunjuk sebagai
berikut :

1. Daging, ikan dan unggas dibatasi


2. Lemak dan minyak dibatasi
3. Keju seharusnya tidak mengandung lemak lebih dari 2-6% g/ons. Keju seharusnya
digunakan sebagai pengganti daging untuk ditambahkan pada daging.

Konsumsi serat makanan yang seimbang setiap hari mampu mengatur berat badan seseorang. Ini
tentu merupakan cara yang efektif dalam mengatasi kegemukan.

Diet rendah kalori yang diimbangi dengan makanan tinggi serat merupakan alternatif utama
dalam menanggulangi kegemukan. Bahan makanan, seperti sayur-sayuran dan buah-buahan
mengandung serat tinggi, terutama jenis serat yang larut air, misal pektin, musilase, dan gum.
Serat yang larut dalam air mampu memberikan rasa kenyang lebih lama. Serat yang larut dalam
air mampu membentuk gel, namun rendah kalori. Hal ini menyebabkan volume makanan dalam
lambung menjadi besar (voluminous bulky) sehingga orang cepat merasa kenyang. Fungsi lain
dari serat larut air di dalam usus halus adalah mampu mengikat asam ampedu. Berkurangnya
asam empedu akan memperlambat daya serap usus halus terhadap lemak. Hadirnya serat juga
berperan melapisi mukosa usus halus yang akan meningkatkan kekentalan volume makanan dan
memperlambat penyerapan glukosa. Alhasil tubuh dapat terhindar dari kelebihan kalori.

Seperti telah dijelaskan, makanan berserat atau buah-buahan akan lebih lama didalam lambung.
Dengan demikian laju pengosongan di dalam lambung berjalan lambat dan rasa kenyang terasa
lebih lama. Setidaknya, waktu yang dibutuhkan untuk mengunyah buah menjadi lebih lama,
dibandingkan bila seseorang memakan sari buah (juice). Semakin panjang waktu yang
dibutuhkan untuk memakan buah akan berdampak memperlambat proses pencernaan makanan.
Hal ini juga dapat mendorong timbulnya rasa kenyang lebih cepat.

Kegunaan serat makanan sebagai berikut :

 Serat makanan mampu melindungi kolon dari gangguan konstipasi, diare, divertikulum,
wasir, dan kanker kolon.
 Serat makanan mencegah terjadinya gangguan metabolisme sehingga tubuh terhindar dari
kegemukan dan kemungkinan serangan penyakit diabetes melitus, jantung koroner, dan
batu empedu.

Peranan serat makanan tidak kalah pentingnya dibanding komponen esensial lainnya.
Berdasarkan hasil penelitian epidemiologi yang dilakukan oleh Burkitt dan Trowell tahun 1970-
an diperoleh fakta bahwa penyakit degeneratif jarang dijumpai di Afrika dibanding di Inggris.
Rupanya, pola konsumsi masyarakat di kedua negara itu juga berbeda. Sebagian masyarakat
Afrika lebih banyak mengkonsumsi makanan berserat dibanding masyarakat Inggris.

Sumber Serat Makanan

1. Cara Memperoleh Makanan


1. Serealia

Serealia adalah bahan pangan dari tanaman yang termasuk famili rumput-rumputan
(Gramineae), diantaranya padi (Oryza sativa L.), gandum (Triticum sp.), dan sorgum (Sorghum
vulgare L.).

Kulit luar biji serealia, lebih banyak 14,3%), yakni dari jenismengandung serat tidak larut
dalam air ( selulosa dan hemiselulosa. Sedangkan bagian endosperma merupakan cadangan
makanan untuk biji. Bagian ini menduduki porsi terbesar, sekitar 83% yang terbagi dalam dua
unsur, yaitu sebagian besar pati dan sisanya merupakan serat makanan. Jumlah serat makanan
yang terkandung dalam endosperma tidak sebesar jumlah serat yang terdapat pada kulit luar biji.

Endosperma mengandung jenis serat tidak larut air seperti musilase dan gum. Adapun lembaga
sebenarnya merupakan bakal benih (embrio tanaman) yang meliputi sekitar 2,5% dari
keseluruhan biji serealia. Posisi lembaga melekat erat di bagian pangkal biji. Kandungan serat
makanan pada bagian ini relatif sedikit, namun sebaliknya mengandung protein, vitamin dan
mineral lebih banyak.

1. Kacang – kacangan

Bahan nabati dari golongan kacang – kacangan yang biasa dikonsumsi, meliputi kacang kedelai,
kacang tanah, kacang merah, kacang tolo, serta kacang hijau. Diantara jenis kacang – kacangan
tersebut, kacang kedelai paling banyak variasi olahannya. Sebaiknya tidak mengkonsumsi
kedelai mentah, karena kandungan zat toksiknya, tripsin inhibitor. Bila sampai tertelan, orang
bersangkutan akan mengalami keracunan. Agar aman maka sebelum dikonsumsi direbus atau
dipanaskan dahulu.

Berikut ini diberikan pula data tentang besarnya kandungan serat pada biji kedelai dalam
berbagai olahan.

1. Sayur – sayuran

Sayur – sayuran merupakan tanaman atau bagian tanaman yang dapat dihidangkan atau dimakan
dalam keadaan mentah maupun matang. Sayuran memang disukai oleh hampir semua orang.
Bahan nabati ini sangat dibutuhkan dan harus dikonsumsi setiap hari sesuai dengan jumlah dan
komposisi yang seimbang. Selain itu, sayuran bermanfaat bagi kesehatan tubuh sesuai dengan zat
– zat yang dikandungnya. Selain kaya kandungan vitamin dan mineral, sayuran pun kaya serat.

Sayuran dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu daun, sayuran bunga, sayuran buah, sayuran
umbi, dan sayuran batang muda. Pada tabel 10 dapat dilihat beragam sayuran dan kandungan
seratnya.

Guna mendapatkan serat yang optimal pada sayur – sayuran, tentu harus dipilih sayuran yang
bagus. Berikut ini beberapa petunjuk yang dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam memilih
sayuran yang baik sesuai dengan jenis sayurannya.

1. Cara Memilih Sayuran


1. Sayuran Daun

 Daunnya segar, tidak berwarna buram atau belum menguning.


 Daun sehat dan utuh, tidak berbercak atau berlubang.
 Tidak terlalu tua yang ditandai tekstur daun tidak liat.
 Tulang daun tampak jelas.
 Batang daun segar dan mudah dipatahkan.

1. Sayuran Buah
 Buah utuh tidak pecah atau memar.
 Buah tidak lunak atau terlihat kesat, tidak berair, dan tidak busuk.
 Untuk tomat dan cabai sebaiknya dipilih yang sudah masak.
 Sedang untuk sayuran polong, misal kacang panjang atau buncis, pilih yang muda, warna
polong hijau tua, batas antara biji pada polong belum tampak jelas, dan bentuk polong
silindris.

1. Sayuran Umbi

 Kulit umbi tidak memar atau luka


 Tidak berlubang, tidak lunak, dan tidak berair.
 Untuk kentang pilih umbi yang tidak berlekuk
 Bawang putih dan bawang merah, pilih yang tidak terlalu kering, tidak terlalu basah atau
segar (tidak keriput)
 Sedangkan untuk sayuran jenis wortel, dipilih yang masih muda, berwarna jingga cerah
dengan sedikit lapisan putih tampak lebih jelas pada permukaan kulit, lekukan pada umbi
belum membentuk akar halus, dan tidak terasa lunak apabila dipegang.

1. Sayuran Bunga

 Untuk brokoli pilih yang bunganya berwarna cerah, tidak layu. Warna bunga (tergantung
varietas). Yaitu hijau, hijau muda, ungu atau putih. Kepala bunga tersusun atas kuntum-
kuntum bunga yang kompak, sedang tangkai bunga berdaging tebal.
 Untuk kembang kol, pilih bunga yang masih segar. Bunga kembang kol yang tersusun
dari rangkaian bunga kecil ada varietasnya tersendiri. Sedapat mungkin pilih tangkai
yang masih berwarna hijau muda, pendek, berserat halus, padat dan berdaging tebal.

1. Sayuran Batang Muda

 Untuk memilih asparagus, sebaiknya dipilih yang masih berwarna hijau,


rebugnya masih segar, dan besar dengan panjang antara 25-35 cm.
 Sedangkan untuk memilih jamur, pilihlah jamur yang permukannya
lembut, bersih/tidak banyak bercak-bercak dan masih utuh/tidak terpotong
-potong.

1. Tips Mempertahankan Serat Makanan


Konsumsi Serat Makanan yang Dianjurkan

Pengertian konsumsi serat makanan adalah jumlah asupan dan jenis bahan pangan sumber serat
yang dikonsumsi per hari. Hasil penelitian di Amerika Serikat, mengemukakan beberapa kriteria
konsumsi serat makanan yang dianjurkan.

Walaupun konsumsi serat makanan berpengaruh positif bagi tubuh dan sangat dianjurkan, namun
harus memperhatikan nilai kecukupannya bagi tubuh. Mengapa demikian?

Bagaimanapun, kalau konsumsi serat makanan berlebihan akan berdampak negatif bagi
kesehatan. Tubuh akan mengalami defisiensi mineral dan perut menjadi kembung (Sutardjo,
1989). Kondisi ini muncul akibat menumpuknya serat di dalam kolon sehingga menyebabkan
fermentasi serat di dalam kolon. Fermentasi ini lalu memicu timbulnya gas, seperti gas-gas
metan, hidrogen dan karbondioksida di dalam sekum dan kolon yang terbentuk dari kerja enzim-
enzim bakteri yang memetabolisis serat. Jumlah gas yang dihasilkan tergantung dari serat
makanan yang dikonsumsi dan flora bakterial.

Kelebihan volume serat juga dapat mengurangi absorpsi mineral seng, besi dan kalsium.
Meskipun ada bakteri di dalam usus besar yang berangsur-angsur akan beradaptasi dengan
adanya asupan serat makanan. Namun, asupan yang terlalu tinggi tetap tidak dapat
menghilangkan rasa kembung dalam perut. Lebih jauh Dra. E.S. Wirakusumah, M.Sc. (1993)
menambahkan, konsumsi serat makanan yang terlalu banyak dapat menghalangi absorpsi
vitamin B12, A, D, E dan K, karena adanya pektin.

Terhalangnya absorpsi vitamin sering dijumpai pada para vegetarian. Asam fitat di dalam
lambung para vegetarian ini mampu mengikat serat. Devisiensi vitamin-vitamin itu sendiri
bermula dari serat makanan yang larut dalam air mengikat dan menyingkirkan asam empedu
yang berfungsi mencerna lemak di dalam tubuh.

Menurut Mayer dan Goldberg (1990), orang dewasa sehat dianjurkan mengkonsumsi serat
makanan paling sedikit 10-13 g/1.000 kalori. Konsumsi serat makanan yang dianjurkan untuk
pria dewasa sebanyak 27-35 g/hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.700 kal/hari) dan untuk
wanita dewasa sebanyak 21-27 g/hari (dengan rata-rata konsumsi energi 2.000 kal/hari. Data lain
juga diberikan oleh “National Cancer Institut”. Amerika Serikat yang menganjurkan konsumsi
serat makanan untuk orang dewasa adalah sebanyak 20-30 g/hari. Sedangkan “Amerika Diet
Association” (ADA) merekomendasikan konsumsi serat makanan untuk orang dewasa sebanyak
25-35 g/hari.

Menyusun Menu Berserat

Diet yang dianjurkan saat ini adalah mengurangi konsumsi pati, gula murni, lemak, garam, serta
alkohol tetapi sebaliknya lebih meningkatkan konsumsi makanan kaya serat.

Mengubah pola makan memang cukup sulit. Oleh karena itu, sangat tepat diterapkan program
diet yang praktis dan mudah dilaksanakan terutama oleh para penderita penyakit degeneratif.
Yang terpenting, program diet harus efektif dan didasarkan pada perubahan sederhana terhadap
kebiasaan makanan. Dengan cara demikian, diharapkan program diet yang dilaksanakan dapat
digunakan untuk mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, bahkan berperan dalam
pengobatan penyakit.

Menu Berserat untuk Diet Kegemukan

1. Cara sederhana menaksir berat badan

Telah dijelaskan bahwa seseorang disebut kegemukan apabila berat badannya 20% melebihi
berat badan ideal (Tabel 12, baku Harvard). Sebelum melaksanakan program diet ini anda harus
mengetahui kriteria berat badan anda, termasuk golongan gemuk, ideal atau kurus.

Untuk itu, pengaturan makanan rendah kalori, namun tinggi serat menjadi perhatian utama.
Selain itu, konsumsi jenis makanan tertentu, seperti sumber makanan mengandung gula dan
lemak perlu dikurangi kuantitasnya.

www.healthcastle.com.

http://zaifbio.wordpress.com/2009/02/03/diet-therapy-pada-obesitas/

TERAPI DIET PENURUNAN BERAT BADAN


Disusun oleh :

LEXY KUMARA

NIM : 7. 08.02.0328

POLTEKKES DEPKES PONTIANAK

JURUSAN KESEHATAN GIZI

TAHUN AJARAN 2009/2010

Anda mungkin juga menyukai